CH-17 Pedekate ada maunya

Mendengar di dalam kamar ada yang bercakap cakap, Lorena membuka matanya, diapun bangun, menggosok-gosok matanya, dan melihat dua pasang mata menatapnya.

“Kau sudah bangun rupanya,” kata Lorena, balas menatap Sean yang sedang menatapnya. Pria itu sekarang sedang duduk bersandar di tempat tidurnya.

“Kau menungguiku semalaman?” tanya Sean.

“Ah tidak, aku ketiduran,” jawab Lorena berbohong. Nanti bisa-bisa Sean geer merasa diperhatikan.

Seorang pelayan wanita datang membawa nampan yang berisi semangkuk bubur, segelas airputih dan piring obat.

“Waktunya sarapan Pak,” ucap Pelayan itu. Lorena langsung bangun dan mengambil nampan itu.

“Biar aku yang menyuapi,” ucapnya pada pelayan itu, yang akhirnya keluar bersama Pak Roby.

Lorena menyimpan nampan itu dimeja lalu mengambil mangkuk buburnya, berjalan mendekati Sean dan duduk di sampingnya.

“Ayo makanlah,” kata Lorena, menyiukkan sesendok bubur, disodorkan pada Sean.

“Biar pelayan saja,” kata Sean.

“Biar pelayan bagaimana? Ayo makan, aaa,” ucap Lorena.

“Aku sendiri saja,” kata Sean.

“Kau kan sedang sakit, tidak apa-apa, aku menyuapimu,” kata Lorena, memaksa. Akhirnya Sean mau juga disuapi.

“Trimakasih kau menungguku semalaman,” ucap Sean dengan tulus.

“Ah tidak perlu berterimakasih, kita kan saudara, iya kan Brother?” jawab Lorena. Mulai lagi memanggil Sean dengan Brother, tiba-tiba Sean merasa ada yang diinginkan Lorena dibalik kebaikannya. Tapi karena kepalanya masih pusing, dia tidak mau berdebat dengan wanita itu.

“Aku minta maaf karena membuat berisik di rumah, kau pasti tidak bisa tidur jadi kau sakit,” kata Lorena, kembali menyuapi Sean.

“Tidak apa-apa aku memang sedang banyak pekerjaan saja,” ucap Sean.

“Sebenarnya aku bisa membuat jadwal siang tapi kan kalau siang anak-anak sekolah!” kata Lorena.

“Kalau begitu nanti aku menyuruh orang untuk membuatkan ruang khusus dan kedap suara, supaya tidak berisik,” ucap Sean, membuat Lorena terkejut.

“Kau serius?” tanya Lorena tidak percaya, dia menatap pria yang wajahnya pucat itu. Sean mengangguk.

“Kau sangat baik, Brother, aku jadi terharu dan ingin memelukmu!” ucap Lorena.

“Jangan, jangan, jangan memelukku!” tolak Sean.

“Kenapa?” tanya Lorena, mengerutkan dahi.

“Pokoknya jangan!” teriak Sean, membuat Lorena terkejut. Tiba-tiba dia berseru.

“Oh iya kau tahu, aku ini kan calon istri Presdir, atasanmu, memang kurang bagus kalau aku memelukmu,” ucap Lorena, membuat Sean sebal, wanita ini mulai lagi menyebalkan.

“Ayo ayo makan lagi!” kata Lorena, kembali menyuapi.

Sean menatap wanita yang sedang mengaduk aduk bubur di mangkuk itu. Meskipun belum mandi, dia terlihat masih cantik alami tanpa riasan. Tidak disadarinya Lorena menoleh dan terkejut melihat pria itu sedang menatapnya. Sean buru-buru mengalihkan pandangannya.

“Jangan katakan kau sedang memandangku! Tadi aku sudah bilang aku ini calon istri Presdir, kau jangan menyukaiku, kau faham?” kata Lorena.

Sean terdiam, kadang dalam hatinya merasa lucu, Lorena selalu menyebut dia calon istri Presdir, bagaimana kalau dia tahu kalau Presdir sebenarnya dirinya? Dia pasti shock, dan langsung pulang kampung. Tidak terasa bibirnya tersenyum.

Duk! Bahunya disenggol Lorena bikin Sean kaget saja.

“Jangan senyum senyum sendirian!” seru Lorena. Sean tidak menjawab.

“Kata Pak Roby ayahmu sudah meninggal ya? Tapi ibumu masih ada hanya saja ada di Luar negeri, benar begitu?” tanya Lorena.

Sean mengangguk.

“Kau juga seharusnya mencari calon istri juga, supaya kau cepat-cepat  menikah dan ada yang menjagamu jika sakit begini,” kata Lorena. Sean terdiam.

