Cahaya sinar matahari sudah mulai masuk menembus jendela dan menusuk kedua mata Zanna yang sedang tertidur pulas di atas sofa.
Kini, cahaya sinar matahari itu sudah sangat mengganggu kedua matanya. Ia mencoba membukakan matanya. Namun, kedua matanya terasa berat untuk dibuka.
Zanna mengangkat tubuhnya, lalu menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, dan kedua kakinya menghadap ke lantai.
Dengan mata yang masih terpejam. Zanna menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan lembut.
Tiba-tiba benak Zanna terngiang satu hal.
"Pak Daffin, jangan tinggalin aku sendirian.." (Tangannya menggenggam tangan Daffin).
Zanna menepuk-nepuk wajahnya, berulangkali.
"Aish, pasti itu cuman mimpi.." batin Zanna.
"Cuman mimpi, cuman mimpi. Nggak mungkin. Aku minta kaya gitu ke Pak Daffin.." gumam Zanna yang mencoba meyakinkan dirinya.
Tiba-tiba ingatan Zanna muncul kembali. Ketika semalam, ia berpelukan dengan Daffin.
"Arrrggghh, nggak mungkin." teriak Zanna sambil menghentak hentakan kakinya berulangkali ke lantai.
Tiba-tiba Zanna merasa ada sesuatu yang aneh di lantai.
"Ah, kok. Lantainya empuk gitu ya.."
Dengan mata yang setengah terpejam, Zanna mencoba menginjakkan kakinya di lantai.
"Aaawww.." teriak seseorang yang meringis kesakitan.
Zanna membuka matanya lebar-lebar ketika mendengar suara seseorang yang berteriak.
"Pak Daffin!"
Zanna terkejut. Ketika ia melihat Daffin tengah tertidur di lantai, dekat sofa.
Sedangkan di sisi lain, Daffin masih meringis kesakitan. Tanpa sadar, Zanna menginjak sesuatu yang berharga dari Daffin (Alat vital).
"Aish, kamu ini!" teriak Daffin yang masih memegang sesuatu berharganya itu.
Zanna merasa tak enak, dia menutup wajahnya dengan kedua tangan nya.
"Hee, ma..af. Pak .." ucapnya dengan merasa bersalah.
"Kamu!!" teriak Daffin, dengan tatapannya yang tajam.
"Ish." meringis Daffin, ketika sesuatu yang berharga nya itu masih terasa nyeri.
Beberapa menit kemudian, Daffin menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, sambil memejamkan kedua matanya. Dan Sesekali Zanna, melirik kearah Daffin.
"Aish, jangan-jangan. Kejadian semalam itu bukan mimpi.." batin Zanna.
Wajah Daffin sangat terlihat menyeramkan di benak Zanna. Ia merasa tidak enak dengan Daffin, atas apa yang telah ia lakukan barusan.
Tak lama kemudian, Zanna memberanikan diri untuk membuka mulutnya.
"Pak, maaf. Yang barusan, saya udah nginjek i..tu..nya, bapak." ucap Zanna sambil tertunduk. Namun, Daffin hanya diam. Dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun
"Habis, saya nggak tau. Kalau bapak tidur di situ.." lanjut Zanna sambil melirik Daffin sesekali.
"Hmm, lagian. Kenapa bapak nggak tidur unit Apartemen bapak aja?" tanya Zanna datar.
Daffin yang mendengar perkataan Zanna itu sangat tersentak dan langsung membuka matanya lebar-lebar.
"Hei. Bukannya kamu? Yang menyuruh saya untuk tinggal di sini? Kamu kan semalam memaksa saya. Untuk nggak ninggalin kamu sendirian." ucap Daffin sambil menatap Zanna dengan tajam.
"Terus, apa Kamu nggak inget juga? kalau semalaman kamu itu meluk saya." ucap Daffin sambil mengangkat kedua alisnya.
*Flashback On*
Setelah Daffin memutuskan untuk tidak pergi dari unit Apartemen Zanna. Dengan setengah sadar, Zanna bangkit, dan langsung memeluk tubuh Daffin dengan erat.
