CH-13 Chef yang gagal

Sean menatap meja yang ada didapurnya yang penuh dengan berbagai macam bahan-bahan makanan mentah. Pandangannya beralih pada gadis yang sedang membawa beberapa tempat dengan pisau ditangannya. Celemek dan topi chef menempel dikepalanya. Sean tersenyum jengah melihatnya, gadis itu bergaya chef professional padahal tidak bisa memasak.

“Kau mau memasak apa? Emang kau tau menu kesukaan Presdir?”tanya Sean.

“Menu kesukaan Presdir adalah Seafood, aku akan memasak beberapa jenis seafood,” jawab Lorena, sambil mengeluarkan handphone disaku celemeknya.

“Kau tahu darimana Presdir suka Seafood?” tanya Sean.

“Aku melihat pesanan di restauran itu,” jawab Lorena. Sean tidak menjawab.

Dilihatnya gadis itu berdiri disebrangnya sambil melihat handphonenya.

“Sekarang kita akan memasak cuminya. Kau bantu potong-potong cuminya,” kata Lorena.

“Apa? Kenapa aku harus memotong cumi?” tanya Sean.

“Karena aku akan menyiapkan bahan yang lain. Apa kau tidak lihat? Aku juga sambil melihat resep di internet,” jawab Lorena, sambil memberikan pisau pada Sean dan mangkuk yang berisi cumi basah.

“Aku tidak mau memotong cumi,” ucap Sean, bergidik melihat cumi-cumi itu.

“Kau ini bagaimana sih? Kau harus membantuku,” kata Lorena. Diambilnya sebuah dus dari kantong plastik.

“Apa itu?” tanya Sean, menatap kotak itu.

“Ini contoh menu-menu yang dipesan Presdir Samuel kemarin, jadi akan aku jadikan barometer rasanya,” jawab Lorena. Sean terdiam, ternyata Lorena cukup cerdas juga.

“Kau jangan banyak bertanya terus, ayo potong cuminya! Aku akan menyiapkan bumbu-bumbunya, kita akan membuat cumi asam manis pedas,”kata Lorena.

Sean menatap gadis itu yang membaca hapenya.

“Potong cumi ukuran 1 cm! Ayo potong cuminya 1 cm!” kata Lorena, balas menatap Sean yang malah menatapnya.

Sean tidak bisa membayangkan kalau menikah dengan wanita ini, pasti hidupnya sebagai suami akan sangat menderita.

“Semoga kau gagal, Lorena,” batinnya.

“Kau malah bengong ayo potong! Aku mau membuat bumbu dulu,” ucap Lorena, sambil menuju meja yang lain, dia menyiapkan bumbu-bumbu dengan handphone yang terus dibawa-bawanya.

Akhirnya dengan terpaksa Sean membantu memotong cumi itu. Dia heran kenapa pelayan-pelayan pada menghilang? Padahal pelayan-pelayan itu tidak menghilang, tapi sedang mengintip mereka di berbagai sudut sambil cekikikan tertahan, melihat majikannya sedang membantu memasak.

“Kenapa kau tidak menyuruh pelayan saja?” tanya Sean, sambil mengambil cumi yang ada di depannya dengan jijik.

“Kau kan yang sering bersama Presdir, pasti kau sering mencicipi makanan yang dia pesan kan?” jawab Lorena. Terdengar suara blender berbunyi, sepertinya Lorena sedang membuat bumbu. Kemudian suara itu berhenti setelah Lorena mematikannya.

“Mana sudah belum?” tanya Lorena, sambil menghampiri Sean. Dilihatnya mangkuk yang berisi cumi yang sudah dipotong-potong.

“Nah sekarang kau tunggu aku memasak, nanti kau cicipi rasanya,” ucap Lorena, sambil menuju kompor dengan mangkuk cumi di tangannya.

Sean menunggu wanita itu memasak dengan sabar. Tidak terasa dia tersenyum, wanita itu yang terlihat lucu dengan segala kesibukannya memasak dengan sok seperti chef yang mahir, tiba-tiba senyumnya hilang saat terdengar ledakan dari kompor. Bledug! Api keluar sangat besar dari kompor itu juga ketel terjungkal yang mengeluarkan api.

Sean sangat terkejut apalagi melihat api semakin besar, mulai menyambar barang disekitarnya.

“Api! Api! Bagaimana ini?” teriak Lorena, panik. Lorena malah meniup-niup api dengan mengibas-ngibasnya dengan topi chefnya. Sean buru-buru mendekat mengambil lap yang ada di meja dan membasahinya dengan air, mencoba mematikan api yang semakin besar.

“Pak Roby! Pak Roby!” teriak Sean. Para pelayan yang tadi mengintip ikut kaget juga mendengar suara meledug yang entah dari mana, merekapun berdatangan.