“Ngomong-ngomong kau punya pacar tidak? Apakah pacarmu tahu kalau kau sakit? Apa dia akan menengokmu?” tanya Lorena. Sean tidak menjawab.

“Kau tidak mau cerita ya? Ya sudah tidak perlu cerita,” ucap Lorena lagi, karena Sean tidak menjawab pertanyaannya.

“Kau bicara terus membuatku tambah pusing,” keluh Sean.

“Ya ya aku  minta maaf, aku tidak akan banyak bicara lagi,” ucap Lorena, kembali menyuapi pria disampingnya itu.

“O ya kan nanti ada lomba mencuci, nah yang dicuci itu kan pakaian pria lengkap dengan jasnya, bolehkan aku meminjam pakaianmu untuk belajar mencuci?” tanya Lorena, mengejutkan Sean, sampai dia terbatuk-batuk. Lorena segera mengambilkan minumnya.

“Kau mau meminjam baju-bajuku untuk kau cuci, begitu?” tanya Sean menatap Lorena.

“Iya,” jawab Lorena, mengangguk.

“Hanya beberapa stel saja, aku akan membeli berbagai macam deterjen, mencari deterjen yang cocok untuk mencuci Jas yang bagus dan mahal. Aku lihat jas-jasmu bagus-bagus,” kata Lorena.

“Kau membuka-buka lemariku?” tanya Sean, semakin terkejut.

“Maaf, tadi malam, aku iseng sambil menunggu panasmu turun. Boleh ya? Hanya beberapa stel saja,” jawab Lorena, menatap Sean dengan serius.

“Jadi benar dugaanku, kau baik begini pasti ada maunya,” keluh Sean.

“Kau ini pelit amat, kita kan saduara. Sesama saudara harus saling membantu,” ucap Lorena.

Sean langsung memberengut. Saudara dari Hongkong? Batinnya. Diapun berfikir, sudah bisa diduga hasilnya, pasti baju-bajunya yang mahal itu akan hancur dan rusak oleh Lorena. Diapun menghela nafas panjang. Ya sudahlah, bajunya kan banyak, nanti dia beli lagi yang baru.

“Ya sudah, aku pinjamkan,” ucap Sean. Lorena langsung berseru senang.

“Terimakasih Brother!”serunya sambil menepuk-nepuk bahu Sean, pria itu hanya meringis, tersenyum terpaksa.

“Sekalian sama pakaian dalamnya juga ya?” kata Lorena.

“Apa? Pakaian dalam?” tanya Sean, terkejut bukan main.

“Iya, kan harus lengkap, pakaian yang biasa dipakai oleh Presdir, berarti dengan celana dalam dan singlet juga,” jawab Lorena.

Wajah Sean langsung memerah, masa Lorena harus tahu ukuran celana dalamnya segala? Nanti saat mencuci jangan-jangan wanita itu membayangkan isi celana dalamnya! Ah tidak tidak!

“Tidak, tidak mau, aku tidak mau meminjamkan celana dalam! Kau beli saja di toko!” kata Sean, menggelengkan kepalanya.

“Kau ini! Aku sedang berhemat, sayang uangnya!” kata Lorena.

“Tidak, tidak, aku tidak mau!” ucap Sean.

“Iih kau ini! Boleh ya. Kau tenang saja, aku tidak akan membayangkan isi celana dalammu! Jangan khawatir! Aku juga tidak ingin membayangkannya!” kata Lorena, bersikeras.

Wajah Sean semakin memerah. Bagaimana mungkin seumur hidupnya  ada yang menucikan celanan dalamnya apalagi secara manual, yaitu mencuci dengan tangan. Tidak bisa dibayangkan, celana dalamnya dikucek kucek oleh wanita disampingnya ini.

“Tidak bisa! Aku tidak akan meminjamkannya!” kata Sean bersikeras.

“Cuma di cuci doang tidak diapa-apakan. Aku berjanji saat mencuci tidak akan membayangkan isinya,” ucap Lorena.

“Kau fikir aku suka kau membanyangkan isi celana dalamku?” bentak Sean, kepalanya langsung terasa pusing lagi.

“Hiih, kau ini, aku sudah baik padamu, aku menunggumu semalaman, menyuapimu, masa kau tega padaku?” keluh Lorena, sambil menyimpan mangkuk buburnya diatas meja, dan mengambilkan gelas, disodorkan pada Sean. Juga obat yang ada di piring kecil.

“Sebenarnya aku juga tidak mau mencuci celana dalammu, tapi ya bagaimana lagi? Aku harus menang dikontes itu, aku harus bisa mencuci dengan bersih dan kain tetap bagus, aku butuh semua pakaian termasuk celana dalam yang berkualitas tinggi. Aku lihat dilemarimu, celana dalammu bermerk semua,” kata Lorena.

