Leon turun dari mobilnya. Ia pandangi bangunan butik itu dari depan. Ia belum mengenali pemilik butik karena memang bangunan ini terbilang baru.
"Kok kaya nggak asing ya sama orang yang jemput Amanda, ah sial jelas pernah ketemu itu kan kakaknya", Lia bergumam di dalam hati.
"Kak, kok bengong sih? Itu yang jemput Manda dah dateng. Aku pulang dulu ya", Amanda mengguncang lengan Lia karena dari tadi diam tak menjawab ia berpamitan.
"Eh iya, maaf sampai mengabaikan omonganmu. Biar kakak antar ke depan".
"Hayo, kakak terpesona sama kakakku ya?", Amanda senang kalau memang dugaannya benar.
"Apaan sih? Udah ayo tuh kakakmu nungguin".
"Hihhh amit-amit ogah banget terpesona sama orang model gitu", Lia mengantar Amanda sambil berucap dalam hati.
"Sudah mainnya? Kenapa nggak pulang naik taksi lagi sih?", tanya Leon kepada adiknya setelah tahu kalau Amanda ternyata ke tempat Lia.
"Makanya ijinin aku punya pacar kak, biar pacarku yang jemput bukan kakak".
"Nggak akan kakak ijinin. Udah ayo masuk", perintah Leon.
"Aku pulang ya kak. Daaaa", Amanda masuk mobil sambil melambaikan tangannya ke Lia dan hanya mendapat anggukan.
Leon melihat wajah Lia sekilas dan mendengus kesal. Ia langsung masuk mobil tanpa berucap sepatah katapun kepada Lia.
"Kak, kenapa kakak nggak sapa Kak Lia sih?", tanya Amanda di dalam mobil yang kesal melihat sikap dingin kakaknya.
"Buat apa? Lagian juga baru bertemu dua kali ini. Kamu juga jangan sok akrab deh sama dia. Kita nggak tahu dia orang yang seperti apa Manda".
"Kakak saja yang nggak mau mengenal lebih jauh Kak Lia. Dia orangnya asik dan baik tahu kak", Amanda tahu kalau kakaknya belum mau membuka hati untuk wanita lain.
"Kamu ini baru ketemu sekali saja sudah bilang dia baik. Jangan-jangan dipelet kamu ya?", ucap Leon sembarangan dan menuduh Lia yang nggak-nggak.
"Kak Leon jahat ya, nuduh orang sembarangan. Manda udah dua kali ini ketemu dia", ucap Manda keceplosan.
"Dua kali? Berarti ada yang pertama. Ketemu dia dimana kamu sebelumnya?", Leon menginterogasi.
"Eh itu, di apartemen. Dia tinggal di apartemen yang sama waktu aku magang tinggal sendiri. Aku ketemu dia karena dikenalin sama Papa", Amanda bercerita sambil menggaruk-nggaruk kepalanya yang tidak gatal takut kakaknya marah dengannya begitu tahu rencana Papanya.
"Oh...", Leon hanya menjawab dengan kata oh saja. Dia sudah bisa menyimpulkan sendiri kalau Papanya yang lebih dulu mengenal Lia dan bahkan punya rencana ingin menjodohkannya dengan Lia.
"Kita langsung pulang aja ya kak", Amanda tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa? Bukankah kamu sudah lama nggak shopping?".
"Memangnya kakak mau anter dan temani aku belanja? Biasanya kan kakak paling males", Amanda mulai curiga dengan Leon.
"Anggap saja kakak lagi baik hati. Gimana mau nggak? Keburu kakak hilang mood lagi nih".
"Oke deh. Tahu gini tadi ajak kak Lia juga", Amanda cengar-cengir.
"Kalau kamu ajak dia kakakmu ini nggak bakalan mau nemenin kamu".
"Kakak kenapa sih nggak suka banget sama Kak Lia?", tanya Amanda.
"Manda, tolong jangan bahas yang nggak penting. Kakak males kalau kamu bicara terus soal dia".
Akhirnya Amanda memilih diam. Ia takut kakaknya marah dan tidak jadi menemaninya malam mingguan. Secara jarang banget kakaknya mau seperti itu. Karena kakaknya lebih sering menghabiskan waktu untuk bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Puan Harahap
hadir thor
2021-06-05
2
mom_kiya
akur kakak adik
2021-05-14
2
Eva Santi Lubis
boomlike mendarat sukses mari saling
mendukung terimakasih
2021-03-21
1