“Air! Air!” teriak Sean dengan panik, ternyata api tidak langsung padam, malam membakar lap yang dekat kompor.

Seorang pelayan laki-laki buru-buru mengambil air dalam ember dan byuuur!! Air itu dibuang kompor, diikuti pelayan lain yang juga membawa ember satu lagi, dan Byuuur!! Api pun padam.

Semua pelayan juga pak Roby yang baru datang merasa lega karena api sudah padam. Tapi reaksi mereka langsung berubah saat dua pasang mata menatap mereka dengan tajam. Ternyata bukan kompor saja yang basah, Sean dan Lorenapun basah terkena air ember tadi.

“Apa yang kalian lakukan?” teriak Lorena kesal, air mengucur dari rambutnya membasahi mukanya. Begitu juga dengan Sean.

Para pelayan benar-benar shock, karena panik mereka hanya focus pada api dan tidak memperhatikan kalau Sean dan Lorena sedang ada didekat kompor itu

“Ma..maaf!” ucap pelayan-pelayan itu,dan langsung kabur meninggalkan mereka berdua.

“Maaf,” Pak Roby juga ikut-ikutan bilang maaf dan pergi.

Sean menatap Lorena.

“Ini gara-gara kau tidak bisa memasak!” maki Sean.

“Aku tidak tahu kalau aku tadi memanaskan minyak sayurnya terlalu lama dan mengeluarkan api, aku gugup,” jawab Lorena, mengerjapkan matanya karena air dirambutnya mengucur.

 Sean tidak bicara lagi, melihat dapurnya jadi berantakan.

“Kau harus membereskan ini semua! Sendirian!” teriak Sean, lalu meninggalkan dapur dengan kesal.

Lorena menatap dapur itu yang jadi berantakan, mengusap wajahnya yang basah sambil cemberut.

Hari telah siang. Jam menunjukkan pukul jam 12 siang. Waktunya makan siang.

Sean menuju ruang makan, perutnya terasa sudah sangat lapar.

Di ruang makan, para pelayan begitu sibuk menyimpan mangkuk-mangkuk, Sean sampai mengerutkan keningnya kenapa begitu banyak pelayan yang menyiapkan makan? Bahkan Pak Roby sudah ada disana ikut mengatur-atur. Melihat Sean datang, Pak Roby langsung mengangguk mempersilahkan makan.

Sean mendekati meja makan, matanya terbelalak kaget. Meja makan sangat penuh dengan mangkuk-mangkuk seafood. Bahkan satu menu seafood bisa terdiri dari beberapa mangkuk.

“Apa ini?” tanyanya pada Pak Roby. Belum juag pak Roby menjawab, Lorena datang dengan sebuah mangkuk ditangannya. Dia juga sudah berpakaian bersih dengan menggunakan celemek dan topi chef yang baru.

“Tarara…menu terakhir selesai!” serunya sambil menyimpan mangkuk itu dimeja yang sebelumnya menggeser-geser mangkuk yang lain karena meja itu sudah penuh.

“Apa ini?” tanya Sean, menatap Lorena.

“Duduklah, ayo makan,” jawab Lorena.

“Kenapa meja ini penuh sekali? Menu makanan yang sampai bermangkuk-mangkuk,” gerutu Sean.

“Jangan cerewet, duduklah!” kata Lorena. Akhirnya Sean duduk dengan berat hari.

“Kau harus mencicipi semuanya. Kita mulai pada cumi asam manis pedas,”kata Lorena, menjejerkan mangkuk dengan menu yang sama.

“Asam manis pedas?” tanya Sean, menatap mangkuk-mangkuk itu.

“Ini mangkuk 1, 2 3,4, 5. Coba mana yang paling enak,” kata Lorena.

Sean mencoba mangkuk pertama dan Oeeek, Puih! Dia langsung memuntahkan makannya ke tisu. Pelayan buru-buru mendekatkan tong sampah ke dekatnya. Sepertinya mereka memang sudah siap-siap dengan segala kemungkinan yang ada. Pelayan-pelayannya berdiri berjejer dengan Pak Roby.

“Ini apaan? Kau benar-benar tidak bisa memasak ya?” gerutu Sean, membuang tisu ke tempat sampah. Lorena masih berdiri di sebrangnya dengan sebuah kertas dan alat tulis. Diapun langsung mencatat.

“Mangkuk selanjutnya!” perintahnya, membuat Sean sebal tapi dia tidak bisa menolak. Diapun memakan menu dimangkuk berikutnya. Lagi-lagi dia muntah.

“Aku tidak mau lagi! Kau benar-benar payah!” gerutunya.

“Kau tidak boleh menolak, lanjut!” kata Lorena, kembali menulis.

Sean terpaksa mencoba mangkuk berikutnya. Dan dia langsung meraih gelas didepannya, meminumnya sampai habis.

