CH-11 Jangan pergi

 

 

“Kau bisa menjawabnya sekarang,” terdengar pewawancara mengulang perkataannya.

“Apa yang akan kau lakukan untuk membuat Presdir jatuh cinta?” tanya pewawancara itu lagi.

Sean dan Sam tampak tidak sabar mendengar jawaban Lorena.

Lorena melirik kearah Sam yang berdiri dibelakang Sean, memiringkan kepalanya menatap Lorena, kemudian Lorena menatap si pewawancara.

“Yang akan aku lakukan untuk membuat Presdir jatuh cinta adalah.." Lorena menghentikan bicaranya sebentar, kemudian bicara lagi.

" Aku hanya akan berusaha untuk mencintainya sepenuh hatiku,” jawab Lorena.

Seketika ruangan menjadi hening.

“Dan aku juga berharap Presdir juga akan tulus mencintaiku,” lanjut Lorena. Ada nada keseriusan dari kata-kata itu. Kini dia tertunduk, ada sedih dihatinya, mengingat kegagalan-kegagalan jalinan kisah cintanya dengan mantan mantannya, padahal dia sudah berusaha untuk mencintainya dengan tulus siapapun pria yang menjadi kekasihnya.

Sean tampak tertegun mendengarnya, juga Sam.

“So Sweet Lorena, aku juga mencintaimu Lorena..” gumam Sam dengan pelan, Sean langsung menoleh ke belakang dan menutup mulut Sean dengan telapak tangannya.

“Ada lagi yang ingin kau katakan?” tanya Pewawancara. Lorena hanya menggeleng.

“Baiklah Lorena, wawancara kita selesai, kau akan kita hubungi jika kau lolos tahap berikutnya, selamat siang,” kata pewawancara.

“Siang,”ucap Lorena, dia bangun dari duduknya, tanpa menoleh pada Sean maupun Sam. Dia melangkah keluar dengan lesu. Dia terbawa perasaan saat mengatakan itu, adakah pria yang akan benar-benar mencintainya? Kenapa mendapatkan cinta yang tulus begitu sulit? Sampai-sampai dia harus mengikuti ajang kontes seperti ini? Hatinya menjadi sedih.

Sean buru-buru menuju jendela, melihat ke ruang tunggu. Dilihatnya wanita itu meninggalkan ruang tunggu itu, kenapa hatinya jadi merasa sedih, melihat wanita itu sepertinya bersedih.

“Dia sangat manis,” tiba-tiba terdengar suara Sam dibelakang Sean.

“Jangan menguntitku Sam,” ucap Sean, tanpa menoleh pada Sam yang berdiri melihat keluar jendela seperti yang dilakukan Sean.

“Apa dia tulus mengatakan itu?” tanya Sean.

“Sepertinya tulus. tapi sayang dia harus didiskualifikasi,” jawab sam.

“Jangan!” teriak Sean, menoleh pada Sam, sampai temannya itu terkejut.

“Kenapa? Kau kan yang menyuruh tidak meloloskannya setelah wawancara,” tanya Sam, keheranan.

“Aku ingin tau dia bisa lolos tahap berikutnya tidak?” kata Sean.

“Baiklah Brother, kau bosnya,” jawab Sam.

“Jangan memanggilku Brother! Geli aku mendengarnya,” keluh Sean.

“Selanjutnya!” terdengar suara panitia memanggil peserta yang lain.

Selama mengikuti wawancara selanjutnya, Sean hanya memikirkan ucapannya Lorena itu. Kenapa dia merasa terhipnotis dengan kata-kata itu? Kata-kata itu seakan tulus diucapkan dari dalam hati wanita itu. Sepertinya dia berbeda dengan wanita-wanita lain yang mengikuti kontes ini yang umumnya mereka juga punya

tujuan lain yaitu ingin mendapatkan suami yang kaya, tidak dengan wanita sebelah kamarnya ini, ada ketulusan di hati wanita ini.

Sore haripun tiba, Sean buru-buru pulang meskipun wawancara masih berlangsung, dia ingin tahu apa yang dilakukan wanita itu sekarang.

Tiba dirumahnya, seperti biasa, Pak Roby sudah siap dengan pintunya yang terbuka, menyambutnya dengan ramah, tapi sean mengabaikannya. Matanya langsung beredar ke dalam ruangan. dilihatnya dalam ruanganan itu sangat sepi, tidak seperti kemarin-kemarin pelayan-pelayannya berkumpul melihat penampilan wanita itu. Hanya terdengar lantunan music biola samar-samar.

Sean melangkah menuju arah suara, melangkahkan kakinya menaiki tangga rumah itu, saat tiba diatas, alunan music biola itu semakin jelas terdengar dari dalam kamarnya Lorena. Music yang sentimental yang Lorena mainkan sekarang. Sean berdiri sebentar lalu masuk ke dalam kamarnya. Membuka jasnya, dasinya, membuka beberapa kancing kemaja atasnya, menggulung kedua lengan kemejanya sampai siku.

