CH-7 Perang Dingin

Lorena menatap Sean dengan tajam.

“Kenapa kau tega padaku!” teriak Lorena, dia sangat marah pada Sean yang dia kira asisten Presdir itu.

Mendapat teriakan dari Lorena membuat Sean terkejut. Dia tidak menyangka wanita itu akan semarah itu.

“Aku berhak mengdiskualifiaksi siapapun peserta kontes,” kata Sean dengan tegas.

“Tapi tidak dengan cara seperti ini! Kontes bahkan belum dimulai tapi kau sudah tidak meloloskanku? Tega sekali kau!” teriak Lorena.

Sean tertegun, dia masih kaget mendapat makin dari Lorena.

“Aku punya hak untuk menilai siapa yang lulus atau tidak,” kata Sean, dia pun mulai naik darah.

“Siapa kau? Kau hanya asisten. Peserta kontes akan menikah dengan Presdirnya bukan asistennya!” kata Lorena masih dengan nada tinggi.

Lagi-lagi Sean tertegun, wanita ini tidak tahu kalau pemeneng kontes itu akan menikah dengannya bukan dengan Sam.

“Aku tidak terima kau mendiskualifikasikan aku! Apa salahku? Lomba saja belum dimulai, kau tidak sportif,” kata Lorena lagi.

Mendengar perkataan lorena membuat kepala Sean pusing. Ternyata kontes ini tidak semudah yang di bayangkan. Dia harus berurusan dengan wanita yang tidak jelas ini.

“Dengar, aku tidak terima ini! Kalau kau tidak suka padaku, jangan libatkan kontes itu! Kalau aku menang aku bukan menikah denganmu, tapi dengan Pak Sam. Kenapa kau yang repot?” kata Lorena.

Sean masih terdiam, menatap wanita cantik yang sedang marah-marah itu. Melihat mata yang mengerjap ngerjap dengan bulu matanya yang lentik.

“Aku datang jauh-jauh dari luar kota, dengan tasku yang dijambret, tidak punya uang sepeserpun, bahkan uang taxi pinjam dari  Pak Polisi, rumah kontrakanku ternyata kau yang tempati, dan tiba-tiba aku diskualifikasi sebelum kontes mulai? Yang benar saja? Aku punya pengharapan besar dengan kontes ini! Aku ingin menemukan pria yang benar-benar bisa menjadi pendamping hidupku, kau mengerti? “ kata Lorena panjang lebar.

Sean mengela nafas panjang, mendegar ocehan wanita itu. Lalu diapun mulai bicara.

“Dengar, apa menurutmu dengan segala keluh kesahmu itu jadi kau harus diloloskan begitu? Banyak yang lebih menderita darimu! Yang berekonomi kekurangan mengharapkan merubah hidupnya dengan mengikuti kontes ini. Status ekonomi tidak penting, yang penting  dia bisa lolos dalam kontes ini,” kata Sean, menghentikan kata-katanya sebentar kemudian bicara lagi.

“Dan yang  lebih penting bisa membuat Presdirnya jatuh cinta,” lanjut Sean, mengucapkan kata terakhir dengan lirih.

Lorena masih menatap pria itu dengan tajam.

“Terus kamu fikir aku hanya memikirkan ekonomi saja begitu? Aku berharap Pak Sam juga mencintaiku, aku ingin menikah dengan pria yang aku cintai juga!” kata Lorena.

Sean terdiam mendengar ucapan Lorena.

“Aku benci padamu, Sean!” ucap Lorena tiba-tiba, lalu beranjak meninggalkan Sean dan segera masuk ke kamarnya, menutup pintu kamarnya dengan keras.

BRUGH!!

Sean hanya menatap wanita itu menghilang dibalik pintu. Akhirnya diapun masuk ke kamarnya. Duduk di pinggir tempat tidur.

Tidak lama kemudian terdengar suara biola dari kamar sebelah, kini biola itu menyanyaikan lagu melankolis yang sedih.

“Apa dia sedang bersedih?” gumam Sean, sambil mendengarkan music biola itu.

Apa yang harus dilakukannya pada wanita itu? Apa dia terlalu berlebihan mendsikualifikasinya? Tapi bukankah dia harus tegas, karena banyak peserta yang seperti wanita itu, dan dia harus benar benar menyeleksinya.

Apa kata wanita itu tadi? Dia ingin Sam jatuh cinta padanya? Dia ingin menikah dengan pria yang dia cintai?

Masih terngiang ngiang perkataan wanita itu di telinganya.

Wanita itu juga mengatakan benci padanya. Ini pertama kalinya ada yang mengatakan itu padanya. Selama hidupnya, dari masa remaja sampai sekarang, tidak dengan kejadian tadi, tidak ada wanita yang tidak menyukainya, bahkan itu juga yang membuatnya tidak tahu apa itu jatuh cinta, karena dia terbiasa mendapatkan wanita dengan mudahnya.