“Terlalu pedas! Ini bumbunya cabe semua atau gimana?” bentak Sean dengan kesa, wajahnya sampai merah karena kepedasan.

Sampai habis mangkuk ke 5, Lorena mendekati Sean.

“Hei, sebenarnya kau jujur atau tidak? Masa 5 mangkuk ini tidak sda yang enak? Kau memang usil, kau tidak mau Presdir menyukai pasakanku,” kata Lorena.

“Semuanya memang tidak enak,” jawab  Sean dengan kesal. Keringat tampak bermunculan dikeningnya, karena kepedasan tadi. Lorena cemberut.

“Ya sudah, menu berikutunya!” ucapnya sambil mengambil lagi mangkuk-mangkuk dengan menu kedua.

“Ini apa lagi?” tanya Sean.

“Cumi saos tiram,” jawab Lorena.

“Menunya cumi semua?” tanya Sean.

“Aku akan mencari menu yang benar-benar special,” jawab Lorena.

Sean menatap mangkuk-mangkuk itu lagi. Lalu pada mangkuk yang lainnya yang memenuhi meja.

“Apa aku harus makan semuanya?” tanya Sean.

“Tentu saja ,ayo kita mulai,” jawab Lorena, menyiukkan sendok ke dalam mangkuk, dan disodorkan pada Sean.

“Coba!” kata Lorena.

Sean mencobanyanya dan lagi-lagi Oeeeek Puih! Dia kembali memuntahkan makanannya ke tisu dan membuangnya ke tempat sampah.

“Aku yakin semuanya tidak enak, aku tidak mau memakannya! Ini mana menu makan siangku? Kenapa semua menu pasakanmu semua?” kata Sean.

“Hari ini koki libur jadi kau, dan pelayan-pelayan akan menghabiskan pasakanku ini,” jawab Lorena.

“Apa?” tanya Sean. Bukan saja Sean tapi pelayan-pelayan yang berjejer itu, wajah mereka langsung pucat dan akan bubar.

“Eit, eit, jangan bubar! Kalian juga harus makan!” kata Lorena, membuat pelayan-pelayan itu kembali berbaris.

“Sepertinya aku harus bicara dengan Sam, wanita ini harus didiskualifikasi segera! Dia akan membunuhku dengan pasakannya kalau sampai aku menikah dengannya!” batin Sean dalam hati.

Beberapa jam kemudian, malam telah larut. Sean berbaring di tempat tidurnya, sudah terlelap tidur. Tiba-tiba dia terbangun merasakan sesuatu yang aneh di perutnya.

Kuruwuk! Kuruwuk! Perutnya berbunyi-bunyi. Bukan berbunyi saja tapi juga perutnya terasa panas dan melilit lilit. Sean buru-buru turun dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi. Keluar dari kamar mandi wajahnya langsung pucat. Baru juga pintu ditutup, perutnya berbunyi lagi. Kruwuk kruwuk, diapun merasakan mulas yang amat sangat. Buru-buru dia masuk lagi ke kamar mandi. Entah berapa kali dia masuk ke kamar mandi, badannya terasa lemas.

Dicarinya kotak obat di kamarnya ternyata tidak ada.

“Pak Roby! Pak Roby!” teriaknya dipintu kamarnya yang terbuka. Ternyata Pak Roby mendengar teriakannya dan buru-buru menghampiri kamarnya.

“Ya pak!” ucap Pak Roby, Sean menatap Pak Roby yang juga pucat.

“Kau kenapa?” tanya Sean.

“Maaf Pak, aku sakit perut, pelayan-pelayan yang lain juga sakit perut,” jawab pak Roby. Tiba-tiba pak Roby merasakan perutnya sakit, diapun segera berlari meinggalkan Sean. Melihat Pak Roby pergi,  Sean menjadi marah, pasti ini gara-gara makanannya Lorena. Diapun langsung menelpon Sam.

“Ada apa kau menelponku malam malam?” tanya Sam.

“Wanita itu harus didiskualifikasi, dia akan membunuhku dengan semua pelayanku!” teriak Sean.

“Apa?” Sam terkejut.

Setelah bicara dengan Sam, Sean menuju kamarnya Lorena.

Tok tok tok…. Sean mengetuk kamarnya Lorena.

“Ada apa?” tanya Lorena setengah mengantuk membukakan pintu kamarnya. Dilihatnya Sean yang bermuka pucat menatapnya.

“Ada apa? Kau mengganggu tidurku!” tanya Lorena sambil menguap.

“Kau sakit perut masih bisa tidur?” tanya Sean.

“Sakit perut? Aku tidak sakit perut,” kata Lorena.

“Kenapa kau tidak sakit perut? Aku dan semua pelayan sakit perut gara-gara pasakanmu!” kata Sean. Lorena tampak terkejut.