Masih terdengar suara music itu mengalun merdu. Sean berbaring di tempat tidur itu dengan menopang kepalanya dengan kedua tangannya. Fikirannya melayang kemana-mana. Apakah wanita itu sedang bersedih sekarang? Music biolanya terdengar sangat menyayat hati. Apakah wanita ini pernah mengalami patah hati?

Jam menunjukkan pukul 7 malam, terdengar suara pintu kamar Sean diketuk. Diapun membukakan pintu itu. Pak Roby sudah berdiri disana.

“Makan malam sudah siap,” kata Pak Roby.

“Ya nanti aku turun,” jawab Sean. Pak Robypun meninggalkan tempat itu. Sean melirik jam di dinding, memang waktunya makan malam. Di kamar sebelah sudah tidak terdengar lagi suara biola. Diapun keluar kamarnya, saat melewati lorong ke kamarnya Lorena, langkahnya terhenti, dilihatnya pintu kamar itu tertutup, mungkin Lorena sudah duluan ke ruang makan, fikirnya. Diapun melanjutkan langkahnya menuju ruang makan.

Begitu sampai di ruang makan, ternyata Lorena tidak ada disana. Kemana dia? Tapi seperti biasa Sean tidak akan bertanya apa-apa tentang wanita itu. Diapun duduk dikursinya, pelayan langsung membantunya mengambilkan menu makanan di meja itu diisikan ke piringnya.

Satu suap dua suap, Pak Roby hanya diam mematung tidak jauh darinya, hanya memperhatikan pelayan-pelayannya bekerja.  Tumben sekali pak Roby tidak memberi laporan, apa dia harus bertanya saja pada pak Roby? Tidak ah, gengsi harus menanyakan wanita itu.

Empat suap, lima suap, wanita itu tidak juga datang, dan Pak Roby aneh sekali tidak memberikan laporan apa-apa. Diapun berdehem.

“Mm, Pak Roby!” panggilnya.

“Iya, Pak,” sahut Pak Roby.

“Kemana wanita itu?” tanya Sean, akhirnya bertanya.

“Nona ijin istriahrat lebih awal, karena dia akan pulang kampung besok,” jawab Pak Roby. Sekatika Sean terkejut mendengarnya.

“Apa? Pulang kampung? Kenapa?” tanya Sean, menoleh pada pak Roby yang berdiri dibelakangnya.

“Iya katanya mengundurkan diri tidak jadi mengikuti kontes, dia akan pulang kampung besok pagi,” jawab Pak Roby.

“Kenapa? Bukankah dia lulus wawancara?” tanya Sean.

“Saya juga kurang tahu Pak,” jawab Pak Roby.

Sean tidak bicara lagi. Ternyata Lorena akan pulang kampung? Kenapa? Selera makan Sean langsung hilang. Kenapa dia berubah fikrian tidak jadi mengikuti kontes? Padahal kemarin dia bersemangat ingin memenangkan kontes ini.

“Apa dia ada dikamarnya?” tanya Sean.

“Iya Pak, mungkin sedang istirahat,” jawab Pak Roby.

“Bisakah besok kau beritahu aku kalau dia sudah bangun?” pinta Sean.

“Baik Pak,” jawab Pak Roby.

Sean kembali makan dengan lesu, dia tidak habis fikir apa alasan Lorena mengundurkan diri dari kontes ini? Kenapa?

Setelah makan malam, dia tidak bisa tidur di kamarnya. Suara biola itu tidak terdengar lagi, kenapa malam ini terasa begitu sepi tanpa alunan music biola itu?

Keesokan harinya…

Terdengar suara ketukan di kamarnya Sean. Sean segera membuka pintu itu. Pak Roby sudah berdiri disana.

“Nona sudah bangun,” lapor Pak Roby. Tanpa bicara apa-apa lagi, Sean langsung keluar dari kamarnya, dibiarkannya Pak Roby yang terbengong melihat sikapnya.

Sean langsung ke kamarnya Lorena. Mengetuk pintu itu beberapa kali. Lorena membukakan pintu kamarnya, dilihatnya Sean berdiri disana.

“Ada apa? Kau tahu dari Pak Roby aku akan pergi?” tanya Lorena. Diapun masuk ke kamarnya, Sean mengikutinya. Wanita itu sedang memasukkan pakaiannya ke dalam kopernya. Sean melihat selebaran kontes yang tertancap di bunga hiasan di meja.

Lorena menatap Sean, kemudian mengambil sebuah amplop yang ada di atas tempat tidurnya.

