Merevisi Masakan Maryam

Tiga minggu berlalu dan Ning Nula kini sudah di Kairo bersama suaminya. Kini Aisyah menghabiskan hari-harinya di rumah sampai waktu liburan semester berakhir. liburan di kampus Aisyah 3 bulan, itu berarti sisa 2 bulan lagi di rumah, akan tetapi bulan depan Aisyah akan ke Semarang karena Kakek dan nenek akan pindah ke Semarang. Aisyah lebih suka menghabiskan waktunya di dalam kamar sambil membaca buku. Ketika sedang asyik membaca novel tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.

tok...tok...tok...

"Assalamualaikum...Mba Aisy....Maryam boleh masuk?" Ucap seorang gadis yang baru kelas XI Madrasah Aliyah itu meminta izin kepada Aisyah.

"Waalaikumussalam... warahmatullah...masuk saja Maryam... tidak dikunci"

Akhirnya Maryam masuk dan berkata "Mba...tolongin aku..." Maryam merajuk, wajahnya memelas meminta pertolongan kepada Aisyah.

"Kamu Kenapa ndhuk?, apa yang bisa Mba bantu untukmu?" Tanya Aisyah sambil menaruh bukunya dan mengalihkan pandangannya ke arah Maryam.

"Aku tadi belajar masak, dan udah jadi juga tapi.. tapi" Ucap Maryam yang tersenggal seakan ragu untuk mengucapkan sesuatu.

"Tapi apa?" Tanya Aisyah penasaran.

"Tapi aku tidak tahu kenapa, rasanya hambar sekali...membuatku ingin muntah saat memakannya mba..., ternyata susah sekali memasak...padahal aku sudah janji, nanti sore temanku akan main ke rumah dan aku sudah menjanjikan akan makan bersama dari hasil masakanku...apakah mba Asiyah bisa membantuku?" Jelas Maryam palanjang kali lebar, disambung pertanyaan.

"Oh itu...memangnya Kamu masak apa?" Tanya Asiyah singkat

"Aku berniat membuat ceker pedas...yang seperti sambal balado itu bumbunya...tapi pas dimakan ngga ada rasanya" Ujarnya memberi pengakuan atas makanannya yang hambar itu.

"Ya sudah ayo ke dapur..." Aisyah langsung mengajaknya ke dapur.

Maryam adalah anak dari adik ibunya Aisyah, kedua orang tuanya seorang Guru, Ayahnya mengajar di Madrasah Aliyah dan Ibunya mengajar di Madrasah Tsanawiyah. Karena itulah ketika pagi sampai sore Maryam ada di rumah Aisyah, ketika pagi orang tuanya mengantarkan Maryam ke rumah Aisyah dari rumahah Aisyah Dia akan berangkat sekolah bersama Shidqia yang rumahnya di dekat rumah Aisyah, mereka satu sekolah jadi Maryam ada temannya. Ketika Sore Ayah dan Ibunya Maryam akan menjemput Maryam. Maryam sangat senang tinggal di rumah Aisyah walaupun hanya dari pagi sampai sore, karena ada banyak temannya yang tinggal di sekitar rumah Aisyah.

"Kamu tahu? kenapa rasanya hambar begini?" Tanya Aisyah ketika telaah mencicipi masakan Maryam.

"Ngga tahu mba...kalau aku tahu mungkin sudah aku perbaiki sendiri" Jawabnya datar

"Jadi ini jadi hambar karena ditambah-tambahin bahan terus seperti air dan garam, jadi bumbunya tidak sesuai takaran deh" Ucap Aisyah menjelaskan

Maryam sembari mengingat ketika tadi Ia memasak, lalu berkata sambil manggut-manggut, "Oh iya...Mba benar, tadi aku sudah mengikuti semua resep, tapi ketika air sudah ku masukkan rasanya seperti kurang garam, akhirnya aku tambahin lagi garamnya...tapi kayaknya kebanyakan, lalu aku tambahkan air lagi...pas aku cicipi lagi jadi tambah aneh dan hambar begini".

"Nah, sekarang mba ga bakal bantuin kamu masak..." Ucap Aisyah yang terpotong.

