Bab 4 : Penghuni unit 305

"Dek Ranti, beneran tadi sore liat cewek sama cowok lagi ciuman di lift?." seorang petugas keamanan menginterogasi seorang anak kecil.

"Iya pak Eko, tadi Ranti lihat dengan jelas." jawab seorang anak yang berusia 10 tahun itu.

"Tuh kan, pak Eko. Anak saya itu tadi liat. Mana mungkin anak kecil bohong." sambar seorang ibu dari anak itu.

Seorang petugas keamanan itu yang bernama pak Eko mengerutkan dahinya, dia masih tidak percaya dengan apa yang ibu-ibu ini laporkan.

Zanna pun menunjukkan foto penghuni unit 305 yang sedang bercumbu dengan seorang wanita, kepada anak itu.

"Dek, betul nggak ciri-ciri nya sama kaya yang ada di foto ini?" tanya Zanna serius

"I-iya kak, baju cowok nya sama banget kaya yang tadi aku liat di lift." jawab jujur anak kecil tersebut.

"Tuh kan, pak. Berarti betul, dia itu penghuni unit 305. Orangnya udah pasti sama kaya yang di lift." sambar Zanna

"Bentar dulu mbak, siapa tau mbak salah liat atau salah orang. Setahu saya penghuni Unit 305 itu..."

"Aduuh, si bapak ini. Salah liat gimana sih? si mbak ini kan udah jelas, ngasih buktinya. Kalau cowok ini, penghuni unit 305." ucap salah satu ibu-ibu.

"Iya betul!! mana bisa atuh salah orang. Ai si bapak, sok ngabodor wae."

Protes para ibu-ibu yang tidak setuju dengan perkataan pak Eko.

"Pokoknya pak. Kalau bisa si penghuni unit 305. Usir aja pak, dari Apartemen ini." ucap salah satu ibu-ibu

"Iya betul tuh pak, usir aja lah usir dari sini. Kalau kelamaan tinggal di sini, bisa bahaya pak buat anak-anak kita disini." lanjut seorang ibu-ibu.

"I-iya betul tuh pak. Usir aja lah, usir."

Suasana di kantor keamanan, seketika menjadi sangat ramai oleh suara ibu-ibu. Hal itu membuat para petugas keamanan menjadi kewalahan.

"Duh.. ibu-ibu, tenang dulu tenang. Ada baiknya, masalah ini kita tanyakan langsung sama yang bersangkutan. Kita tanya baik-baik dulu ke orang tersebut. Jangan langsung di usir gitu aja." jelas salah petugas keamanan.

"Yaudah, sekarang aja. Suruh penghuni Unit 305 itu, untuk kesini. Atau enggak, sekarang kita samperin aja ke unitnya rame-rame." ucap salah satu ibu-ibu.

"Duh.. ibu, sekarang kan sudah malam. Besok aja kita selesaikan nya. Besok kan tanggal merah, bisa kita tanyakan langsung sama orang yang bersangkutan." jelas salah satu petugas keamanan yang mencoba menenangkan para ibu-ibu.

"Tuh... liat bu Ajeng, anaknya udah nguap aja dari tadi." ucap Pak Eko, sambil menunjuk ke arah anak bu Ajeng.

Secara tidak langsung pak Eko mengusir para ibu-ibu untuk segera meninggalkan kantor keamanan.

"Hmm, ya udah deh. Tapi bener yak pak, kita selesaikan besok. kalau terbukti bersalah, langsung usir aja besok." lanjut salah satu ibu-ibu.

"Iya.. iya. Ibu.. ibu. Sok.. sok, mending sekarang mah parulang dulu, ke Unitnya masing-masing, nyak." sambar pak Eko yang sudah tak tahan dengan tingkah para ibu-ibu.

"Euuh, pak Eko. Sabar atuh, ini juga mau pulang." protes para ibu-ibu yang kesal di usir oleh pak Eko.

Para ibu-ibu pun segera pergi meninggalkan kantor keamanan panorama apartemen.

"Deuh, paling ribet emang. Ngurusin emak emak." gerutu pak Eko.

...****************...