“Ini uang sewa rumah, jasa pelayan dan yang lainnya, aku rasa sudah cukup. Pak Roby sudah menjualkan cincinku, ternyata harganya lumayan tinggi, jadi aku bisa membayar sewa kamarku padamu,” kata Lorena, mengulurkan amplop itu pada Sean.

Sean menerima amplop itu, dlilihatnya isinya uang yang cukup banyak, dia sampai mengerutkan keningnya.

“Kau akan pergi?” tanya Sean.

“Iya, aku mengundurkan diri dari kontes itu,”jawab Lorena.

“Tapi kenapa?” tanya Sean.

“Karena aku juga tidak tahu apa ajang ini akan membuatku mendapatkan pria yang akan mencintaiku atau tidak, sepertinya sebaiknya aku pulang saja,” jawab Lorena, masih mengepak bajunya.

“Kenapa kau patah semangat begitu?” tanya Sean.

“Kau lihat kan pesertanya sangat cantik cantik, aku rasa aku tidak akan memenangkan hatinya Presdir, aku hanya buang-buang waktu saja mengikuti kontes ini,” jawab Lorena.

“Kau jangan pesimis dulu, mungkin saja Presdirnya menyukaimu, kan kontesnya belum selesai,” kata Sean.

Kini Lorena menatap Sean, yang seketika menjadi gugup mendapat tatapan dari wanita itu.

“Apakah Presdir menyukaiku?” tanya Lorena.

“Mmm ya mungkin saja,” jawab Sean. Tiba-tiba senyum mengembang di bibirnya Lorena.

“Kenapa kau tidak bilang kalau Pak Sam menyukaiku? Aku jadi semangat lagi sekarang,” seru Lorena. Sean tidak menjawab.

 “Baiklah kalau begitu, jadi aku punya harapan lolos ke babak berikutnya?” tanya Lorena pada Sean.

“Ya sepertinya begitu,” jawab Sean.

“Kenapa kau tidak bilang dari kemarin?” gerutu Lorena. Dia melihat amplop yang dipegang Sean, lalu diambilnya.

“Kembalikan amplopku!” ucapnya.

“Kenapa kau ambil lagi?” tanya Sean.

“Bukankah katamu Pak Sam menyukaiku? Jadi aku punya kesempatan memenangkan kontes ini kan? Jadi sesuai perjanjian kita kemrain, kalau aku bisa membuat Pak Sam jatuh cinta padaku, jadi aku tidak perlu bayar sewa rumah ini, jadi uangnya aku ambil lagi, oke?” kata Lorena, membuat kepala Sean kembali berdenyut denyut, ini wanita sepertinya sudah tidak waras kembali seperti kemarin kemarin.

“Bukankah sekarang waktunya sarapan? Hari ini kan jawal wawancara buat yang lain, jadi aku ada kerjaan di restaurant. Ayo kita sarapan, kau juga belum sarapan kan?” kata Lorena. Belum juga  Sean menjawab, tangan Lorena meraih jemarinya Sean, memegang tangan itu, menariknya keluar dari kamar itu. Sean tampak terkejut, tapi tidak ada yang bisa dilakukannya selain mengikuti langkah wanita itu yang menuntunnya menuruni tangga rumah, dia hanya bisa menatap tangannya dipegang wanita itu yang berjalan menuju meja makan.

“Brother, kau duduklah, makan yang banyak ya,” ucap Lorena saat sampai dimeja makan. Sean tidak menjawab, dia hanya menurut duduk dikursi yang biasa dia duduki.

Lorena duduk di sebrangnya. Pak Roby tampak memberi perintah pelayan-pelayan untuk bekerja.

Lorena mengambil sendoknya, lalu memukul piring Sean yang ada di sebrangnya.

Treng treng treng! Terdengar bunyi sendok dan piring.

Sean menatap wanita itu.

“Brother, kau harus membantuku,” kata Lorena.

“Soal apa?” tanya Sean.

“Kau harus memberitahuku apa kesukaan Pak Sam, Hobynya apa, kesehariannya bagaimana, jangan berbohong lagi soal Pak sam yang playboy, aku tidak percaya Presdir Playboy,” kata Lorena.

“Presdir bukan playboy tapi bergonta ganti pacar,” jawab Sean, membicarakan dirinya sendiri.

“Apa? Gonta ganti pacar? Ya sama saja playboy,” kata Lorena.

“Ya bukan, itu karena dia belum menjatuhkan hatinya pada wanita itu,” bela Sean.

Lorena menatap Sean sambil mengerutkan keningnya.

“Katamu kemarin Pak Sam Playboy, sekarang kau mati-matian membelanya kalau Presdir bukan playboy, tapi belum menjatuhkan hati pada wanita itu, kau membingungkan,” jawab Lorena sambil menyantap menu sarapannya.