Maryam langsung menyambar dengan pertanyaan kekecewaannya "Yah...kenapa? kok mba ngga jadi bantuin, nyesel deh Maryam udah masak banyak-banyak ngga bisa dimakan!" Sekarang wajah Maryam cemberut dan tidak punya semangat untuk memasak lagi.

"Eh...bukan gitu, tapi mba bakal kasih Maryam instruksi, lalu Maryam yang merevisi sendiri masakan Maryam, ayolah semangat buat lanjutin masaknya...biar ngga mubazir, dosa loh..." Bujuk Aisyah kepada Maryam

"Ashiap bosku! Maryam Jadi semangat lagi...ayo langsung mulai saja!" Ajak Maryam yang kembali ceria.

"Kamu siapin, lima siung bawang merah, tiga siung bawang putih, 10 biji cabai merah, 5 biji candi rawit, gula Jawa 1 lingkar, gula pasir satu sendok teh, garam, minyak, bumbu penyedap, tepung maizena, air satu gelas, kecap manis satu setengah sendok makan, terakhir daun bawang".

Maryam sudah mempersiapkannya karena dia mengikuti arahan Aisyah dengan langsung mengambilnya.

"Nah pertama, kamu taruh ceker yang udah kamu masak, lalu tiriskan dulu...kuahnya jangan dibuang ya..." Perintah Aisyah mengarahkan.

"Ehemmmm... ribut-ribut di dapur lagi masak apa nih?" Tanya Bang Abi yang Mampir ke rumah untuk mengambil berkas kantornya, Ia betniat mengambil minuman dingin, namun nendapati adik dan sepupunya itu sedang memasak kemudian bertanya karena ada rasa penasaran tumben sekali Maryam pegang alat dapur.

"Ini Bang...lagi revisi masakannya Maryam" Jawab Aisyah singkat, sedangkan Maryam yang sekarang tertunduk malu mau bilang apa..?, sedangkan Abi malah tertawa karena mendengar adiknya itu menyebut kata revisi masakan Maryam.

Abi langsung bertanya, "Apa Abang ngga salah denger? hahaha...revisi...? gini nih kalo anak kuliahan masak di dapur, semua bahasanya makalah melulu...masa masak makanan dibilang revisi? makalah kali...hahaha..." Tawanya puas mengejek bahasa yang Aisyah gunakan.

"Iya Bang, kata Aisyah benar kok emang ngerevisi masakan Aisyah yang hambar ini, lalu pakai istilah apa kalau bukan revisi.. hihi" Jawab Aisyah polos, seperti biasanya kalau diledek Abi pasti jawaban konyol Aisyah yang polos itu tambah mengundang gelak tawa Abi.

"Hahahaha....Oh...Ya Tuhan...Aku punya adik satu ini menggemaskan sekali...tersarahmu sajalah mau nyebut apa, yang jelas Abang yakin masakannya pasti jadi enak. Aisyah adik Abang ini kan pandai memasak, Abang pamit dulu mau balik ke kantor ya..." Abi tak bisa berhenti tertawa dan Ia memuji Aisyah lalu segera minum dan beranjak kembali ke kantornya.

"Iya...iya...Bang Abi selalu begitu... menjatuhkan aku sejatuh-jatuhya lalu menerbangkan sampai aku lupa, pergilah...Ayo Maryam...kita lanjutkan", Gerutu Aisyah ketika batang hidung Abi sudah tak terlihat, dan langsung melanjutkan aktivitas revisi memasaknya.

"Kamu potong dua siung bawang merah yang udah dikupas itu, bawang putihnya satu aja, setelah itu sisa bawang merah sama putih, cabe, gula merah, garam langsung dihaluskan di blender. Abis itu panaskan tiga sendok makan minyak, kalau udah panas masukkan bawang potongnya jangan lupa dibolak-balik sampai kecium harumnya, selanjutnya masukkan bumbu yang sudah dihaluskan kalau sudah agak masak tambahkan airnya plus kaldu masakan kamu tadi, air putihnya 3/4 gelas aja jangan semua. Oke, udah...selanjutnya masukkan tepung maizena ke sisa air putih lalu aduk. Iya...sudah selesai lanjut, itu airnya sudah mendidih... masukkan kecap, gula pasir, sama gula merah, bumbu penyedap terus diaduk. Coba cicipin!" Semuanya sudah masuk, tinggal ceker dan daun bawang.