Sean langsung terbatuk-batuk lagi, Lorena segera memberinya minum.

“Kau melihat-lihat celana dalamku juga?” tanya Sean, tidak percaya.

“Maaf, aku melihatnya,” jawab Lorena. Wajah Sean semakin merah. Itu sangat privasi, kenapa wanita itu mengacak-acak privasinya?

“Boleh ya? Tidak usah malu, aku juga sebenarnya tidak mau melihatnya, aku terpaksa, demi menang di lomba ini. Tidak usah ditutup tutupi, aku jadi tahu ukuranmu, tidak masalah,” kata Lorena lagi.

Rasanya Sean ingin pergi dari hadapan wanita itu. Kenapa wanita itu mengatakan itu semua tanpa rasa malu?

“Ya sudah, terserah kau saja,” kata Sean, akhirnya menyerah. Lorena langsung tersenyum.

Setelah menyimpan gelas dan Sean sudah meminum obatnya, Lorena pergi ke lemari pakaian Sean yang sangat besar dan lumayan tinggi, yang letaknya di ujung kamar itu.

Dia mulai membuka lemari itu dan mengeluarkan baju-bajunya Sean, termasuk pakaian dalamnya. Lorena memperlihatkannya pada sean.

“Nih aku pinjam beberapa kemeja, jas, celana panjang, dengan berbagai merk!” kata Lorena, menyimpan baju baju itu diatas kasur. Sean melihat pakaian pakaiannya itu yang bertumpuk.

Kemudian Lorena datang lagi, dengan mencubit celana dalamnya Sean, menggantung di dua jarinya.

“Kenapa kau memegang celana dalamku seperti itu?” tanya Sean dengan kesal, karena Lorena memeganngnya hanya dengan ujung dua jarinya, seperti jijik saja.

“Aku tidak pernah memegang celana dalam laki-laki!” kata Lorena, dan Pluk! Calana dalam itu dijatuhkan diatas tumpukan baju itu. Berulang-ulang dia melakukannya. Pluk lagi pluk lagi, celana dalam itu dijatuhkan diatas tumpukan pakaian yang tadi.

 Kepala Sean terasa pusing, harga dirinya terkoyak-koyak melihat cara Lorena menyimpan celan dalamnya seperti itu, matanya langsung berkunang-kunang, sepertinya dia benar-benar akan pingsan lagi gara-gara ulah wanita ini.

“Baju-bajumu sangat bagus, rumah dan mobilmu juga bagus, gajimu pasti besar ya? Aku tahu dari indri, peserta kontes,” kata Lorena.

“Indri?” tanya Sean, mengerutkan dahi.

“Iya, namanya Indri, dia malah menyukaimu daripada Presdir Samuel. Dia ikut kontes karena ingin melihatmu, dia yakin dia tidak akan menang, tapi setidaknya dia bisa melihatmu saat lomba,” ucap Lorena.

Sean terdiam, dia sudah bosan dengan wanita-wanita yang tertarik padanya. Kemudian dia menatap Lorena.

“Jadi Indri itu menyukaiku?” tanya Sean.

“Iya,” jawab Lorena.

“Apa katanya?” tanya Sean jadi ingin tahu.

“Katanya kau lebih tampan dari Presdir Samuel, apalagi kalau kau menggunakan jas branded ini, kau sangat tampan,” jawab Lorena, sesuai dengan yang Indri ucapkan.

“Jadi begitu?” gumam Sean. Lorena mengangguk.

“Terus menurutmu? “ tanya sean, jadi ingin tahu pendapat Lorena tentang dirinya.

“Entahlah, aku tidak tahu, karena aku melihatmu setiap hari dan aku hanya memikirkan Presdir Samuel saja,” ucap Lorena membuat Sean kesal mendengarnya.

Terdengar ada beberapa langkah mendekati kamar. Lorena dan Sean menoleh ke arah suara, ternyata Pak Roby datang dengan seseorang. Lorena langsung kaget saat melihat orang itu, dia Presdir Samuel. Wajahnya langsung merah karena malu, dia belum mandi dan hanya menggunakan pakaian tidur, untung  baju tidurnya setelan baju panjang, bukan pakai lingeri!