“Kenapa kau tidak sakit perut juga?” tanya Sean.

“Aku makan makanan sample yang dari restaurant, jadi tidak makan pasakanku,” jawab Lorena. Mendengarnya membuat Sean semakin marah, dia benar-benar harus mendiskualifikasi wanita ini, sebelum berjatuhan lagi korban-korban selanjutnya di tempat lomba.

******************

Jangan lupa like vote dan komen

Baca juga karya yang lain masih on going:

-         “ Billionaire bride”

-         “My Secretary 3” Always Loving You (Jodoh yang tertukar)

            Episode : Kedatangan Pengusaha muda tampan ke kampus

Terpopuler

Comments

Ratna Sari Dewi

Ratna Sari Dewi

wkwk..lorena...lorena

2022-03-05

0

Anisa Dwi Salsabila

Anisa Dwi Salsabila

😂😂😂😂😂😂

2022-02-28

0

tatik mufidah

tatik mufidah

😂😂😂

2022-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 CH-1 Rencana Awal Kontes
2 CH-2 Selebaran Kontes
3 CH-3 Rumah Kontrakan
4 CH-4 Siapa pemilik rumah ini?
5 CH-5 Pendaftaran kontes
6 CH-6 Siapa yang playboy
7 CH-7 Perang Dingin
8 CH-8 Perang Dingin (Part 2)
9 CH-9 Persiapan wawancara
10 CH-10 Wawancara
11 CH-11 Jangan pergi
12 CH-12 Menu kesukaan Presdir
13 CH-13 Chef yang gagal
14 CH-14 Lomba memasak
15 CH-15 Curang?
16 CH- 16 Privat Music
17 CH-17 Pedekate ada maunya
18 CH-18 Lorena tebar pesona
19 Pemenang Lomba Pantun di Grup Chat “RR Maesa”
20 CH-19 Kucing Garong
21 CH-20 Tamu wanitanya Sean
22 CH-21 Belajar Mencuci
23 CH-22 Pergi ke resepsi
24 CH-23 Aku bukan pacarnya
25 CH-24 Lomba mencuci pakaian (part 1)
26 CH-25 Lomba mencuci pakaian (part 2)
27 CH-26 Wild Card
28 CH-27 Makan malam dengan Presdir ( part 1)
29 CH-28 Makan malam dengan Presdir (part 2)
30 CH-29 Pulang ke rumah
31 CH-30 Masa masa tidak di rumah kontrakan
32 CH-31 Bertemu di Paris
33 CH-32 Dua hati Satu atap
34 CH-33 Pertengkaran di pagi hari
35 CH-34 Selamat Ulang Tahun Sean
36 CH-35 Pesta ulang tahun Sean
37 CH-36 Sebuah Lagu buat Lorena
38 CH-37 Selamat tinggal Paris
39 CH-38 Kejutan di rumah kontrakan
40 CH-39 Menjadi tahanan dihatiku
41 CH-40 Mengejar Lorena pulang kampung
42 CH-41 Chek In
43 CH-42 Tim penguntit
44 CH-43 Perjalanan yang aneh
45 CH-44 Cinta diwarung jagung bakar
46 CH-45 Barter Biaya kontrakan
47 CH-46 Bertemu Laura
48 CH-47 Rencana Latihan untuk Lomba
49 CH-48 Kembali Sakit
50 CH-49 Undangan Pesta topeng
51 CH-50 Pesta Topeng ( part 1 )
52 CH-51 Pesta topeng ( part 2 )
53 CH-52 Kekacauan di pesta topeng
54 CH-53 Ada cinta di rumah sakit
55 CH-54 Hati yang merindu
56 CH-55 Lomba melukis
57 CH-56 Adik Tercinta
58 CH-57 Kontes membuat Lorena jatuh cinta
59 CH-58 Pacar ke perkemahan
60 CH-59 Tersesat
61 CH-60 Ungkapan cinta Sean
62 CH-61 Pesaing buat Lorena
63 maaf author
64 CH-62 Maukah kau jadi pacarku?
65 Kemana Billionaire Bride ?
66 untuk pembaca Billionaire Bride
67 CH-63 Ketika Presdir sedang jatuh cinta
