Tak...tak tak...
Susi berjalan memaasuki ruangan bosnya.
“Kenapa Mik?”.
“Biasalah mbak, bos kita kalau lagi marah. Vasnya pecah lagi”,
jawab Mika sambil mengumpulkan pecahan vas bunga.
“Kenapa kamu bereskan sendiri? Lebih baik minta bantuan
cleaning service saja”.
“Nanggung mbak, ini bentar lagi selesai. Lagian Pak Leon
katanya cuma mau keluar sebentar. Takutnya beliau keburu datang tapi ini belum
beres”, ucap Mika yang yakin bisa menyelesaikan tugas ini sendiri dan tidak mau
merepotkan petugas cleaning service.
“Kamu selalu begitu Mik, selalu merasa kasihan sama orang
lain. Ya sudah kalau itu maumu, aku kembali ke mejaku”.
***
Duduk seorang diri menikmati secangkir kopinya. Itulah Leon. Ia berusaha meredam emosinya yang tadi
membuncah. Saat ini ia sedang berada di sebuah cafe yang tak jauh dari
perusahaannya. Sinar yang terik menembus dinding kaca yang terdapat di cafe
itu.
Pandangannya tertuju ke arah luar. Hingga fokus pada satu
pasangan yang sedang bergandengan tangan masuk ke dalam mobil merah.
“Caca! Bukankah itu Caca? Iya benar tidak salah lagi. Itu
adalah dia. Bersama siapa dia kali ini? Nampak tidak asing orang itu”, Leon
berucap sendiri tanpa peduli dengan tatapan orang-orang di sekelilingnya.
Banyak orang berasumsi di dalam hati *"kenapa ganteng-ganteng tapi suka ngomong sendiri?” *(contohnya seperti
author ini haha)
Leon kembali menyeruput kopinya setelah Caca berlalu pergi
dengan pria mobil merah itu. Ia kemudian melihat jam di tangan kirinya yang
sudah menujukkan 14.30 itu artinya dia pergi meninggalkan kantor setengah jam
yang lalu. Ia teringat dengan ucapan Mika bahwa jam tiga sore akan ada kolega
yang datang menemuinya.
***
“Apakah sudah kamu rapikan ruangan saya tadi?”, Leon yang
sudah tiba dikantor menghampiri sekretarisnya yaitu Mika.
“Sudah Pak”.
“Kalau nanti ada tamu ingin bertemu saya, langsung antarkan
ke ruangan saya”, pesan Leon sambil memasuki ruangannya.
“Mik, sibos udah nggak marah lagi kalau dilihat dari raut
wajahnya”, ucap Susi asisten Leon.
“Husss, jangan keras-keras. Nanti bos Leon dengar tamat
riwayat kita”.
“Iya-iya deh gue bakalan diem. Yuk kerja lagi”, Susi
akhirnya juga takut dan memilih melanjutkan pekerjaannya.
Setengah jam berlalu. Tepat pukul tiga sore Tuan Alex yang
merupakan kolega Leon dari perusahaan Alexander Group Company telah tiba dengan
seorang sekretarisnya. Mika yang sudah bertahun-tahun bekerja dengan Leon
sangat terkejut melihat sekretaris Tuan Alex yang baru.
Mika sangat mengenal wanita itu. Dia adalah Caca mantan
bosnya. Yang meninggalkan bosnya tiga tahun yang lalu demi pria yang lebih
tajir melintir. Siapa sangka saat ini bisa bertatap muka kembali sebagai
sekretaris kolega bosnya sendiri. Namun Mika kembali merilekskan wajahnya. Ia
tidak mau ikut campur dengan masa lalu bosnya. Sesuai pesan dari Leon, Mika kemudian mengantarkan
mereka masuk ke dalam ruangan.
“Maaf kalau saya terlambat”, Tuan Alex berjabat tangan
dengan Leon.
“Baru saja lima menit, selamat datang Tuan Alex silahkan
duduk”, tatapannya masih fokus kepada Alex sehingga ia belum sadar kalau Alex
datang bersama Caca.
“Perkenalkan ini sekretaris baru saya namanya Caca”.
Seketika Leon membelalakkan mata mendengar nama Caca. Ia
langsung menatap ke arah wanita yang di maksud. Benar dugaannya. Ia orang yang
sama dengan yang ia pikirkan. Tapi ia tetap profesional.
Terimakasih buat yang selalu setia. Kasih like komennya. Maaf up nya suka telat. Proses seleksinya lama banget tumben ini nggak bisa langsung sehari jadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Arin
Leon kmu bucinya slh orng
2023-03-02
0
mom_kiya
masih disini
2021-05-14
2
Sekapuk Berduri
semangat,
2020-12-26
1