Malam itupun saat makan malam, Sean makan sendirian, wanita itu benar-benar tidak keluar dari kamarnya.

************

Keesokan harinya, Sean sarapan di meja makan masih sendirian. Kemana wanita itu?

Saat akan berangkat bekerja, dia bertanya pada pak Roby.

“Wanita itu sudah pergi?” tanya  Sean.

“Pagi ini belum keluar dari kamarnya,” kata Pak Roby.

Sean terdiam, ada apa dengan wanita itu? Tapi tidak ada kata yang dia ucapkan, diapun berangkat bekerja.

Sesampainya di kantor, Sam menyimpan banyak  sekali berkas di mejanya, sampai menggunung.

“Apa itu?” tanya Sean.

“Fortpolio pendaftar kontes yang sudah diseleksi administrasi, tapi baru hari pertama, sekarang masih dibuka pendaftarannya,” kata Sam.

“Sebanyak ini?” tanya Sean, sambil menatap tumpukan berkas itu.

“Iya. Kontesnya kan belum dimulai, barangkali kau akan menemukan wanita yang menggetarkan hatimu hanya melihat dari foto saja. Aku takutnya ternyata wanita yang kau suka tidak lolos dalam kontes. Jadi lebih baik kau cek dulu, mana yang kira-kira kau sukai, nanti aku tandai siapa-siapanya, supaya buat pertimbangan jika ditiap tes nya ternyata tidak lulus,” kata Sam.

Sean duduk dimeja kerjanya, menatap tumpukan formulir itu. Pekerjaan yang benar-benar tidak dia sukai.

Sean melihat lembar pertama, cantik. Tapi disimpannya di sisi meja yang lain. Lembar kedua, cantik. Disimpan lagi disisi meja yang lain. Begitu terus menerus, hingga sudah setengahnya tumpukan itu berkurang di mejanya.

Sam yang sedari tadi duduk di sofa dengan perkerjaanya yang lain, menatapnya.

“Apa itu? Tidak ada satupun yang kau suka?” tanyanya mengampiri meja Sean.

“Entahlah, mereka biasa saja,” kata Sean. Sam mengambil salah satu yang tadi dilihat Sean.

“Ini cantik, ini juga cantik, kau yakin tidak menyukainya?” tanya Sam keheranan.

“Biasa saja,” jawab Sean, sambil mengambil lagi formulir yang lain.

Sam menatap Sean.

“Sean!” panggil Sam.

“Ada apa? Bicara saja,” kata Sean.

“Apa jangan-jangan kau mempunyai kelaian?” tanya Sam. Sean langsung menatapnya dengan tajam.

“Sorry sorry, aku..aku hanya mengungkapkan isi hatiku, karena pendaftar sebanyak ini tidak ada yang kau suka, aku bingung,” kata Sam.

Sean kembali melihat formulir itu.

“Kalau saja bukan karena wasiat kakek, aku tidak mau kontes kontes begini,” keluhnya. Menyimpan formulir itu dengan keras ke atas meja.

Sam duduk di depannya. Dia juga merasa kasihan pada Sean. Disaat banyak orang yang susah karena kekurangan ekonomi, justru Sean merasa susah karena kelebihan ekonomi.

“Bagaimana dengan wanita-wanita itu yang kau diskualifikasi itu? Sudah aku pisahkan 5 orang,” kata Sam.

“Apa? 5?” tanya sean, seakan tidak percaya.

“Iya, 4 orang yang kau sebutkan namanya, dan satu orang yang satu rumah denganmu, wanita yang saudara jauhmu itu,” kata Sam.

Sean tampak berfikir sejenak.

“Tidak, tidak, yang wanita itu jangan dulu didiskualifikasi,” kata Sean.

“Yang mana?” tanya Sam.

“Yang ada dirumahku, yang menyebutku Brother, sangat menyebalkan!” kata Sean.

Sam malah tertawa. Diapun menuju mejanya dan mengambil formulir yang ada di mapnya, diberikan pada Sean.

“Nih, namanya Lorena, aku memisahkan formulirnya, karena aku tidak setuju kau mendiskualifikasikannya. Dia sangat berbakat,” kata Sam.

Sean menatap Sam.

“Kau menyukainya?” tuduh Sean.

“Dia sangat menarik menurutku, dia cantik, dia pintar, dia juga pandai bermain alat music, itu akan bagus ditampilkan di ajang aktualitas diri nanti,” jawab Sam.

“Hei, yang mau menikah dengan pemenang kontes adalah aku, bukan kau,” kata Sean, mengingatkan.

“Tapi aku penyeleksinya, tentu saja sesuai dengan penilaianku. Kalau mengikuti penilaianmu, tidak akan kelar-kelar. Sebanyak ini saja tidak ada yang kau pilih, gagal kontes ini tidak akan ada pemenangnya kalau begitu,” bantah Sam.

