Zack & Shadow

Berlian kembali ke ruangan Barack, ia melihat ruangan kosong, Berlian duduk di Sofa dan membuka ponselnya, ada banyak pesan yang malas untuk Berlian balas.

Berlian hanya Membaca pesan dari cowok - cowok keren menyatakan cinta.

Berlian tidak berani berpacaran, karena kelebihan yang dimiliki dirinya membuat semuanya berantakan.

Ia sama dengan Barack bisa mendengarkan suara hati setiap orang yang berada di dekatnya dan membaca pikiran ketika melihat mata seseorang.

Ternyata kemampuan membaca pikiran dan mendengarkan suara hati seseorang dapat memperburuk hubungan asmara.

Berlian berbaring di atas sofa dan memejamkan matanya, ia merasa bosan dan tertidur.

Seorang pria tampan masuk ruangan Barack tanpa mengetuk pintu, ia melihat Berlian tertidur di atas sofa.

" Bukankah Dia Gadis cantik yang tersesat" Zack berjalan mendekat menatap wajah cantik Berlian.

Zack ingin merapikan rambut Berlian yang menutupi wajahnya.

" Jangan sentuh !" tegas Barack dan menarik Zack menjauhi Berlian.

" Hey, Kenapa kamu begitu kasar, apakah dia kekasihmu?" mata tajam Zack dan Barack bertemu.

" Dia melebihi kekasih" Barack duduk di samping Berlian.

" Ada keperluan apa kamu ke ruangan ku?" tanya Barack.

" Aku hanya ingin mengajak kamu Bekerjasama dengan perusahaan milik Papaku " Zack duduk di depan Barack ia memandang wajah Berlian.

" Maksud kamu?" Tanya Barack menyelidiki.

" Masih berhubungan dengan Dunia kesehatan, penanaman modal untuk Rumah Sakit Internasional" mata Zack terus menatap Berlian.

Mata Berlian membuka perlahan.

" Kakak" suara manja Berlian menggemaskan, ia menarik tangan Barack dan memeluknya, mata Berlian kembali terpejam.

" Dia adikmu" suara Zack membuat mata Berlian kembali terbuka.

" Siapa Dia?" Berlian berusaha melawan kantuk, ia merasakan lelah sepulang dari Dunia Pelangi, karena belum terbiasa.

" Dia Dokter Zack" Barack melihat kasihan kepada Berlian, ia tahu Berlian sangat lelah, namun Barack ingin selalu menjaga Berlian hingga sebulan kedepan.

" Shadow " Ucap Berlian yang langsung duduk.

" Siapa shadow ?" tanya Zack

Barack dan Berlian saling pandang, wajah Zack sangat mirip dengan Shadow hanya berbeda versi.

Shadow pria di zaman kuno dan Zack pria modern yang keren dengan jas seorang Dokter.

" Tidak ada" Ucap Berlian menatap mata Zack namun ia tidak bisa mendengarkan suara hati dan pikiran Zack.

Berlian memindahkan pandangannya ke arah Barack.

" Aku lapar" ucap Berlian manja.

" Ayo kita makan Siang" Barack menggenggam tangan Berlian.

" Apa aku boleh makan bersama ?" tanya Zack.

" Tentu saja" jawab Barack

Mereka bertiga berjalan ke depan Rumah Sakit menuju sebuah restoran.

Semua orang berdecak kagum melihat 3 makhluk sempurna berjalan melewati mereka.

" Kak, bagaimana dengan Jhon?" tanya Berlian menggandeng Barack.

" Kamu tahu namanya?" Barack balik bertanya, Zack hanya diam memperhatikan dua bersaudara yang membuat iri orang melihat mereka seperti sepasang kekasih.

" Aku melihatnya, apakah ibunya masih minta pencangkokan?" tanya Berlian lagi

" Tidak, dia hanya minta obat" ucap Barack

" Baguslah, setidaknya itu bisa membantu ia bertahan" Berlian mendahului Barack dan Zack menuju restoran, ia segera memilih kursi dekat dengan taman belakang restoran.

Barack segera menyusul Berlian diikuti Zack, Berlian melihat daftar menu restoran, Barack segera merebutnya dari Berlian.

" Aku bisa memesan makanan untuk dirimu disamakan saja" Berlian memancungkan mulutnya.

Zack tersenyum melihat tingkah Berlian, terlihat manja namun kadang takut dan penurut kepada Barack.

Barack memanggil pelayan dan segera memesan makanan, begitu juga dengan Zack.

Mereka bertiga makan siang bersama,

" Barack bagaimana dengan tawaran aku tadi?" tanya Zack.

" Aku akan memikirkannya" ucap Barack.

" Kak, aku akan pergi ke perpustakaan umum kota" ucap Berlian

Barack tahu, pasti Berlian ingin mencari informasi tentang Dunia Pelangi yang hanya ada dalam dongeng.

" Apa kamu ingin aku antar?" tanya Barack.

