Tadabbur Alam With Ning Nula Berakhir Luka

Jam menunjukkan pukul 09.00 Aisyah dan Ning Nula sudah mengagendakan di hari sebelumnya untuk pergi ke Pantai yang terletak di Kecamatan Panggang, Gunung Kidul, Pantai wohkudu yang jarang dikunjungi karena kesulitan akses namun keindahannya menjadi keasyikan tersendiri bagi mereka yang menyukai tantangan.

Aisyah dan Ning Nula sengaja memilih Pantai ini karena cukup menantang dan tempatnya juga sepi, cukup menyenangkan untuk refreshing dan tadabbur alam. Mobil yang dibawa Ning Nula sudah sampai di jalan perkampungan, namun tidak ada akses masuk langsung ke pantai, mereka harus melewati jalan setapak menyusuri bebatuan untuk sampai ke Pantai. Mau tidak mau mereka yang sudah mencari tahu tentang pantai ini sudah mempersiapkan segala hal, dari pakaian, makanan, dan tentunya kamera untuk mengabadikan keindahan selama perjalanan.

"Ning... sepertinya ranselku terlalu berat, apa yang harus aku tinggalkan?" tanya Aisyah kepada Ning Nula

"Eummm...apa ya? aha iya...botol minumnya, kan ada tiga, kamu bawa satu aja" perintah Ning Nula

"Tapi Ning...kita akan berjalan cukup lama..aku takut kehabisan air" jawab Aisyah khawatir

""Sudahlah tenang saja, keindahan alam di pantai dan perjalanan akan mengalihkan kehausan kita" jelas Ning Nula menenangkan.

"Baiklah Ning, ayo sudah jam 10.00 siang...nanti mepet duhur Ning...". Ajak Aisyah

Ning Nula mengangguk tanda setuju, kemudian mereka langsung berjalan menyusuri medan jalan setapak yang tak lekat dari bebatuan.

"Masyaallah...sungguh indah ciptaan-Nya...aku ingin segera sampai Aisyah..." Ucap Ning Nula yang takjub dengan keindahan alam selama di perjalanan.

"Ning ... benar katamu, perjalanan di sini sangat teduh dan sejuk tidak membuat leherku kering dan airnya masih banyak" Terang Aisyah melihat ke atas yang tampak sejuk

"Ya...tentu Aisyah..." Jawab Ning Nula seakan-akan pernah ke tempat ini

30 menit berlalu merekapun sampai di pantai.

Setelah sampai Mereka berdua memutuskan untuk duduk sejenak di tepi pantai, lebih tepatnya didalam celah karang yang ada di pantai ini. Alangkah terkejutnya Aisyah di bawah celah karang tersebut sudah ada tikar yang tergelar dan ada dua orang pria yang tampak sedang beristirahat.

"Astaghfirullah...Ning...bagaimana ini? disana ada dua orang laki-laki, lalu kita mau duduk dimana?" Tanya Aisyah pada Ning Nula

"Tidak apa Aisyah kita duduk agak jauh saja ditepi sana...ayo..." ajak Ning Nula menenangkan.

Namun Aisyah heran, mengapa Ning Nula begitu tenang? biasanya Dia sangat risih dengan keberadaan laki-laki asing. Lalu Aisyah tak bisa menahan untuk bertanya "Ning...kenapa Ning tampak biasa saja? tidak seperti biasanya...Ning kan kalau melihat pria asing akan merasa risih?..." tanya Aisyah penasaran

namun Ning Nula menghiraukan pertanyaan Aisyah lalu mengajaknya duduk "Ah...tidak...biasa saja Aisyah...ini kan tempat umum...jadi aku tidak merasa risih...kan semua orang bebas kesini...sudahlah hiraukan laki-laki itu...ayo kita duduk...aku capek nih..." ajak Ning Nula menuju lokasi yang mereka pilih untuk duduk.

sejenak mereka berdua diam dan menikmati pemandangan alam di sini. Kemudian Ning Nula mengajak untuk berjalan menyusuri pantai dan tentunya ingin berfoto. Barang bawaan ditaruh di tikar.

"Aisyah...apa kita kesini hanya untuk duduk? ayo menyusuri keindahan ciptaan Tuhan ini" ajak Ning Nula

"Iya Ning...aku juga ingin" jawab Aisyah kemudian berdiri.

"Masyaallah...sungguh indah ciptaan Allah, tidak bisa dibayangkan yang menciptakan Sang Maha Indah...sangat detail keindahannya...perpaduan warna dan tata letak batu karang sungguh indah" Ucap Ning Nula mengagumi keindahan pantai.

"Iya Ning, aku ingin mengeksplorasi alam Indonesia dan menuliskannya dalam sebuah buku, agar semua orang bisa menghargai bumi Indonesia yang harus dijaga bersama, seperti pantai ini yang masih sedikit pengunjung dan masih terjaga dengan baik, singgah untuk menyampah itu adalah perilaku bagaikan habis manis sepa dibuang, setelah menikmati keindahan alam meninggal sampah yang akan merusak alam..." oceh Aisyah panjang lebar kali tinggi...eh..