Sean meremas rambutnya dengan kesal. Sam benar, dari sebanyak peserta tidak ada satupun yang dia suka. Kontes ini akan gagal.

Sean mengambil formulir yang tadi diberikan oleh Sam. Wanita di sebelah kamarnya namanya Lorena Ayala. Dia baru tahu nama wanita tidak berKTP itu Lorena.

“Sean! “ panggil Sam, membuatnya menatap Sam, tidak melanjutkan membaca formulirnya Lorena.

“Pendaftaran kan ditutup besok, untuk tes awal kita akan ada wawancara dulu dengan peserta, kau mau ikut melihat?” tanya Sam.

“Berarti lusa ya, kapan jadwal si wanita ini?” tanya Sean, sambil mengacungkan berkas Lorena.

“Belum tahu, nanti aku kasih tahu jadwalnya,” kata Sam.

Sean hanya terdiam.

“Dia membuat ulah dirumahmu,” tanya Sam.

“Dia sangat menyebalkan!” gerutu Sean.

“Benarkah? Tapi dia sangat manis dan lemah lembut,” ucap Sam, sambil mengerutkan keningnya.

“Lemah lembut darimana? Dia bahkan membentakku, mengatakan benci padaku gara-gara aku akan mendiskualifikasinya,” sanggah Sean.

“Kau sih, acara belum dimulai main diskualifikasi saja, ya dia marahlah,” ucap Sam.

“Tapi aku kan presdirnya, aku yang akan menikah dengan pemenang kontes ini. Aku tidak mau dia menang dan menikah dengannya, jangan sampai,” kata Sean.

Sam memijat-mijat keningnya yang seketika langsung pusing. Dengan sikap Sean yang seperti itu, akan sangat sulit meloloskan peserta, mungkin bagi Sean peserta tidak akan ada yang lolos satupun, dan kontes ini akan gagal.

Tok tok tok.

Terdengar suara pintu diketuk.

“Maaf Pak, sudah ditunggu diruang rapat,” kata sekretaris Sean.

“Ya,” jawab Sean. Diapun bangun, melirik pada Sam.

“Terserah kau saja, aku tidak mau melanjutkan melihat, kepalaku pusing,” kata Sean, lalu keluar dari ruangan itu. Sam menatap tumpukan formulir itu, dia kembali menarik nafas panjang.  Mungkin kalau ditahap wawancara, akan ada peserta yang Sean suka, fikirnya.

Sore harinya…

Sean pulang seperti biasa disambut oleh pak Roby yang telah membukakan pintu untuknya. Tapi ada yang beda saat dia menginjakkan kaki ke dalam rumah itu. Semua pelayannya berkumpul disana, seperti sedang menonton sesuatu.

“Ada apa?” tanyanya pak Pak Roby. Tapi sebelum pak Roby menjawab, dia bisa mendengar suara dentingan piano yang indah. Ternyata semua pelayan di rumahnya sedang mendengarkan permainan piano seseorang. Siapa seseorang itu? Sean menatap pemain piano itu. Wanita itu, wanita itu sedang memainkan piano dengan indahnya. Dia terpesona mendengar permainannya. Tenyata benar kata Sam, dia memiliki keahlian di banyak alat music. Diapun berdiri sampai permainan piano itu selelsai. Terdengar tepuk tangan meriah dari semua pelayannya. Mereka  sangat kagum pada permainan pianonya Lorena.

Lorena bangun dari kursinya, berjalan kesamping Piano lalu membungkuk memberi hormat, dia tersenyum senang pada yang telah menguplouse penampilannya. Tapi raut mukanya langsung cemberut saat melihat sang tuan rumahpun  sedang menonton permainan pianonya.

Melihat reaksi Lorena yang berubah, membuat para pelayan menoleh ke belakang dan ternyata majikan mereka sudah pulang. Merekapun terkejut dan langsung bubar. Temasuk Lorena, dia malas bertemu pria itu, diapun langsung naik ketangga menuju kamarnya. Terdengar bunyi Brughh! Suara pintu ditutup dengan keras.

 Sean menoleh pada piano tadi. Kenapa dia tidak memperhatikan kalau dirumah itu ada piano? Diapun masuk ke kamarnya, mandi, berganti pakaian, lalu merebahkan dirinya di tempat tidur, beristirahat sebentar.

Saat makan malam, diapun sendirian, wanita itu tidak ikut makan. Ah masa bodoh, kenapa harus memikirkannya makan malam atau tidak, fikirnya.

Pak Roby seperti tahu apa yang difikirkan Sean, dia langsung bicara.

“Nona minta makan di kamar saja,” kata Pak Roby. Sean tidak menjawab.

Emang dia fikirin? Batinnya.

