Bab 2 : Mendapat Hukuman

Zanna, berjalan di belakang pria itu. Mengikuti setiap langkah pria itu menuju ruangannya.

"Orang ini, siapa ya. Kok, perasaanku nggak enak gini." gumam Zanna dalam hati.

Langkah kaki pria itu terhenti di depan sebuah ruangan. Pria itu masuk kedalam ruangannya. Dan kemudian memerintah Zanna untuk masuk kedalam.

Dengan tampang yang sangat gugup, Zanna masuk kedalam ruangan pria itu.

"Duduk!."

Perintah pria itu dengan nada bicaranya yang tinggi, membuat tubuh Zanna bergetar karena takut.

Zanna pun duduk di sebuah sofa besar di dalam ruangan pria itu.

Setelah duduk, mata Zanna terus melirik ke setiap sudut ruangan pria itu. Zanna tercengang, ketika melihat papan nama yang terpajang di atas meja ruangan pria itu.

"Daffin San Wijaya? Direktur Utama?"

"Berarti, sosok Daffin yang di bicarakan oleh pegawai wanita di toilet tadi, adalah pria ini?" gumam Zanna dalam hati.

Seketika jantung Zanna berdetak kencang, dan membuat tubuhnya mengeluarkan keringat dingin.

Tak lama kemudian. Daffin duduk di hadapan Zanna, dan memandang wajahnya

"Kamu karyawan baru kan?" tanya Daffin dengan tatapan yang sangat tajam

"I-iya Pak, saya karyawan baru." ucap Zanna.

Zanna menundukkan kepalanya, ia merasa takut jika melihat wajah seram Daffin.

"Hei, Kamu. Kenapa nunduk? Kalau ada orang ngomong di hadapan kamu. Kamu itu harus liat matanya."

"I-iya. Maaf pak." Zanna langsung meluruskan pandangan nya dan menatap mata Daffin.

Zanna dan Daffin saling bertatapan selama beberapa detik. Tidak lama dari itu, Daffin langsung terdiam dan mengalihkan pandangannya.

"Khemm, kamu tau kan? Ini masih jam kerja, kenapa tadi kamu tidur?" tanyanya dengan serius

"Maaf, pak. Sa.. saya, tadi nggak sengaja ketiduran." jawab Zanna dengan gugup.

"Apa? dia bilang nggak sengaja? gampang banget, bilang nggak sengaja." gumam Daffin yang geram.

"Hei, tolong di ingat. Saya paling tidak suka kalau ada karyawan yang tidur di jam kerja." bentak Daffin yang membuat Zanna tersentak.

"I-iya, sekali lagi. Saya minta maaf pak." ucap Zanna yang memohon

"Oke, saya maafkan kamu. Tapi, kamu harus tetap di hukum." balas Daffin tegas.

"Apa? Di hukum?" gumam Zanna yang terkejut.

"Arggghhhh, ini semua gara-gara tetangga apartemen nyebelin itu." gerutu Zanna dalam hati. Dia benar-benar sangat kesal dengan tetangga nya itu.

Zanna membelalakkan matanya, ketika melihat berkas yang begitu banyak dari Daffin.

Daffin memberikan setumpuk berkas kepada Zanna.

"Nih, tolong kerjakan ini sampai beres. Dan semua ini harus selesai sore ini, jam 5 sore."

"Apa? sore ini harus beres, gila aja. Emangnya aku robot apa? bisa selesain tugas sebanyak ini dalam waktu yang singkat." batin Zanna mendengus kesal.

"Hei, cepet kerjain." bentak Daffin yang membuat Zanna tersentak.

"Tapi, pak. Kayanya, ini semua nggak akan selesai sore ini. Soalnya ini banyak banget." ucap Zanna.

"Hei!!!. Kalau sedikit, Itu bukan hukuman namanya. Harusnya, kamu itu bersyukur tidak saya pecat.!"

"Lagian, kamu itu baru hari pertama kerja udah ngelakuin banyak kesalahan. Yang pertama, datang terlambat. Yang ke dua, nguap ketika rapat. Yang ketiga, tidur di jam kerja. Dan masih untung, kamu tidak langsung saya pecat." jelas Daffin panjang lebar.

"I-iya, maaf pak." balas Zanna sambil menundukkan kepalanya.

Zanna mengakui segala kesalahannya dan menerima hukuman itu.

