"Sudah dirumah?"
Sejenak hening tak terdengar suara. Nadin menoleh kearah Kasih.
"Halo."
"Iya halo."
"Sudah di rumah?"
"Hm.. Sudah. Ada apa?"
"Gpp cuma kepikiran aja."
"Maksudnya?"
"Save nomernya ya."
"Iya, Namanya?"
"Calon Imam."
"Hmmm Aseeek.."
Cukup lama Nadin dan Angga saling berkomunikasi di telfon tanpa Nadin tau siapa nama Angga. Semuanya kompak melihat ke arah Nadin yang tengah asik menelfon tanpa peduli sekitar.
Para sahabatnya membiarkan Nadin. Nandin tampak tak canggung berbicara di telfon. Seolah mereka sudah mengenal jauh satu sama lain. Walaupun sampai menit ke 20 Nadin belum juga tau siapa nama pria tersebut.
"Nadiiiiiiiin..... Iiih,, telfonan mulu siapa sih???""" Goda Dina.
"Mamiiii....."
"Siapa? Lagi banyak orang ya?"
"Iya kita lagi kumpul."
"Ya udah klo gitu nanti di sambung lagi ya."
"Eh, kita?!"
"Iyaaa... Aku deh kan aku yang selalu kangen sama kamu."
"Diiih,,,, gombalannya buat yang lain aja deh."
"Tanya aja Aldo aku ga pernah kaya gini sama yang lain. Ga tau kenapa sama kamu ko aku mau ya."
"Hahaha.... Iya in aja deh biar seneng."
"Yeee... ya udah met kumpul ya. Tapi jangan lupa inget aku terus ya."
"Hadeeeh... Udah ah daaah..."
Telfon pun dimantikan oleh Nadin. Nadin senyum-senyum sendiri sambil memegang ponselnya.
"Nad,, dia bisa buat lu tersenyum lepas loh."
"Dia siapa?"
"Ga usah pura-pura be** deh. Gw tau siapa yang nelfon lu lagi."
"Kasiiiih.... Ngga ya gw biasa aja ko."
"Heh,, lu bilang biasa aja tapi pipi lu merah gitu."
"Ariiif...."
Semua menggoda Nadin namun yang di goda masih saja mengelak tentang perasaannya. Nadin memang merasa aneh sendiri kenapa dia begitu nyaman berbicara dengan "calon imam" begitu dia menyebutkan namanya. Berbeda ketika Nadin berbicara dengan lawan jenis yang lain. Namun Nadin selalu menepis perasaannya itu. Tidak mau terlalu mendalaminya.
"Ka Nad, klo mau sama duda kaka aku duda. Mau ngga?"
"Ketularan Arif lu ya." Nadin langsung ngeloyor ke belakang.
"Beneran ka. Mau yah... Amel kenalin ya?"
Nadin tak menanggapi. Dan semua pun tertawa. Begitulah Nadin. Amel pun melakukan panggilan vidio sama kakanya. Nadin masih acuh tak menanggapi. Dia bersembunyi di pantry sambil meminum susu buatannya.
Amel mencari keberadaan Nadin. Dan anak-anak dari Ivan dan Nando memberi tau Amel keberadaan Nadin. Amel mendekat ke arah Nadin. Tanpa Nadin sadari Amel memutar kamera depan menjadi belakang agar sang kaka bisa melihat kearah Nadin.
"Ka Nad,"
Nadin menoleh dan tersenyum layaknya anak kecil katauan nyuri kue. Nadin menyodorkan gelas susunya sambil tersenyum manis berfose dikira akan di foto. Amel menggelengkan kepala sambil tertawa.
"Iiih,,, jail ya kamu."
"Amel ga foto kaka loh."
"Hmmm... jail banget sih kamu. Ketularan Arif lu ya."
Nadin pun beranjak dan meninggalkan Amel lagi. Amel kembali berbicara dengan sang kaka yang tak lain adalah Angga. Namun Angga pura-pura yak mengenal Nadin dihadapan Amel.
Amel dan Angga mengakhiri percakapannya. Para sahabat memang berencana menginap di kontrakan Nadin dan Kasih. Ketika para sahabat datang mereka berdua harus merelakan kamar mereka di recoki oleh Tina dan Dina. Dan ditambah anak-anak mereka.
"Nad, Kas. Ini malam minggu loh."
"Terus apa hubungannya sama kita?" Tanya Kasih.
"Jangan pura-pura be** deh."
Nadin dan Kasih pun hanya mencebikan bibir mereka ke arah Dina dan Tina. Dina dan Tina pun tersenyum melihat tingkah keduanya.
Sementara Amel dan Arif selalu berdua. Membuat otak jail Kasih dan Nadin terusik. Dan Amel dan Arif pun tak luput dari kejailan keduanya di tambah lagi anak-anak yang berkomplot membantu Nadin dan Kasih.
Terima kasih semuanya.
Sampai disini dulu ya..
Author usahain up cepet ya.
Jangan lupa like sama komentnya ya 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
M Arafat
rupa ny Amel adik ny Angga tho
2021-07-04
1
Megandaru
ooooo amel adeknya angga
2021-06-05
1
Muryati Yati
cie cie
2021-06-02
1