" Tidak usah,, lihatlah aku bahkan bisa melihat papan nama perpustakaan" Berlian menunjukkan tangannya ke arah perpustakaan.

" Baiklah, naik taksi" ucap Barack.

" Hmm " Berlian menghabiskan makanan, ia ingin berjalan-jalan ke perpustakaan.

Mereka telah menyelesaikan makan siang, Berlian masih duduk di kursinya.

" Kamu tidak pergi?" tanya Barack melihat Berlian yang masih duduk manis.

" Sebentar lagi, aku akan menunggu Makanan di perutku di cerna dengan baik" Berlian tersenyum.

" Baiklah, Kakak kembali ke rumah sakit, berhati-hatilah" Barack mencium dahi Berlian.

" Apa aku juga boleh?" canda Zack.

" Jika kamu ingin kehilangan semua gigimu, coba saja" ancam Barack yang berjalan meninggalkan Berlian.

Melihat Barack dan Zack telah hilang dari hadapannya, Berlian segera beranjak dari kursinya, ia berjalan menuju perpustakaan umum kota.

" Aku tidak mau naik taksi, olahraga sedikit dengan jalan santai" Berlian berjalan.

Berlian membawa tas punggung miliknya yang berisi perlengkapan kesehatan dan P3K.

" Ah ternyata panas sekali" gumam Berlian.

" Di Dunia Pelangi sejuk sekali, ih tapi aku tidak mau lagi kembali ke sana, mengerikan" Berlian berbicara sendiri.

Sekitar 45 menit Berlian berjalan akhirnya ia sampai di depan perpustakaan, ia menunjukkan kartu anggota, mengisi buku kunjungan.

" aah sejuknya" Berlian tersenyum, ia dapat merasakan dinginnya ruang perpustakaan.

" Aku harus Menuju bagian mana ya? Dongeng, sejarah, atau apa?" Berlian berbicara di dalam hati.

Berlian berjalan menuju rak buku, ia hanya berkeliling.

" Aku tidak tahu harus Mulai dari mana?" pikir Berlian.

Berlian melihat tangga untuk naik ke lantai dua, yang dulu belum ada.

Berlian menaiki anak tangga satu persatu, ada banyak buku legenda, dongeng, fantasi dan misteri.

Buku tersusun rapi sesuai warna dan ukuran, sangat cantik.

" Tidak ada pengunjung yang naik ke sini" Berlian mengambil sebuah buku berjudul " Kelahiran Shadow" .

Buku besar dan berat, Berlian memilih sebuah meja di samping jendela kaca di sudut ruangan.

Ia mulai membuka dan membaca buku.

Shadow adalah reinkarnasi seorang Malaikat Tampan bernama Azril yang dibunuh oleh kekasihnya, seorang bidadari cantik yang menginginkan kekuatan dari Azril.

Karena sakit hati akhirnya, Azril memilih untuk bereinkarnasi pada tubuh putra dari Raja iblis bernama Shadow.

Ia tidak percaya lagi pada kebaikan hati para malaikat dan bidadari yang derajatnya lebih tinggi dari Raja Iblis.

Shadow lahir dengan anugrah kekuatan raja Iblis dan Malaikat, Ia adalah Raja Iblis selanjutnya.

Shadow adalah pria yang Jahat dan dingin.

" Aku tidak berpikir Shadow jahat, Dia priai yang baik menurut ku" ucap Berlian Tanpa menyadari Seseorang berada di belakangnya.

" Benarkah" terdengar suara pria dari belakang Berlian hingga ia mendongak kepalanya.

" Zack" Ucap Berlian

" Zack, Siapa Zack ?" pria itu pindah ke depan Berlian.

Berlian mengamati pria di depannya berpakaian serba hitam sedangkan Zack berpakaian serba putih.

" Rasanya aku bisa Gila" ucap Berlian dan dapat di dengarkan oleh pria di depannya.

" Kenapa kamu bisa Gila?" tanya Pria di depannya.

" Apakah kamu punya kembaran?" tanya Berlian menyelidiki.

" Kurasa tidak ?" jawab Pria itu singkat, ia mengambil kursi dan duduk di depan Berlian.

" Kamu punya kembaran, aku akan mempertemukan kalian jika kamu menginginkan" Berlian masih menatap wajah pria di depannya.

" Apa kamu tidak ingin menanyakan namaku?" pria itu tersenyum manis sangat tampan.

" Siapa nama kamu?" Berlian kembali membaca buku tentang Shadow.

" Shadow" Jawab Pria itu dan masih tersenyum.

Berlian tersenyum kecut dan segera beranjak dari kursinya membawa buku untuk dikembalikan ke rak.

Shadow menarik tangan Berlian.

" Kita telah ditakdirkan untuk bersama" Tegas Shadow.

Berlian hanya bisa terdiam menatap tajam pada Shadow dan seakan tidak percaya dengan apa yang ia dengarlah.

*

*

*

*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*"*

Thanks for Reading

Dukung Author dengan tinggalkan Like dan Komentar pada setiap episode, Terimakasih

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***