*********************

Jangan lupa like, vote dan komen

Terpopuler

Comments

Ceu Euis Awank

Ceu Euis Awank

makin seru thor tiap bca kryamu sllu senyum dn ktawa* sndri smpe diliatn sm anaku🤭🤩😃

2021-07-26

0

Iin Dong_dong

Iin Dong_dong

ngakak thour 😂

2021-06-23

0

widya nindya

widya nindya

ngekek dw

2021-06-14

0

lihat semua
Episodes
1 CH-1 Rencana Awal Kontes
2 CH-2 Selebaran Kontes
3 CH-3 Rumah Kontrakan
4 CH-4 Siapa pemilik rumah ini?
5 CH-5 Pendaftaran kontes
6 CH-6 Siapa yang playboy
7 CH-7 Perang Dingin
8 CH-8 Perang Dingin (Part 2)
9 CH-9 Persiapan wawancara
10 CH-10 Wawancara
11 CH-11 Jangan pergi
12 CH-12 Menu kesukaan Presdir
13 CH-13 Chef yang gagal
14 CH-14 Lomba memasak
15 CH-15 Curang?
16 CH- 16 Privat Music
17 CH-17 Pedekate ada maunya
18 CH-18 Lorena tebar pesona
19 Pemenang Lomba Pantun di Grup Chat “RR Maesa”
20 CH-19 Kucing Garong
21 CH-20 Tamu wanitanya Sean
22 CH-21 Belajar Mencuci
23 CH-22 Pergi ke resepsi
24 CH-23 Aku bukan pacarnya
25 CH-24 Lomba mencuci pakaian (part 1)
26 CH-25 Lomba mencuci pakaian (part 2)
27 CH-26 Wild Card
28 CH-27 Makan malam dengan Presdir ( part 1)
29 CH-28 Makan malam dengan Presdir (part 2)
30 CH-29 Pulang ke rumah
31 CH-30 Masa masa tidak di rumah kontrakan
32 CH-31 Bertemu di Paris
33 CH-32 Dua hati Satu atap
34 CH-33 Pertengkaran di pagi hari
35 CH-34 Selamat Ulang Tahun Sean
36 CH-35 Pesta ulang tahun Sean
37 CH-36 Sebuah Lagu buat Lorena
38 CH-37 Selamat tinggal Paris
39 CH-38 Kejutan di rumah kontrakan
40 CH-39 Menjadi tahanan dihatiku
41 CH-40 Mengejar Lorena pulang kampung
42 CH-41 Chek In
43 CH-42 Tim penguntit
44 CH-43 Perjalanan yang aneh
45 CH-44 Cinta diwarung jagung bakar
46 CH-45 Barter Biaya kontrakan
47 CH-46 Bertemu Laura
48 CH-47 Rencana Latihan untuk Lomba
49 CH-48 Kembali Sakit
50 CH-49 Undangan Pesta topeng
51 CH-50 Pesta Topeng ( part 1 )
52 CH-51 Pesta topeng ( part 2 )
53 CH-52 Kekacauan di pesta topeng
54 CH-53 Ada cinta di rumah sakit
55 CH-54 Hati yang merindu
56 CH-55 Lomba melukis
57 CH-56 Adik Tercinta
58 CH-57 Kontes membuat Lorena jatuh cinta
59 CH-58 Pacar ke perkemahan
60 CH-59 Tersesat
61 CH-60 Ungkapan cinta Sean
62 CH-61 Pesaing buat Lorena
63 maaf author
64 CH-62 Maukah kau jadi pacarku?
65 Kemana Billionaire Bride ?
66 untuk pembaca Billionaire Bride
67 CH-63 Ketika Presdir sedang jatuh cinta
68 CH-64 Nonton Bioskop ( part 1 )
69 bukan episode
70 CH-65 Nonton Bioskop (part 2)
71 CH-66 Nonton bioskop ( part 3 )
72 CH-67 Rencana membeli cincin dan baju pengantin
73 CH-68 Membeli cincin dan baju pengantin (part 2)
74 CH-69 Kekacauan di Fashion Show
75 CH-70 Pemenang hati Presdir
76 CH-71 Aku adalah Presdirnya