***************

Jangan lupa like, vote dan komen ya

Terpopuler

Comments

👑☘ɴͪᴏͦᴠᷤɪͭᴛͤᴀᷝ💣

👑☘ɴͪᴏͦᴠᷤɪͭᴛͤᴀᷝ💣

aq blm dpt fell dr tikoh Lorena☺🙏🏻

2021-10-07

1

widya nindya

widya nindya

haha gemes aku

2021-06-14

0

Sulaeha Leha

Sulaeha Leha

kwek....kwek...kwek....

2021-06-11

0

lihat semua
Episodes
1 CH-1 Rencana Awal Kontes
2 CH-2 Selebaran Kontes
3 CH-3 Rumah Kontrakan
4 CH-4 Siapa pemilik rumah ini?
5 CH-5 Pendaftaran kontes
6 CH-6 Siapa yang playboy
7 CH-7 Perang Dingin
8 CH-8 Perang Dingin (Part 2)
9 CH-9 Persiapan wawancara
10 CH-10 Wawancara
11 CH-11 Jangan pergi
12 CH-12 Menu kesukaan Presdir
13 CH-13 Chef yang gagal
14 CH-14 Lomba memasak
15 CH-15 Curang?
16 CH- 16 Privat Music
17 CH-17 Pedekate ada maunya
18 CH-18 Lorena tebar pesona
19 Pemenang Lomba Pantun di Grup Chat “RR Maesa”
20 CH-19 Kucing Garong
21 CH-20 Tamu wanitanya Sean
22 CH-21 Belajar Mencuci
23 CH-22 Pergi ke resepsi
24 CH-23 Aku bukan pacarnya
25 CH-24 Lomba mencuci pakaian (part 1)
26 CH-25 Lomba mencuci pakaian (part 2)
27 CH-26 Wild Card
28 CH-27 Makan malam dengan Presdir ( part 1)
29 CH-28 Makan malam dengan Presdir (part 2)
30 CH-29 Pulang ke rumah
31 CH-30 Masa masa tidak di rumah kontrakan
32 CH-31 Bertemu di Paris
33 CH-32 Dua hati Satu atap
34 CH-33 Pertengkaran di pagi hari
35 CH-34 Selamat Ulang Tahun Sean
36 CH-35 Pesta ulang tahun Sean
37 CH-36 Sebuah Lagu buat Lorena
38 CH-37 Selamat tinggal Paris
39 CH-38 Kejutan di rumah kontrakan
40 CH-39 Menjadi tahanan dihatiku
41 CH-40 Mengejar Lorena pulang kampung
42 CH-41 Chek In
43 CH-42 Tim penguntit
44 CH-43 Perjalanan yang aneh
45 CH-44 Cinta diwarung jagung bakar
46 CH-45 Barter Biaya kontrakan
47 CH-46 Bertemu Laura
48 CH-47 Rencana Latihan untuk Lomba
49 CH-48 Kembali Sakit
50 CH-49 Undangan Pesta topeng
51 CH-50 Pesta Topeng ( part 1 )
52 CH-51 Pesta topeng ( part 2 )
53 CH-52 Kekacauan di pesta topeng
54 CH-53 Ada cinta di rumah sakit
55 CH-54 Hati yang merindu
56 CH-55 Lomba melukis
57 CH-56 Adik Tercinta
58 CH-57 Kontes membuat Lorena jatuh cinta
59 CH-58 Pacar ke perkemahan
60 CH-59 Tersesat
61 CH-60 Ungkapan cinta Sean
62 CH-61 Pesaing buat Lorena
63 maaf author
64 CH-62 Maukah kau jadi pacarku?
65 Kemana Billionaire Bride ?
66 untuk pembaca Billionaire Bride
67 CH-63 Ketika Presdir sedang jatuh cinta
68 CH-64 Nonton Bioskop ( part 1 )
69 bukan episode
70 CH-65 Nonton Bioskop (part 2)
71 CH-66 Nonton bioskop ( part 3 )
72 CH-67 Rencana membeli cincin dan baju pengantin
73 CH-68 Membeli cincin dan baju pengantin (part 2)
74 CH-69 Kekacauan di Fashion Show
75 CH-70 Pemenang hati Presdir
76 CH-71 Aku adalah Presdirnya
77 CH-72 Rintangan belum usai