"Iya, kamu benar Aisyah..." jawab Ning Nula menyetujui perkataan Aisyah

"Ning...aku ingin berfoto disampingnya karang itu...tapi sepertinya indah jika kita berfoto bersama" ungkap Aisyah yang ingin berfoto bersama Ning Nula.

"Iya Aisyah...tapi tidak bawa tripod...aku lupa...kita minta tolong saja sama pria itu, kita bisa menawarkan untuk gantian memfotokan" jawab Ning Nula memberi solusi

"Tapi Ning...kita kan tidak mengenal mereka.. apa itu tidak berbahaya...?" tanya Asiyah ragu

"Tidak apa Aisyah...firasat ku baik..." Jawab Ning Nula.

akhirnya mereka berjalan 30 meter menuju karang tempat dua pria tersebut, namun Ning Nula mengatakan sesuatu kepada Aisyah sambil berjalan

"Aisyah... sebelumnya maafkan aku..." ucap Ning Nula yang membuat Aisyah merasa heran

"Kenapa Ning meminta maaf? Ning tidak salah apapun...padaku" jawab Aisyah singkat

"Kamu lihat dua pria di tepi pantai dibawah celah karang itu...kan tadi.. (Aisyah mengangguk, sehingga Ning Nula melanjutkan perkataannya) Salah satu dari mereka dia adalah calon suamiku..." jelas Ning Nula tegas

"Apa? apa maksudnya Ning akan menikah? kenapa tidak memberitahu ku? entah aku harus senang atau sedih...kita tidak akan bersama lagi..." kesal Aisyah sekarang wajahnya begitu masam dan tampak kesedihan pada wajahnya.

"Iya Aisyah...aku akan menikah dua Minggu lagi, dengan Gus Husain.. jadi yang kemarin aku ceritakan dia baru pulang dari Kairo main ke rumah Abah itu untuk mengkhitbah aku, kami sudah ta'aruf enam bulan yang lalu ketika Abah mengajakku ke Kairo untuk mengurus kuliahku di sana..." Terang Ning Nula yang membuat Aisyah semakin sedih

"Ning benar-benar akan meninggalkan aku... bukankah Ning pernah berjanji akan menemaniku sampai kita menjadi pengajar..? lalu kenapa sekarang Ning akan meninggalkan aku...? apa Ning akan ikut ke Kairo?" tanya Aisyah beruntun dengan menyeka air matanya yang terus menetes

"Maafkan aku Aisyah...janganlah menangis.. aku akan ke Indonesia enam bulan sekali...untuk mengajak mu mengeksplorasi alam Indonesia, dan ini janjiku...aku sudah mengurus pendidikan ku di Kairo dan Gus Husain dia sudah menjadi pengajar disana jadi mau tidak mau aku harus mengikutinya. Aku sudah menceritakan semua tentang diriku termasuk kamu, dan kebetulan Gus Husain juga ternyata suka nge-trip...jadi nanti akan lebih menyenangkan.. kita akan tadabbur alam dengannya jadi kan ada yang nyetir mobil sama fotoin kita berdua.." jawab Ning Nula menenangkan Aisyah sambil memegang wajah Aisyah dengan kedua tangannya untuk mengusap air mata Aisyah.

Aisyah terlihat senang kembali dengan penawaran Ning Nula "Baiklah Ning ternyata Ning tidak benar-benar melupakan aku...kalau begitu aku setuju"

Terpopuler

Comments

Lita Pujiastuti

Lita Pujiastuti

pantesan tenang, ternyata ada calon suaminya di pantai....

2025-01-06

0

Lindra Yadi Ilin

Lindra Yadi Ilin

semoga aisya nyusul ning nula....

2021-01-14

0

mommy Fakhira

mommy Fakhira

senangnya yg sudah dikhitbah.