77 CH-72 Rintangan belum usai
78 CH-73 Kerusuhan di pengumuman kontes
79 maaf author
80 CH-74 Jantung Hati dan Jantung Pisang
81 CH-75 Tes Kesuburan
82 CH-76 Hasil Tes yang mengejutkan
83 CH-77 Hasutan Pak Tedi
84 CH-78 Tekadnya Sean
85 CH-79 Pilihan yang sulit
86 CH-80 Kepergian Lorena
87 CH-81 Calon istri buat Sean
88 CH-82 Mencari Lorena
89 CH-83 Tunangan Lorena yang menyebalkan
90 CH-84 Sean yang pantang menyerah
91 CH-85 Pernikahan Dadakan
92 CH-86 Malam pengantin
93 CH-87 Bertemu ibu mertua
94 CH-88 Rencana Nisa
95 CH-89 Makan malam
96 CH-90 Keputusan Sean
97 CH-91 Pulang Bulan Madu
98 CH-92 Terbongkar
99 CH-93 Di kantor Sean
100 CH-94 Lorena yang aneh
101 CH-95 Ke Dokter THT
102 CH-96 Ibu hamil yang manja
103 CH-97 Kekalahan Nisa
104 CH-98 Ancaman buat Lorena
105 CH-99 Asinan buah
106 CH-100 Lorena masuk Rumah sakit
107 CH-101 Kecurigaan Sean
108 CH-102 Sean menemui Nisa
109 CH-103 Selalu bersamamu
110 CH-104 Niat busuk yang belum usai
111 CH-105 Menjelang melahirkan
112 CH-106 Dimana istriku?
113 CH-107 Dimana Istriku (part 2)
114 CH-108 Haruskah melahirkan disini?
115 CH-109 Melahirkan
116 CH-110 Pasca melahirkan
117 CH-111 Kabar mengejutkan
118 CH-112 Sebuah Petunjuk
119 CH-113 Pencarian ke Perkebunan karet
120 CH-114 Menemui Bidan Eno
121 CH-115 Sean menemui orangtua Lorena
122 CH-116 Pengakuan Pak Tedi
123 CH-117 Kabar kedatangan Sean
124 CH-118 Viral es kelapa si cantik
125 CH-119 Pembacaan warisan
126 CH-120 Kembali ke kota
127 CH-121 Bertemu Earlangga
128 CH-122 Kematian Pak Tedi
129 CH-123 Si cantik istriku
130 CH-124 Berkumpul kembali
131 CH-125 Presdir Sam ( The End )
132 Author
133 Season 2
134 CH-1 Di London
135 CH-2 Keluarga yang kacau
136 CH-3 Tiba di rumah
137 CH-4 Tantangan
138 CH- 5 Tragedi
139 CH-6 Rasa Bersalah
140 CH-7 Kriteria calon istri Earlangga
141 CH-8 Valerie keluar dari rumah Nisa
142 CH-9 Valerie bertemu Earlangga
143 CH-10 Valerie pingsan di kantor Earlangga
144 CH-11 Earlangga mencari gadis yang bersamanya semalam
145 CH-12 Bertemu Lagi
146 CH-13 Ternyata bertetangga
147 CH-14 Parfum
148 CH-15 Perawat pribadi Earlangga
149 CH-16 Gadis grabfood dan perawat
150 CH-17 Perawat Pribadi
151 CH-18 Cemas
152 CH-19 Bertemu Nyonya Grace
153 CH-20 Menyusul Earlangga
154 CH-21 Apakah pria itu Earlangga?
155 CH-22 Apakah pria itu Earlangga (part 2)
156 CH-23 Dua garis Merah
157 CH 24 Siapa ayah bayi itu?
158 CH-25 Menemui Darren
159 CH-26 Gosip Earlangga menghamili perawatnya
160 CH-27 Kedatangan keluarga Earlangga
161 CH-28 Sidang
162 CH-29 Sidang lagi
163 CH-30 Dua hati yang resah
164 CH-31 Hari pernikahan
165 CH-32 Malam Pengantin
166 CH-33 Pagi hari bersama ibu hamil