68 CH-64 Nonton Bioskop ( part 1 )
69 bukan episode
70 CH-65 Nonton Bioskop (part 2)
71 CH-66 Nonton bioskop ( part 3 )
72 CH-67 Rencana membeli cincin dan baju pengantin
73 CH-68 Membeli cincin dan baju pengantin (part 2)
74 CH-69 Kekacauan di Fashion Show
75 CH-70 Pemenang hati Presdir
76 CH-71 Aku adalah Presdirnya
77 CH-72 Rintangan belum usai
78 CH-73 Kerusuhan di pengumuman kontes
79 maaf author
80 CH-74 Jantung Hati dan Jantung Pisang
81 CH-75 Tes Kesuburan
82 CH-76 Hasil Tes yang mengejutkan
83 CH-77 Hasutan Pak Tedi
84 CH-78 Tekadnya Sean
85 CH-79 Pilihan yang sulit
86 CH-80 Kepergian Lorena
87 CH-81 Calon istri buat Sean
88 CH-82 Mencari Lorena
89 CH-83 Tunangan Lorena yang menyebalkan
90 CH-84 Sean yang pantang menyerah
91 CH-85 Pernikahan Dadakan
92 CH-86 Malam pengantin
93 CH-87 Bertemu ibu mertua
94 CH-88 Rencana Nisa
95 CH-89 Makan malam
96 CH-90 Keputusan Sean
97 CH-91 Pulang Bulan Madu
98 CH-92 Terbongkar
99 CH-93 Di kantor Sean
100 CH-94 Lorena yang aneh
101 CH-95 Ke Dokter THT
102 CH-96 Ibu hamil yang manja
103 CH-97 Kekalahan Nisa
104 CH-98 Ancaman buat Lorena
105 CH-99 Asinan buah
106 CH-100 Lorena masuk Rumah sakit
107 CH-101 Kecurigaan Sean
108 CH-102 Sean menemui Nisa
109 CH-103 Selalu bersamamu
110 CH-104 Niat busuk yang belum usai
111 CH-105 Menjelang melahirkan
112 CH-106 Dimana istriku?
113 CH-107 Dimana Istriku (part 2)
114 CH-108 Haruskah melahirkan disini?
115 CH-109 Melahirkan
116 CH-110 Pasca melahirkan
117 CH-111 Kabar mengejutkan
118 CH-112 Sebuah Petunjuk
119 CH-113 Pencarian ke Perkebunan karet
120 CH-114 Menemui Bidan Eno
121 CH-115 Sean menemui orangtua Lorena
122 CH-116 Pengakuan Pak Tedi
123 CH-117 Kabar kedatangan Sean
124 CH-118 Viral es kelapa si cantik
125 CH-119 Pembacaan warisan
126 CH-120 Kembali ke kota
127 CH-121 Bertemu Earlangga
128 CH-122 Kematian Pak Tedi
129 CH-123 Si cantik istriku
130 CH-124 Berkumpul kembali
131 CH-125 Presdir Sam ( The End )
132 Author
133 Season 2
134 CH-1 Di London
135 CH-2 Keluarga yang kacau
136 CH-3 Tiba di rumah
137 CH-4 Tantangan
138 CH- 5 Tragedi
139 CH-6 Rasa Bersalah
140 CH-7 Kriteria calon istri Earlangga
141 CH-8 Valerie keluar dari rumah Nisa
142 CH-9 Valerie bertemu Earlangga
143 CH-10 Valerie pingsan di kantor Earlangga
144 CH-11 Earlangga mencari gadis yang bersamanya semalam
145 CH-12 Bertemu Lagi
146 CH-13 Ternyata bertetangga
147 CH-14 Parfum
148 CH-15 Perawat pribadi Earlangga
149 CH-16 Gadis grabfood dan perawat
150 CH-17 Perawat Pribadi
151 CH-18 Cemas
152 CH-19 Bertemu Nyonya Grace
153 CH-20 Menyusul Earlangga
154 CH-21 Apakah pria itu Earlangga?
155 CH-22 Apakah pria itu Earlangga (part 2)
156 CH-23 Dua garis Merah
157 CH 24 Siapa ayah bayi itu?
158 CH-25 Menemui Darren
159 CH-26 Gosip Earlangga menghamili perawatnya
160 CH-27 Kedatangan keluarga Earlangga