"Pak, saya takut. Jangan tinggalin saya sendirian."
*Flashback Off *
"Aish, jadi kejadian semalam itu bukan mimpi ya?" batin Zanna yang merasa malu.
"Maafkan saya pak.." Ucap Zanna yang memohon.
"Hmm, ya." balas Daffin dingin.
Tiba-tiba pikiran liar Zanna muncul.
"Oh.. iya, bapak semalem. Nggak ngapa-ngapain sa....." ucap Zanna yang terpotong oleh Daffin.
"Hei, Kamu ini ya. Udah di tolongin, masih aja negatif thinking. Bukannya berterimakasih sama saya. Malah nuduh orang yang enggak-enggak." sambar Daffin yang sedikit kesal.
"Denger ya. Asal kamu tahu, badan saya jadi remuk. Gara-gara tidur di lantai, di tambah kamu injek adik kecil saya." ucap Daffin dengan penuh penekanan.
Ucapan Daffin tersebut membuat Zanna merasa malu, dan merasa bersalah.
"I..iya. Maaf pak..." ucap Zanna sambil menundukkan kepala.
"Hmm, ya udah. Saya mau pulang ke unit saya dulu."
"Oh, iya. Kalau kamu udah selesai beresin semua di unit kamu. Kamu bisa langsung ke unit saya." ucap Daffin sambil beranjak pergi dari unit Apartemen Zanna.
Zanna menarik nafasnya dan membuangnya dengan kasar.
"Hmm, iya Pak." Ucap Zanna yang setuju.
2 Jam kemudian, Zanna sudah selesai merapikan semua unit Apartemen nya. Dengan segera, Zanna bergegas menuju unit Apartemen Daffin.
Setibanya, di unit Apartemen Daffin. Zanna melihat Daffin, sedang terbaring di atas sofa sambil menonton TV.
"Oh iya, kamu masak dulu aja. Saya sudah lapar." perintah Daffin sambil memegang perutnya.
"I..iya, pak." ucap Zanna setuju dan langsung menuju dapur.
Hari ini Zanna memasak sayur ayam kuning beserta sambel.
1 Jam kemudian, Zanna sudah selesai memasak, dan menata masakannya itu di meja makan. Dengan segera, Zanna memberi tahu Daffin, jika makanannya sudah siap.
Tak lama kemudian, Daffin menghampiri meja makan, lalu ia pun duduk dan di susul Zanna yang duduk di seberang Daffin.
Beberapa menit berlalu. Zanna dan Daffin, fokus menyantap makanan mereka. Suasana di meja makan sangat hening, tidak ada yang berbicara satu katapun.
Zanna pun memberanikan diri untuk membuka mulutnya.
"Oh iya pak. Kemarin malem, mati lampu nya lama banget ya?" tanya Zanna yang ingin tahu.
"Hmm, ya." jawab Daffin singkat.
Daffin sesekali melirik ke arah Zanna. Dan dia pun teringat akan sesuatu.
"Oh iya, kamu punya phobia kegelapan?" tanya Daffin yang ingin tahu.
"Hmm, iya Pak." jawab Zanna.
"Sejak kapan?" tanya Daffin lagi.
Zanna menarik nafasnya dan membuangnya dengan lembut.
"Hmm, udah lama pak. Kalau kata nenek saya, waktu saya masih kecil. Saya suka nangis histeris, sampai badan jadi lemes kalau di tempat gelap." jelas Zanna.
"Oh gitu. Tapi, kalau di bioskop kamu nggak takut?" tanya Daffin lagi.
"Ehmm, takut sih Pak. Tapi kalau nontonnya sama orang yang di suka. Nggak tau kenapa, rasa takutnya jadi hilang." ucap Zanna yang tersenyum manis sambil membayangkan saat dia menonton Film di Bioskop bersama Bagas.
Daffin mengerutkan dahinya, ketika melihat Zanna senyum senyum sendiri.
"Hei, kamu kenapa? senyum senyum sendiri. Pasti yang kamu maksud itu pacar kamu ya?" tanya Daffin yang ingin tahu.
