waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB butuh waktu kurang lebih 45 menit untuk Aisyah menuju ke jalan Malioboro, akhirnya Aisyah memutuskan berangkat lebih awal dan berpamitan kepada ibunya.
"Ibu, Ais pergi dulu ya sebentar ada urusan penting..." pamit Aisyah kepada ibunya
"Iya nak ibu izinin, tapi mau kemana ? kamu kan baru pulang dari Semarang...apa nda sebaiknya istirahat saja..." tanya ibunya yang khawatir Aisyah kecapean kalau pergi
"Ais mau ngembaliin sesuatu Ibu sama seseorang di Jalan Malioboro, Ais izin ya... Insyaallah pulangnya sorean" pinta Ais pada ibunya untuk meyakinkan
"Ya sudah, hati-hati nak...kalau ada apa-apa kabarin ibu ya..."
"Oke Bu... assalamualaikum"
"Waalaikumussalam warohmatullah..."
*****
Di jalan Malioboro
setelah menempuh perjalanan lumayan jauh Aisyah sampai di jalan Malioboro, kemudian memutuskan untuk menelpon Pak Tentara yang langsung diangkat oleh pak Tentara
"Assalamu'alaikum....pak, saya sudah sampai di sebelah kiri jalan, bapak dimana?"
di seberang sana pak tentara menjawab telepon Aisyah
"Waalaikumussalam...oke jalan ke sebelah kanan jalan saya ada di Kafe X, bagaimana Bingung tidak? kalau bingung saya yang samperin kamu"
karena Aisyah sejak kecil sudah sering ke tempat ini Aisyah pun menjawab dengan penuh keyakinan pertanyaaan pak tentara tersebut
"Iya pak, say tahu.. saya segera ke situ"
*****
Di Kafe X
Aisyah kembali menelpon Pak Tentara sambil melihat pengunjung yang ada di ruangan
"Assalamualaikum...Pak, bapak dimana? saya sudah masuk di kafe X "
di lantai 2 pak Tentara mengangkat telepon Aisyah
"Waalaikumussalam...saya di lantai 2 meja nomor 9"
Aisyah langsung menuju ke lantai 2 dengan telepon yang masih tersambung
"Oke pak ini saya sedang menuju ke situ"
setibanya di lantai 2 Aisyah menengok ke sebelah kanan dan kiri tapi terlihat sangat sepi, akhirnya bertanya kembali lewat sambungan seluler
"Bapak saya sudah sampai di lantai 2 tapi kok sepi sekali pak..."
Dengan nada datar dijawab oleh pak Tentara diseberang sana
"kamu tengok ke kiri, jalan lurus ada saya disini"
Aisyah langsung mematikan teleponnya dan menuju meja yang dimaksud
Pak Tentara yang kali ini tidak mengenakan seragam dinasnya terlihat berbeda namun kegagahan dan ketampanannya jangan ditanyakan lagi, mengenakan kemeja berwarna abu-abu dan celana hitam panjang tak lupa sabuk merek ternama melekat di pinggangnya. Hamdan yang telah menunggu kedatangan Aisyah langsung menyapanya melambaikan tangan "Mba ...saya di sini"
Aisyah pun langsung refleks bertanya dengan penuh keheranan
"Pak Hamdan?" dalam hati Aisyah terpukau dengan pesona Hamdan yang terlihat tampan dan kharismatik 'Ya Allah...ternyata tampan sekali tidak seperti waktu bertemu di kereta waktu itu, Astaghfirullahalaadziim...lindungi aku dari zina mata Ya Allah...' Aisyah langsung menundukkan pandangannya
"Iya benar, silahkan duduk" Hamdan mempersilahkan Aisyah duduk, lalu Aisyah mengangguk dan langsung duduk
tiba-tiba pelayan datang menemui Hamdan dan Aisyah untuk menanyakan menu yang akan dipesan
"Selamat pagi bapak, ibu, ini buku menunya mau pesan apa...?" tanyanya sambil memberikan buku menu
dengan serentak Aisyah dan Hamdan menjawab
"Milkshake Coklat sedikit gula"
pelayan itupun tersenyum kemudian memuji kekompakan Aisyah dan Hamdan, Ia mengira mereka berpacaran
"Emmmm...kompak sekali, memang pasangan yang serasi"
mendengar hal itu Aisyah kaget, kemudian batuk seperti tersedak padahal belum makan apapun, lalu langsung menepisnya
"Maaf mba...kami hanya teman..." dengan nada datar
pelayan itu pun meminta maaf
"Maafkan Saya Pak, Bu, Saya nda tau memang terlihat sangat cocok...oh iya...makannya apa Pak, Bu...?"