"Yaudah cepet kerjain!!!." bentak Daffin lagi

"I-iya ..baik pak." ucap Zanna.

Zanna segera pergi meninggalkan ruangan Daffin. Namun, ada satu hal yang mengganggu pikirannya.

"Hmm, ngomong-ngomong. Pak Daffin tau dari mana sih kalau aku datang terlambat, terus menguap ketika rapat. Pak Daffin kan nggak ada di Ruangan Rapat tadi. " Batin Zanna yang merasa heran.

Zanna bergegas menuju Ruangan Divisi Keuangan, sambil berjalan perlahan-lahan karena berkas yang dibawa nya sangat banyak. Membuat nya merasa kesulitan ketika berjalan.

Setibanya di Ruangan Divisi Keuangan. Semua karyawan di bagian divisi keuangan menatap Zanna. Mereka semua menatap dengan tatapan yang entah mengandung arti apa. Entah kasihan, atau entah menghina. karena Zanna sudah kena masalah di hari pertama kerja nya.

Zanna menaruh semua berkas di mejanya. Kemudian Zanna duduk di kursinya, dan langsung menghadap ke komputer untuk segera mengerjakan semua berkas itu.

Beberapa menit kemudian, bel istirahat berbunyi, dan semua karyawan yang ada di divisi keuangan berserakan keluar, kecuali Zanna. Dia hanya fokus dengan komputer nya.

"Hai, kamu karyawan baru ya?" tanya seseorang yang menghampiri meja Zanna.

"Iya." jawab Zanna yang masih menatap layar komputer.

"Oh iya, kenalin namaku Fira."

Seseorang tersebut yang bernama Fira menjulurkan tangannya ke hadapan Zanna, Zanna pun segera menghentikan pekerjaannya.

"Namaku Zanna." Ucap Zanna sambil tersenyum.

Zanna menyalami tangan Fira dan mereka pun bersalaman.

"Oh iya, kamu nggak makan siang? sekarang kan udah jamnya istirahat." ucap Fira.

"Hmm, kayanya enggak deh. Soalnya aku harus ngerjain ini semua." jelas Zanna sambil menunjuk ke arah tumpukan berkas.

"Krrruk"

Suara perut Zanna terdengar sangat keras, dan membuat Fira tersenyum menahan tawanya.

Zanna menundukkan kepalanya. Dia merasa malu dengan Fira. Dari pagi Zanna belum sempat untuk sarapan, pantas saja perutnya keroncongan.

"Yakin, nih? Nggak akan makan siang? setahu aku sih, kalau lagi kelaparan. Otak itu jadi susah buat mikir." Ledek Fira.

Zanna terdiam, dia menarik nafasnya dan membuangnya dengan keras.

"Hmm, iya juga sih." balas Zanna.

"Ya udah. Ayok, kita makan siang bareng." ajak Fira kepada Zanna.

Fira dan Zanna menghampiri sebuah restauran yang berada di samping kantor.

Mereka memesan makanan dan minuman. Selagi menunggu makanan itu datang, Fira dan Zanna berbincang-bincang.

"Oh iya, Fir. Kamu kerja di Wijaya Kontruksi udah berapa lama?" tanya Zanna

"Udah hampir setahun, Zan." jawab Fira.

"Oh iya Zan, pasti tegang ya tadi. Di marahin sama pak Daffin?" tanya Fira sambil mengangkat kedua alisnya.

"Ehmm, i-iya. Lebih tepatnya takut banget." jawab Zanna.

"Pak Daffin tuh, emang gitu Zan. Dia itu, orangnya perfeksionis. Kita sebagai karyawan, di tuntut harus sempurna. Kalau ada kesalahan sedikit aja. Pasti dapet hukuman, kaya kamu tadi." ucap Fira.

"Lain kali, kamu harus hati-hati ya Zan. Jangan sampai, bikin pak Daffin marah lagi." lanjut Fira.

"Oh iya, kamu juga harus hati-hati sama sekertaris nya pak Daffin. Namanya itu, sekertaris Ri. Dia itu, tangan kanannya pak Daffin. Hal apapun yang terjadi di kantor selama pak Daffin nggak ada. Pasti aja, pak Daffin tau. Lebih tepatnya sekertaris Ri itu, kaya mata-matanya, pak Daffin." lanjut Fira lagi dengan panjang lebar.

"Oh, gitu ya." bisik Zanna.

Tidak lama kemudian, makanan pesanan Zanna dan Fira pun tiba. Mereka berdua pun langsung menyantap makanan itu.

