Rian menatap Kasih lekat-lekat meminta penjelasan Kasih. Kasih menyadarinya dan berusaha mengatur nafas untuk menjelaskan pada Rian.
"Oke sayang sabar yah. Nanti aku jelasin yah klo Nadin sudah sadar." Bujuk Kasih pada Rian.
Acarapun selesai dan lancar tanpa ada hambatan lagi. Selesai acara Nayya berlari ke kamar dimana Nadin berada. Sesampainya di kamar dilihatnya Nadin tengah duduk di tepi tempat tidur.
"Mama." Panggil Nayya sambil berlari kearah Nadin dan memeluk Nadin erat.
"Mama ngga apa-apa kan?"
"Ngga sayang mama gapapa." Jawab Nadin sambil memeluk Nayya.
Angga, Bu.suci, Pa.Bagas, Santi dan Aldo semua berkumpul di kamar tempat Nadin di baringkan saat pingsan. Kasih mengerti dengan tatapan mereka semua.
"Nayya sayang. Nayya ganti baju dulu ya sama mba biar ga lengket." Pinta Kasih pada Nayya.
Kasih menangkap maksud dari Kasih. "Iya sayang, Nayya ganti baju dulu ya nanti mama kasih kadonya."
"Oke ma." Jawab Nayya semangat.
"Baiklah sekarang akan saya jelaskan ada apa antara kami dan Nayya."
Kasih menjelaskan pada semuanya tanpa ada yang dikurangi satu pun dan semuanya di iyakan oleh Nadin. Betapa semua terkejut mendengar penjelasan dari Kasih. Begitu rumit dan sulit dipahami.
"Jadi kamu adalah "peri" yang selalu Anya ceritakan?" Tanya Angga pada Nadin.
"Yah, karena beliau menginginkan saya menggantikan posisinya. Saya menolak dan saya tidak ingin Kaka tau tentang saya. Jika Tuhan menghendaki maka kita akan bertemu itu yang selalu saya sampaikan pada Ka.Anya"
Angga menundukan kepalanya. Bu.Suci mengusap bahu Angga menguatkan. Begitupun dengan Pa.Bagas. Rian merangkul bahu Kasih menguatkan. Aldo merangkul bahu Santi terkejut mendengar cerita Kasih.
"Maafkan kami jika semua ini mengejutkan kalian semua. Nayya lah alasan terbesar Nadin menolak tawaran dari berbagai RS besar dengan gaji luar biasa."
"Yah, saya tahu tentang tawaran-tawaran yang di maksudkan. Karena ada beberapa meminta kepada saya untuk mengizinkan Nadin." Ucap Aldo.
"Seperti itu Ka. Nadin selalu mencari Nayya kemana-mana. Bahkan ketempat dokter anak yang biasa Ka.Anya bawa Nayya. Nadin pun berkali-kali memcoba menghubungi nomer ka.Anya setelah pesan singkat yang Ka.Anya kirim terakhir untuk Nad."
"Kenapa kalian merahasiakan semuanya? Kenapa kalian tak pernah bertanya?" Tanya Rian.
"Pada siapa kami harus bertanya. Siapa yang akan tau hanya dengan informasi nama Anya dan Nayya." Jawab Kasih.
Sementara Kasih di cecar dengan berbagai pertanyaan Nadin hanya diam dengan tangisannya.
"Kalian kan bisa tujukan foto Anya."
"Boleh kalian percaya atau ngga. Tapi Anya tidak pernah mau di foto."
"Yah itu benar. Selama kami menikah hanya ada beberapa foto saja."
Saat obrolan semakin menegang bu.Suci tiba-tiba saja menghambur memeluk Nadin. Tangis bu.Suci pecah dalam pelukan Nadin. Nadin pun menumpahkan tangisannya.
"Maafkan ibu nak. Anya pernah berpesan untuk mencari kamu. Tapi ponsel Anya hilang saat pemakaman. Ibu hanya mengingat namamu karena nama kamu dan Nayya hampir mirip."
"Tidak apa-apa bu. Tuhan punya rencana sendiri."
"Kenapa ibu ngga pernah cerita sama Kaka klo Anya pernah mengatakan tentang Nadin?"
"Anya tak ingin kamu tahu klo Anya menginginkan Nadin menjadi ibu untuk Nayya."
"Kenapa bu?"
"Karena Anya menginginkan kamu mencintai Nadin karena Allah bukan karena terpaksa karena bentuk pesan terakhir darinya."
"Apa yang Anya katakan bu?" Tanya pa.Bagas.
"Anya mengatakan cari Nadin. Dia seorang perawat di RS.B tempat dulu Anya dirawat. Anya bilang Nadin adalah mama untuk Nayya. Dan Anya menitipkan ini untuk mu nak." Bu.Suci mengeluarkan amplop putih yang sudah mulai berubah warna dan sedikit koyak.
Sampai disini dulu...
Author up ngebut. Jangan lupa like sama koment ya. Klik favorit biar ga ketinggalan ceritanya ya.
Terima kasih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
M Arafat
ya Allah sedih banget😭😭😭😭😭😭
2021-07-04
2
Andhina
lanjutkan membaca
2021-04-05
1
AH
Akhirnya bertemu jg
2021-03-04
4