78 CH-73 Kerusuhan di pengumuman kontes
79 maaf author
80 CH-74 Jantung Hati dan Jantung Pisang
81 CH-75 Tes Kesuburan
82 CH-76 Hasil Tes yang mengejutkan
83 CH-77 Hasutan Pak Tedi
84 CH-78 Tekadnya Sean
85 CH-79 Pilihan yang sulit
86 CH-80 Kepergian Lorena
87 CH-81 Calon istri buat Sean
88 CH-82 Mencari Lorena
89 CH-83 Tunangan Lorena yang menyebalkan
90 CH-84 Sean yang pantang menyerah
91 CH-85 Pernikahan Dadakan
92 CH-86 Malam pengantin
93 CH-87 Bertemu ibu mertua
94 CH-88 Rencana Nisa
95 CH-89 Makan malam
96 CH-90 Keputusan Sean
97 CH-91 Pulang Bulan Madu
98 CH-92 Terbongkar
99 CH-93 Di kantor Sean
100 CH-94 Lorena yang aneh
101 CH-95 Ke Dokter THT
102 CH-96 Ibu hamil yang manja
103 CH-97 Kekalahan Nisa
104 CH-98 Ancaman buat Lorena
105 CH-99 Asinan buah
106 CH-100 Lorena masuk Rumah sakit
107 CH-101 Kecurigaan Sean
108 CH-102 Sean menemui Nisa
109 CH-103 Selalu bersamamu
110 CH-104 Niat busuk yang belum usai
111 CH-105 Menjelang melahirkan
112 CH-106 Dimana istriku?
113 CH-107 Dimana Istriku (part 2)
114 CH-108 Haruskah melahirkan disini?
115 CH-109 Melahirkan
116 CH-110 Pasca melahirkan
117 CH-111 Kabar mengejutkan
118 CH-112 Sebuah Petunjuk
119 CH-113 Pencarian ke Perkebunan karet
120 CH-114 Menemui Bidan Eno
121 CH-115 Sean menemui orangtua Lorena
122 CH-116 Pengakuan Pak Tedi
123 CH-117 Kabar kedatangan Sean
124 CH-118 Viral es kelapa si cantik
125 CH-119 Pembacaan warisan
126 CH-120 Kembali ke kota
127 CH-121 Bertemu Earlangga
128 CH-122 Kematian Pak Tedi
129 CH-123 Si cantik istriku
130 CH-124 Berkumpul kembali
131 CH-125 Presdir Sam ( The End )
132 Author
133 Season 2
134 CH-1 Di London
135 CH-2 Keluarga yang kacau
136 CH-3 Tiba di rumah
137 CH-4 Tantangan
138 CH- 5 Tragedi
139 CH-6 Rasa Bersalah
140 CH-7 Kriteria calon istri Earlangga
141 CH-8 Valerie keluar dari rumah Nisa
142 CH-9 Valerie bertemu Earlangga
143 CH-10 Valerie pingsan di kantor Earlangga
144 CH-11 Earlangga mencari gadis yang bersamanya semalam
145 CH-12 Bertemu Lagi
146 CH-13 Ternyata bertetangga
147 CH-14 Parfum
148 CH-15 Perawat pribadi Earlangga
149 CH-16 Gadis grabfood dan perawat
150 CH-17 Perawat Pribadi
151 CH-18 Cemas
152 CH-19 Bertemu Nyonya Grace
153 CH-20 Menyusul Earlangga
154 CH-21 Apakah pria itu Earlangga?
155 CH-22 Apakah pria itu Earlangga (part 2)
156 CH-23 Dua garis Merah
157 CH 24 Siapa ayah bayi itu?
158 CH-25 Menemui Darren
159 CH-26 Gosip Earlangga menghamili perawatnya
160 CH-27 Kedatangan keluarga Earlangga
161 CH-28 Sidang
162 CH-29 Sidang lagi
163 CH-30 Dua hati yang resah
164 CH-31 Hari pernikahan
165 CH-32 Malam Pengantin
166 CH-33 Pagi hari bersama ibu hamil
167 slow update
