Xavier mengantarkan Berlian hingga sampai di depan pintu rumah Berlian.
Berlian Segera membuka pintu dan Berlari meninggalkan Xavier tanpa sepatah katapun.
Xavier memperhatikan Berlian yang seakan takut pada dirinya.
Sebuah mobil putih berhenti tepat di depan mobil Xavier, Barack keluar dari mobil.
Melihat Barack Xavier segera keluar dari mobilnya.
"Barack, apa kabar?" Xavier tersenyum.
"Kamu telah menemukan Berlian" Barack menatap tajam ke arah Xavier.
"Kenapa kamu bisa satu rumah dengan Berlian?" Xavier melirik Berlian yang mengintip dari jendela kamarnya di lantai atas.
"Dia adikku" jawab Barack.
"Ow, ternama Cinta kamu kepada Zara menjadi Cinta saudara" Xavier mengejek Barack.
"Asalkan aku selalu bisa melindungi dirinya, aku tidak perduli tapi Berlian bukan Zara" tegas Barack.
"Kau benar, aku merasa dia berbeda, katakan kepadaku, Siapa Berlian dan siapa saja yang menumpang di tubuhnya?" tanya Xavier.
"Apa maksud kamu?" Barack balik bertanya.
"Ada 2 jiwa dalam tubuh Berlian, dua jiwa dari dua dunia yang berbeda, mereka akan menguasai Berlian" ucap Xavier.
"APa kamu tidak bisa menemukannya?" Barack kembali bertanya.
"Lupakan, tanyakan kepada dirinya, kenapa ia takut kepadaku?" Xavier duduk di depan mobilnya.
"Dia hanya mengatakan kamu membawa aura kegelapan" jelas Barack.
"Bahkan rasa cinta Zara padaku tidak ada pada dirinya"Xavier kesal.
"Jika aku bukan kakaknya, aku adalah orang pertama yang akan dia cintai" Barack tersenyum.
"Apa, dia telah di takdir kan untuk diriku!" tegas Xavier.
"Sepertinya semua akan berubah, Berlian akan menghilang setiap bulan purnama" jelas Barack.
"Apa maksud kamu?" Xavier penasaran.
"Nanti kamu akan tahu sendiri" Barack berjalan meninggalkan Xavier.
"Ohya, sepertinya saudara kamu bekerja di rumah sakit milikku, namanya Zack" Barack tersenyum dan melanjutkan langkah kakinya.
"Terimakasih, aku akan menemui dirinya" ucap Xavier masuk ke dalam mobil sport berwarna hitam pekat.
Barack berlari ke kamar Berlian, tidak terasa purnama hampir datang.
"Apa yang Kakak bicarakan dengan Xavier?" tanya Berlian.
"Tidak ada yang penting, persiapkan barang - barang kamu!" perintah Barack.
"Kita mau pergi?" tanya Berlian.
"Kamu yang akan pergi!" tegas Barack.
"Berlian, malam ini malam Purnama!" Barack menatap sedih.
"Tidak, aku tidak mau kembali ke Dunia Pelangi" Berlian berlari memeluk Barack.
"Kamu akan baik - baik saja" Barack mengusap rambut Berlian.
"Bisakah kamu ikut bersamaku?" Berlian memeluk erat Barack.
"Bersihkan dirimu, gunakan celana jeans panjang, baju panjang dan jaket" Barack melepaskan pelukannya.
"Cepatlah!" perintah Barack.
Berlian segera masuk ke kamar mandi DNA membawa pakaian ganti.
Barack mempersiapkan perlengkapan medis dan makanan siap saji di ransel Berlian, ia tidak mau adiknya kelaparan.
Barack duduk di atas tempat tidur Berlian menunggu Berlian selesai mandi dan menggantikan pakaian.
Berlian keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah.
"Ayo, makan dulu" Barack membawa ransel Berlian.
Berlian mengikuti langkah kaki Barack menuruni anak tangga, ia sangat sedih dan takut.
Barack melihat Berlian dengan tatapan sedih.
"Duduk dan makanlah, jangan sampai kamu kelaparan" Barack mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Berlian.
"Bisakah Kakak ikut bersamaku" suara manja gadis 17 tahun menyedihkan.
"Andai aku bisa, aku akan selalu menjaga dirimu" Barack mencium dahi Berlian.
Berlian memaksakan diri untuk memakan habis makanan yang di berikan Barack.
Berlian telah memakai ranselnya dan memeluk erat tubuh Barack, ia menahan tangisnya.
Berpetualang di Dunia yang berbeda dengan usia yang masih muda, memaksakan Berlian untuk tumbuh dewasa.
Bulan purnama telah muncul dan perlahan menghilangkan tubuh Berlian, ia berteriak.
"Tidak tidak , Kak Barack, aku tidak mau pergi" Barack hanya bisa melihat kepergian Berlian dan mendengar suaranya yang semakin jauh.
***
Berlian kembali di gua Asoka, seorang Pria dengan pakaian Hitam duduk tepat di depan Berlian, ia melihat mata Berlian yang masih basah karena air mata.
"Aku sudah lelah menunggu dirimu" ucap Shadow bahagia melihat Berlian.
"Apa aku terlihat tua?" Shadow mengangkat Berlian yang masih terduduk diam di lantai Gua.
"Aku tidak mau kembali kemari" Berlian berteriak.
"Kenapa?"tanya Shadow menatap tajam kepada Berlian.
"Aku takut" Berlian seakan ingin menangis.
"Aku akan menjaga dirimu, karena aku mencintaimu" Shadow memeluk Berlian.
"Kenapa kamu takut, tidak ada yang bisa melukai dirimu" ucap Shadow.
"Mereka tidak melukai diriku tapi aku di bawa kesana kemari sangat mengerikan" tegas Berlian.
"Kemarilah, kita kembali ke istana" Shadow memeluk erat Berlian dan menghilang.
Mereka kembali ke istana Shadow, di kamar menara milik Shadow.
"Apa kamu mau menggantikan pakaian mu?" tanya Shadow menatap Berlian yang masih menggunakan pakaian aneh dari dunianya.
"Aku mau tidur" Berlian melepaskan ransel miliknya dan merebahkan diri di atas tempat tidur.
Shadow memeluk tubuh Berlian.
"Aku sangat merindukan dirimu" bisik Shadow di telinga Berlian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Milly Milyati
huuufffff...semakinnn seruuu...
2020-03-25
1
rasthea
thor aku berasa jadi anak kecil yg berhayal di dunia dongeng ,,,😊😊
2020-03-09
3
potekan lidi
bagus kakak... lbh pnjang donx🤗🤗🤗
2020-03-09
2