mereka tidak dahulu memesan makanan karena ingin fokus ke tujuan awal
"Sementara ini pesan itu dulu mba...nanti gampang makannya menyusul" jawab Aisyah agar tidak terlalu lama di kafe, sedangkan Hamdan hanya mengangguk mengikuti Aisyah.
setelah itu pelayan pun pamit mempersiapkan minuman yang di pesan
"baik ibu, kalau begitu saya permisi mempersiapkan minuman yang ibu pesan"
Aisyah dan Hamdan hanya mengangguk, setelah pelayan pergi Aisyah langsung mengambil dompet pak Tentara di tasnya dan memberikannya kepada Hamdan
"Ini pak dompetnya saya kembalikan. Silahkan dicek isinya"
Hamdan mengambilnya dan langsung mengecek isi dompetnya, dilihatnya isi dompet tersebut masih utuh tidak ada satu pun yang hilang, tapi beberapa saat kemudian Hamdan teringat sesuatu ada satu barang yang tidak ada di dalam dompetnya yaitu sebuah kalung yang dititipkan oleh ibunya sebagai warisan untuk diberikan kepada istri Hamdan kelak.
"Gini mba, semuanya ada tapi ada satu barang yang biasa saya selipkan dalam dompet ini tapi disini tidak ada, bagaimana itu bisa terjadi...?" tanya Hamdan dengan nada masih terlihat tenang
"Mohon maaf pak, apa maksud bapak? barang apa yang tidak ada dalam dompet bapak? Karena saya sudah memasukkan semua yang saya keluarkan waktu mencari informasi tentang pemilik dompetnya ini pak..." terang Aisyah dengan lugas
Hamdan langsung menjawabnya dengan tegas
"begini mba, saya selalu membawa sebuah kalung yang tak masukkan ke sela-sela dompet ini, tapi kenapa bisa ngga ada ..mba kemanakan kalung saya?" tanya Hamdan dengan nada sedikit meninggi dan terlihat penekanan menuduh Aisyah
Aisyah pun menjawab dengan penuh keyakinan dan tidak terima dengan tuduhan tersebut.
"Demi Allah pak, sudah saya masukkan semuanya saya tidak mengambil apapun dari dompet bapak, toh kalo saya pengen kalung saya bisa beli sendiri dan kalau saya menginginkan barang yang bapak miliki pasti saya tidak akan mengembalikan dompet ini pak..." jelas Aisyah dengan nada kecewa dan sedikit marah, Aisyah menyeka bagian bawah pelupuk matanya yang sedari tadi sudah meneteskan air mata. Aisyah sangat terluka dituduh mengambil barang orang lain padahal Aisyah berniat baik. Tanpa pamit Aisyah pun meninggalkan Hamdan sambil menghapus air matanya yang terus menetes.
'hiks..hiks...Ya Allah, aku tidak pernah merasakan sakit hati sampai sesakit ini, aku tidak pernah mencuri dan tidak akan pernah, kenapa orang itu tidak bisa menjaga lisannya, aku sangat terluka. Ternyata benar lidah bisa lebih tajam dari sebuah pedang, astaggfirullahalaadziim...ampuni aku yang sudah berburuk sangka terhadapnya Ya Allah...ampuni Dia juga yang sudah menuduhku Ya Allah...' batin Aisyah yang hancur, sambil berjalan meninggalkan kafe tersebut tanpa sepatah katapun.
Hamdan langsung mengejar Aisyah dalam hatinya terasa sedikit bersalah....
"Aisyah...tunggu aku! Aisyah...! berhenti sebentar... dengarkan penjelasanku dulu..!"
namun Aisyah terus berlari meninggalkan kafe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Lita Pujiastuti
Lah piye iki ...mungkin tercecer waktu Aisyah keluarin menari identitas pemilik...
cb Aisyah sampe di rmh dicek lg kali ada yg tertinggal dan kamu tdk ngeh...jgn keburu emosi dl ..
2025-01-05
0
Hany Hutagalung
duhh...
blm apa apa dah jadi masalah ya
niat tulus dari Aisyah kog berujung sprti ini Thor 😥
2021-08-28
0
Tinta Wijaya
hehe ya maap reader author dah agak lupa
2021-08-27
0