"Hmm, nggak. Saya nggak punya pacar, Pak." jelas Zanna dengan lantang.
"Oh, nggak punya pacar ya." ulang Daffin.
"Hmm, iya nggak punya pacar. Tapi kalau orang di suka, ada sih.." jelas Zanna lagi.
"Oh, siapa?" tanya Daffin dengan antusias.
"Hmm, bapak kepo ya.." Ketus Zanna spontan.
Daffin memicingkan matanya ketika mendengar perkataan Zanna.
"Hei, kamu berani ya. Ngehina bos kamu." bentak Daffin, yang seperti biasa membawa jabatannya itu.
"I..iya, maaf Pak." ucap Zanna sambil menghela nafas nya dengan kasar.
Beberapa menit kemudian, Zanna dan Daffin sudah selesai menghabiskan makanan mereka. Dengan segera, Zanna bergegas merapikan meja makan.
Ketika sedang merapikan meja makan, sesekali Zanna menatap Daffin yang sedang meminum segelas air putih.
"Oh iya, Pak. Terimakasih soal semalam. Saya sudah merepotkan bapak.." ucap Zanna.
"Iya, sama-sama." balas Daffin sambil tersenyum tipis.
Ketika sedang asyik merapikan meja makan. Tiba-tiba suara bel pintu unit Apartemen Daffin , terdengar jelas di kedua telinga Zanna.
"Tet... tot.. tet..tot.."
"Hmm, Pak. Itu kayanya ada tamu." ucap Zanna yang memberi tahu.
"Aish, pasti si bocah itu lagi. Ngapain sih dia kesini. Mana ada Zanna lagi." batin Daffin yang cemas.
"Tet...tot..tet..tot.." suara bel berbunyi kembali.
"Pak. Saya aja yang bukain.." ucap Zanna sambil berjalan menuju pintu. Namun, hal itu di cegah Daffin.
"Jangan, biar saya aja yang buka." ucap Daffin yang berjalan menuju pintu.
Dengan segera Daffin membuka pintu.
"Hei, bocah. Kamu, ngapa.." Daffin terkejut, dan sangat tercengang. ketika melihat yang berkunjung ke unit apartemen nya bukanlah adiknya.
"Arika...?!"
Daffin membelalakkan matanya ketika yang di hadapannya saat ini adalah Arika, masa lalu Daffin yang sudah sangat ia benci.
"Dari mana, kamu tau kalau sekarang aku tinggal di sini?" tanya Daffin tegas.
Arika mengabaikan pertanyaan Daffin. Dia pun memaksa untuk masuk ke dalam unit Apartemen Daffin. Namun, hal itu di cegah Daffin.
"Ish, Kamu tega ya. Biarin aku berdiri di luar gini." gerutu Arika.
"Jawab dulu pertanyaan aku. Kamu tau, aku tinggal di sini. Dari mana?" tanya Daffin serius, sambil mencegah Arika masuk.
Arika menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.
"Hmm, emang kamu peduli? Kalau aku tau dari mana.." jawab Arika yang mencoba mengelak.
Daffin terus menatap Arika dengan tatapan yang tajam.
"Hei, Daffin. Biarin aku masuk kenapa? Pegel tau berdiri di luar gini." ucapnya yang menerobos masuk kedalam unit Apartemen Daffin.
"Ish..." Daffin mendengus kesal ketika Arika menerobos masuk ke dalam unit Apartemen nya.
"Hmm, apartemen kamu rapih banget ya, Fin." ucapnya sambil berjalan masuk.
Dengan tampang yang sangat kesal, Daffin berjalan mengikuti Arika dari belakang,
Arika masuk ke dalam unit Apartemen Daffin, kemudian ia duduk di atas sofa.
"Hei, Rika. Sampai kapan sih kamu mau ngejar ngejar aku kaya gini?" tanya Daffin serius.
"Hmm, sampai aku capek. Lagian kamu, sampai sekarang belum punya pacar kan?"
"Itu tandanya, kalau kamu itu masih sayang sama aku kan, Fin?" lanjut Arika lagi.
