Nadin menerima amplop putih tersebut dan membukanya. Betapa terkejutnya semua melihat isi dari amplop tersebut. Ternyata sebuah buku tabungan dan Kartu ATM pribadi milik Anya dengan surat kuasa pemindahan isi tabungan untuk Nadin.
Dan betapa Angga terkejut melihatnya karena tak pernah Angga tau mengenai tabungan tersebut. Nadin hanya diam melihat isi amplop tersebut.
"Nayya lebih berhak atas ini bu." Ucap Nadin sembari memberikan kembali amplop tersebut.
"Tidak nak. Nayya telah memiliki yang lain pemberian Anya. Ini seutuhnya milik kamu. Simpan dan gunakanlah." Pinta Bu.Suci.
Nadin semakin terisak. Kasih mengusap bahu Nadin menenangkan.
"Bu, Nadin pamit dulu. Maaf Nadin tidak bisa menemui Nayya dalam keadaan seperti ini. Nadin titip ini untuk Nayya."
Bu.Suci mengangguk mengizinkan. Nadin keluar di susul Kasih dan Rian. Sebelumnya Rian mendekati Angga dan memeluk Angga seraya berpamitan. Dan di susul Aldo dan Santi. Kasih meminta kunci mobil Nadin karena Anya terlalu khawatir jika Nadin menyetir dalam keadaan kacau.
Rian, Aldo dan Santi mengikuti mereka dari belakang. Ketiganya menyusul ke kontrakan Nadin dan Kasih untuk memberi kekuatan pada Nadin dan Kasih.
Sesampainya di kontrakan Nadin duduk memeluk lutut, membenamkan wajah pada lututnya dan menangis mengingat semua kejadian. Kasih merasa iba atas kejadian yang menimpa Nadin. Pertemuannya dengan Nayya adalah impian terbesarnya dan kini Nadin telah menemukan Nayya namun tak begitu saja Nadin bisa mendapatkan Nayya.
Rian memeluk Kasih dan Kasih pun menumpahkan tangisnya di pelukan Rian Santi dan Aldo mendekati Kasih dan Rian. Santi mengusap punggung Kasih Aldo menepuk bahu Rian untuk saling menguatkan. Mereka berempat saling berpegangan tangan untuk saling menguatkan.
Nadin masih dengan posisinya. Menangisi semua kejadian demi kejadian. Kasih mendekati Nadin dan duduk disampingnya mengelus bahu Nadin. Nadin mendongak dan menghambur dalam pelukan Kasih. Nadin menumpahkan segala rasanya dipelukan Kasih. Kasih pun tak kuasa menahan air matanya. Rian memegang bahu Kasih untuk menguatkan. Santi tak kuasa melihat kesedihan sahabatnya Santi pun menangis di pelukan Aldo suaminya. Aldo terus mengusap punggung Santi.
Setelah sedikit tenang Nadin melepaskan pelukannya. Nadin menatap lekat Kasih dengan uraian air mata. Kasih mengusap air mata yang membasahi pipi Nadin.
"Gw pasrahkan semuanya pada Tuhan Kas. Gw siap untuk kehilangan segalanya."
"Ngga Nad, percayalah ini adalah awal kebahagian lu."
Nadin menjawab dengan gelengan kepala dan menunduk. Nadin bangkit dari duduknya dan masuk kedalam kamarnya. Kasih menatapnya dan membiarkan Nadin masuk ke kamarnya.
"Makasih ya kalian mau datang kesini. Aku ga akan ganggu Nadin dulu dia butuh sendiri."
"Baiklah saya dan Santi pamit duluan ya Bu.Kas."
"Kasih saja Pa. Ini bukan di yayasan."
"Baiklah kita sepakati yah diluar yayasan kita adalah teman bukan antara atasan dan bawahan."
"Baiklah."
Aldo dan Santi pun pamit pulang terlebih dahulu. Kini tinggallah Rian dan Kasih. Rian selalu merangkul Kasih untuk menguatkan.
"Kamu harus kuat untuk menguatkan sahabat kamu yang."
"Iya Ka. Aku yang tau sejarahnya dan aku pun tidak ingin Nadin kecewa atas harapannya. Mungkin dia tidak terlalu perduli pada Ka.Angga yang Nadin inginkan dia dianggap ada untuk Nayya."
"Kaka mengerti cerita kalian. Dan Kaka tau itu bukan mengada-ada."
"Kaka pulanglah ini sudah terlalu malam."
"Kamu yakin Kaka tinggal?"
"Yakin Ka."
"Telfon Kaka klo ada apa-apa."
Kasih menjawab dengan anggukan. Rian pun pamit untuk pulang. Sepulangnya Rian Kasih membersihkan diri di kamar mandi yang terdapat dikamarnya.
Sampai disini dulu...
Author up ngebut. Jangan lupa like sama koment ya. Klik favorit biar ga ketinggalan ceritanya ya.
Terima kasih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Atun Ismiyatun
nadin dg angga kak bukn dg rian,,rian kan udah punya kasih
2023-02-15
0
M Arafat
semoga Nadin bisa di satukan dengan Rian😭
2021-07-04
1
Mida afsy
😭
2021-03-03
0