168 CH-34 Belajar menjadi suami yang baik
169 CH-35 Ke Supermarket
170 CH-36 Kecurigaan Ny. Grace
171 CH-37 Jeni menemui ayahnya
172 CH-38 Earlangga mengidam
173 CH-39 Earlangga mengidam (part 2)
174 CH-40 Informan
175 CH-41 Ke pesta
176 CH-42 Kata ‘sayang’ pertama
177 CH-43 Hasutan Jeni
178 CH-44 Tawaran Ny.Grace
179 CH-45 Earlangga menemui Dokter Dandy
180 CH-46 Earlangga masih mencari identitas ayah si bayi
181 CH-47 Earlangga semakin bingung
182 CH-48 Susu ibu hamil
183 CH-49 Sikap Ny.Grace yang aneh
184 CH-50 Informasi dari Bu Asni
185 CH-51 Aku membencinya
186 CH-52 Suami siaga
187 CH-53 Keputusan Valerie
188 CH-54 Perhatian Earlangga
189 CH-55 Rencana kepergian Valerie
190 CH-56 Obsesi Jeni
191 CH-57 Rencana busuk keluarga Nisa
192 CH-58 Darren menemui Earlangga
193 CH-59 Bayi kita
194 CH-60 Kakak adik pengganggu
195 CH-61 Pria yang mengaku menghamili Valerie
196 CH 62 Dua hati yang resah
197 CH-63 Bertemu pria itu
198 CH-64 Pengakuan Earlangga
199 CH-65 Pernyataan Earlangga
200 CH-66 Darren menemui Earlangga lagi
201 CH-67 Kesepakatan Darren dan Ny.Grace
202 CH-68 Rencana pulang kampung
203 Terimakasih Author
204 Pengumuman
205 Besok kita up
206 CH-69 Pulang kampung
207 CH-70 Mencari Darren
208 CH-71 Pernyataan Darren
209 CH-72 Pernyataan Darren ( Part 2)
210 CH-73 Earlangga jujur pada Lorena
211 CH-74 Darren datang ke rumah sakit
212 CH-75 Menyusuri kebenaran
213 Bukan up
214 CH-76 Kemana Valerie
215 CH-77 Bersama Darren
216 CH-78 Mencari Valerie
217 CH-79 Menjadi tawanan Darren
218 CH-80 Earlangga bertemu Darren
219 CH-81 Kembali pulang
220 CH-82 Rencana Tinggal di London
221 CH-83 Harus anak laki-laki
222 CH-84 Rumah Baru di London
223 CH-85 Apa benar cinta?
224 CH-86 Ibu hamil yang sensitif
225 CH-87 Jenis kelamin
226 CH-88 Melahirkan
227 CH-89 Kenyataan buat Valerie
228 CH-90 Haruskah Meninggalkan Earlangga
229 CH-91 Pengakuan Earlangga
230 CH-92 Bayi Earlangga
231 CH-93 Hilangnya Baby Al
232 CH-94 Ny. Grace mengalami stroke
233 CH-95 Ny.Grace mengalami Stroke ( part 2 )
234 CH-96 Pesan misterius
235 CH-97 Pergi ke taman
236 CH-98 Aldric bayiku
237 CH-99 Pilihan Valerie
238 CH-100 Bertemu Aldric
239 CH-101 Bertemu Aldric ( part 2 )
240 CH-102 Menyusul Valerie
241 CH-103 Bertemu Valerie
242 CH-104 Bayiku masih hidup
243 CH-105 Insiden di rumah Darren
244 CH-106 Kembali ke rumah
245 CH-107 Pengakuan Ny.Grace
246 CH-108 Kehamilan Jeni ( part 1 )
247 CH-109 Kehamilan Jeni ( Part 2 )
248 CH-110 Senjata makan Tuan
249 CH-111 Jordan juga bayi kami
250 CH-112 Pulang kampung ( The End )
251 Author
252 Season 3
253 SS3 - CH-01 Perjalanan keluar kota
254 Buat yang tidak suka
Episodes