"Eum...rasanya enak, pas mba...pengen buru-buru makan deh" Ujar Maryam setelah mencicipi masakannya.

"Oke, lanjut masukkan cekernya tunggu sampai meresap ya...baru terakhir masukkan maizena biar sausnya lebih kental dan masukkan daun bawang buat mempercantik tampilan..." Perintah Aisyah mengarahkan Instruksi terakhirnya.

"Alhamdulillah...selesai... makannya sekarang jadi enak...terima kasih banyak mba Aisy...." Ucapnya sembari memindahkan masakannya a dari wajan ke piring saji.

"Iya, sama-sama...Mba mau ke kamar dulu ya..." Ucap Aisyah dan berpamit untuk kembali ke kamar

"Oke...siip...ini bawalah cicipi masakanku...hehe" Maryam menyodorkan piring khusus yang sudah ditata ceker pedas buatannya untuk Aisyah.

"Ah iya...terima kasih banyak".

Aisyah sudah di kamar dan teman-teman Maryam sudah pulang, mereka puas dengan rasa masakan Maryam, dan memintanya untuk memasakkan lagi ketika mereka main ke rumahnya.

Terpopuler

Comments

Lita Pujiastuti

Lita Pujiastuti

lanjuuuttt

2025-01-09

0

Yunita Eka putri

Yunita Eka putri

next up kk 😊😊😊

2020-04-13

5

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan di Kereta Senja
2 Dompet Pak Tentara
3 Menelpon Pak Tentara
4 Mengembalikan Dompet Pak Tentara
5 Minta Maaf dan Salah Paham
6 Jangan Panggil Pak
7 Diimami Pak Tentara
8 Diantar Pulang Pake Moge
9 Motor Mogok di Hutan
10 Salah Paham
11 Belum Waktunya
12 Membangun Rumah di Surga
13 Ada Rindu Yang Menyatu
14 Kasmaran...?
15 Ingat Komitmen
16 Penyebab komitmen Aisyah
17 Tadabbur Alam With Ning Nula Berakhir Luka
18 Berkenalan dengan Gus Husain
19 Bertemu Anak Punk di Jalan
20 Merevisi Masakan Maryam
21 Penolakan pertama (Usaha part I)
22 Penolakan kedua, Menyesal
23 Penolakan Ketiga, Arzhan Meninggal
24 Rindumu, Rinduku, Rindu Kita menyatu dalam Do'a
25 Mendekati Dia untuk Mencintai Aku?
26 Tentang Jodoh
27 Mimpi Yang Aneh
28 Perfect Army for Me
29 Bertemu Gadis Koplak
30 Berdiskusi Hakikat Cinta
31 Ujian Kenaikan Pangkat
32 Panggilan Kapten
33 Kejahilan Aisyah
34 Wanita Tangguh
35 Akhirnya Wisuda
36 Surat Wasiat
37 Nasihat
38 Insyaallah Siap
39 Khitbah
40 Komitmen
41 Kalut
42 Menuju Ijab Qobul
43 Alhamdulillah Sah...
44 Prosesi Pamitan
45 Petir Kehangatan
46 Terasa Cepat
47 Bingung
48 Di Tempat Kapten
49 Aneh Tapi Nyata
50 Sarapan Perhatian
51 Pengalaman Endemik
52 Menemukan Baby Twins
53 Identitas Twins
54 Nama Baru Twins
55 Kesempatan dalam Kesempitan
56 Surprise From My Honey
57 Prank
58 Alhamdulillah... Lancar
59 Resiko
60 Baby Sitter Kembar
61 Kode yang aneh
62 Adik Untuk Twins
63 Malam Yang Indah
64 Teman Satu Frekuensi
65 Perpisahan
66 Grup WhatsApp Baru
67 Godaan Makhluk Rimba