161 CH-28 Sidang
162 CH-29 Sidang lagi
163 CH-30 Dua hati yang resah
164 CH-31 Hari pernikahan
165 CH-32 Malam Pengantin
166 CH-33 Pagi hari bersama ibu hamil
167 slow update
168 CH-34 Belajar menjadi suami yang baik
169 CH-35 Ke Supermarket
170 CH-36 Kecurigaan Ny. Grace
171 CH-37 Jeni menemui ayahnya
172 CH-38 Earlangga mengidam
173 CH-39 Earlangga mengidam (part 2)
174 CH-40 Informan
175 CH-41 Ke pesta
176 CH-42 Kata ‘sayang’ pertama
177 CH-43 Hasutan Jeni
178 CH-44 Tawaran Ny.Grace
179 CH-45 Earlangga menemui Dokter Dandy
180 CH-46 Earlangga masih mencari identitas ayah si bayi
181 CH-47 Earlangga semakin bingung
182 CH-48 Susu ibu hamil
183 CH-49 Sikap Ny.Grace yang aneh
184 CH-50 Informasi dari Bu Asni
185 CH-51 Aku membencinya
186 CH-52 Suami siaga
187 CH-53 Keputusan Valerie
188 CH-54 Perhatian Earlangga
189 CH-55 Rencana kepergian Valerie
190 CH-56 Obsesi Jeni
191 CH-57 Rencana busuk keluarga Nisa
192 CH-58 Darren menemui Earlangga
193 CH-59 Bayi kita
194 CH-60 Kakak adik pengganggu
195 CH-61 Pria yang mengaku menghamili Valerie
196 CH 62 Dua hati yang resah
197 CH-63 Bertemu pria itu
198 CH-64 Pengakuan Earlangga
199 CH-65 Pernyataan Earlangga
200 CH-66 Darren menemui Earlangga lagi
201 CH-67 Kesepakatan Darren dan Ny.Grace
202 CH-68 Rencana pulang kampung
203 Terimakasih Author
204 Pengumuman
205 Besok kita up
206 CH-69 Pulang kampung
207 CH-70 Mencari Darren
208 CH-71 Pernyataan Darren
209 CH-72 Pernyataan Darren ( Part 2)
210 CH-73 Earlangga jujur pada Lorena
211 CH-74 Darren datang ke rumah sakit
212 CH-75 Menyusuri kebenaran
213 Bukan up
214 CH-76 Kemana Valerie
215 CH-77 Bersama Darren
216 CH-78 Mencari Valerie
217 CH-79 Menjadi tawanan Darren
218 CH-80 Earlangga bertemu Darren
219 CH-81 Kembali pulang
220 CH-82 Rencana Tinggal di London
221 CH-83 Harus anak laki-laki
222 CH-84 Rumah Baru di London
223 CH-85 Apa benar cinta?
224 CH-86 Ibu hamil yang sensitif
225 CH-87 Jenis kelamin
226 CH-88 Melahirkan
227 CH-89 Kenyataan buat Valerie
228 CH-90 Haruskah Meninggalkan Earlangga
229 CH-91 Pengakuan Earlangga
230 CH-92 Bayi Earlangga
231 CH-93 Hilangnya Baby Al
232 CH-94 Ny. Grace mengalami stroke
233 CH-95 Ny.Grace mengalami Stroke ( part 2 )
234 CH-96 Pesan misterius
235 CH-97 Pergi ke taman
236 CH-98 Aldric bayiku
237 CH-99 Pilihan Valerie
238 CH-100 Bertemu Aldric
239 CH-101 Bertemu Aldric ( part 2 )
240 CH-102 Menyusul Valerie
241 CH-103 Bertemu Valerie
242 CH-104 Bayiku masih hidup
243 CH-105 Insiden di rumah Darren
244 CH-106 Kembali ke rumah
245 CH-107 Pengakuan Ny.Grace
246 CH-108 Kehamilan Jeni ( part 1 )
247 CH-109 Kehamilan Jeni ( Part 2 )
248 CH-110 Senjata makan Tuan
249 CH-111 Jordan juga bayi kami
250 CH-112 Pulang kampung ( The End )
251 Author
252 Season 3
253 SS3 - CH-01 Perjalanan keluar kota
254 Buat yang tidak suka
Episodes