167 slow update
168 CH-34 Belajar menjadi suami yang baik
169 CH-35 Ke Supermarket
170 CH-36 Kecurigaan Ny. Grace
171 CH-37 Jeni menemui ayahnya
172 CH-38 Earlangga mengidam
173 CH-39 Earlangga mengidam (part 2)
174 CH-40 Informan
175 CH-41 Ke pesta
176 CH-42 Kata ‘sayang’ pertama
177 CH-43 Hasutan Jeni
178 CH-44 Tawaran Ny.Grace
179 CH-45 Earlangga menemui Dokter Dandy
180 CH-46 Earlangga masih mencari identitas ayah si bayi
181 CH-47 Earlangga semakin bingung
182 CH-48 Susu ibu hamil
183 CH-49 Sikap Ny.Grace yang aneh
184 CH-50 Informasi dari Bu Asni
185 CH-51 Aku membencinya
186 CH-52 Suami siaga
187 CH-53 Keputusan Valerie
188 CH-54 Perhatian Earlangga
189 CH-55 Rencana kepergian Valerie
190 CH-56 Obsesi Jeni
191 CH-57 Rencana busuk keluarga Nisa
192 CH-58 Darren menemui Earlangga
193 CH-59 Bayi kita
194 CH-60 Kakak adik pengganggu
195 CH-61 Pria yang mengaku menghamili Valerie
196 CH 62 Dua hati yang resah
197 CH-63 Bertemu pria itu
198 CH-64 Pengakuan Earlangga
199 CH-65 Pernyataan Earlangga
200 CH-66 Darren menemui Earlangga lagi
201 CH-67 Kesepakatan Darren dan Ny.Grace
202 CH-68 Rencana pulang kampung
203 Terimakasih Author
204 Pengumuman
205 Besok kita up
206 CH-69 Pulang kampung
207 CH-70 Mencari Darren
208 CH-71 Pernyataan Darren
209 CH-72 Pernyataan Darren ( Part 2)
210 CH-73 Earlangga jujur pada Lorena
211 CH-74 Darren datang ke rumah sakit
212 CH-75 Menyusuri kebenaran
213 Bukan up
214 CH-76 Kemana Valerie
215 CH-77 Bersama Darren
216 CH-78 Mencari Valerie
217 CH-79 Menjadi tawanan Darren
218 CH-80 Earlangga bertemu Darren
219 CH-81 Kembali pulang
220 CH-82 Rencana Tinggal di London
221 CH-83 Harus anak laki-laki
222 CH-84 Rumah Baru di London
223 CH-85 Apa benar cinta?
224 CH-86 Ibu hamil yang sensitif
225 CH-87 Jenis kelamin
226 CH-88 Melahirkan
227 CH-89 Kenyataan buat Valerie
228 CH-90 Haruskah Meninggalkan Earlangga
229 CH-91 Pengakuan Earlangga
230 CH-92 Bayi Earlangga
231 CH-93 Hilangnya Baby Al
232 CH-94 Ny. Grace mengalami stroke
233 CH-95 Ny.Grace mengalami Stroke ( part 2 )
234 CH-96 Pesan misterius
235 CH-97 Pergi ke taman
236 CH-98 Aldric bayiku
237 CH-99 Pilihan Valerie
238 CH-100 Bertemu Aldric
239 CH-101 Bertemu Aldric ( part 2 )
240 CH-102 Menyusul Valerie
241 CH-103 Bertemu Valerie
242 CH-104 Bayiku masih hidup
243 CH-105 Insiden di rumah Darren
244 CH-106 Kembali ke rumah
245 CH-107 Pengakuan Ny.Grace
246 CH-108 Kehamilan Jeni ( part 1 )
247 CH-109 Kehamilan Jeni ( Part 2 )
248 CH-110 Senjata makan Tuan
249 CH-111 Jordan juga bayi kami
250 CH-112 Pulang kampung ( The End )
251 Author
252 Season 3
253 SS3 - CH-01 Perjalanan keluar kota
254 Buat yang tidak suka
Episodes

