Di Perjalanan pulang Mobil Ning Nula berhenti entah karena apa. Akhirnya mereka memutuskan untuk turun dan memeriksa untuk mengetahui apa yang terjadi.
"Eh....eh...loh kok terasa berat ya mobilnya....yah...aku coba cek dulu" ungkap Ning Nula tiba-tiba memberhentikan mobilnya
"mobilnya kenapa Ning?" tanya Aisyah yang juga terlihat bingung
"Aku Ndak tau Aisy...perasaan Minggu lalu baru diservis deh...apa ban nya bocor ya...?" pikir Ning Nula lalu bergumam.
"Ya sudah Ning, langsung dicek saja..." Aisyah pun turun dari mobil diikuti Ning Nula dengan arah yang berlawanan.
"Astaghfirullahaladziim...ban depan sama belakang sama-sama bocor...gimana ini? ban serep cuma ada satu dan itupun aku ngga bisa nggantinya...mana jalanan disini sepi banget...bengkel juga masih jauh...huh..." keluh Ning Nula yang mengamati keadaan di sekeliling jalan yang memang jauh dari kota dan pedesaan dan tampak sangat sepi.
"Aisyah coba telfon Abang ya Ning...?" jawab Aisyah
"Ah iya...itu ide bagus..." seakan pikiran Ning Nula sudah tidak bisa berpikir hanya mengandalkan Aisyah.
"Yah...ngga ada signal Ning..." jawab Aisyah kecewa
"Ya Allah...Ya Rohman Ya Rohim...Ya...Aamanal Khooifiin Aaminna mimma nakhoof....aamiin...( Ya Allah....Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...Amankan Kami...dari ketakutan dan kekhawatiran...)" ucap Ning Nula sembari mengangkat tangan untuk berdo'a dan diaamiini oleh Aisyah.
"Aamiin..." ucap Aisyah dengan penuh harap sambil mengangkat telapak tangannya ke arah wajah tanda mengakhiri do'a. Mereka berdua tetap terus menyebut Asma Allah...
Baktu berselang 5 menit setelah berdo'a tiba-tiba ada segerombolan anak punk yang lewat dihadapan Aisyah dan Ning Nula.
"Kenapa kak mobilnya?" Tanya salah seorang dari anggota anak punk Tersebut.
"Ah...tidak apa-apa Nang...kami sedang istirahat saja" Jawab Ning Nula berbohong, karena ketakutan melihat penampilan anak punk Tersebut.
"Ning...kenapa bohong...bisa aja dia bisa nolong kita..." Bisik Aisyah kepada Ning Nula.
"Aku takut Aisyah...mereka menakutkan"...Jawab Ning Nula lirih tepat ditelinga Aisyah.
" Jangan gitu Ning..., kan don't look book by the cover..." Jawab Aisyah yang sedikit terdengar anak punk yang bertanya tadi.
"Kakak boleh minta takut sama penampilan Kami...tapi kakak ngga pernah tahu kan sikap Kami yang sebenarnya..." Ujar anak punk Tersebut.
"Yah...Dia dengar pembicaraan Kita..." ucap Ning Nula yang tambah ketakutan.
"Tenang saja kak...Kami tahu ban mobil Kakak bocor...kenapa berbohong? kami berniat untuk membantu Kok...!" Ucap anak punk yang ada di sebelahnya lagi.
"Tuh kan bener Ning...ini pertolongan dari Allah buat Kita... Alhamdulillah... Allah mengabulkan do'a Kita dengan cepat Ning...Terima kasih banyak adik-adik...tapi bagaimana Kalau membantu Kami? apa bisa...maaf nih sebelumnya... " Ucap Aisyah bersyukur.
"Tenang Kak...Saya akan panggil teman yang kerja di bengkel mobil...Dia bisa datang ke sini untuk membantu Kakak.." Jawab Anak Punk yang dari awal bertanya kepada Ning Nula dan Aisyah.
" Syukron katsiron, Asif (Terima kasih banyak, maaf) ...Aku udah su'udzan sama kalian...soalnya aku baru minggu lalu diganggu sama anak punk di kota" pinta Ning Nula yang merasa bersalah atas sikapnya.
"Iya...Kak...santuy aja... Bentar ya...aku telfon temenku dulu" Ucap anak punk itu meminta izin
"Iya silahkan..." Jawab Aisyah singkat.
'Iya, untuk mobil merek Avanza seri xxxx ban depan sama belakang ya...bocor parah kayaknya, cepetan ya...ini kasihan cewek yang punya mobil' Jawab anak punk yang sedang menelpon.
'Oke...Aku tunggu... thanks ya... Assalamualaikum...' Lanjut anak itu mengakhiri sambungan seluler nya.
"Kata temanku 30 menit jarak tempuh ke sini Kak...tunggu aja ya...." Ujar anak itu setelah mengalami teleponnya.
"Oh iya...nda papa Nang...Makasih banget loh kalian udah mau bantuin kita, padahal Kami udah berburuk sangka..." Lagi-lagi Ning Nula mengucapkan kata terima kasih dan maaf
"Ih si Kakak...makasih terus sama maaf... Insyaallah Kami ikhlas bantu Kakak...Karena Kami membayangkan seandainya Kami yang ada di posisi kakak pasti Kami akan merasakan hal yang sama, karena hakikatnya semua manusia akan mengalami hal yang sama dengan orang lain akan tetapi diberikan pada waktu yang berbeda" Jawab anak itu gamblang.
"Nang...Maaf nih sebelumnya...Aku benar-benar heran sama kalian, kalian sangat berbeda dengan anak punk yang aku temui seminggu yang lalu...kalau boleh tahu kenapa ya...?" Tanya Ning Nula penasaran.
