Suara gemericik air mengalir dari shower kamar mandi. Lia sangat menikmati waktu mandinya. Menghilangkan rasa lelah yang bersarang di tubuhnya seharian ini. Sesekali memejamkan matanya membiarkan air mengalir dari atas rambutnya sampai ke ujung kaki. Membasahi seluruh bagian tubuhnya yang putih mulus.
Ia mengenakan bath robes untuk menutupi seluruh tubuhnya. Mengibaskan rambut panjangnya keluar dari kamar mandi dengan membawa bath towel di tangan sebelah kirinya untuk mengeringkan rambutnya yang masih basah. Dan segera mengganti pakaiannya di ruang ganti.
Saat ini ia tengah duduk di depan cermin memoles wajahnya dengan skincare. Ia orang yang sangat cinta perawatan. Terlebih bawaan mamanya yang sering membawanya ke salon. Meskipun di awal ia tak suka, tapi lambat laun ia menyadari bahwa itu merupakan hal penting yang harus di lakukan oleh wanita.
Ting tong...
Bunyi bel apartemen membuatnya beranjak dari tempat duduknya. Lia segera membuks pintu apartemennya.
"Hallo sayang, Bang Tohir bawakan pizza untuk Lia tercinta", pria yang berumur empat puluh tahunan sedang berdiri di depannya membawa kotak pizza.
Bang Tohir adalah pria berumur yang tergila -gila padanya sejak ia SMA. Rumahnya hanya berjarak tiga ratus meter dari rumah orang tua Lia. Ia duda kaya beranak satu yang mengejar cinta Lia. Tak hanya satu kali dua kali bahkan puluan kali ia meminta Lia untuk menerima lamarannya. Namun tidak sekalipun ia menerima cinta Bang Tohir.
Lia memilih menganggapnya sebagai sahabat sekaligus omnya. Karena memang usinya yang terpaut dua puluh tahun lebih tua darinya.
"Darimana Abang tahu apartemen Lia?", Lia mulai bertanya karena ia tidak pernah memberitahukan kepada Bang Tohir kalau dirinya sekarang tinggal di apartemen.
"Apa yang Abang tak tahu darimu sayang? Semuanya Abang tahu!".
"Terimakasih pizzanya Bang", mengambil kotak pizza yang sedari tadi di sodorkan Bang Tohir.
"Apa kau tega tidak menyuruh Abangmu ini masuk sayang?".
"Bang, aku sangat lelah. Lebih baik Abang pulang!", Lia mengusir Bang Tohir secara halus dengan alasan ia terlalu lelah hari ini.
"Baiklah, Abang tidak akan memaksamu. Abang permisi dulu sayang".
Lia kembali menutup pintu apartemen tanpa membalas lambaian tangan dari Bang Tohir. Rasanya mau muntah mendengar Bang Tohir terus memanggilnya dengan panggilan sayang.
Lia masuk ke dalam kamar mengambil tas dan ponselnya. Melihat Bang Tohir barusan membuatnya enggan memakan pizza pemberiannya. Bukan tidak menghargai pemberian seseorang. Tapi ia hanya takut kalau Bang Tohir memberinya guna-guna lewat pizza itu. (lebay authornya). Ia memilih memberikan pizza itu kepada cleaning service di lantai bawah.
Lia keluar dari kamar apartemennya. Kali ini ia memutuskan untuk makan di restoran yang terletak di lantai dua. Biasanya ia sering memasak untuknya. Tapi kali ini sepertinya ia ingin sekali mencicipi menu andalan yang ada di restoran itu.
Lia memasuki lift. Sambil membawa kotak pizza dari Bang Tohir. Sebelum menuju restoran ia singgah sebentar menemui cleaning service yang biasa ia berikan makanan pemberian dari Bang Tohir. Setidaknya makanan itu tidak terbuang sia-sia. Masih ada orang yang dengan sukarela menerima. Bahkan mereka sangat senang karena makanan yang mereka terima selalu enak.
Terimakasih yang udah mampir . Di tunggu like komennya ya, jangan lupa vote buat author. Biar tambah semangat nulisnya...Terimakasih dan selamat membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Abu Alfin
Semangat terus
2021-05-22
1
mom_kiya
like
2021-05-14
2
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
aku mampir lagi, semangat ya thor. males juga ya dikejar cinta sama bangkotan🤭
2021-04-05
1