Kasih mengambil air minum di dapur dan kembali ke sofa duduk menatap ka arah kamar Nadin. Nadin meneguk air minumnya perlahan namun tatapannya tetap mengarah ke arah kamar Nadin.
Kasih membuka ponselnya terdapat beberapa panggilan dan chat masuk. Chat grup "Soulmates" menarik hati Kasih untuk membukanya. Terdapat jejak percakapan mereka yang juga mencolek dirinya dan Nadin.
Kasih begitu rindu sahabat-sahabatnya padahal mereka baru saja bertemu minggu kemarin bahkan Irvan dua hari lalu datang mampir sebelum menjemput Amel. Kasih kembali menitikan air mata kala melihat foto-foto kebersamaan mereka.
Dua minggu lagi perkuliahan akan libur mungkin saja dirinya akan diizinkan untuk cuti bersama Nadin dan pergi berlibur dengan sahabat-sahabat nya. Namun Kasih sedikit ragu akankah Nadin menyetujui ajakannya. Karena begitu sulit untuk membujuk Nadin pergi keluar kota.
Kasih pun tertidur di sofa. Saat pagi hari menjelang siang Nadin keluar dari kamar dengan pakaian sekenanya. Nadin terkejut melihat Kasih meringkuk tertidur di atas sofa. Nadin mendekati Kasih dan merasa bersalah.
"Kas,, bangun Kas. Maafin gw ya."
Kasih terbangun dan melihat Nadin sudah rapi dengan mata sembabnya.
"Nad, are you okey?"
"Gw okey Kas. Kas, gw ga enak masalah amplop titipan Ka.Anya."
"Gw ngerti Nad. Tapi itu bukan keinginan lu itu semua rejeki buat lu lewat Ka.Anya."
"Iya Kas, tapi gw bener-bener ga nyaman. Lu liat dong Kas total saldo yang tertera gw beban banget."
"Saldonya banyak yah?" Tanya Kasih polos.
"Em Eman Kas."
"Hah!!
"Nah kan lu."
"Ya udah biar aja dulu. Kita pantau aja dulu perkembangannya seperti apa toh lu juga belum membutuhkan tu duit kan?"
"Gi** lu klo pun gw butuh gw mikir berkali-kali buat make duit ini."
Kasih dan Nadin duduk menyandar di sandaran sofa. keduanya termenung entah harus berbuat apa.
Tok..tok..tok...
Kasih dan Nadin melihat satu sama lain. "Siapa?" Keduanya bertanya bersamaan. Mereka melihat kearah jam dinding jam menunjukan pukul 9 pagi. Nadin beranjak kedepan untuk membuka pintu. Kasih masuk kedalam kamar untuk mandi.
"Nad, lu baik-baik aja?"
"Gw baik. Kenapa lu pagi-pagi dah nongkrong tempat gw?"
"Gw dah tau ceritanya dari Amel Nad."
"Amel!"
"Iya, Amel adiknya Angga. Tantenya Nayya."
Seketika Nadin terdiam mendengar penjelasan Arif. Nadin menutup pintu dan masuk kedalam bersama Arif.
"Terus lu dateng pagi-pagi ngapain?"
"Ya ampun be** masa ga boleh seorang sahabat mencemaskan sahabatnya sendiri."
"Ga biasanya lu langsung gercep be**"
Arif menjawab Nadin dengan cengiran kuda. Nadin kembali duduk di sofa. Sementara Arif kedapur untuk membuat minum sendiri. Yah, seperti itulah jika ada yang datang sudah tak sungkan berada di rumah kontrakan Kasih dan Nadin.
Arif duduk di samping Nadin sambil meminum minumannya. Arif menoleh kearah Nadin.
"Nad, lu ga mau tau keadaan Nayya sekarang?"
"Maksud lu?"
"Nayya terus menangis tadi malam karena lu pulang tanpa pamit."
"Terus? Kenapa ga ada yang ngasih kabar gw?"
"Lu yang to*** coba buka ponsel lu sama Kasih."
"Kenapa ponsel gw?" Sambar Kasih.
"Mati dua-duanya."
"Astaga" Keduanya terperanjat dan mencari kebedaan ponsel masing-masing. Setelah di temukan keduanya kembali sibuk mencari charger. Arif hanya geleng-geleng melihat tingkah dua sahabatnya itu.
"Gara-gara ponsel kalian malem-malem gw harus jalan ke sini. Dari tadi malem gw ngetokin pintu depan. Lu pada ga tau kan dimana gw tidur."
"Ngga" Jawab keduanya kompak.
"Dimobil."
"Nah lu molor di mobil aja jam segini baru bangun apalagi lu tidur di hotel."
"Gw udah bangun dari subuh tadi be**. Gw pergi kemesjid terus cari makan. Emang ku berdua ga doyan makan."
"Terus sekarang gimana Nayya?"
Sampai disini dulu...
Author up ngebut. Jangan lupa like sama koment ya. Klik favorit biar ga ketinggalan ceritanya ya.
Terima kasih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
M Arafat
lanjut
2021-07-04
0
Andhina
lanjut lagi
2021-04-05
1