Ke Esokan Harinya

"Huwaaaa... akhirnya semalam, bisa tidur juga dengan nyenyak." teriak Zanna yang baru bangun dari tidurnya.

"Krrruuk." perut Zanna berbunyi dengan keras.

"Duh, laper.." batin Zanna sambil memegang perutnya.

Zanna merasa kelaparan, ia pun segera bangkit dari kasur.

Dengan tampang wajah khas orang baru bangun tidur, Zanna segera keluar dari unit apartemen nya untuk mencari sarapan.

Zanna sudah keluar dari gedung utama Panorama apartemen. Dengan segera, ia pun menuju ruko-ruko yang menjual makanan.

Dari kejauhan, Zanna melihat ada ruko yang menjual Bubur ayam.

karena sudah sangat lapar. Zanna pun segera menghampiri ruko yang menjual Bubur ayam tersebut.

"Permisi mas, bubur ayam spesial nya satu ya. Makan disini." ucap Zanna Kepada salah satu pelayan.

"Baik, mbak. Silahkan duduk mbak." balas pelayan tersebut.

"Iya, mas." lanjut Zanna sambil tersenyum.

Ruko penjual Bubur Ayam ini cukup ramai. Setelah memesan, Zanna segera mencari tempat duduk yang kosong.

Akhirnya Zanna menemukan tempat duduk yang kosong. Zanna pun duduk di tempat tersebut. Tak lama kemudian, ada seorang pria duduk di samping Zanna.

Pesanan Zanna, semangkok Bubur Ayam pun tiba.

"Nih.. mbak. Silahkan menikmati."

Seorang pelayan menaruh semangkok Bubur Ayam pesanan Zanna, di hadapan Zanna berada.

"Iya, terimakasih mas." ucap Zanna sambil tersenyum.

Zanna segera menyantap semangkok Bubur Ayam tersebut.

"Ehmmm, enak."

"Kalau pakai sambal, kayanya lebih enak kali ya." batin Zanna sambil meredarkan pandangannya, untuk mencari wadah sambal.

Ternyata, wadah sambal itu berada jauh dari jangkauan Zanna. Melainkan ada di depan seorang pria yang duduk di samping Zanna.

Zanna mencoba meraih wadah sambal itu. Namun, Zanna kesulitan.

Seorang pria yang duduk di samping Zanna, membantu Zanna dengan mengambil kan wadah sambal itu.

"Nih." ucap dingin pria tersebut sambil memberikan wadah sambal kepada Zanna.

"Makasih." balas Zanna sambil tersenyum.

Zanna mengambil wadah sambal itu, kemudian ia melirik ke arah wajah pria tersebut yang berada di sampingnya.

Zanna membelalakkan matanya ketika tahu siapa sosok pria tersebut.

"Pak Daffin!."

"Kamu?." tanya Daffin yang terkejut juga melihat Zanna.

"Plukk!"

Wadah sambal yang berada di genggaman Zanna terjatuh, dan mengenai ponsel Daffin.

Zanna tersentak, saat ini Zanna berada dalam masalah besar.

"Maaf, pak. Maaf." Zanna terus memohon.

Zanna segera mengambil lap dan langsung mengelap ponsel Daffin tersebut.

Zanna sangat takut, entah dia akan mendapatkan hukuman apa saat ini. Namun, Daffin tidak marah, dia hanya terdiam.

"Hmm, ya nggak apa-apa." ucap Daffin dingin.

"Apa? pak Daffin nggak marah?" batin Zanna yang merasa heran.

"Sekali lagi, maafkan saya pak." mohon Zanna kepada Daffin.

"Hmm ya.." balas Daffin singkat.

"Ini serius? pak Daffin nggak marah?" batin Zanna lagi yang masih merasa heran.

Tidak lama kemudian, semangkok bubur ayam pesanan Daffin tiba di hadapannya. Daffin pun segera menyantapnya. Disusul Zanna yang melanjutkan menyantap Bubur Ayamnya kembali.

Selama memakan bubur, Zanna sesekali melirik ke arah Daffin yang duduk di sebelahnya. Zanna masih bertanya-tanya tentang satu hal.

"Hmm, pak Daffin. Ngapain di sini, ya?"