2020-06-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan di Kereta Senja
2 Dompet Pak Tentara
3 Menelpon Pak Tentara
4 Mengembalikan Dompet Pak Tentara
5 Minta Maaf dan Salah Paham
6 Jangan Panggil Pak
7 Diimami Pak Tentara
8 Diantar Pulang Pake Moge
9 Motor Mogok di Hutan
10 Salah Paham
11 Belum Waktunya
12 Membangun Rumah di Surga
13 Ada Rindu Yang Menyatu
14 Kasmaran...?
15 Ingat Komitmen
16 Penyebab komitmen Aisyah
17 Tadabbur Alam With Ning Nula Berakhir Luka
18 Berkenalan dengan Gus Husain
19 Bertemu Anak Punk di Jalan
20 Merevisi Masakan Maryam
21 Penolakan pertama (Usaha part I)
22 Penolakan kedua, Menyesal
23 Penolakan Ketiga, Arzhan Meninggal
24 Rindumu, Rinduku, Rindu Kita menyatu dalam Do'a
25 Mendekati Dia untuk Mencintai Aku?
26 Tentang Jodoh
27 Mimpi Yang Aneh
28 Perfect Army for Me
29 Bertemu Gadis Koplak
30 Berdiskusi Hakikat Cinta
31 Ujian Kenaikan Pangkat
32 Panggilan Kapten
33 Kejahilan Aisyah
34 Wanita Tangguh
35 Akhirnya Wisuda
36 Surat Wasiat
37 Nasihat
38 Insyaallah Siap
39 Khitbah
40 Komitmen
41 Kalut
42 Menuju Ijab Qobul
43 Alhamdulillah Sah...
44 Prosesi Pamitan
45 Petir Kehangatan
46 Terasa Cepat
47 Bingung
48 Di Tempat Kapten
49 Aneh Tapi Nyata
50 Sarapan Perhatian
51 Pengalaman Endemik
52 Menemukan Baby Twins
53 Identitas Twins
54 Nama Baru Twins
55 Kesempatan dalam Kesempitan
56 Surprise From My Honey
57 Prank
58 Alhamdulillah... Lancar
59 Resiko
60 Baby Sitter Kembar
61 Kode yang aneh
62 Adik Untuk Twins
63 Malam Yang Indah
64 Teman Satu Frekuensi
65 Perpisahan
66 Grup WhatsApp Baru
67 Godaan Makhluk Rimba
68 Sebilah Rindu
69 Nostalgia Zidan
70 Tentang Kita
71 Ikatan Batin
72 Khawatir
73 Kemuning Dalam Hening
74 Penjelasan
75 Bisik-bisik Tetangga
76 Safari Mimpi
77 Menjaga Hati
78 Rencana Camping
79 Siapkah Berpisah?
80 Terasa Berat
81 Tak Sanggup Melepasnya
82 Pohon Kenangan
83 Aqila Rumaisha Nada
84 Bahagia Versi Kita
85 Pengakuan LAL
86 Tertangkap Basah
87 Sidang
88 Legalitas Hubungan Seks
89 Pembahasan Tentang Zina
90 Tawuran
91 Pesantren Solusi Kenakalan Remaja
92 Dua Garis? Positif?
93 Ternyata...
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Pertemuan di Kereta Senja
2
Dompet Pak Tentara
3
Menelpon Pak Tentara
4
Mengembalikan Dompet Pak Tentara
5
Minta Maaf dan Salah Paham
6
Jangan Panggil Pak
7
Diimami Pak Tentara
8
Diantar Pulang Pake Moge
9
Motor Mogok di Hutan
10
Salah Paham
11
Belum Waktunya
12
Membangun Rumah di Surga
13
Ada Rindu Yang Menyatu
14
Kasmaran...?
15
Ingat Komitmen
16
Penyebab komitmen Aisyah
17
Tadabbur Alam With Ning Nula Berakhir Luka
18
Berkenalan dengan Gus Husain
19
Bertemu Anak Punk di Jalan
20
Merevisi Masakan Maryam
21
Penolakan pertama (Usaha part I)
22
Penolakan kedua, Menyesal
23
Penolakan Ketiga, Arzhan Meninggal
24
Rindumu, Rinduku, Rindu Kita menyatu dalam Do'a
25
Mendekati Dia untuk Mencintai Aku?
26
Tentang Jodoh
27
Mimpi Yang Aneh
28
Perfect Army for Me
29
Bertemu Gadis Koplak
30
Berdiskusi Hakikat Cinta
31
Ujian Kenaikan Pangkat
32
Panggilan Kapten
33
Kejahilan Aisyah
34
Wanita Tangguh
35
Akhirnya Wisuda
36
Surat Wasiat
37
Nasihat
38
Insyaallah Siap
39
Khitbah
40
Komitmen
41
Kalut
42
Menuju Ijab Qobul
43
Alhamdulillah Sah...
44
Prosesi Pamitan
45
Petir Kehangatan
46
Terasa Cepat
47
Bingung
48
Di Tempat Kapten
49
Aneh Tapi Nyata
50
Sarapan Perhatian
51
Pengalaman Endemik
52
Menemukan Baby Twins
53
Identitas Twins
54
Nama Baru Twins
55
Kesempatan dalam Kesempitan
56
Surprise From My Honey
57
Prank
58
Alhamdulillah... Lancar
59
Resiko
60
Baby Sitter Kembar
61
Kode yang aneh
62
Adik Untuk Twins
63
Malam Yang Indah
64
Teman Satu Frekuensi
65
Perpisahan
66
Grup WhatsApp Baru
67
Godaan Makhluk Rimba
68
Sebilah Rindu
69
Nostalgia Zidan
70
Tentang Kita
71
Ikatan Batin
72
Khawatir
73
Kemuning Dalam Hening
74
Penjelasan
75
Bisik-bisik Tetangga
76
Safari Mimpi
77
Menjaga Hati
78
Rencana Camping
79
Siapkah Berpisah?
80
Terasa Berat
81
Tak Sanggup Melepasnya
82
Pohon Kenangan
83
Aqila Rumaisha Nada
84
Bahagia Versi Kita
85
Pengakuan LAL
86
Tertangkap Basah
87
Sidang
88
Legalitas Hubungan Seks
89
Pembahasan Tentang Zina
90
Tawuran
91
Pesantren Solusi Kenakalan Remaja
92
Dua Garis? Positif?
93
Ternyata...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!