Updated 254 Episodes

1
CH-1 Rencana Awal Kontes
2
CH-2 Selebaran Kontes
3
CH-3 Rumah Kontrakan
4
CH-4 Siapa pemilik rumah ini?
5
CH-5 Pendaftaran kontes
6
CH-6 Siapa yang playboy
7
CH-7 Perang Dingin
8
CH-8 Perang Dingin (Part 2)
9
CH-9 Persiapan wawancara
10
CH-10 Wawancara
11
CH-11 Jangan pergi
12
CH-12 Menu kesukaan Presdir
13
CH-13 Chef yang gagal
14
CH-14 Lomba memasak
15
CH-15 Curang?
16
CH- 16 Privat Music
17
CH-17 Pedekate ada maunya
18
CH-18 Lorena tebar pesona
19
Pemenang Lomba Pantun di Grup Chat “RR Maesa”
20
CH-19 Kucing Garong
21
CH-20 Tamu wanitanya Sean
22
CH-21 Belajar Mencuci
23
CH-22 Pergi ke resepsi
24
CH-23 Aku bukan pacarnya
25
CH-24 Lomba mencuci pakaian (part 1)
26
CH-25 Lomba mencuci pakaian (part 2)
27
CH-26 Wild Card
28
CH-27 Makan malam dengan Presdir ( part 1)
29
CH-28 Makan malam dengan Presdir (part 2)
30
CH-29 Pulang ke rumah
31
CH-30 Masa masa tidak di rumah kontrakan
32
CH-31 Bertemu di Paris
33
CH-32 Dua hati Satu atap
34
CH-33 Pertengkaran di pagi hari
35
CH-34 Selamat Ulang Tahun Sean
36
CH-35 Pesta ulang tahun Sean
37
CH-36 Sebuah Lagu buat Lorena
38
CH-37 Selamat tinggal Paris
39
CH-38 Kejutan di rumah kontrakan
40
CH-39 Menjadi tahanan dihatiku
41
CH-40 Mengejar Lorena pulang kampung
42
CH-41 Chek In
43
CH-42 Tim penguntit
44
CH-43 Perjalanan yang aneh
45
CH-44 Cinta diwarung jagung bakar
46
CH-45 Barter Biaya kontrakan
47
CH-46 Bertemu Laura
48
CH-47 Rencana Latihan untuk Lomba
49
CH-48 Kembali Sakit
50
CH-49 Undangan Pesta topeng
51
CH-50 Pesta Topeng ( part 1 )
52
CH-51 Pesta topeng ( part 2 )
53
CH-52 Kekacauan di pesta topeng
54
CH-53 Ada cinta di rumah sakit
55
CH-54 Hati yang merindu
56
CH-55 Lomba melukis
57
CH-56 Adik Tercinta
58
CH-57 Kontes membuat Lorena jatuh cinta
59
CH-58 Pacar ke perkemahan
60
CH-59 Tersesat
61
CH-60 Ungkapan cinta Sean
62
CH-61 Pesaing buat Lorena
63
maaf author
64
CH-62 Maukah kau jadi pacarku?
65
Kemana Billionaire Bride ?
66
untuk pembaca Billionaire Bride
67
CH-63 Ketika Presdir sedang jatuh cinta
68
CH-64 Nonton Bioskop ( part 1 )
69
bukan episode
70
CH-65 Nonton Bioskop (part 2)
71
CH-66 Nonton bioskop ( part 3 )
72
CH-67 Rencana membeli cincin dan baju pengantin
73
CH-68 Membeli cincin dan baju pengantin (part 2)
74
CH-69 Kekacauan di Fashion Show
75
CH-70 Pemenang hati Presdir
76
CH-71 Aku adalah Presdirnya
77
CH-72 Rintangan belum usai
78
CH-73 Kerusuhan di pengumuman kontes
79
maaf author
80
CH-74 Jantung Hati dan Jantung Pisang
81
CH-75 Tes Kesuburan
82
CH-76 Hasil Tes yang mengejutkan
83
CH-77 Hasutan Pak Tedi
84
CH-78 Tekadnya Sean
85
CH-79 Pilihan yang sulit
86
CH-80 Kepergian Lorena
87
CH-81 Calon istri buat Sean
88
CH-82 Mencari Lorena
89
CH-83 Tunangan Lorena yang menyebalkan
90
CH-84 Sean yang pantang menyerah
91
CH-85 Pernikahan Dadakan
92
CH-86 Malam pengantin
93
CH-87 Bertemu ibu mertua
94
CH-88 Rencana Nisa
95
CH-89 Makan malam
96
CH-90 Keputusan Sean
97
CH-91 Pulang Bulan Madu
98
CH-92 Terbongkar
99
CH-93 Di kantor Sean
100
CH-94 Lorena yang aneh
101
CH-95 Ke Dokter THT
102
CH-96 Ibu hamil yang manja
103
CH-97 Kekalahan Nisa
104
CH-98 Ancaman buat Lorena
105
CH-99 Asinan buah
106
CH-100 Lorena masuk Rumah sakit
107
CH-101 Kecurigaan Sean
108
CH-102 Sean menemui Nisa
109
CH-103 Selalu bersamamu
110
CH-104 Niat busuk yang belum usai
111
CH-105 Menjelang melahirkan
112
CH-106 Dimana istriku?
113
CH-107 Dimana Istriku (part 2)
114
CH-108 Haruskah melahirkan disini?
115
CH-109 Melahirkan
116
CH-110 Pasca melahirkan
117
CH-111 Kabar mengejutkan
118
CH-112 Sebuah Petunjuk
119
CH-113 Pencarian ke Perkebunan karet
120
CH-114 Menemui Bidan Eno
121
CH-115 Sean menemui orangtua Lorena
122
CH-116 Pengakuan Pak Tedi
123
CH-117 Kabar kedatangan Sean
124
CH-118 Viral es kelapa si cantik
125
CH-119 Pembacaan warisan
126
CH-120 Kembali ke kota
127
CH-121 Bertemu Earlangga
128
