"Tok"
"Tak"
"Tok"
"Tak"
Suara detakan jam dinding, terdengar jelas ditelinga Zanna. Setelah itu Zanna membuka matanya perlahan-lahan, dan melihat ke sekitar.
Zanna mengerutkan dahinya. "Ah.. kapan, sofa tante Olla berubah jadi warna hitam? perasaan, tadi pagi masih warna ungu.." bisik Zanna yang setengah sadar.
Zanna mencoba bangkit, lalu menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. Kemudian, memejamkan matanya kembali.
"Duh, kok apartemen nya bau, ya. Perasaan aku udah bersih-bersih kemarin." ucap Zanna sambil mengendus-endus kan hidungnya
"Apa kamu bilang? apartemen saya, bau?"
Sambar seseorang yang entah dari mana datangnya.
"Siapa tuh? kok suaranya kaya yang nggak asing?" gumam Zanna yang masih belum membukakan matanya.
Tiba-tiba, Zanna merasakan hembusan nafas di hadapan wajahnya. Zanna langsung membuka kan matanya, betapa terkejutnya Zanna ketika ia membuka mata.
"Hah, pak Daffin?!" pekik Zanna yang sangat terkejut ketika melihat wajah Daffin berada tepat di hadapannya.
"Nga.. ngapain, bapak ada di apartemen saya?" tanya Zanna serius.
"Hei, ini apartemen saya!" protes Daffin.
"Hah? kenapa bisa saya ada di sini?" tanya Zanna yang masih bingung.
"Tadi kamu pingsan." Jelas Daffin dingin
"Ah.. pingsan? jadi tadi itu, aku pingsan ya?" batin Zanna yang masih tidak percaya.
"Saya, nggak tahu kode sandi Unit Apartemen kamu. Jadinya saya, bawa kamu kesini." jelas Daffin lagi.
"Hmm, jadi. Pak Daffin nolongin aku?" gumam Zanna dalam hati.
Tiba-tiba Zanna merasa khawatir tentang satu hal. Zanna meraba-raba pakaian dalamnya, dia sangat takut terjadi sesuatu pada dirinya.
Tanpa sepengetahuan Zanna, Daffin memperhatikan tingkah aneh Zanna.
"Hei, kamu. Ngapain?" tanya Daffin sambil mengerutkan dahinya.
"Eumm, bapak. Barusan, nggak...." jawab Zanna dengan ragu.
"Hei, jangan gila kamu. Emangnya, saya akan lakukan apa ke kamu.?!" ucap Daffin dengan nada yang kesal.
"Tenang, kamu itu bukan selera saya." jelas Daffin lagi, yang terdengar menyakitkan di telinga Zanna.
"Apa dia bilang? aku bukan seleranya?! aku sumpahin, dia bakal cinta mati ke aku." gerutu Zanna yang kesal.
Tidak lama kemudian, Daffin menyodorkan segelas teh hangat kepada Zanna.
"Nih, minum dulu. Biar enakan..." ucap Daffin dingin.
"Hmm, nggak salah nih? Pak Daffin perhatian gini?" gumam Zanna dalam hati.
Daffin memperhatikan Zanna yang terus terdiam.
"Tenang, minuman itu aman. Nggak di kasih obat tidur sama saya." sindir Daffin.
Zanna merasa malu dengan ucapan Daffin. Dia pun, segera mengambil secangkir teh hangat itu, kemudian meminumnya.
Selama beberapa menit suasana di unit Apartemen Daffin sangat hening, tidak ada yang berbicara. Daffin hanya fokus dengan Tablet nya, sedangkan Zanna masih menikmati secangkir teh hangat yang di berikan oleh Daffin.
Sesekali Zanna melirik kearah Daffin, dia terus memandangi wajah Daffin.
"Hmm, ternyata. Pak Daffin nggak terlalu nyeremin ya, kalau di sini." gumam Zanna dalam hati.
Tiba-tiba Daffin tersadar jika Zanna sedang memperhatikan nya.
"Khemm, kamu kenapa? terus liatin saya kaya gitu." ucap Daffin dingin.
Zanna langsung membuang wajahnya ke arah lain.
"Hmm, nggak pak." jawab Zanna tegas.
Tiba-tiba Zanna teringat akan suatu hal.
"Euum, pak. Yang barusan, saya mau minta maaf. Saya, nggak tau kalau penghuni unit 305 itu, bapak. Kalau saya tau itu bapak, mungkin saya nggak akan ngevideoin dan fotoin bapak ketika lagi asik gituan.." ucap Zanna sambil menundukkan kepalanya.
Ucapan Zanna tersebut membuat Daffin terdiam sejenak.
