"Baiklah Tuan, saya akan menghubungi Anda lain waktu", ucap Lia memberi kepastian.
Tuan Jeremy berdiri dari kursinya. Diikuti putrinya dan mereka pergi meninggalkan restoran.
Lia melanjutkan menyantap makanannya yang sempat tertunda. Iya tidak menaruh curiga sedikitpun kepada Tuan Jeremy yang tiba-tiba telah mengenalnya sebagai seorang desainer.
Baginya itu hal biasa. Sama seperti yang dilakukan klien-kliennya sebelumnya. Karena tidak dipungkiri kliennya rata-rata dari kelas atas. Mereka rela membayar mahal untuk satu desain baju karena memang merasa puas dengan hasil kerja Lia.
Kak, kakak pergi kemana?
Aku di depan kamar kakak tapi tidak bisa membuka pintu. Kakak ganti lagi ya sandinya?
Di sela makan, Lia membuka ponselnya yang dari tadi berbunyi. Terlihat pesan dari Kevin yang ternyata telah menunggunya di depan pintu kamar.
Ia segera meminta bill kepada pelayan dan membayarnya.
"Kenapa tidak menghubungi kakak lebih dulu?", tanya Lia yang sudah sampai di depan kamar dan berdiri di belakang Kevin.
"Tidak sempat, aku hanya ingin istirahat", ucap Kevin dengan wajah kusut.
"Habis berantem ya? Kenapa wajahmu kusut begitu?", tanya Lia meledek melihat wajah adiknya yang seperti pakaian belum di setrika tiga hari.
"Terserah kakak saja", Kevin nyelonong masuk ketika pintu sudah terbuka.
Ia langsung menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Memencet tombol on di remote tv. Tanpa menghiraukan ocehan kakaknya yang terus memborbardirnya dengan berbagai pertanyaan.
"Kau kesini hanya untuk mengabaikan kakakmu ini?", tanya Lia lagi sambil melempar bantal ke arah Kevin.
"Auwwww...sakit kak", Kevin meringis kesakitan karena ujung bantal yang dilempar Lia tepat mengenai kedua matanya.
"Dasar cengeng! Cepat cerita ada apa?".
"Iya-iya bawel. Carikan aku cewek kak ya ya please!", Kevin merengek seperti anak kecil.
"Jangan bercanda Vin, bahkan sudah banyak cewekmu yang kau kenalkan dengan kakak!".
"Itu semua hanya teman kak, tidak ada yang serius. Mereka hanya ingin bersenang-senang denganku karena aku anak orang kaya. Tapi tidak ada yang tulus denganku", ucap Kevin sedih.
"Pfffttt....", Lia terkekeh. Ia menyadari adiknya ini pintar mencari cewek tapi tidak pintar dalam menaklukkan dan mengambil hatinya.
"Kenapa kakak tertawa? Aku sedang tidak melawak", Kevin kecewa dengan tanggapan kakaknya.
"Apa tidak ada satu saja yang kau incar atau kau suka?", Lia menginterogasi. Tidak mungkin adiknya ini tidak ada incaran cewek yang disuka.
"Ada kak, temanku satu kampus. Tapi dia sangat acuh kepadaku. Aku pernah mengutarakan perasaanku tapi dia tetap saja acuh".
"Lalu kenapa kamu tidak mengejarnya saja?", tanya Lia heran kepada adiknya.
"Justru itu, aku minta kakak carikan aku cewek buat manas-manasin dia. Sebenarnya dia ada rasa nggak sama aku".
"Vin-vin, yang ada cewek itu tambah ilfeel sama kamu. Kalau cinta tunjukkan, kasih perhatian ke dia. Dengan ide kamu yang konyol itu dia malah bisa semakin mengacuhkanmu. Menganggap kamu itu cowok nggak bener", Lia memberikan pengertian kepada Kevin.
Kevin mendengarkan masukan dari kakaknya. Selama ini ia selalu curhat dengan kakaknya kalau soal cewek ketimbang dengan mamanya. Meskipun ia anak mommy tapi ia malu kalau harus menceritakan kebodohannya menaklukkan hati cewek kepada sang mama.
Mamanya juga sering mengolok-oloknya daripada memberinya solusi. Karena itu dia selalu merasa nyaman curhat kepada kakaknya. Karena dirasa kakaknya lebih bijaksana ketimbang mamanya.
Author up lagi... go go go
Thanks buat yang udah kasih jempol dan komennya. Selamat membaca 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Abu Alfin
yang di incar kevin jinak jinak merpati ya thor
😀😀😀
Salam dari Cinta Asteria dan Isyaroh
🙏🙏🙏
2021-05-22
1
mom_kiya
lanjut
2021-05-14
2
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
sukaaaa😘👍
2021-05-02
1