CH-122 Kematian Pak Tedi
129
CH-123 Si cantik istriku
130
CH-124 Berkumpul kembali
131
CH-125 Presdir Sam ( The End )
132
Author
133
Season 2
134
CH-1 Di London
135
CH-2 Keluarga yang kacau
136
CH-3 Tiba di rumah
137
CH-4 Tantangan
138
CH- 5 Tragedi
139
CH-6 Rasa Bersalah
140
CH-7 Kriteria calon istri Earlangga
141
CH-8 Valerie keluar dari rumah Nisa
142
CH-9 Valerie bertemu Earlangga
143
CH-10 Valerie pingsan di kantor Earlangga
144
CH-11 Earlangga mencari gadis yang bersamanya semalam
145
CH-12 Bertemu Lagi
146
CH-13 Ternyata bertetangga
147
CH-14 Parfum
148
CH-15 Perawat pribadi Earlangga
149
CH-16 Gadis grabfood dan perawat
150
CH-17 Perawat Pribadi
151
CH-18 Cemas
152
CH-19 Bertemu Nyonya Grace
153
CH-20 Menyusul Earlangga
154
CH-21 Apakah pria itu Earlangga?
155
CH-22 Apakah pria itu Earlangga (part 2)
156
CH-23 Dua garis Merah
157
CH 24 Siapa ayah bayi itu?
158
CH-25 Menemui Darren
159
CH-26 Gosip Earlangga menghamili perawatnya
160
CH-27 Kedatangan keluarga Earlangga
161
CH-28 Sidang
162
CH-29 Sidang lagi
163
CH-30 Dua hati yang resah
164
CH-31 Hari pernikahan
165
CH-32 Malam Pengantin
166
CH-33 Pagi hari bersama ibu hamil
167
slow update
168
CH-34 Belajar menjadi suami yang baik
169
CH-35 Ke Supermarket
170
CH-36 Kecurigaan Ny. Grace
171
CH-37 Jeni menemui ayahnya
172
CH-38 Earlangga mengidam
173
CH-39 Earlangga mengidam (part 2)
174
CH-40 Informan
175
CH-41 Ke pesta
176
CH-42 Kata ‘sayang’ pertama
177
CH-43 Hasutan Jeni
178
CH-44 Tawaran Ny.Grace
179
CH-45 Earlangga menemui Dokter Dandy
180
CH-46 Earlangga masih mencari identitas ayah si bayi
181
CH-47 Earlangga semakin bingung
182
CH-48 Susu ibu hamil
183
CH-49 Sikap Ny.Grace yang aneh
184
CH-50 Informasi dari Bu Asni
185
CH-51 Aku membencinya
186
CH-52 Suami siaga
187
CH-53 Keputusan Valerie
188
CH-54 Perhatian Earlangga
189
CH-55 Rencana kepergian Valerie
190
CH-56 Obsesi Jeni
191
CH-57 Rencana busuk keluarga Nisa
192
CH-58 Darren menemui Earlangga
193
CH-59 Bayi kita
194
CH-60 Kakak adik pengganggu
195
CH-61 Pria yang mengaku menghamili Valerie
196
CH 62 Dua hati yang resah
197
CH-63 Bertemu pria itu
198
CH-64 Pengakuan Earlangga
199
CH-65 Pernyataan Earlangga
200
CH-66 Darren menemui Earlangga lagi
201
CH-67 Kesepakatan Darren dan Ny.Grace
202
CH-68 Rencana pulang kampung
203
Terimakasih Author
204
Pengumuman
205
Besok kita up
206
CH-69 Pulang kampung
207
CH-70 Mencari Darren
208
CH-71 Pernyataan Darren
209
CH-72 Pernyataan Darren ( Part 2)
210
CH-73 Earlangga jujur pada Lorena
211
CH-74 Darren datang ke rumah sakit
212
CH-75 Menyusuri kebenaran
213
Bukan up
214
CH-76 Kemana Valerie
215
CH-77 Bersama Darren
216
CH-78 Mencari Valerie
217
CH-79 Menjadi tawanan Darren
218
CH-80 Earlangga bertemu Darren
219
CH-81 Kembali pulang
220
CH-82 Rencana Tinggal di London
221
CH-83 Harus anak laki-laki
222
CH-84 Rumah Baru di London
223
CH-85 Apa benar cinta?
224
CH-86 Ibu hamil yang sensitif
225
CH-87 Jenis kelamin
226
CH-88 Melahirkan
227
CH-89 Kenyataan buat Valerie
228
CH-90 Haruskah Meninggalkan Earlangga
229
CH-91 Pengakuan Earlangga
230
CH-92 Bayi Earlangga
231
CH-93 Hilangnya Baby Al
232
CH-94 Ny. Grace mengalami stroke
233
CH-95 Ny.Grace mengalami Stroke ( part 2 )
234
CH-96 Pesan misterius
235
CH-97 Pergi ke taman
236
CH-98 Aldric bayiku
237
CH-99 Pilihan Valerie
238
CH-100 Bertemu Aldric
239
CH-101 Bertemu Aldric ( part 2 )
240
CH-102 Menyusul Valerie
241
CH-103 Bertemu Valerie
242
CH-104 Bayiku masih hidup
243
CH-105 Insiden di rumah Darren
244
CH-106 Kembali ke rumah
245
CH-107 Pengakuan Ny.Grace
246
CH-108 Kehamilan Jeni ( part 1 )
247
CH-109 Kehamilan Jeni ( Part 2 )
248
CH-110 Senjata makan Tuan
249
CH-111 Jordan juga bayi kami
250
CH-112 Pulang kampung ( The End )
251
Author
252
Season 3
253
SS3 - CH-01 Perjalanan keluar kota
254
Buat yang tidak suka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!