Terlalu lelah Kevin mendengar nasehat dari kakaknya. Tiba-tiba ia sudah terlelap di atas sofa.
"Dasar nih anak, baru ditinggal ambil minum udah molor aja", Lia heran melihat adiknya sudah tertidur pulas.
"Vin, Vin....bangun! Pulang sana udah malem", Lia mengguncang bahu adiknya dan tidak mendapat respon.
Ia kemudian kembali ke kamar mengambil ponselnya. Berniat untuk menghubungi mamanya. Lia tahu mamanya itu pasti kebingungan mencari anak bontotnya kalau tidak pulang.
"Hallo sayang, apa adikmu di apartemenmu?".
"Iya ma, Lia menghubungi mama karena mau ngasih tahu hal itu".
"Syukurlah sayang, suruh dia segera pulang".
"Sudah ma, tapi dia tertidur pulas di sofa. Biarkan dia tidur disini malam ini".
"Baiklah sayang, jaga adikmu", mama berpesan kepada Lia dan mengakhiri panggilannya.
Mamanya ini masih selalu saja menganggap anak laki-lakinya itu belum dewasa. Beliau selalu mencari keberadaan anaknya kalau tiga jam saja Kevin tidak memberi kabar.
Tidak jarang ia selalu menguntit kemana anaknya ini pergi. Dan selalu beralasan kebetulan mama ada kerjaan disini kalau ketahuan anaknya atau tidak sengaja berpapasan.
Lia selalu menganggap mamanya terlalu berlebihan. Terlalu memanjakan adiknya.
"Dasar anak manja, anak mommy!", Lia mencubit hidung Kevin sambil menyelimutinya.
Ia membiarkan Kevin tidur di sofa karena memang hanya memiliki satu kamar.
***
Keesokan harinya seperti biasa Lia bangun jam lima pagi. Dia selalu melakukan olahraga ringan selepas bangun tidur.
Tak lupa juga membuat sarapan untuknya dan juga Kevin.
Kevin mulai menggeliat ketika mencium aroma makanan dari arah dapur. Semenjak kakaknya pindah ke apartemen ia sudah tidak bisa lagi mencicipi makanan buatan kakaknya.
Hari ini adalah moment yang dinantikannya dari beberapa hari terakhir ini. Ia segera melempar selimutnya di sembarang tempat. Beranjak dari sofa dan menyusul kakaknya ke dapur.
"Kakak pasti masak untukku kan?", godanya kepada sang kakak. Padahal dia sendiri juga tahu tiap hari memang kakaknya ini hobi masak.
"Hemmm, iya kakak tahu adik kakak ini kangen masakan kakak ".
"Makasih kak", ucap Kevin senang.
"Cepat cuci mukamu dulu, setelah itu mari kita sarapan ", perintah Lia.
Kevin menuruti perintah kakaknya.
"Kenapa kakak tidak menikah saja biar ada yang menjaga kakak setiap hari", ucap Kevin yang sudah kembali ke meja makan.
"Uhuk....uhukkk".
"Kakak tidak kenapa-napa kan?", Kevin dengan sigap mengambilkan air minum untuk kakaknya.
"Kakak tidak apa-apa. Kau ini sama saja dengan papa mama. Menyuruh kakakmu ini segera menikah. Jodoh itu tidak seperti memilih pasangan sandal Vin, kalau putus sebelah bisa cari yang lain asal dengan merk yang sama sudah pasti cocok".
"Kak, tapi niat papa mama baik. Mereka ingin ada yang merawat kakak ", ucap Kevin.
"Sudahlah, kakak akan menikah kalau ada yang sungguh-sungguh mengajak kakak untuk menikah dan kakak mencintainya".
"Bukankah Bang Tohir telah mengajak kakak untuk menikah? Kenapa tidak menerimanya?", Kevin bertanya kepada Lia dengan nada meledek. Padahal dia tahu jelas kakaknya ini tidak mencintai Bang Tohir
"Vin, kamu sudah tahu jawabannya. Jangan membuat kakakmu ini naik darah. Sudahlah jangan bahas ini lagi. Ayo kita sarapan".
Mereka kembali melanjutkan makan tanpa ada yang bicara lagi.
Author up lagi, authornya rutin up tiap hari tapi karena proses reviewnya akhir-akhir ini lama kadang sampai kelewat hari. Mohon maaf ya... jangan lupa like komennya. Terimakasih dan selamat membaca 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Abu Alfin
Semangat thor
Salam dari Cinta Asteria dan Isyaroh
🙏🙏🙏
2021-05-22
1
mom_kiya
keren
2021-05-14
2
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
enak gtu klo liat adik kaka akur😊🙏
2021-05-12
2