Setelah menghabiskan makanannya, Zanna dan Fira segera kembali ke kantor.

Zanna dan Fira berjalan bersama menuju kantor. Setibanya di kantor, Zanna melihat pria sinis itu berjalan melewatinya.

"Ih, pria sinis itu, tampangnya nggak beda jauh ya, sama pak Daffin. Sama-sama, nyeremin." gumam Zanna sambil merinding ketakutan.

Fira menggandeng lengan Zanna, kemudian ia membisikkan sesuatu.

"Eh, Zan. Yang tadi itu Sekertaris Ri. Sekertaris nya pak Daffin." bisik Fira

"Hah? sekertaris nya pak Daffin?" Zanna tersentak mendengar ucapan Fira.

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang, Zanna dan Fira segera berjalan menuju ruangan divisi keuangan.

Setibanya di ruangan divisi keuangan. Zanna segera menuju mejanya, kemudian Zanna langsung menghadap ke komputer untuk mengerjakan semua berkas itu.

Menit demi menit, detik demi detik pun berlalu. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00. Tinggal 1 jam lagi, waktu Zanna untuk mengerjakan semua berkas itu.

"Kring!"

"Kring!"

Suara telepon di meja Zanna, seketika membuyarkan konsentrasinya, yang sedang fokus mengerjakan berkas itu.

Zanna segera mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Hallo." sapa Zanna.

"Hallo, saya sekertaris Ri. Ingin mengingatkan semua berkas itu harus selesai tepat pukul jam lima sore, tidak boleh lebih!."

Tegasnya, yang membuat Zanna secepat mungkin menyelesaikan semua berkas itu.

.

.

.

🌸🌸🌸🌸🌸 Bersambung 🌸🌸🌸🌸🌸

Terimakasih sudah membaca Novel ini 🥰, mohon dukungannya untuk Author ya dengan Like+vote+Rate. karena dengan dukungan kalian sangat berarti untuk author 🥰

Terpopuler

Comments

andi nita

andi nita

hhhm thorny kurng teliti zanna gk hrs liat papan nama bs tau it dirut pa bln kn psti sblm msk da tulisan dirut d'pintu msk masa gk da thor klupn gk da msk zanna gk tau it ruangan dirut

2023-07-06

0

Fitriyani

Fitriyani

ky sekolah y,ada bel istirahat nya 🤭

2023-06-28

0

Rien Pun Okti

Rien Pun Okti

lah??bukan daffin yg memperhatikan kamu dari arah seberang waktu rapat??