Updated 254 Episodes

1
CH-1 Rencana Awal Kontes
2
CH-2 Selebaran Kontes
3
CH-3 Rumah Kontrakan
4
CH-4 Siapa pemilik rumah ini?
5
CH-5 Pendaftaran kontes
6
CH-6 Siapa yang playboy
7
CH-7 Perang Dingin
8
CH-8 Perang Dingin (Part 2)
9
CH-9 Persiapan wawancara
10
CH-10 Wawancara
11
CH-11 Jangan pergi
12
CH-12 Menu kesukaan Presdir
13
CH-13 Chef yang gagal
14
CH-14 Lomba memasak
15
CH-15 Curang?
16
CH- 16 Privat Music
17
CH-17 Pedekate ada maunya
18
CH-18 Lorena tebar pesona
19
Pemenang Lomba Pantun di Grup Chat “RR Maesa”
20
CH-19 Kucing Garong
21
CH-20 Tamu wanitanya Sean
22
CH-21 Belajar Mencuci
23
CH-22 Pergi ke resepsi
24
CH-23 Aku bukan pacarnya
25
CH-24 Lomba mencuci pakaian (part 1)
26
CH-25 Lomba mencuci pakaian (part 2)
27
CH-26 Wild Card
28
CH-27 Makan malam dengan Presdir ( part 1)
29
CH-28 Makan malam dengan Presdir (part 2)
30
CH-29 Pulang ke rumah
31
CH-30 Masa masa tidak di rumah kontrakan
32
CH-31 Bertemu di Paris
33
CH-32 Dua hati Satu atap
34
CH-33 Pertengkaran di pagi hari
35
CH-34 Selamat Ulang Tahun Sean
36
CH-35 Pesta ulang tahun Sean
37
CH-36 Sebuah Lagu buat Lorena
38
CH-37 Selamat tinggal Paris
39
CH-38 Kejutan di rumah kontrakan
40
CH-39 Menjadi tahanan dihatiku
41
CH-40 Mengejar Lorena pulang kampung
42
CH-41 Chek In
43
CH-42 Tim penguntit
44
CH-43 Perjalanan yang aneh
45
CH-44 Cinta diwarung jagung bakar
46
CH-45 Barter Biaya kontrakan
47
CH-46 Bertemu Laura
48
CH-47 Rencana Latihan untuk Lomba
49
CH-48 Kembali Sakit
50
CH-49 Undangan Pesta topeng
51
CH-50 Pesta Topeng ( part 1 )
52
CH-51 Pesta topeng ( part 2 )
53
CH-52 Kekacauan di pesta topeng
54
CH-53 Ada cinta di rumah sakit
55
CH-54 Hati yang merindu
56
CH-55 Lomba melukis
57
CH-56 Adik Tercinta
58
CH-57 Kontes membuat Lorena jatuh cinta
59
CH-58 Pacar ke perkemahan
60
CH-59 Tersesat
61
CH-60 Ungkapan cinta Sean
62
CH-61 Pesaing buat Lorena
63
maaf author
64
CH-62 Maukah kau jadi pacarku?
65
Kemana Billionaire Bride ?
66
untuk pembaca Billionaire Bride
67
CH-63 Ketika Presdir sedang jatuh cinta
68
CH-64 Nonton Bioskop ( part 1 )
69
bukan episode
70
CH-65 Nonton Bioskop (part 2)
71
CH-66 Nonton bioskop ( part 3 )
72
CH-67 Rencana membeli cincin dan baju pengantin
73
CH-68 Membeli cincin dan baju pengantin (part 2)
74
CH-69 Kekacauan di Fashion Show
75
CH-70 Pemenang hati Presdir
76
CH-71 Aku adalah Presdirnya
77
CH-72 Rintangan belum usai
78
CH-73 Kerusuhan di pengumuman kontes
79
maaf author
80
CH-74 Jantung Hati dan Jantung Pisang
81
CH-75 Tes Kesuburan
82
CH-76 Hasil Tes yang mengejutkan
83
CH-77 Hasutan Pak Tedi
84
CH-78 Tekadnya Sean
85
CH-79 Pilihan yang sulit
86
CH-80 Kepergian Lorena
87
CH-81 Calon istri buat Sean
88
CH-82 Mencari Lorena
89
CH-83 Tunangan Lorena yang menyebalkan
90
CH-84 Sean yang pantang menyerah
91
CH-85 Pernikahan Dadakan
92
CH-86 Malam pengantin
93
CH-87 Bertemu ibu mertua
94
CH-88 Rencana Nisa
95
CH-89 Makan malam
96
CH-90 Keputusan Sean
97
CH-91 Pulang Bulan Madu
98
CH-92 Terbongkar
99
CH-93 Di kantor Sean
100
CH-94 Lorena yang aneh
101
CH-95 Ke Dokter THT
102
CH-96 Ibu hamil yang manja
103
CH-97 Kekalahan Nisa
104
CH-98 Ancaman buat Lorena
105
CH-99 Asinan buah
106
CH-100 Lorena masuk Rumah sakit
107
CH-101 Kecurigaan Sean
108
CH-102 Sean menemui Nisa
109
CH-103 Selalu bersamamu
110
CH-104 Niat busuk yang belum usai
111
CH-105 Menjelang melahirkan
112
CH-106 Dimana istriku?
113
CH-107 Dimana Istriku (part 2)
114
CH-108 Haruskah melahirkan disini?
115
CH-109 Melahirkan
116
CH-110 Pasca melahirkan
117
CH-111 Kabar mengejutkan
118
CH-112 Sebuah Petunjuk
119
CH-113 Pencarian ke Perkebunan karet
120
CH-114 Menemui Bidan Eno
121
CH-115 Sean menemui orangtua Lorena
122
CH-116 Pengakuan Pak Tedi
123
CH-117 Kabar kedatangan Sean
124
CH-118 Viral es kelapa si cantik
125
CH-119 Pembacaan warisan
126
CH-120 Kembali ke kota
127
CH-121 Bertemu Earlangga
128