68 Sebilah Rindu
69 Nostalgia Zidan
70 Tentang Kita
71 Ikatan Batin
72 Khawatir
73 Kemuning Dalam Hening
74 Penjelasan
75 Bisik-bisik Tetangga
76 Safari Mimpi
77 Menjaga Hati
78 Rencana Camping
79 Siapkah Berpisah?
80 Terasa Berat
81 Tak Sanggup Melepasnya
82 Pohon Kenangan
83 Aqila Rumaisha Nada
84 Bahagia Versi Kita
85 Pengakuan LAL
86 Tertangkap Basah
87 Sidang
88 Legalitas Hubungan Seks
89 Pembahasan Tentang Zina
90 Tawuran
91 Pesantren Solusi Kenakalan Remaja
92 Dua Garis? Positif?
93 Ternyata...
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Pertemuan di Kereta Senja
2
Dompet Pak Tentara
3
Menelpon Pak Tentara
4
Mengembalikan Dompet Pak Tentara
5
Minta Maaf dan Salah Paham
6
Jangan Panggil Pak
7
Diimami Pak Tentara
8
Diantar Pulang Pake Moge
9
Motor Mogok di Hutan
10
Salah Paham
11
Belum Waktunya
12
Membangun Rumah di Surga
13
Ada Rindu Yang Menyatu
14
Kasmaran...?
15
Ingat Komitmen
16
Penyebab komitmen Aisyah
17
Tadabbur Alam With Ning Nula Berakhir Luka
18
Berkenalan dengan Gus Husain
19
Bertemu Anak Punk di Jalan
20
Merevisi Masakan Maryam
21
Penolakan pertama (Usaha part I)
22
Penolakan kedua, Menyesal
23
Penolakan Ketiga, Arzhan Meninggal
24
Rindumu, Rinduku, Rindu Kita menyatu dalam Do'a
25
Mendekati Dia untuk Mencintai Aku?
26
Tentang Jodoh
27
Mimpi Yang Aneh
28
Perfect Army for Me
29
Bertemu Gadis Koplak
30
Berdiskusi Hakikat Cinta
31
Ujian Kenaikan Pangkat
32
Panggilan Kapten
33
Kejahilan Aisyah
34
Wanita Tangguh
35
Akhirnya Wisuda
36
Surat Wasiat
37
Nasihat
38
Insyaallah Siap
39
Khitbah
40
Komitmen
41
Kalut
42
Menuju Ijab Qobul
43
Alhamdulillah Sah...
44
Prosesi Pamitan
45
Petir Kehangatan
46
Terasa Cepat
47
Bingung
48
Di Tempat Kapten
49
Aneh Tapi Nyata
50
Sarapan Perhatian
51
Pengalaman Endemik
52
Menemukan Baby Twins
53
Identitas Twins
54
Nama Baru Twins
55
Kesempatan dalam Kesempitan
56
Surprise From My Honey
57
Prank
58
Alhamdulillah... Lancar
59
Resiko
60
Baby Sitter Kembar
61
Kode yang aneh
62
Adik Untuk Twins
63
Malam Yang Indah
64
Teman Satu Frekuensi
65
Perpisahan
66
Grup WhatsApp Baru
67
Godaan Makhluk Rimba
68
Sebilah Rindu
69
Nostalgia Zidan
70
Tentang Kita
71
Ikatan Batin
72
Khawatir
73
Kemuning Dalam Hening
74
Penjelasan
75
Bisik-bisik Tetangga
76
Safari Mimpi
77
Menjaga Hati
78
Rencana Camping
79
Siapkah Berpisah?
80
Terasa Berat
81
Tak Sanggup Melepasnya
82
Pohon Kenangan
83
Aqila Rumaisha Nada
84
Bahagia Versi Kita
85
Pengakuan LAL
86
Tertangkap Basah
87
Sidang
88
Legalitas Hubungan Seks
89
Pembahasan Tentang Zina
90
Tawuran
91
Pesantren Solusi Kenakalan Remaja
92
Dua Garis? Positif?
93
Ternyata...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!