"Apa jangan-jangan, pak Daffin tinggal di Panorama Apartemen?" batin Zanna bertanya-tanya.

"Ah, nggak mungkin. Nggak mungkin."

Zanna ingin sekali bertanya hal tersebut kepada Daffin. Namun, ia merasa takut. Tampang Daffin ketika marah di kantor saat itu, benar-benar masih terngiang di benaknya.

Zanna segera menghabiskan Bubur Ayam tersebut. Duduk di samping Daffin, membuat Zanna sangat gugup dan sedikit takut.

Tak berselang lama, Daffin sudah selesai menghabiskan semangkuk Bubur Ayam nya.

"Saya duluan." ucap Daffin dingin. Sambil pergi meninggalkan Zanna.

"I-iya Pak." balas Zanna sambil meredarkan pandangannya mengikuti Daffin yang berjalan pergi.

"Hmm, cepet amat makannya." gumam Zanna yang sudah seperti ibu-ibu mengomentari segala sesuatu hal.

Beberapa menit kemudian, Zanna telah selesai menghabiskan semangkuk Bubur Ayam pesanan nya. Setelah membayar, Zanna segera pergi meninggalkan Ruko penjual Bubur Ayam tersebut.

Setibanya di Lobby gedung utama Panorama Apartemen. Zanna mendengar suara ramai para ibu-ibu.

"Wah, kayanya. Itu ibu-ibu, lagi ngumpul di Kantor keamanan deh." gumam Zanna sambil mengangkat kedua alisnya.

"Kayanya jadi nih. Si penghuni unit 305, di usir dari apartemen ini. Soalnya males banget kalau harus tetanggaan sama cowok mesum kaya gitu.." gerutu Zanna dalam hati.

Karena penasaran Zanna pun segera menghampiri kantor keamanan.

"Duh, mas dari unit 305. Kita seneng banget deh, bisa bertetangga sama mas nya hehe."

"I-iya, kita juga seneng banget ya jeng.."

"Iya, iya. Seneng banget hehe..."

"Iya udah, mendingan kita pulang aja. Yuk jeng. kita nggak jadi ngusir masnya hehe."

Perkataan para ibu-ibu itu terdengar oleh Zanna yang berada di luar pintu kantor keamanan.

"Lah, kok ibu-ibu. Malah nggak jadi ngusir si unit 305 itu sih." batin Zanna yang terheran-heran.

Saat Zanna akan membuka pintu. Para ibu-ibu, sudah berserakan keluar dari kantor keamanan. Dengan segera, Zanna pun mencegah nya.

"Eh.. Ibu-ibu, mau kemana?" pekik Zanna.

"Ya, mau pulang lah mbak." sambar para ibu-ibu dengan serentak.

"Eits, jangan pulang dulu dong ibu-ibu. Kita kan, harus ngusir penghuni unit 305 itu. Emang ibu-ibu semua, nggak khawatir gitu? sama anak ibu-ibu semua. Bahaya loh, ngebiarin orang mesum tinggal di kawasan yang banyak anak kecilnya." ucap Zanna yang memohon dan mencegah ibu-ibu agar tidak pergi meninggalkan kantor keamanan.

"Kita khawatir sih, tapi ini mbak. Liat loh ini.."

Zanna tersentak ketika melihat para ibu-ibu sedang mengipas-ngipas lembaran uang di hadapannya.

"Nih, mbak. Kita nggak bisa nolak kalau di kasih ini. Lumayanlah bisa buat perawatan ke salon, hihi." lanjut salah satu ibu-ibu.

"Apa? dia nyogok ibu-ibu?" batin Zanna kesal.

"Iya, mbak. Udahlah, nggak usah di lanjut protes nya." bisik salah satu ibu-ibu kepada Zanna.

Zanna sangat kesal, dan merasa ini semua tidak adil. Zanna pun segera masuk ke dalam kantor Keamanan.

"Pak Eko! ini nggak bisa di biarin. Masa penghuni unit 305 itu, nggak jadi di usir sih." protes Zanna menghampiri pak Eko.

"Tenang, mbak. Tenang.." balas pak Eko.