2023-05-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Awal Mula
2 Bab 2 : Mendapat Hukuman
3 Bab 3 : Memberi Pelajaran...
4 Bab 4 : Penghuni unit 305
5 Visual (Tokoh Utama)
6 Bab 5 : Jadi Asistennya pak Daffin?
7 Bab 6 : Kegerahan...
8 Bab 7 : Pergi ke Supermarket
9 Bab 8 : Nonton Film..
10 Bab 9 : Siapa wanita ini?
11 Bab 10 : Kunjungan Fira ke Unit Apartemen..
12 Bab 11 : Takut Kegelapan..
13 Bab 12 : Berbohong Demi Kebaikan.
14 Bab 13 : Pura-pura berpacaran..
15 Bab 14 : Pacar Pak Daffin...
16 Bab 15 : Bukan Pacarnya Pak Daffin..
17 Bab 16 : Tidak Menepati Janji..
18 Bab 17 : Ingin Tahu...
19 Bab 18 : Cemburu..
20 Bab 19 : Cemburu Part 2...
21 Bab 20 : Makan malam..
22 Bab 21 : Pulangnya Bagas ke kota X..
23 Bab 22 : Bad mood
24 Bab 23 : Putus..
25 Bab 24 : Pergi Jalan-jalan..
26 Bab 25 : Jalan-jalan Part 2
27 Bab 26 : Terbongkar sudah..
28 Bab 27 : Siapa pelakunya?!
29 Bab 28 : Gimana ini...
30 Bab 29 : Berdebar kencang..
31 Bab 30 : Sahabat lama..
32 Bab 31 : Cerita..
33 Bab 32 : Nonton Drama...
34 Bab 33 : I love you..
35 Bab 34 : Belum terbiasa..
36 Bab 35 : Kepergok lagi ?!
37 Bab 36 : Kencan...
38 Bab 37 : Kencan part 2.
39 Bab 38 : Bermesraan..
40 Bab 39 : Pacar Pak Daffin (Sungguhan)
41 Bab 40 : Pembelaan Sahabat..
42 Bab 41 : Pengakuan..
43 Bab 42 : Tak mau kalah.
44 Bab 43 : Ciri khas..
45 Bab 44 : Tidak berkata jujur...
46 Bab 45 : Siapa dia?
47 Bab 46 : Tak percaya..
48 Bab 47 : Pria misterius..
49 Bab 48 : Sakit...
50 Bab 49 : Tak menyangka...
51 Bab 50 : Ah, apa?!
52 Bab 51 : Kamu dimana...
53 Visual pemeran pendukung
54 Bab 52 : Mengundurkan diri...
55 Bab 53 : Maafkan aku ...
56 Bab 54 : Pulang bersama...
57 Bab 55 : Hari jadi.
58 Bab 56 : Berharap...
59 Bab 57 : Jangan-jangan...
60 Bab 58 : Sesuatu hal...
61 Bab 59 : Terharu....
62 Bab 60 : Bisa melewati nya...
63 Bab 61 : Sudah menjadi Pasangan suami istri
64 Bab 62 : Rindu..
65 Bab 63 : Bahagia..
66 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1: Awal Mula
2
Bab 2 : Mendapat Hukuman
3
Bab 3 : Memberi Pelajaran...
4
Bab 4 : Penghuni unit 305
5
Visual (Tokoh Utama)
6
Bab 5 : Jadi Asistennya pak Daffin?
7
Bab 6 : Kegerahan...
8
Bab 7 : Pergi ke Supermarket
9
Bab 8 : Nonton Film..
10
Bab 9 : Siapa wanita ini?
11
Bab 10 : Kunjungan Fira ke Unit Apartemen..
12
Bab 11 : Takut Kegelapan..
13
Bab 12 : Berbohong Demi Kebaikan.
14
Bab 13 : Pura-pura berpacaran..
15
Bab 14 : Pacar Pak Daffin...
16
Bab 15 : Bukan Pacarnya Pak Daffin..
17
Bab 16 : Tidak Menepati Janji..
18
Bab 17 : Ingin Tahu...
19
Bab 18 : Cemburu..
20
Bab 19 : Cemburu Part 2...
21
Bab 20 : Makan malam..
22
Bab 21 : Pulangnya Bagas ke kota X..
23
Bab 22 : Bad mood
24
Bab 23 : Putus..
25
Bab 24 : Pergi Jalan-jalan..
26
Bab 25 : Jalan-jalan Part 2
27
Bab 26 : Terbongkar sudah..
28
Bab 27 : Siapa pelakunya?!
29
Bab 28 : Gimana ini...
30
Bab 29 : Berdebar kencang..
31
Bab 30 : Sahabat lama..
32
Bab 31 : Cerita..
33
Bab 32 : Nonton Drama...
34
Bab 33 : I love you..
35
Bab 34 : Belum terbiasa..
36
Bab 35 : Kepergok lagi ?!
37
Bab 36 : Kencan...
38
Bab 37 : Kencan part 2.
39
Bab 38 : Bermesraan..
40
Bab 39 : Pacar Pak Daffin (Sungguhan)
41
Bab 40 : Pembelaan Sahabat..
42
Bab 41 : Pengakuan..
43
Bab 42 : Tak mau kalah.
44
Bab 43 : Ciri khas..
45
Bab 44 : Tidak berkata jujur...
46
Bab 45 : Siapa dia?
47
Bab 46 : Tak percaya..
48
Bab 47 : Pria misterius..
49
Bab 48 : Sakit...
50
Bab 49 : Tak menyangka...
51
Bab 50 : Ah, apa?!
52
Bab 51 : Kamu dimana...
53
Visual pemeran pendukung
54
Bab 52 : Mengundurkan diri...
55
Bab 53 : Maafkan aku ...
56
Bab 54 : Pulang bersama...
57
Bab 55 : Hari jadi.
58
Bab 56 : Berharap...
59
Bab 57 : Jangan-jangan...
60
Bab 58 : Sesuatu hal...
61
Bab 59 : Terharu....
62
Bab 60 : Bisa melewati nya...
63
Bab 61 : Sudah menjadi Pasangan suami istri
64
Bab 62 : Rindu..
65
Bab 63 : Bahagia..
66
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!