CH-122 Kematian Pak Tedi
129
CH-123 Si cantik istriku
130
CH-124 Berkumpul kembali
131
CH-125 Presdir Sam ( The End )
132
Author
133
Season 2
134
CH-1 Di London
135
CH-2 Keluarga yang kacau
136
CH-3 Tiba di rumah
137
CH-4 Tantangan
138
CH- 5 Tragedi
139
CH-6 Rasa Bersalah
140
CH-7 Kriteria calon istri Earlangga
141
CH-8 Valerie keluar dari rumah Nisa
142
CH-9 Valerie bertemu Earlangga
143
CH-10 Valerie pingsan di kantor Earlangga
144
CH-11 Earlangga mencari gadis yang bersamanya semalam
145
CH-12 Bertemu Lagi
146
CH-13 Ternyata bertetangga
147
CH-14 Parfum
148
CH-15 Perawat pribadi Earlangga
149
CH-16 Gadis grabfood dan perawat
150
CH-17 Perawat Pribadi
151
CH-18 Cemas
152
CH-19 Bertemu Nyonya Grace
153
CH-20 Menyusul Earlangga
154
CH-21 Apakah pria itu Earlangga?
155
CH-22 Apakah pria itu Earlangga (part 2)
156
CH-23 Dua garis Merah
157
CH 24 Siapa ayah bayi itu?
158
CH-25 Menemui Darren
159
CH-26 Gosip Earlangga menghamili perawatnya
160
CH-27 Kedatangan keluarga Earlangga
161
CH-28 Sidang
162
CH-29 Sidang lagi
163
CH-30 Dua hati yang resah
164
CH-31 Hari pernikahan
165
CH-32 Malam Pengantin
166
CH-33 Pagi hari bersama ibu hamil
167
slow update
168
CH-34 Belajar menjadi suami yang baik
169
CH-35 Ke Supermarket
170
CH-36 Kecurigaan Ny. Grace
171
CH-37 Jeni menemui ayahnya
172
CH-38 Earlangga mengidam
173
CH-39 Earlangga mengidam (part 2)
174
CH-40 Informan
175
CH-41 Ke pesta
176
CH-42 Kata ‘sayang’ pertama
177
CH-43 Hasutan Jeni
178
CH-44 Tawaran Ny.Grace
179
CH-45 Earlangga menemui Dokter Dandy
180
CH-46 Earlangga masih mencari identitas ayah si bayi
181
CH-47 Earlangga semakin bingung
182
CH-48 Susu ibu hamil
183
CH-49 Sikap Ny.Grace yang aneh
184
CH-50 Informasi dari Bu Asni
185
CH-51 Aku membencinya
186
CH-52 Suami siaga
187
CH-53 Keputusan Valerie
188
CH-54 Perhatian Earlangga
189
CH-55 Rencana kepergian Valerie
190
CH-56 Obsesi Jeni
191
CH-57 Rencana busuk keluarga Nisa
192
CH-58 Darren menemui Earlangga
193
CH-59 Bayi kita
194
CH-60 Kakak adik pengganggu
195
CH-61 Pria yang mengaku menghamili Valerie
196
CH 62 Dua hati yang resah
197
CH-63 Bertemu pria itu
198
CH-64 Pengakuan Earlangga
199
CH-65 Pernyataan Earlangga
200
CH-66 Darren menemui Earlangga lagi
201
CH-67 Kesepakatan Darren dan Ny.Grace
202
CH-68 Rencana pulang kampung
203
Terimakasih Author
204
Pengumuman
205
Besok kita up
206
CH-69 Pulang kampung
207
CH-70 Mencari Darren
208
CH-71 Pernyataan Darren
209
CH-72 Pernyataan Darren ( Part 2)
210
CH-73 Earlangga jujur pada Lorena
211
CH-74 Darren datang ke rumah sakit
212
CH-75 Menyusuri kebenaran
213
Bukan up
214
CH-76 Kemana Valerie
215
CH-77 Bersama Darren
216
CH-78 Mencari Valerie
217
CH-79 Menjadi tawanan Darren
218
CH-80 Earlangga bertemu Darren
219
CH-81 Kembali pulang
220
CH-82 Rencana Tinggal di London
221
CH-83 Harus anak laki-laki
222
CH-84 Rumah Baru di London
223
CH-85 Apa benar cinta?
224
CH-86 Ibu hamil yang sensitif
225
CH-87 Jenis kelamin
226
CH-88 Melahirkan
227
CH-89 Kenyataan buat Valerie
228
CH-90 Haruskah Meninggalkan Earlangga
229
CH-91 Pengakuan Earlangga
230
CH-92 Bayi Earlangga
231
CH-93 Hilangnya Baby Al
232
CH-94 Ny. Grace mengalami stroke
233
CH-95 Ny.Grace mengalami Stroke ( part 2 )
234
CH-96 Pesan misterius
235
CH-97 Pergi ke taman
236
CH-98 Aldric bayiku
237
CH-99 Pilihan Valerie
238
CH-100 Bertemu Aldric
239
CH-101 Bertemu Aldric ( part 2 )
240
CH-102 Menyusul Valerie
241
CH-103 Bertemu Valerie
242
CH-104 Bayiku masih hidup
243
CH-105 Insiden di rumah Darren
244
CH-106 Kembali ke rumah
245
CH-107 Pengakuan Ny.Grace
246
CH-108 Kehamilan Jeni ( part 1 )
247
CH-109 Kehamilan Jeni ( Part 2 )
248
CH-110 Senjata makan Tuan
249
CH-111 Jordan juga bayi kami
250
CH-112 Pulang kampung ( The End )
251
Author
252
Season 3
253
SS3 - CH-01 Perjalanan keluar kota
254
Buat yang tidak suka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!