Setelah tertidur di sofa Kasih dan Nadin pergi ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Kasih membawa makanan kekamar Nadin untuk mereka makan malam bersama.
"Masya Allah Kas, aku bisa makan di luar ko ga usah repot-repot gini deh."
"Ga ada repot. Udah ah makan ribet banget deh lo."
"Hm.... Baiklah ibu tiri."
Mereka berdua pun makan malam bersama di kamar Nadin. Setelah makanan habis mereka membahas tentang tugas praktek lapangan mereka yang harus segera di selesaikan.
"Ga kerasa ya Nad, kamu mau lanjut S2?"
"Lanjut aja deh Kas tanggung."
"Yakin Nad?"
"Gw yakinin aja deh. Tapi bisa ngga ya sambil nyambi kerja gitu?"
"Klo lu mah bisa banget kali Nad, mana ada dokter yang mau nolak lu kerja di tempat mereka."
"Iiih,,, lu mah."
"Jalanin aja yakin bisa. Lo ga kerja juga masih ada penghasilan dari pabrik kan."
"Hm... Iya sih. Tapi kasian juga ortu gw biayain gw sekolah terus."
"Ya udah pilih salah satu dokter yang naksir lu trus lu minta di kawinin dah kelar tuh."
"Kasiiiih,,, ga semudah itu membuka hati untuk yang lain."
"Deeeuuuh,,, udah deh yang dulu juga udah bahagia kali sama pasangannya."
Nadin hanya diam mengiyakan kata-kata Kasih. Nadin memang sulit untuk membuka hati setelah perpisahannya dengan Aldo mantan pacarnya. Wajar saja karena Nadin dan Aldo sudah berpacaran sejak SMA namun entah mengapa tiba-tiba saja Aldo meminta berpisah dan tak lama Aldo pun menikahi wanita pilihannya.
Dilain tempat Anya dan Angga tengah makan malam romantis bersama. Perut Anya memang sudah semakin terlihat dengan kehamilannya namun itu semua tidak menghalangi keromantisan mereka berdua.
Anya yang dibesarkan di panti asuhan selalu berpenampilan sederhana dan apa adanya. Anya memiliki Ayah angkat yang menyayanginya namun sayang ayahnya telah berpulang sebelum Anya menikah dengan Angga. Sementara ibu angkat Anya kurang menyukai Anya karena merasa tersisih kasih sayangnya dari sang suami.
"Sayang, jika anak ini lahir akan di beri nama siapa?"
"Nanti kita cari nama setelah kita tahu apa jenis kelamin anak kita ya sayang."
"Ga gitu dong sayang. Aku ga mau kita tau apa jenis kelaminnya duluan. Aku maunya kejutan aja."
"Hmm... Baiklah.. Kamu sudah ada kepikiran nama?"
"Belum. Gimana kalo anaknya lahir laki-laki kamu yang kasih nama tali kalo anaknya perempuan aku yang kasih nama ya."
"Boleh sayaaang...."
"Kalo gitu kita sama-sama siapin satu nama ya."
"Siap kesayangan."
Mereka berdua pun beranjak meninggalkan restoran tempat mereka makan malam. Karena malam semakin larut Anya dan Angga pun segera pulang tanpa mampir kemana-mana karena mengingat kehamilan Anya.
Sebulan berlalu karena kesibukan masing-masing Anya dan Nadin pun hanya bertukar kabar melalui pesan singkat atau sambungan telfon. Hari ini keduanya berjanji untuk bertemu di sebuah restoran.
Nadin turun dari ojeg online yang di tumpanginya. Merasa canggung untuk memasuki restoran yang dimaksudkan. Namun bukan Nadin namanya jika menyerah begitu saja.
Nadin masuk kedalam restoran. Melihat sekitar dan Nadin langsung menemukan orang yang dimaksud.
"Hai Ka, maaf sudah menunggu lama ya?"
"Hai Nad, engga Kaka baru aja duduk."
Keduanya saling berjabat tangan dan Nadin duduk di hadapan Anya.
"Kaka, apa kabar? Perut Kaka semakin kelihatan yah."
"Kabar baik Nad, Alhamdulillah ini kan sudah bulan ke enam jadi makin gede."
"Waaah,,, sekarang ga suka masuk rumah sakit lagi dong Ka?"
"Terakhir pas barengan kamu itu dek. Dek, kasih nama yah buat bayi kaka kalo bayinya perempuan."
"Hah!! Kaka becanda. Mana ada Nadin yang kasih nama buat bayi kaka."
"Beneran dek. Kaka mau kamu yang kasih nama bayi kaka klo bayinya perempuan. Taoi klo bayinya laki-laki biar suami kaka yang kasih nama."
"Iiih,,, ko gitu sih. Kaka udah punya nama apa?"
Anya pun menggeleng dan tetap meminta Nadin yang memberikan nama untuk bayinya jika berjenis kelamin perempuan. Nadin pun sedikit berfikir.
"Hmmm... Nama keluarga kaka apa?"
"Maksudnya nama suami?"
"Iya apapun"
"Bagaskara."
Nadin berfikir sejenak dan keluarlah sebuah nama yang sederhana. " Nayya Putri Bagaskara."
"Nayya?!"
"Iyah, Nadin dan Anya."
Mereka berdua tersenyum dan Anya terus menggenggam tangan Nadin. Sampai makanan keduanya habis mereka terus asik berbincang. Nadin melihat jam di tangannya.
"Ka, Nadin pamit dulu ya. Satu jam kedepan Nad ada ujian di kampus."
"Owh! Baiklah. Makasih ya Nad. Nanti kita ketemu lagi ya."
"Iya ka. Jangan kapok traktir Nadin ya Ka hehee..."
Ya sudah pamit dulu ya semuanya... Nanti kita lanjut di next episode... Terima kasih 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘😘😘
2023-06-23
0
susi 2020
🙄😲
2023-06-23
0
Lela Lela
Anya baik juga ya
2023-02-22
1