Menembus keramaian di jalanan ibukota selama kurang lebih satu jam akhirnya sampai juga didepan rumah mewah dengan cat dinding warna putih.
"Kenapa rumah tampak sepi Vin? Apakah papa dan mama tidak di rumah?", tanya Lia.
"Papa dan mama ada di dalam Kak. Pasti lagi di taman belakang. Rumah ini terlihat sepi karena Kakak jarang pulang", ia terus meledek kakaknya yang jarang mengunjungi rumah.
"Terserahlah apa katamu", Lia turun dari mobil dan berjalan duluan masuk ke dalam rumah.
"Tuan Nyonya, Non Lia pulang", teriak bi Marni penuh bahagia menyambut anak pertama majikannya.
Lia mencium tangan bi Marni dan memeluknya. Meskipun bi Marni hanyalah seorang ART tapi Lia sangat menghormatinya sebagai orang tua.
Papa Xander dan mama Kirana yang mendengar kehebohan bi Marni segera pergi ke arah suara.
"Aduh akhirnya anak mama ingat jalan pulang Pa", ucapnya menyambut kedatangan Lia.
"Mama jangan menggodanya, bisa-bisa nanti tidak pulang lagi mama yang papa salahkan", papa Xander mengingatkan.
"Kenapa mama dan papa malah bertengkar? Bukankah harusnya senang melihat aku datang?", Lia mendekat ke arah mama papanya.
Mereka akhirnya berpelukan melepas kerinduan.
"Non, mau dibuatkan apa? Biar bibi siapkan", bi Marni menawarkan.
"Terimakasih bi, Lia sudah makan sama Kevin di luar".
"Ya sudah bibi buatkan minum saja ya Non. Jus melon kesukaan Non Lia", bi Marni pergi ke dapur membuat jus.
"Malam ini tidur disini kan sayang? Jangan bilang kamu balik ke apartemen", tanya mama Kirana.
"Mama ini kalau bertanya suruh anakmu duduk dulu", papa Xander melihat Lia dan Kevin masih berdiri.
Lia hanya tersenyum melihat mama dan papanya. Ini salah satu momen yang ia rindukan.
"Iya ma, Lia tidur disini kok. Kamar Lia belum mama jadikan gudang kan", tanya Lia penuh candaan.
"Kamu ini, kamu pikir mamamu ini ibu tiri yang jahat?".
"Pfffttttt...", Kevin dan Lia tertawa bersama.
"Bagaimana dengan butikmu sayang apakah mengalami kendala?", tanya papa Xander khawatir.
"Sejauh ini lancar Pa, dan masih baik-baik saja".
"Baiklah. Papa percaya kamu bisa mengelolanya dengan baik. Jangan sungkan minta bantuan papa dan mama kalau suatu saat kamu butuh bantuan".
"Iya sayang. Benar apa yang papamu bilang. Lagian kamu ini kenapa membeli tempat untuk dijadikan butik tidak memberitahu kita lebih dulu?", ucap mama Kirana.
"Ma, bukan Lia nggak mau kasih tahu Papa dan Mama. Tapi Lia bener-bener pengen usaha sendiri. Murni hasil jerih payah Lia sendiri. Lia harap Papa dan Mama tidak kecewa dengan keputusan Lia".
"Baiklah sayang, kalau itu maumu", mama Kirana akhirnya mengalah.
"O ya sayang, besok kita akan kedatangan tamu. Beliau adalah Tuan Jeremy dari JH Group rekan bisnis Papa", ucap Papa Xander.
"Iya sayang, kamu jangan pulang dulu ya sampai mereka datang. Lagipula Tuan Jeremy tidak sendiri. Beliau datang dengan kedua anaknya", imbuh mama Kirana.
"Ada perlu apa mereka datang kesini Pa Ma?", Lia yang sudah paham siapa Tuan Jeremy.
"Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal Tuan Jeremy sayang? Bukankah Papa dan mama belum pernah memperkenalkannya denganmu dan Kevin?", tanya mama Kirana penasaran.
"Beliau adalah klien Lia Ma, Pa".
"Ah kebetulan sekali. Kamu tidak akan canggung kalau sudah saling mengenal mereka", ucap mama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Pink Panther
boomlikeku semakin naik🙌
kutunggu feedbacknya di Who is He? Dah UP😄💕
2021-02-07
1
Pink Panther
nyicil 10 likes lagi🙌
2021-02-04
1
SitiMay
20 like mendarat, semangat terus Kak💪
2021-01-13
1