**********************

Jangan lupa like vote dan komen

Baca juga karya author yg lain

-         “My Secretary” season 2(Love Story in London)

-         “Billionaire Bride”

Terpopuler

Comments

tatik mufidah

tatik mufidah

duuh,, lorena,, sean,, cocok banget,, lucuuu

2022-02-24

0

Herlina

Herlina

toor visual dl dok🥰🥰

2021-06-22

0

Wiji Bajay

Wiji Bajay

semakin seruuuu😍😍😍

2021-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 CH-1 Rencana Awal Kontes
2 CH-2 Selebaran Kontes
3 CH-3 Rumah Kontrakan
4 CH-4 Siapa pemilik rumah ini?
5 CH-5 Pendaftaran kontes
6 CH-6 Siapa yang playboy
7 CH-7 Perang Dingin
8 CH-8 Perang Dingin (Part 2)
9 CH-9 Persiapan wawancara
10 CH-10 Wawancara
11 CH-11 Jangan pergi
12 CH-12 Menu kesukaan Presdir
13 CH-13 Chef yang gagal
14 CH-14 Lomba memasak
15 CH-15 Curang?
16 CH- 16 Privat Music
17 CH-17 Pedekate ada maunya
18 CH-18 Lorena tebar pesona
19 Pemenang Lomba Pantun di Grup Chat “RR Maesa”
20 CH-19 Kucing Garong
21 CH-20 Tamu wanitanya Sean
22 CH-21 Belajar Mencuci
23 CH-22 Pergi ke resepsi
24 CH-23 Aku bukan pacarnya
25 CH-24 Lomba mencuci pakaian (part 1)
26 CH-25 Lomba mencuci pakaian (part 2)
27 CH-26 Wild Card
28 CH-27 Makan malam dengan Presdir ( part 1)
29 CH-28 Makan malam dengan Presdir (part 2)
30 CH-29 Pulang ke rumah
31 CH-30 Masa masa tidak di rumah kontrakan
32 CH-31 Bertemu di Paris
33 CH-32 Dua hati Satu atap
34 CH-33 Pertengkaran di pagi hari
35 CH-34 Selamat Ulang Tahun Sean
36 CH-35 Pesta ulang tahun Sean
37 CH-36 Sebuah Lagu buat Lorena
38 CH-37 Selamat tinggal Paris
39 CH-38 Kejutan di rumah kontrakan
40 CH-39 Menjadi tahanan dihatiku
41 CH-40 Mengejar Lorena pulang kampung
42 CH-41 Chek In
43 CH-42 Tim penguntit
44 CH-43 Perjalanan yang aneh
45 CH-44 Cinta diwarung jagung bakar
46 CH-45 Barter Biaya kontrakan
47 CH-46 Bertemu Laura
48 CH-47 Rencana Latihan untuk Lomba
49 CH-48 Kembali Sakit
50 CH-49 Undangan Pesta topeng
51 CH-50 Pesta Topeng ( part 1 )
52 CH-51 Pesta topeng ( part 2 )
53 CH-52 Kekacauan di pesta topeng
54 CH-53 Ada cinta di rumah sakit
55 CH-54 Hati yang merindu
56 CH-55 Lomba melukis
57 CH-56 Adik Tercinta
58 CH-57 Kontes membuat Lorena jatuh cinta
59 CH-58 Pacar ke perkemahan
60 CH-59 Tersesat
61 CH-60 Ungkapan cinta Sean
62 CH-61 Pesaing buat Lorena
63 maaf author
64 CH-62 Maukah kau jadi pacarku?
65 Kemana Billionaire Bride ?
66 untuk pembaca Billionaire Bride
67 CH-63 Ketika Presdir sedang jatuh cinta
68 CH-64 Nonton Bioskop ( part 1 )
69 bukan episode
70 CH-65 Nonton Bioskop (part 2)
71 CH-66 Nonton bioskop ( part 3 )
72 CH-67 Rencana membeli cincin dan baju pengantin
73 CH-68 Membeli cincin dan baju pengantin (part 2)
74 CH-69 Kekacauan di Fashion Show