"Hmm.. tapi, saya bisa laporkan kamu loh ke polisi. Atas pencemaran nama baik."
"Apa?! laporin ke kantor polisi?!" batin Zanna yang terkejut.
"Jangan, dong pak. Masa mau laporin saya ke kantor polisi?" Zanna merasa khawatir jika Daffin akan melaporkan nya ke kantor polisi.
Daffin melihat Zanna, sambil menahan tawa.
"Khemm, tenang. Saya nggak akan lakukan itu, asal..."
"Hmm, asal apa. Pak?" tanya Zanna sambil mengerutkan dahinya.
"Asal, kamu jadi asisten saya di apartemen ini." jelas Daffin yang membuat Zanna terkejut.
"Apa?! Asisten nya di apartemen? maksudnya jadi pembantunya gitu?!" gerutu Zanna yang sedikit kesal.
Daffin mengerutkan dahinya ketika melihat Zanna terus terdiam. "Hei, gamau?!" bentak Daffin.
"Yaudah, kalau nggak mau. Nanti, tinggal saya laporkan kamu ke kantor polisi." lanjut Daffin lagi.
"Ahh.. jangan, pak. Jangan..." ucap Zanna yang memohon.
Zanna menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan lembut.
"I..iya, saya mau jadi asisten bapak." ucap Zanna dengan pasrah.
"Oke, kamu jadi asisten saya di apartemen ini. Selama 2 bulan." lanjut Daffin.
"Apa?! 2 Bulan?!" pekik Zanna yang terkejut.
"Kenapa? nggak mau? yaudah saya akan..."
"I-iya pak, nggak apa-apa dua Bulan juga. Hehe, saya mau kok." ucap Zanna pasrah.
"Oke, bisa mulai sekarang." perintah Daffin dingin.
"Hah, Sekarang?!" gerutu Zanna yang sedikit kesal.
Dengan segera, Zanna pun memulai membersihkan unit apartemen Daffin.
****
Dua Jam kemudian..
Zanna sudah selesai merapikan seluruh ruangan di unit Apartemen Daffin tinggal.
"Huft, capek banget.." gumam Zanna yang kelelahan.
Zanna segera menghampiri Daffin yang masih fokus dengan Tablet nya.
"Ehmm, pak. Semuanya sudah beres. Saya pulang ya, pak." ucap Zanna.
"Bener? semuanya udah beres?" tanya Daffin yang tidak percaya dengan Zanna.
"i-iya, udah pak." balas Zanna yang mencoba untuk sabar.
"Kamu, tunggu disini. Jangan kemana-mana dulu. Saya mau cek." ucap Daffin yang beranjak dari sofa.
"Ish, rese banget sih. Si pak Daffin."
Zanna terus memandangi, punggung Daffin yang berjalan mengelilingi seluruh ruangan.
"Nggak percayaan banget sih." Zanna mendengus kesal.
Beberapa menit kemudian, Daffin menghampiri Zanna.
"Oke.. kamu bisa pulang." perintah Daffin dingin.
Zanna pun segera pergi meninggalkan unit apartemen Daffin tinggal.
"Arghhh..." teriak Zanna yang sudah masuk kedalam unit apartemen nya.
Zanna segera membaringkan tubuhnya di atas sofa.
"Arggghhhh.. kenapa harus pak Daffin sih yang jadi tetangga sebelah aku. Kenapa, nggak kak Bagas aja." pekik Zanna kesal.
"Dia itu, seenaknya banget. Nyuruh aku jadi asisten nya, mana ngancam mau lapor aku ke polisi. Padahal, dia kan terbukti bersalah. Udah ngelakuin hal yang tidak senonoh di tempat umum, kenapa jadi aku yang..."
"Arghhh.. kalau dia bukan, bos aku. Udah habis tuh, sama aku di caci maki."
Zanna menggerutu sendiri di dalam unit apartemen nya. Seolah-olah, dia curhat pada benda-benda yang ada di dalam unit apartemen nya.
.
.
.
🌸🌸🌸🌸🌸 Bersambung 🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Jangan lupa jempolnya ya 😉😁, untuk Like+Favo+rate+vote. Karena.. dukungan kalian semua berarti banget buat Author😉, kalau banyak yang like+Favo+Rate+vote. Author jadi semangat untuk selalu Up🥰
Terimakasih..... salam hangat dari Regin_Rose🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Rofiqoh
seru nih thor
2022-02-06
0
Fi Fin
😄😄😄 zana
2021-06-24
0
Hendra Resky Irawan
namanya juga novel,selalu cewek bego yg jadi peran utamanya😂😂😂😂
2021-05-21
1