Updated 254 Episodes

1
CH-1 Rencana Awal Kontes
2
CH-2 Selebaran Kontes
3
CH-3 Rumah Kontrakan
4
CH-4 Siapa pemilik rumah ini?
5
CH-5 Pendaftaran kontes
6
CH-6 Siapa yang playboy
7
CH-7 Perang Dingin
8
CH-8 Perang Dingin (Part 2)
9
CH-9 Persiapan wawancara
10
CH-10 Wawancara
11
CH-11 Jangan pergi
12
CH-12 Menu kesukaan Presdir
13
CH-13 Chef yang gagal
14
CH-14 Lomba memasak
15
CH-15 Curang?
16
CH- 16 Privat Music
17
CH-17 Pedekate ada maunya
18
CH-18 Lorena tebar pesona
19
Pemenang Lomba Pantun di Grup Chat “RR Maesa”
20
CH-19 Kucing Garong
21
CH-20 Tamu wanitanya Sean
22
CH-21 Belajar Mencuci
23
CH-22 Pergi ke resepsi
24
CH-23 Aku bukan pacarnya
25
CH-24 Lomba mencuci pakaian (part 1)
26
CH-25 Lomba mencuci pakaian (part 2)
27
CH-26 Wild Card
28
CH-27 Makan malam dengan Presdir ( part 1)
29
CH-28 Makan malam dengan Presdir (part 2)
30
CH-29 Pulang ke rumah
31
CH-30 Masa masa tidak di rumah kontrakan
32
CH-31 Bertemu di Paris
33
CH-32 Dua hati Satu atap
34
CH-33 Pertengkaran di pagi hari
35
CH-34 Selamat Ulang Tahun Sean
36
CH-35 Pesta ulang tahun Sean
37
CH-36 Sebuah Lagu buat Lorena
38
CH-37 Selamat tinggal Paris
39
CH-38 Kejutan di rumah kontrakan
40
CH-39 Menjadi tahanan dihatiku
41
CH-40 Mengejar Lorena pulang kampung
42
CH-41 Chek In
43
CH-42 Tim penguntit
44
CH-43 Perjalanan yang aneh
45
CH-44 Cinta diwarung jagung bakar
46
CH-45 Barter Biaya kontrakan
47
CH-46 Bertemu Laura
48
CH-47 Rencana Latihan untuk Lomba
49
CH-48 Kembali Sakit
50
CH-49 Undangan Pesta topeng
51
CH-50 Pesta Topeng ( part 1 )
52
CH-51 Pesta topeng ( part 2 )
53
CH-52 Kekacauan di pesta topeng
54
CH-53 Ada cinta di rumah sakit
55
CH-54 Hati yang merindu
56
CH-55 Lomba melukis
57
CH-56 Adik Tercinta
58
CH-57 Kontes membuat Lorena jatuh cinta
59
CH-58 Pacar ke perkemahan
60
CH-59 Tersesat
61
CH-60 Ungkapan cinta Sean
62
CH-61 Pesaing buat Lorena
63
maaf author
64
CH-62 Maukah kau jadi pacarku?
65
Kemana Billionaire Bride ?
66
untuk pembaca Billionaire Bride
67
CH-63 Ketika Presdir sedang jatuh cinta
68
CH-64 Nonton Bioskop ( part 1 )
69
bukan episode
70
CH-65 Nonton Bioskop (part 2)
71
CH-66 Nonton bioskop ( part 3 )
72
CH-67 Rencana membeli cincin dan baju pengantin
73
CH-68 Membeli cincin dan baju pengantin (part 2)
74
CH-69 Kekacauan di Fashion Show
75
CH-70 Pemenang hati Presdir
76
CH-71 Aku adalah Presdirnya
77
CH-72 Rintangan belum usai
78
CH-73 Kerusuhan di pengumuman kontes
79
maaf author
80
CH-74 Jantung Hati dan Jantung Pisang
81
CH-75 Tes Kesuburan
82
CH-76 Hasil Tes yang mengejutkan
83
CH-77 Hasutan Pak Tedi
84
CH-78 Tekadnya Sean
85
CH-79 Pilihan yang sulit
86
CH-80 Kepergian Lorena
87
CH-81 Calon istri buat Sean
88
CH-82 Mencari Lorena
89
CH-83 Tunangan Lorena yang menyebalkan
90
CH-84 Sean yang pantang menyerah
91
CH-85 Pernikahan Dadakan
92
CH-86 Malam pengantin
93
CH-87 Bertemu ibu mertua
94
CH-88 Rencana Nisa
95
CH-89 Makan malam
96
CH-90 Keputusan Sean
97
CH-91 Pulang Bulan Madu
98
CH-92 Terbongkar
99
CH-93 Di kantor Sean
100
CH-94 Lorena yang aneh
101
CH-95 Ke Dokter THT
102
CH-96 Ibu hamil yang manja
103
CH-97 Kekalahan Nisa
104
CH-98 Ancaman buat Lorena
105
CH-99 Asinan buah
106
CH-100 Lorena masuk Rumah sakit
107
CH-101 Kecurigaan Sean
108
CH-102 Sean menemui Nisa
109
CH-103 Selalu bersamamu
110
CH-104 Niat busuk yang belum usai
111
CH-105 Menjelang melahirkan
112
CH-106 Dimana istriku?
113
CH-107 Dimana Istriku (part 2)
114
CH-108 Haruskah melahirkan disini?
115
CH-109 Melahirkan
116
CH-110 Pasca melahirkan
117
CH-111 Kabar mengejutkan
118
CH-112 Sebuah Petunjuk
119
CH-113 Pencarian ke Perkebunan karet