75 CH-70 Pemenang hati Presdir
76 CH-71 Aku adalah Presdirnya
77 CH-72 Rintangan belum usai
78 CH-73 Kerusuhan di pengumuman kontes
79 maaf author
80 CH-74 Jantung Hati dan Jantung Pisang
81 CH-75 Tes Kesuburan
82 CH-76 Hasil Tes yang mengejutkan
83 CH-77 Hasutan Pak Tedi
84 CH-78 Tekadnya Sean
85 CH-79 Pilihan yang sulit
86 CH-80 Kepergian Lorena
87 CH-81 Calon istri buat Sean
88 CH-82 Mencari Lorena
89 CH-83 Tunangan Lorena yang menyebalkan
90 CH-84 Sean yang pantang menyerah
91 CH-85 Pernikahan Dadakan
92 CH-86 Malam pengantin
93 CH-87 Bertemu ibu mertua
94 CH-88 Rencana Nisa
95 CH-89 Makan malam
96 CH-90 Keputusan Sean
97 CH-91 Pulang Bulan Madu
98 CH-92 Terbongkar
99 CH-93 Di kantor Sean
100 CH-94 Lorena yang aneh
101 CH-95 Ke Dokter THT
102 CH-96 Ibu hamil yang manja
103 CH-97 Kekalahan Nisa
104 CH-98 Ancaman buat Lorena
105 CH-99 Asinan buah
106 CH-100 Lorena masuk Rumah sakit
107 CH-101 Kecurigaan Sean
108 CH-102 Sean menemui Nisa
109 CH-103 Selalu bersamamu
110 CH-104 Niat busuk yang belum usai
111 CH-105 Menjelang melahirkan
112 CH-106 Dimana istriku?
113 CH-107 Dimana Istriku (part 2)
114 CH-108 Haruskah melahirkan disini?
115 CH-109 Melahirkan
116 CH-110 Pasca melahirkan
117 CH-111 Kabar mengejutkan
118 CH-112 Sebuah Petunjuk
119 CH-113 Pencarian ke Perkebunan karet
120 CH-114 Menemui Bidan Eno
121 CH-115 Sean menemui orangtua Lorena
122 CH-116 Pengakuan Pak Tedi
123 CH-117 Kabar kedatangan Sean
124 CH-118 Viral es kelapa si cantik
125 CH-119 Pembacaan warisan
126 CH-120 Kembali ke kota
127 CH-121 Bertemu Earlangga
128 CH-122 Kematian Pak Tedi
129 CH-123 Si cantik istriku
130 CH-124 Berkumpul kembali
131 CH-125 Presdir Sam ( The End )
132 Author
133 Season 2
134 CH-1 Di London
135 CH-2 Keluarga yang kacau
136 CH-3 Tiba di rumah
137 CH-4 Tantangan
138 CH- 5 Tragedi
139 CH-6 Rasa Bersalah
140 CH-7 Kriteria calon istri Earlangga
141 CH-8 Valerie keluar dari rumah Nisa
142 CH-9 Valerie bertemu Earlangga
143 CH-10 Valerie pingsan di kantor Earlangga
144 CH-11 Earlangga mencari gadis yang bersamanya semalam
145 CH-12 Bertemu Lagi
146 CH-13 Ternyata bertetangga
147 CH-14 Parfum
148 CH-15 Perawat pribadi Earlangga
149 CH-16 Gadis grabfood dan perawat
150 CH-17 Perawat Pribadi
151 CH-18 Cemas
152 CH-19 Bertemu Nyonya Grace
153 CH-20 Menyusul Earlangga
154 CH-21 Apakah pria itu Earlangga?
155 CH-22 Apakah pria itu Earlangga (part 2)
156 CH-23 Dua garis Merah
157 CH 24 Siapa ayah bayi itu?
158 CH-25 Menemui Darren
159 CH-26 Gosip Earlangga menghamili perawatnya
160 CH-27 Kedatangan keluarga Earlangga
161 CH-28 Sidang
162 CH-29 Sidang lagi
163 CH-30 Dua hati yang resah
164 CH-31 Hari pernikahan
165 CH-32 Malam Pengantin
