"Selamat pagi. Bagaimana istirahatnya? Mengganggu sebentar ya." Sapa dokter visit.
Pasien pertama yang diperiksa adalah Anya karena Anya beeada di bed pertama. Setelah dokter memeriksa keadaan Anya dokter menyarankan Anya beristirahat satu malam lagi. Tapi Anya menolak karena merasa sudah membaik. Akhirnya dengan pejanjian Anya pun di perbolehkan pulang. Dokter berpamitan dan berpindah ke bed Nadin.
"Selamat pagi Nad, bagaimana sudah baikan?"
"Pagi dok. Alhamdulillah dok hanya sedikit pusing saja. Klo boleh saya istirahat di rumah saja dok."
"Boleh, tapi nanti kamu harus cek Hb lagi Nad. Kok bisa sih Hb kamu cuma 6."
Nadin hanya tersenyum simpul menjawab pertanyaan dokter.
"Kejar setoran dok biar cepet lulus. Yakan Nad?" Jawab perawat senior.
"Santai ajalah Nad. Kamu pasti bisa. Kamu boleh pulang. Nanti minta jaga pagi aja dulu ya Nad sama keprunya."
"Baik dok. Terima Kasih."
"Nanti Kasih urus administrasinya ya Nad. Jadi kamu jangan kemana-mana dulu."
"Makasih ya Ka."
Sepeninggalan Dokter dan perawat Anya menghampiri Nadin yang tengah bersiap-siap.
"Loh, infus kamu sudah di lepas?"
"Eh, Kaka. Sudah Ka. Saya kan perawat jadi bisa lepas sendiri infusnya hehehe..."
"Masya Allah. Kamu nekad banget ya."
"Bukan nekad sih ka lebih ke ceroboh."
Dan keduanya tertawa bersama. Mereka berbincang sejenak sembari perawat melepas infus di tangan Anya.
"Nadin, emang keras kepala Ka. Dia mana mau nunggu kami merawat dia. Dia pasti akan bilang "aku juga perawat." Padahal dia kan lagi jadi pasien."
"Iiih,,, udah deh perkara lepas infus aja. Maaf deh."
"Nad, boleh minta nomer ponselmu?"
"Boleh Ka. Klo ada apa-apa jangan sungkan ya Ka. Tapi, maaf klo Nad lama balasnya." Sambil menyodorkan ponselnya.
"Kamu janji ya ga bakal lupa sama aku Nad."
"Iya Ka, Nadin janji. Mana ada Nad lupa sama orang sebaik Kaka."
Mereka pun berpelukan tanda perpisahan. Nadin masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti pakaian saat Anya berpamitan pulang terlebih dahulu.
Kasih datang menjemput Nadin setelah administrasi diselesaikan. Kasih pun memapah Nadin yang masih terlihat pucat dan lemas. Kasih menawarkan kursi roda namun bukan Nadin namanya kalo tidak menolak.
Nadin sampai di rumah kontrakannya bersama Kasih. Nadin merebahkan dirinya di sofa ruang tengah. Saat akan coba memejamkan matanya Nadin mendengar ponselnya beebunyi. Nadin pun segera mengambil ponselnya dari dalam tas yang tadi dia bawa.
"Halo," Jawab Nadin tanpa melihat siapa si penelfon.
"Hai, Nad. Ini nomer aku yah. Tadi kan lupa aku kasih kamu."
"Owh! Hai Ka. Oke.. Nad save ya Ka."
"Makasih ya Nad. Kamu sudah pulang?"
"Sudah Ka. Ini sudah di kontrakan."
"Syukurlah. Sudah dulu ya. Kamu istirahat biar cepet pulih."
"Makasih Ka. Kaka juga istirahat ya biar kita bisa ketemu lagi klo udah sehat."
"Oke. Bye..."
"Bye.."
Kasih melihat kearah Nadin dan memberi tatapan seolah bertanya siapa yang menelfon.
"Ka.Anya. Yang kemarin di bed 2."
"Owh! Ko kaya deket banget sih kalian?"
"Semalaman kita ngobrol karena suaminya ga ada."
"Owh! Pantesan."
Kasih memberikan camilan pada Nadin. Mereka berdua bersantai menonton tv bersama sambil Nadin melahap cemilan yang Kasih berikan. Tanpa mereka sadari kantuk pun menyerang keduanya dan mereka berdua tertidur di sofa sampai sore.
Kasih terperanjat ketika sadar dari tidurnya dan menyadari keadaan sekitar yang gelap dan suara tv terus menyala. Kasih membangunkan Nadin perlahan.
Terima kasih semuanya...
Lanjut nanti ya..
🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
susi 2020
😍🥰🥰
2023-06-23
0
susi 2020
🙄🙄😲
2023-06-23
0
Lela Lela
Otang kaya di cuekin
2023-02-22
0