'Asholatukhiru minannauum.....'
suara penggalan khas adzan subuh membangunkan Aisyah dari tidurnya, tidak seperti biasanya Aisyah bangun setelah adzan subuh biasanya Aisyah selalu bangun pukul 02.30 WIB tentunya untuk melaksanakan sholat malam mungkin Aisyah benar-benar lelah di perjalanan pulang
"Ya Allah....ternyata sudah subuh, kenapa aku bisa kesiangan begini...? tubuhku rasanya mau remuk semua"
Aisyah membaca do'a setelah bangun tidur dan ketika ia hendak bangun Aisyah terkejut melihat bercak darah di atas spreinya yang berwarna putih itu.
"Astaghfirullah...mengapa bisa..! aku tidak menyadari tamu bulanan ku datang.. aku harus segera mencucinya sebelum bibi membersihkan kamarku"
akhirnya Aisyah merendam sprei miliknya di mesin cuci sembari menunggu cucian itu selesai dicuci di mesin Aisyah memutuskan untuk segera mandi dan membersihkan diri.
Dari luar terdengar ibu Aisyah mengetuk pintu kamarnya 'tok...tok...tok...'
"Assalamualaikum....Ais...sudah bangun belum nak..? udah waktunya sholat subuh..."
tanpa membuka pintu Aisyah menjawab dari dalam kamar sedikit mengeluarkan kepalanya ke luar pintu kamar mandi
"waalaikumussalam warahmatullah...iya Bu... Ais udah bangun tapi Ais lagi halangan..."
mendengar jawaban Aisyah ibu Aisyah pun langsung mengerti dan langsung meninggalkan kamar Aisyah.
***
Sarapan bersama keluarga
"Selamat pagi semuanya...mari sarapan. Aku dan Ibu udah masakin sarapan terlezat sedunia untuk kita hari ini hehe..."
bukan Aisyah namanya kalau tidak memuji masakan ibunya dengan berlebihan begitu tapi memang benar perkataannya ibunya Sri Mulyati Handoko dulunya seorang Chef handal yang terkenal di wilayah DKI. Namun setelah menikah ibu Sri memutuskan untuk fokus mengurus keluarganya.
"Pagi putri ayah yang cantik jelita baik hati dan tidak sombong tapi boong...haha" ucap Ayah Hadi yang memiliki sifat sama seperti Abi, suka meledek Ais.
"Ah Ya sudah... sarapannya ngga jadi buat kita semua buat Ais, Ibu, sama bang Abi aja.. Ais tarik omongan Ais yang tadi!" kesal Ais mendengar pujian ayahnya yang berujung ledekan
Abi yang sudah lapar pun akhirnya mengakhiri umpatan kekesalan Aisyah
"Sudahlah...apa kau tidak lapar? kami semua sudah benar-benar lapar dan tiga puluh menit lagi harus bekerja...jangan buang waktu lah dek..." pinta Abi pada adiknya itu.
"pokoknya ngga bisa..! ayah ngga boleh makan titik.!"
dengan kesal Aisyah menolak mentah-mentah permintaan Abi itu.
akhirnya ibu Sri yang harus turun tangan menetralkan emosi Aisyah yang sudah mendidih (haha..air direbus kali yak...ditunggu komentarnya yah reader ku...biar author tambah semangat nih...hihi)
"Sudah nak...benar apa kata Abi...masa udah besar gini Aisyah masih suka ngambekan sih...udah duduk..! kita makan"
Aisyah yang sudah cape menggerutu pun akhirnya duduk tanpa berkata-kata dan memakan sarapannya.
sarapan telah selesai, setelah membantu ibunya beres-beres meja makan dan mencuci piring Aisyah kembali ke kamarnya. tiba-tiba dia teringat akan menelpon Pak Tentara itu pagi ini, akhirnya Aisyah memberanikan diri menekan tombol panggil.
****
Di tempat yang berbeda Hamdan si Tentara yang akan Aisyah telepon sedang berada di taman seperti biasa untuk menjaga penampilan dan kebugarannya Hamdan slalu rutin Jogging memutari taman yang ada di kompleknya tidak seperti biasanya Hamdan membawa hp entah mengapa hari ini Ia ingin membawanya.
Dert....dert...dert....hpnya berdering melihat nomor tak dikenal di layar ponselnya dan Ia langsung mengangkatnya mengira rekan kerjanya
"Assalamu'alaikum...halo...dengan siapa ini?"
di seberang sana Aisyah dengan terbata-bata menjawab salam Hamdan
"Wa'..Wa'alaikumussalam warohmatullahi wa barokatuh...ini...ini..emmm..." Aisyah terhenti karena bingung harus bagaimana menjelaskannya
"Iya... bagaimana? ini siapa.. ? halo...aku tidak punya banyak waktu jika ini hanya untuk bermain-main...!" tegas Hamdan di seberang sana
setelah berpikir dan menghela nafas panjang akhirnya Aisyah menjawab
"Saya Nabila Aisyah Handoko, begini Pak Tentara... sebelumnya saya minta maaf karena telah lancang membuka dompet bapak untuk mencari tahu pemilik dompetnya..."
belum sempat Aisyah menyelesaikan penjelasannya Pak Hamdan yang terkejut memotong penjelasan Aisyah
"Benarkah... Syukurlah...aku benar-benar sangat membutuhkannya...di dalamnya ada kartu penting yang harus ku bawa besok untuk bertugas...bagaimana bisa ada di kamu?" tanya Hamdan heran
akhirnya Aisyah pun meneruskan penjelasannya
"Iya Pak...saya menemukannya di kursi kereta yang bapak tumpangi dan ketika keluar dari gerbong kereta saya lupa menitipkannya ke petugas KAI karena saya terburu-buru, jadi kapan bapak akan ambil dompet bapak?"
tanya Aisyah dengan sopan dan dengan nada yang halus khas suaranya
dengan cepat Hamdan menjawab
"Hari ini juga akan saya ambil, posisinya dimana kamu dan dompet saya..?"
Aisyah langsung menjawabnya
"Dompet dan isinya aman sama saya tapi saya sedang tidak di Semarang Pak...Posisi sedang si Jogjakarta"
dengan wajah sumringah Hamdan menanggapi keterangan Aisyah
"Baik, dimana kita akan bertemu? kebetulan saya baru saja sampai di Jogjakarta setelah kemarin singgah di Solo"
ditanya seperti itu Aisyah pun bingung harus menjawab apa.
lama menunggu jawaban Aisyah akhirnya Hamdan merekomendasikan tempat
"bagaimana kalau di kafe dekat museum dirgantara? aku akan ke sana jam 10 pagi"
daripada bingung akhirnya Aisyah menyetujuinya
"Baiklah Pak...".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Lita Pujiastuti
tanda² ketemu jodoh nih nada²nya....😁
2025-01-05
0
Hany Hutagalung
Ok..!
lanjutkan membaca
semangat terus Thor
2021-08-28
0
Lindra Yadi Ilin
pak tentara jodoh aisya
2021-01-14
0