166 CH-33 Pagi hari bersama ibu hamil
167 slow update
168 CH-34 Belajar menjadi suami yang baik
169 CH-35 Ke Supermarket
170 CH-36 Kecurigaan Ny. Grace
171 CH-37 Jeni menemui ayahnya
172 CH-38 Earlangga mengidam
173 CH-39 Earlangga mengidam (part 2)
174 CH-40 Informan
175 CH-41 Ke pesta
176 CH-42 Kata ‘sayang’ pertama
177 CH-43 Hasutan Jeni
178 CH-44 Tawaran Ny.Grace
179 CH-45 Earlangga menemui Dokter Dandy
180 CH-46 Earlangga masih mencari identitas ayah si bayi
181 CH-47 Earlangga semakin bingung
182 CH-48 Susu ibu hamil
183 CH-49 Sikap Ny.Grace yang aneh
184 CH-50 Informasi dari Bu Asni
185 CH-51 Aku membencinya
186 CH-52 Suami siaga
187 CH-53 Keputusan Valerie
188 CH-54 Perhatian Earlangga
189 CH-55 Rencana kepergian Valerie
190 CH-56 Obsesi Jeni
191 CH-57 Rencana busuk keluarga Nisa
192 CH-58 Darren menemui Earlangga
193 CH-59 Bayi kita
194 CH-60 Kakak adik pengganggu
195 CH-61 Pria yang mengaku menghamili Valerie
196 CH 62 Dua hati yang resah
197 CH-63 Bertemu pria itu
198 CH-64 Pengakuan Earlangga
199 CH-65 Pernyataan Earlangga
200 CH-66 Darren menemui Earlangga lagi
201 CH-67 Kesepakatan Darren dan Ny.Grace
202 CH-68 Rencana pulang kampung
203 Terimakasih Author
204 Pengumuman
205 Besok kita up
206 CH-69 Pulang kampung
207 CH-70 Mencari Darren
208 CH-71 Pernyataan Darren
209 CH-72 Pernyataan Darren ( Part 2)
210 CH-73 Earlangga jujur pada Lorena
211 CH-74 Darren datang ke rumah sakit
212 CH-75 Menyusuri kebenaran
213 Bukan up
214 CH-76 Kemana Valerie
215 CH-77 Bersama Darren
216 CH-78 Mencari Valerie
217 CH-79 Menjadi tawanan Darren
218 CH-80 Earlangga bertemu Darren
219 CH-81 Kembali pulang
220 CH-82 Rencana Tinggal di London
221 CH-83 Harus anak laki-laki
222 CH-84 Rumah Baru di London
223 CH-85 Apa benar cinta?
224 CH-86 Ibu hamil yang sensitif
225 CH-87 Jenis kelamin
226 CH-88 Melahirkan
227 CH-89 Kenyataan buat Valerie
228 CH-90 Haruskah Meninggalkan Earlangga
229 CH-91 Pengakuan Earlangga
230 CH-92 Bayi Earlangga
231 CH-93 Hilangnya Baby Al
232 CH-94 Ny. Grace mengalami stroke
233 CH-95 Ny.Grace mengalami Stroke ( part 2 )
234 CH-96 Pesan misterius
235 CH-97 Pergi ke taman
236 CH-98 Aldric bayiku
237 CH-99 Pilihan Valerie
238 CH-100 Bertemu Aldric
239 CH-101 Bertemu Aldric ( part 2 )
240 CH-102 Menyusul Valerie
241 CH-103 Bertemu Valerie
242 CH-104 Bayiku masih hidup
243 CH-105 Insiden di rumah Darren
244 CH-106 Kembali ke rumah
245 CH-107 Pengakuan Ny.Grace
246 CH-108 Kehamilan Jeni ( part 1 )
247 CH-109 Kehamilan Jeni ( Part 2 )
248 CH-110 Senjata makan Tuan
249 CH-111 Jordan juga bayi kami
250 CH-112 Pulang kampung ( The End )
251 Author
252 Season 3
253 SS3 - CH-01 Perjalanan keluar kota
254 Buat yang tidak suka
Episodes