"Tenang gimana, pak? dia kan, udah terbukti melakukan hal tidak senonoh di tempat umum. Masa nggak di usir sih?" gerutu Zanna yang kesal kepada pak Eko.

Zanna tidak menyadari jika di belakang nya, ada seseorang yang tengah memperhatikan nya berceloteh.

"Oh, jangan-jangan. Bapak, di sogok juga ya. Sama penghuni, itu?" tanya Zanna menyelidik.

"Enggak, kok mbak." sanggah pak Eko.

"Lah, bohong." sambar Zanna.

"Mana coba, si penghuni unit 305 itu. Saya pengen ketemu." lanjut Zanna tegas.

"Tuh, di belakang mbak." lanjut pak Eko, sambil menunjukkan jarinya ke arah si penghuni unit 305 tersebut.

Zanna pun segera membalikkan badannya.

"Hei, ka..."

"Pak Daffin?!" pekik Zanna yang terkejut.

Zanna membelalakkan matanya, dia benar tidak menyangka. Ternyata si penghuni unit 305 itu, adalah Daffin. Yang tak lain adalah boss nya di kantor.

Daffin menatap Zanna dengan tajam.

"Hai, gimana? masih mau ngusir, Bos kamu?" tanya Daffin yang membuat Zanna sangat gugup.

"Ahh, rasanya aku mau pingsan deh."

.

.

.

.

.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸 Bersambung 🌸🌸🌸🌸🌸

.

.

Hallo para reader tercinta 💖💖, terimakasih sudah membaca Novel ini🥰, mohon dukungannya ya😊, dengan memberi bom Like+Rate+Vote. Karena dukungan dari kalian semua sangat berharga untuk author 🥰

Terimakasih 💖 salam hangat dari author 🥰

Terpopuler

Comments

Intan

Intan

Apartemen bos pasti mewah dong, biasanya privasi di jaga, ga perduli urusan tetangga kiri kanan, kalo ini sih rusuh ya kesannya kayak tinggal di rusun thor😁

2022-08-05

1

Sri Murni

Sri Murni

aku ngakak aja thor...

