Red

Hari sudah gelap, Berlian bermain game di ponselnya, kakek belum juga pulang, Nini mulai khawatir.

Berlian melihat Nini duduk termenung menatap bulan yang masih bulat besar dan bercahaya sangat terang bagaimana siang hari.

Berlian berjalan mendekati Nini.

"Kenapa kakek belum pulang?" tanyanya kepada Nini yang hanya menggelengkan kepalanya.

"Ayo kita jemput Kakek." ajak Berlian

Nini menatap Berlian

"Aku ganti baju dulu." Berlian berlari ke kamar ia mengganti pakaian tidur dengan kaos oblong lengan panjang, celana jeans dan sweater.

Berlian selalu menggunakan sepatu kets dan membawa ransel berisi perlengkapan medis.

Nini berjalan bersama Nini menuju air terdekat.

Air terjun berwarna Biru, Nini mencoba menyentuh air terjun namun tidak terjadi perubahan.

Kemudian Berlian menyentuh air terjun yang semula berwarna Biru berubah berwarna - warni seperti pelangi.

Nini menarik tangan Lian dan menggelengkan kepalanya.

"kenapa." Tanya Lian

"Airnya berubah warna." Nini melihat air yang kembali berwarna Biru.

"Aku akan membawa kakek pulang, Nini tenang saja." Lian melangkah kakinya perlahan masuk ke dalam air terjun.

Lian masuk dan kakek keluar.

"Kakek." Nini berteriak dan memeluk kakek

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya kakek heran dan khawatir.

"Lian, Lian." teriak Nini

"kenapa kamu terlambat ?" tanya Nini

"Aku kesulitan membuka pintu, tapi tadi pintu terbuka tiba - tiba." ucap kakek

"Lian, Lian yang membuka pintu." Nini memegang tangan Kakek khawatir

"Lian !" kakek terkejut dan berusaha menyentuh air namun air tidak terbuka

"Apa yang harus kita lakukan?" Nini semakin cemas

"Tidak ada yang bisa kita lakukan, Hanya menunggu purnama berikutnya, Ayo kita pulang." kakek menarik tangan Nini.

Tidak ada gunanya menunggu air terjun, Karena pintu akan terbuka ketika purnama kembali.

***

Berlian berapa di dalam hutan dengan tumbuhan berwarna merah.

"Wow, cantik sekali." Lian berjalan melihat sekeliling.

Ia menoleh air terjun berwarna merah dan menyentuh kembali air terjun.

"Tadi berwarna Biru sekarang berwarna merah, Aneh." Lian berbicara sendiri.

Ia melangkah perlahan dan meliha ada jalan setapak, seperti sering di lewati. Lian mengikuti jalan setapak.

"Aku dimana?" hati Lian bertanya

Sampai di ujung jalan setapak terlihat jalan tanah bebatuan yang sangat lebar.

"Aku harus kemana, kiri atau kanan?" Lian berada di tengah-tengah jalan, bingung pilih mana.

Sebuah kuda berlari sangat kencang dan berhenti tiba-tiba hampir menabrak Lian.

Terdengar teriakan kuda memekikkan telinga beradu dengan teriak Lian, topi Lian terlepas dan rambut hitam panjang tergerai melewati punggungnya.

Seorang pria tampan turun dari kuda menatap Lian yang berjongkok memejamkan mata.

Pria itu mendekat menyentuh rambut hitam lurus dan panjang tergerai melambai - lambai tertiup angin, Lian mengangkat kepalanya melihat pria bermata merah menatap tajam kepada Lian.

"Apa yang kamu lakukan di tengah jalan?" Tanya pria asing yang sangat tampan berjubah hitam dan membawa rubah putih di bahunya.

"Maaf, aku akan menyingkir." Lian berdiri, kakinya gemetar.

Berlian berusaha menepi kesamping jalan namun pria itu menarik kasar tangan Lian hingga jatuh di pelukannya.

Pria itu menatap bola mata Lian yang terus berubah warna seperti pelangi.

Mata Lian melotot, ia terkejut, kini tangan Lian menyentuh dada telanjang pria asing.

"Tuan, tolong lepaskan saya." Lian mengangkat kepalanya bertatapan langsung dengan pria yang memiliki bola mata berwarna merah darah.