Updated 254 Episodes

1
CH-1 Rencana Awal Kontes
2
CH-2 Selebaran Kontes
3
CH-3 Rumah Kontrakan
4
CH-4 Siapa pemilik rumah ini?
5
CH-5 Pendaftaran kontes
6
CH-6 Siapa yang playboy
7
CH-7 Perang Dingin
8
CH-8 Perang Dingin (Part 2)
9
CH-9 Persiapan wawancara
10
CH-10 Wawancara
11
CH-11 Jangan pergi
12
CH-12 Menu kesukaan Presdir
13
CH-13 Chef yang gagal
14
CH-14 Lomba memasak
15
CH-15 Curang?
16
CH- 16 Privat Music
17
CH-17 Pedekate ada maunya
18
CH-18 Lorena tebar pesona
19
Pemenang Lomba Pantun di Grup Chat “RR Maesa”
20
CH-19 Kucing Garong
21
CH-20 Tamu wanitanya Sean
22
CH-21 Belajar Mencuci
23
CH-22 Pergi ke resepsi
24
CH-23 Aku bukan pacarnya
25
CH-24 Lomba mencuci pakaian (part 1)
26
CH-25 Lomba mencuci pakaian (part 2)
27
CH-26 Wild Card
28
CH-27 Makan malam dengan Presdir ( part 1)
29
CH-28 Makan malam dengan Presdir (part 2)
30
CH-29 Pulang ke rumah
31
CH-30 Masa masa tidak di rumah kontrakan
32
CH-31 Bertemu di Paris
33
CH-32 Dua hati Satu atap
34
CH-33 Pertengkaran di pagi hari
35
CH-34 Selamat Ulang Tahun Sean
36
CH-35 Pesta ulang tahun Sean
37
CH-36 Sebuah Lagu buat Lorena
38
CH-37 Selamat tinggal Paris
39
CH-38 Kejutan di rumah kontrakan
40
CH-39 Menjadi tahanan dihatiku
41
CH-40 Mengejar Lorena pulang kampung
42
CH-41 Chek In
43
CH-42 Tim penguntit
44
CH-43 Perjalanan yang aneh
45
CH-44 Cinta diwarung jagung bakar
46
CH-45 Barter Biaya kontrakan
47
CH-46 Bertemu Laura
48
CH-47 Rencana Latihan untuk Lomba
49
CH-48 Kembali Sakit
50
CH-49 Undangan Pesta topeng
51
CH-50 Pesta Topeng ( part 1 )
52
CH-51 Pesta topeng ( part 2 )
53
CH-52 Kekacauan di pesta topeng
54
CH-53 Ada cinta di rumah sakit
55
CH-54 Hati yang merindu
56
CH-55 Lomba melukis
57
CH-56 Adik Tercinta
58
CH-57 Kontes membuat Lorena jatuh cinta
59
CH-58 Pacar ke perkemahan
60
CH-59 Tersesat
61
CH-60 Ungkapan cinta Sean
62
CH-61 Pesaing buat Lorena
63
maaf author
64
CH-62 Maukah kau jadi pacarku?
65
Kemana Billionaire Bride ?
66
untuk pembaca Billionaire Bride
67
CH-63 Ketika Presdir sedang jatuh cinta
68
CH-64 Nonton Bioskop ( part 1 )
69
bukan episode
70
CH-65 Nonton Bioskop (part 2)
71
CH-66 Nonton bioskop ( part 3 )
72
CH-67 Rencana membeli cincin dan baju pengantin
73
CH-68 Membeli cincin dan baju pengantin (part 2)
74
CH-69 Kekacauan di Fashion Show
75
CH-70 Pemenang hati Presdir
76
CH-71 Aku adalah Presdirnya
77
CH-72 Rintangan belum usai
78
CH-73 Kerusuhan di pengumuman kontes
79
maaf author
80
CH-74 Jantung Hati dan Jantung Pisang
81
CH-75 Tes Kesuburan
82
CH-76 Hasil Tes yang mengejutkan
83
CH-77 Hasutan Pak Tedi
84
CH-78 Tekadnya Sean
85
CH-79 Pilihan yang sulit
86
CH-80 Kepergian Lorena
87
CH-81 Calon istri buat Sean
88
CH-82 Mencari Lorena
89
CH-83 Tunangan Lorena yang menyebalkan
90
CH-84 Sean yang pantang menyerah
91
CH-85 Pernikahan Dadakan
92
CH-86 Malam pengantin
93
CH-87 Bertemu ibu mertua
94
CH-88 Rencana Nisa
95
CH-89 Makan malam
96
CH-90 Keputusan Sean
97
CH-91 Pulang Bulan Madu
98
CH-92 Terbongkar
99
CH-93 Di kantor Sean
100
CH-94 Lorena yang aneh
101
CH-95 Ke Dokter THT
102
CH-96 Ibu hamil yang manja
103
CH-97 Kekalahan Nisa
104
CH-98 Ancaman buat Lorena
105
CH-99 Asinan buah
106
CH-100 Lorena masuk Rumah sakit
107
CH-101 Kecurigaan Sean
108
CH-102 Sean menemui Nisa
109
CH-103 Selalu bersamamu
110
CH-104 Niat busuk yang belum usai
111
CH-105 Menjelang melahirkan
112
CH-106 Dimana istriku?
113
CH-107 Dimana Istriku (part 2)
114
CH-108 Haruskah melahirkan disini?
115
CH-109 Melahirkan
116
CH-110 Pasca melahirkan
117
CH-111 Kabar mengejutkan
118
CH-112 Sebuah Petunjuk
119
CH-113 Pencarian ke Perkebunan karet
120
CH-114 Menemui Bidan Eno
121
CH-115 Sean menemui orangtua Lorena
122
CH-116 Pengakuan Pak Tedi
123
CH-117 Kabar kedatangan Sean
124
CH-118 Viral es kelapa si cantik
125
CH-119 Pembacaan warisan
126
CH-120 Kembali ke kota
127
CH-121 Bertemu Earlangga
128