2021-08-23

0

Fi Fin

Fi Fin

zana 😄😄😄

2021-06-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Awal Mula
2 Bab 2 : Mendapat Hukuman
3 Bab 3 : Memberi Pelajaran...
4 Bab 4 : Penghuni unit 305
5 Visual (Tokoh Utama)
6 Bab 5 : Jadi Asistennya pak Daffin?
7 Bab 6 : Kegerahan...
8 Bab 7 : Pergi ke Supermarket
9 Bab 8 : Nonton Film..
10 Bab 9 : Siapa wanita ini?
11 Bab 10 : Kunjungan Fira ke Unit Apartemen..
12 Bab 11 : Takut Kegelapan..
13 Bab 12 : Berbohong Demi Kebaikan.
14 Bab 13 : Pura-pura berpacaran..
15 Bab 14 : Pacar Pak Daffin...
16 Bab 15 : Bukan Pacarnya Pak Daffin..
17 Bab 16 : Tidak Menepati Janji..
18 Bab 17 : Ingin Tahu...
19 Bab 18 : Cemburu..
20 Bab 19 : Cemburu Part 2...
21 Bab 20 : Makan malam..
22 Bab 21 : Pulangnya Bagas ke kota X..
23 Bab 22 : Bad mood
24 Bab 23 : Putus..
25 Bab 24 : Pergi Jalan-jalan..
26 Bab 25 : Jalan-jalan Part 2
27 Bab 26 : Terbongkar sudah..
28 Bab 27 : Siapa pelakunya?!
29 Bab 28 : Gimana ini...
30 Bab 29 : Berdebar kencang..
31 Bab 30 : Sahabat lama..
32 Bab 31 : Cerita..
33 Bab 32 : Nonton Drama...
34 Bab 33 : I love you..
35 Bab 34 : Belum terbiasa..
36 Bab 35 : Kepergok lagi ?!
37 Bab 36 : Kencan...
38 Bab 37 : Kencan part 2.
39 Bab 38 : Bermesraan..
40 Bab 39 : Pacar Pak Daffin (Sungguhan)
41 Bab 40 : Pembelaan Sahabat..
42 Bab 41 : Pengakuan..
43 Bab 42 : Tak mau kalah.
44 Bab 43 : Ciri khas..
45 Bab 44 : Tidak berkata jujur...
46 Bab 45 : Siapa dia?
47 Bab 46 : Tak percaya..
48 Bab 47 : Pria misterius..
49 Bab 48 : Sakit...
50 Bab 49 : Tak menyangka...
51 Bab 50 : Ah, apa?!
52 Bab 51 : Kamu dimana...
53 Visual pemeran pendukung
54 Bab 52 : Mengundurkan diri...
55 Bab 53 : Maafkan aku ...
56 Bab 54 : Pulang bersama...
57 Bab 55 : Hari jadi.
58 Bab 56 : Berharap...
59 Bab 57 : Jangan-jangan...
60 Bab 58 : Sesuatu hal...
61 Bab 59 : Terharu....
62 Bab 60 : Bisa melewati nya...
63 Bab 61 : Sudah menjadi Pasangan suami istri
64 Bab 62 : Rindu..
65 Bab 63 : Bahagia..
66 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1: Awal Mula
2
Bab 2 : Mendapat Hukuman
3
Bab 3 : Memberi Pelajaran...
4
Bab 4 : Penghuni unit 305
5
Visual (Tokoh Utama)
6
Bab 5 : Jadi Asistennya pak Daffin?
7
Bab 6 : Kegerahan...
8
Bab 7 : Pergi ke Supermarket
9
Bab 8 : Nonton Film..
10
Bab 9 : Siapa wanita ini?
11
Bab 10 : Kunjungan Fira ke Unit Apartemen..
12
Bab 11 : Takut Kegelapan..
13
Bab 12 : Berbohong Demi Kebaikan.
14
Bab 13 : Pura-pura berpacaran..
15
Bab 14 : Pacar Pak Daffin...
16
Bab 15 : Bukan Pacarnya Pak Daffin..
17
Bab 16 : Tidak Menepati Janji..
18
Bab 17 : Ingin Tahu...
19
Bab 18 : Cemburu..
20
Bab 19 : Cemburu Part 2...
21
Bab 20 : Makan malam..
22
Bab 21 : Pulangnya Bagas ke kota X..
23
Bab 22 : Bad mood
24
Bab 23 : Putus..
25
Bab 24 : Pergi Jalan-jalan..
26
Bab 25 : Jalan-jalan Part 2
27
Bab 26 : Terbongkar sudah..
28
Bab 27 : Siapa pelakunya?!
29
Bab 28 : Gimana ini...
30
Bab 29 : Berdebar kencang..
31
Bab 30 : Sahabat lama..
32
Bab 31 : Cerita..
33
Bab 32 : Nonton Drama...
34
Bab 33 : I love you..
35
Bab 34 : Belum terbiasa..
36
Bab 35 : Kepergok lagi ?!
37
Bab 36 : Kencan...
38
Bab 37 : Kencan part 2.
39
Bab 38 : Bermesraan..
40
Bab 39 : Pacar Pak Daffin (Sungguhan)
41
Bab 40 : Pembelaan Sahabat..
42
Bab 41 : Pengakuan..
43
Bab 42 : Tak mau kalah.
44
Bab 43 : Ciri khas..
45
Bab 44 : Tidak berkata jujur...
46
Bab 45 : Siapa dia?
47
Bab 46 : Tak percaya..
48
Bab 47 : Pria misterius..
49
Bab 48 : Sakit...
50
Bab 49 : Tak menyangka...
51
Bab 50 : Ah, apa?!
52
Bab 51 : Kamu dimana...
53
Visual pemeran pendukung
54
Bab 52 : Mengundurkan diri...
55
Bab 53 : Maafkan aku ...
56
Bab 54 : Pulang bersama...
57
Bab 55 : Hari jadi.
58
Bab 56 : Berharap...
59
Bab 57 : Jangan-jangan...
60
Bab 58 : Sesuatu hal...
61
Bab 59 : Terharu....
62
Bab 60 : Bisa melewati nya...
63
Bab 61 : Sudah menjadi Pasangan suami istri
64
Bab 62 : Rindu..
65
Bab 63 : Bahagia..
66
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!