"Eummm...itu yah kak...nanti tak ceritakan, tapi sekarang ayo kita pinggirkan mobilnya dulu, jangan ditengah gini..." Pinta anak punk yang tadi menelfon temannya.
"Oh iya...tapi ini berat sekali" Pekik Ning Nula.
"Kami akan bantu dorong kok kak, tenang saja" Jawab semua anak punk itu dengan serentak.
"Aku juga bantu dorong kok Ning...hehe" Sambung Aisyah.
"Oke...siip aku jadi semangat deh..." Ujar Ning Nula yang merasa senang.
"Satu dua tiga...hiya........terus... sedikit lagi...ayo semangat" Ujar Aisyah mengarahkan, lagaknya seperti tukang parkir profesional yang mengomando parkir mobil Ning Nula
"Huh...cape sekali... Alhamdulillah...sudah selesai" Ucap Aisyah yang merasa lega, padahal dia cuma teriak-teriak, yang mendorong 5 anak Punk itu. haha...dasar Aisyah aneh.
"Aisyah...sini.. " Panggil Ning Nula
"Iya ada apa Ning?" Jawab Aisyah menghampiri Ning Nula.
"Ini tikar yang tadi kita bawa, bawa keluar aja buat duduk...ini kan tadi minuman kamu masih 5 botol, punyaku 2, Snack juga utuh...tadi makan snacknya Gus Husain, sekalian buat nemenin duduk nunggu montir bengkelnya ya..." Ujar Ning Nula mengarahkan
"Ashiap Ning...mantul idenya" jawab Aisyah singkat dan langsung melakukan instruksi Ning Nula dibantu Ning Nula.
"Dek...ayo duduk dulu, ini ada minum seadanya...maaf ya...kita udah ngerepotin terus" Panggil Ning Nula mengajak mereka duduk bercengkrama.
"Iya kak, terima kasih...so calm...nda usah repot-repot seharusnya..." Jawab anak punk itu.
Setelah semuanya duduk mereka meminum air mineralnya dan memakan Snack yang disediakan Aisyah sambil mengobrol.
"Jadi sebenarnya kalian ini anak punk apa bukan?" Tanya Ning Nula yang sedari tadi menahan penasaran
"Jadi begini kak, aku perwakilan ya menjelaskan semuanya, Perkenalkan namaku Rizki, umurku 18 tahun. Aku dulu seperti anak punk yang kakak takuti tadi...aku jadi begini karena orang tuaku tidak peduli lagi padaku" Jelas Rizki anak yang menelponkan montir untuk menolong Ning Nula dan Aisyah.
"Maaf...maaf...orang tuamu membuangmu?" Tanya Aisyah
"Orang tuaku tidak membuangku, tapi aku merasa dibuang sudah tidak dipedulikan lagi kak, orang tuaku ibu dan ayahku setiap hari sibuk bekerja setiap pulang ada saja yang diributkan! mereka selalu berdebat menguliahkan aku di mana di Indonesia atau Kairo, membuatku pusing saja berada dirumah" Penjelasan Rizki, kini wajahnya tertunduk...ada kerapuhan dalam raut yang ditampakkan olehnya.
"Ya Allah... beruntung sekali kamu dek...Kakak yang sedari dulu ingin sekali...kuliah di Kairo belum kesampaian, kamu malah menyia-nyiakan kesempatan ini...sayang sekali, orang tuamu bukan tidak menyayangi kamu dan membuang kamu, mereka mungkin sibuk untuk mempersiapkan masa depan kamu... seharusnya kamu berterima kasih kepada mereka, dan minta maaf udah bikin khawatir..." Jawab Aisyah yang geram mendengar pernyataan Rizki.
"Semua itu berubah kak, sejak aku bertemu dengan seorang tentara yang aku temui di alun-alun...beberapa hari yang lalu, Kak Hamdan namanya, Dia seorang tentara muda dari Semarang. Dia menasihati aku, katanya Aku harus menghabiskan waktu untuk menenangkan diri dengan banyak membantu orang lain, agar pikiranku lebih terbuka dan agar Aku sadar tentang kesalahanku, ternyata semua itu benar, pikiranku lebih terbuka terlebih lagi setelah mendengar penuturan kakak aku jadi ingin pulang, Terima kasih kak...Kakak dan Kak Hamdan sudah membantuku menyelesaikan masalahku. Bolehkah Aku meminta nomor WA kakak? untuk ukuwah saja nambah saudara" Jawab Rizki panjang lebar menyesali kesalahannya.
"Iya sama-sama... ternyata ada hikmah kita dipertemukan di sini, boleh...ini...pulang ya...titip salam buat orang tua kamu, ini tantangan dari kakak! kalau udah pulang beri tahu kakak ya...akan ada hadiah buat kamu!" Aisyah memberikan kartu namanya. Dan dibalas anggukan oleh Rizki.
"Eh tadi Rizki bilang Kak Hamdan tentara dari Semarang? apa yang waktu itu datang ke rumah kamu Aisyah?" Tanya Ning Nula dengan wajah yang terlihat sedang berpikir
"Iya Kak,...benar" Jawab Rizki
"Mungkin cuma nama yang sama Ning,...kan namanya pasaran..." Jawab Aisyah ringan. Dibalas anggukan oleh Ning Nula.
Anak punk yang 4 lainnya mereka tiba-tiba meneteskan air mata, mereka ingat orang tua mereka, dan mereka berlima memutuskan setelah ini pulang ke rumah masing-masing.
Mobil sudah di bereskan dan semuanya pulang ke tempat masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Lita Pujiastuti
waahh ...bakal ada yg makin kesengsem sama Hamdan nih ..
2025-01-06
0
Susi Ani
bertele tele
2021-07-25
0
Lindra Yadi Ilin
bagus thor cerotanya.
2021-01-14
0