CH-122 Kematian Pak Tedi
129
CH-123 Si cantik istriku
130
CH-124 Berkumpul kembali
131
CH-125 Presdir Sam ( The End )
132
Author
133
Season 2
134
CH-1 Di London
135
CH-2 Keluarga yang kacau
136
CH-3 Tiba di rumah
137
CH-4 Tantangan
138
CH- 5 Tragedi
139
CH-6 Rasa Bersalah
140
CH-7 Kriteria calon istri Earlangga
141
CH-8 Valerie keluar dari rumah Nisa
142
CH-9 Valerie bertemu Earlangga
143
CH-10 Valerie pingsan di kantor Earlangga
144
CH-11 Earlangga mencari gadis yang bersamanya semalam
145
CH-12 Bertemu Lagi
146
CH-13 Ternyata bertetangga
147
CH-14 Parfum
148
CH-15 Perawat pribadi Earlangga
149
CH-16 Gadis grabfood dan perawat
150
CH-17 Perawat Pribadi
151
CH-18 Cemas
152
CH-19 Bertemu Nyonya Grace
153
CH-20 Menyusul Earlangga
154
CH-21 Apakah pria itu Earlangga?
155
CH-22 Apakah pria itu Earlangga (part 2)
156
CH-23 Dua garis Merah
157
CH 24 Siapa ayah bayi itu?
158
CH-25 Menemui Darren
159
CH-26 Gosip Earlangga menghamili perawatnya
160
CH-27 Kedatangan keluarga Earlangga
161
CH-28 Sidang
162
CH-29 Sidang lagi
163
CH-30 Dua hati yang resah
164
CH-31 Hari pernikahan
165
CH-32 Malam Pengantin
166
CH-33 Pagi hari bersama ibu hamil
167
slow update
168
CH-34 Belajar menjadi suami yang baik
169
CH-35 Ke Supermarket
170
CH-36 Kecurigaan Ny. Grace
171
CH-37 Jeni menemui ayahnya
172
CH-38 Earlangga mengidam
173
CH-39 Earlangga mengidam (part 2)
174
CH-40 Informan
175
CH-41 Ke pesta
176
CH-42 Kata ‘sayang’ pertama
177
CH-43 Hasutan Jeni
178
CH-44 Tawaran Ny.Grace
179
CH-45 Earlangga menemui Dokter Dandy
180
CH-46 Earlangga masih mencari identitas ayah si bayi
181
CH-47 Earlangga semakin bingung
182
CH-48 Susu ibu hamil
183
CH-49 Sikap Ny.Grace yang aneh
184
CH-50 Informasi dari Bu Asni
185
CH-51 Aku membencinya
186
CH-52 Suami siaga
187
CH-53 Keputusan Valerie
188
CH-54 Perhatian Earlangga
189
CH-55 Rencana kepergian Valerie
190
CH-56 Obsesi Jeni
191
CH-57 Rencana busuk keluarga Nisa
192
CH-58 Darren menemui Earlangga
193
CH-59 Bayi kita
194
CH-60 Kakak adik pengganggu
195
CH-61 Pria yang mengaku menghamili Valerie
196
CH 62 Dua hati yang resah
197
CH-63 Bertemu pria itu
198
CH-64 Pengakuan Earlangga
199
CH-65 Pernyataan Earlangga
200
CH-66 Darren menemui Earlangga lagi
201
CH-67 Kesepakatan Darren dan Ny.Grace
202
CH-68 Rencana pulang kampung
203
Terimakasih Author
204
Pengumuman
205
Besok kita up
206
CH-69 Pulang kampung
207
CH-70 Mencari Darren
208
CH-71 Pernyataan Darren
209
CH-72 Pernyataan Darren ( Part 2)
210
CH-73 Earlangga jujur pada Lorena
211
CH-74 Darren datang ke rumah sakit
212
CH-75 Menyusuri kebenaran
213
Bukan up
214
CH-76 Kemana Valerie
215
CH-77 Bersama Darren
216
CH-78 Mencari Valerie
217
CH-79 Menjadi tawanan Darren
218
CH-80 Earlangga bertemu Darren
219
CH-81 Kembali pulang
220
CH-82 Rencana Tinggal di London
221
CH-83 Harus anak laki-laki
222
CH-84 Rumah Baru di London
223
CH-85 Apa benar cinta?
224
CH-86 Ibu hamil yang sensitif
225
CH-87 Jenis kelamin
226
CH-88 Melahirkan
227
CH-89 Kenyataan buat Valerie
228
CH-90 Haruskah Meninggalkan Earlangga
229
CH-91 Pengakuan Earlangga
230
CH-92 Bayi Earlangga
231
CH-93 Hilangnya Baby Al
232
CH-94 Ny. Grace mengalami stroke
233
CH-95 Ny.Grace mengalami Stroke ( part 2 )
234
CH-96 Pesan misterius
235
CH-97 Pergi ke taman
236
CH-98 Aldric bayiku
237
CH-99 Pilihan Valerie
238
CH-100 Bertemu Aldric
239
CH-101 Bertemu Aldric ( part 2 )
240
CH-102 Menyusul Valerie
241
CH-103 Bertemu Valerie
242
CH-104 Bayiku masih hidup
243
CH-105 Insiden di rumah Darren
244
CH-106 Kembali ke rumah
245
CH-107 Pengakuan Ny.Grace
246
CH-108 Kehamilan Jeni ( part 1 )
247
CH-109 Kehamilan Jeni ( Part 2 )
248
CH-110 Senjata makan Tuan
249
CH-111 Jordan juga bayi kami
250
CH-112 Pulang kampung ( The End )
251
Author
252
Season 3
253
SS3 - CH-01 Perjalanan keluar kota
254
Buat yang tidak suka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!