Daffin memicingkan matanya, ketika mendengar perkataan Arika.
"Cih, pede banget dia .." batin Daffin.
Di sisi lain, Zanna sedang berada di dalam kamar Daffin. Dan Ketika sedang merapikan kamar Daffin, Zanna mendengar suara Daffin dengan seseorang.
"Hmm, ada apa ya itu?"batin Zanna yang ingin tahu.
Zanna pun segera keluar dari dalam kamar Daffin.
"Ceklek!"
Suara pintu kamar Daffin yang tertutup, menjadi pusat perhatian Daffin dan Arika yang berada di ruang tengah.
"Siapa itu?" batin Arika.
Dengan segera, Zanna berjalan menghampiri ruang tengah.
Zanna membelalakkan matanya ketika ia melihat ada seorang wanita yang sedang duduk di atas sofa bersama Daffin.
"Ah, itu kan cewek yang waktu itu. Yang waktu itu ketemu sama aku, di depan ruangan Pak Daffin." batin Zanna sambil mengingat-ingat.
Daffin melirik Zanna yang tengah berdiri di depan ruang tengah tersebut.
"Daffin, dia siapa?" tanya Arika yang masih penasaran.
"Hmm, dia itu pacar aku.." jawab Daffin sambil tersenyum menatap Zanna.
"Hah, apa? Dia bilang aku pacarnya?" batin Zanna yang sangat terkejut.
Daffin menghampiri Zanna yang masih berdiri mematung seperti patung. Kemudian, Daffin membisikkan sesuatu.
"Udah, diem. Akuin aja kalau kamu itu pacar saya." bisik Daffin.
Arika sangat terkejut melihat apa yang terjadi di hadapannya. Dia melihat Daffin merangkul pundak seorang wanita yang belum ia kenal. Yang tak lain adalah Zanna dengan sangat mesra.
"Hei, Daffin. Jangan bercanda kamu. Serius itu pacar kamu?." tanya Arika yang masih tidak percaya.
Daffin menghela nafas nya dengan lembut.
"Kamu nggak percaya?" tanya Daffin serius.
"Apa, aku sama pacar aku ini harus ciuman di depan kamu. Biar kamu percaya?" ucap Daffin seenaknya.
"Apa?! Ci...ciuman?" batin Zanna sambil menatap Daffin serius. Kemudian Daffin menatap Zanna sambil tersenyum lebar.
"Aish, nggak perlu." Arika mendengus kesal.
ketika mendengar perkataan Daffin dan melihat tingkah Daffin dengan Zanna di hadapannya.
Tak lama kemudian, Arika beranjak dari sofa dan bergegas pergi meninggalkan unit Apartemen Daffin, tanpa berpamitan sama sekali.
Zanna dan Daffin, menatap kepergian Arika. Setelah kepergian Arika. Zanna langsung melepaskan rangkulan Daffin kepadanya.
Zanna menatap wajah Daffin dengan serius.
"Pak Daffin, kenapa tadi bapak bohong. Bilang ke cewek itu, kalau kita pacaran?" tanya Zanna serius.
"Saya nggak ada pilihan lain. Itu satu-satunya cara biar dia nggak ngejar-ngejar saya lagi..." jawab Daffin.
"Tapi, bapak nggak bisa bohong kaya gitu.." balas Zanna dengan nada kesal.
"Iya.. nggak apa-apa lah, berbohong demi kebaikan." jawab Daffin yang membuat Zanna semakin kesal.
"Apa dia bilang? Berbohong demi kebaikan? Hmm, Iya lebih tepatnya, kebaikan untuk dirinya sendiri .." batin Zanna kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Endang Astuti
deg deg deg an emang author bisa bikin jantung mo lompat...
2020-12-13
3
Gazelle
next
2020-11-19
2
asnavirr
wah sudah up yah...
tetap smgt y thor..
ditunggu lo kelanjutannya😁
eh iya bom like semua bab+ rate5 + favo❤ telah mendarat y
salam dari "Make Sure You Love Me"
2020-11-17
2