Wajah mereka sangat dekat, Lian tak dapat bergerak tangan pria telah menguncinya.

Rubah putih dari pundak pria mendekat, mendengus wajah Lian yang telah memejamkan mata takut digigit.

Pria itu menggendong Lian menaikkan ke atas kuda. Lian berteriak.

"Hey, apa yang kamu lakukan, turunkan aku." Lian memukul dada Pria itu.

"Namaku Red." pria itu tersenyum dan memacu kuda hitam miliknya dengan sangat kencang tak lama kuda telah berada di angkasa.

Lian terdiam ia kagum melihat keindahan dari atas, ia tak sadar tangannya memeluk leher Red dan Rubah menjilati jari - jari Lian.

Red tersenyum menatap wajah cantik Lian, Rubah selalu tahu orang baik dan jahat.

Jika Rubah menyukai seseorang berarti orang adalah orang baik.

" Wah, Indah sekali " Lian berteriak

"Siapa namamu?" tanya Red yang terus memperhatikan wajah Lian

"Berlian, kau bisa memanggilku Lian."

Kuda hitam perlahan turun dan mendarat di atas menara tertinggi di kerajaan Merah.

Red menggendong Lian dan turun. Ia memperhatikan Lian dari atas sampai ke bawah.

"Kamu dari Negeri seberang Air terjun." Red berucap

"Ya, aku mencari kakek ku dia tabib istana Biru." ucap Lian

"Dia sudah pulang." Ucap Red

"Bagaimana kamu tahu?" tanya Berlian.

"Seekor burung mata - mata ku, kamu yang telah membukakan pintu untuknya." jelas Red

"Maksud kamu?" tanya Lian penasaran.

"Ketika kamu masuk kesini kakek mu keluar." jelas Red

"Tapi kenapa kami tidak bertemu?" tanya Berlian

"Sudah ku katakan kamu tersesat , ikutlah denganku!" Red menarik tangan Lian.

Rubah yang bernama Ruh membukakan pintu.

Mereka berada di kamar pangeran Red putra dari kerajaan Merah.

"Kenapa kita langsung ke kamar kamu?" tanya Lian tanpa ada rasa khawatir

"Agar tidak ada yang tahu kamu berada di Dunia Pelangi." Red duduk di kursi dan diikuti Lian.

"Apa mereka akan membunuhku?" tanya Lian

"Mungkin." jawab Red menuangkan air dari teko ke gelas dan memberikan kepada Lian

"Apakah ada racunnya?" Lian mengambil gelas.

"Tidak." Red meminum air langsung dari teko Lian meletakan gelas di meja

"Aku membawa bekal." Lian mengeluarkan botol minuman dari tasnya dan meminumnya.

Red tersenyum, Ruh naik ke pangkuan Red.

"Bisakah kamu mengantarkan aku kembali ke air terjun?" tanya Lian menyimpan kembali botol minumnya.

"Tidak usah terburu-buru, aku akan mengajak kamu berkeliling, Tunggu di sini." perintah Red.

"Ruh, jaga dia" Red berjalan menuju Kudanya bernama Fly dan terbang bersama.

"Aku telah, apa aku boleh tidur di sana?" Lian bertanya kepada Ruh

"Baik Tuan." jawab Ruh

"Wah, kamu bisa bicara, kamu laki- laki atau perempuan?" tanya Lian.

"Aku jantan." jawab Ruh.

Ruh naik ke tempat tidur dan bergulung memeluk ekornya.

Berlian melepaskan tasnya, membuka sepatu dan naik ke tempat tidur.

"Aku sangat lelah, bagaimana aku kembali ke duniaku?" tanya Berlian pada dirinya sendiri.

"Kamu akan kembali pada saat bulan purnama." jawab Ruh

"Benarkah? rasanya pasti masih lama." Berlian memejamkan matanya.

Mereka tidur bersama dengan pulas. Red kembali, ia melihat wajah Lian tertidur pulas. Ruh meloncat turun ke lantai.

Red membuka jubah hitamnya, hingga bertelanjang dada, ia hanya menggunakan celana hitam.

Menunggu Lian bangun, Ia makan buah-buahan dan cemilan yang ada di atas mejanya.

😍 Thanks for Reading 😊

Terpopuler

Comments

💐d@€ng🌸

💐d@€ng🌸

lanjut n tetap semangat...

2020-02-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!