120
CH-114 Menemui Bidan Eno
121
CH-115 Sean menemui orangtua Lorena
122
CH-116 Pengakuan Pak Tedi
123
CH-117 Kabar kedatangan Sean
124
CH-118 Viral es kelapa si cantik
125
CH-119 Pembacaan warisan
126
CH-120 Kembali ke kota
127
CH-121 Bertemu Earlangga
128
CH-122 Kematian Pak Tedi
129
CH-123 Si cantik istriku
130
CH-124 Berkumpul kembali
131
CH-125 Presdir Sam ( The End )
132
Author
133
Season 2
134
CH-1 Di London
135
CH-2 Keluarga yang kacau
136
CH-3 Tiba di rumah
137
CH-4 Tantangan
138
CH- 5 Tragedi
139
CH-6 Rasa Bersalah
140
CH-7 Kriteria calon istri Earlangga
141
CH-8 Valerie keluar dari rumah Nisa
142
CH-9 Valerie bertemu Earlangga
143
CH-10 Valerie pingsan di kantor Earlangga
144
CH-11 Earlangga mencari gadis yang bersamanya semalam
145
CH-12 Bertemu Lagi
146
CH-13 Ternyata bertetangga
147
CH-14 Parfum
148
CH-15 Perawat pribadi Earlangga
149
CH-16 Gadis grabfood dan perawat
150
CH-17 Perawat Pribadi
151
CH-18 Cemas
152
CH-19 Bertemu Nyonya Grace
153
CH-20 Menyusul Earlangga
154
CH-21 Apakah pria itu Earlangga?
155
CH-22 Apakah pria itu Earlangga (part 2)
156
CH-23 Dua garis Merah
157
CH 24 Siapa ayah bayi itu?
158
CH-25 Menemui Darren
159
CH-26 Gosip Earlangga menghamili perawatnya
160
CH-27 Kedatangan keluarga Earlangga
161
CH-28 Sidang
162
CH-29 Sidang lagi
163
CH-30 Dua hati yang resah
164
CH-31 Hari pernikahan
165
CH-32 Malam Pengantin
166
CH-33 Pagi hari bersama ibu hamil
167
slow update
168
CH-34 Belajar menjadi suami yang baik
169
CH-35 Ke Supermarket
170
CH-36 Kecurigaan Ny. Grace
171
CH-37 Jeni menemui ayahnya
172
CH-38 Earlangga mengidam
173
CH-39 Earlangga mengidam (part 2)
174
CH-40 Informan
175
CH-41 Ke pesta
176
CH-42 Kata ‘sayang’ pertama
177
CH-43 Hasutan Jeni
178
CH-44 Tawaran Ny.Grace
179
CH-45 Earlangga menemui Dokter Dandy
180
CH-46 Earlangga masih mencari identitas ayah si bayi
181
CH-47 Earlangga semakin bingung
182
CH-48 Susu ibu hamil
183
CH-49 Sikap Ny.Grace yang aneh
184
CH-50 Informasi dari Bu Asni
185
CH-51 Aku membencinya
186
CH-52 Suami siaga
187
CH-53 Keputusan Valerie
188
CH-54 Perhatian Earlangga
189
CH-55 Rencana kepergian Valerie
190
CH-56 Obsesi Jeni
191
CH-57 Rencana busuk keluarga Nisa
192
CH-58 Darren menemui Earlangga
193
CH-59 Bayi kita
194
CH-60 Kakak adik pengganggu
195
CH-61 Pria yang mengaku menghamili Valerie
196
CH 62 Dua hati yang resah
197
CH-63 Bertemu pria itu
198
CH-64 Pengakuan Earlangga
199
CH-65 Pernyataan Earlangga
200
CH-66 Darren menemui Earlangga lagi
201
CH-67 Kesepakatan Darren dan Ny.Grace
202
CH-68 Rencana pulang kampung
203
Terimakasih Author
204
Pengumuman
205
Besok kita up
206
CH-69 Pulang kampung
207
CH-70 Mencari Darren
208
CH-71 Pernyataan Darren
209
CH-72 Pernyataan Darren ( Part 2)
210
CH-73 Earlangga jujur pada Lorena
211
CH-74 Darren datang ke rumah sakit
212
CH-75 Menyusuri kebenaran
213
Bukan up
214
CH-76 Kemana Valerie
215
CH-77 Bersama Darren
216
CH-78 Mencari Valerie
217
CH-79 Menjadi tawanan Darren
218
CH-80 Earlangga bertemu Darren
219
CH-81 Kembali pulang
220
CH-82 Rencana Tinggal di London
221
CH-83 Harus anak laki-laki
222
CH-84 Rumah Baru di London
223
CH-85 Apa benar cinta?
224
CH-86 Ibu hamil yang sensitif
225
CH-87 Jenis kelamin
226
CH-88 Melahirkan
227
CH-89 Kenyataan buat Valerie
228
CH-90 Haruskah Meninggalkan Earlangga
229
CH-91 Pengakuan Earlangga
230
CH-92 Bayi Earlangga
231
CH-93 Hilangnya Baby Al
232
CH-94 Ny. Grace mengalami stroke
233
CH-95 Ny.Grace mengalami Stroke ( part 2 )
234
CH-96 Pesan misterius
235
CH-97 Pergi ke taman
236
CH-98 Aldric bayiku
237
CH-99 Pilihan Valerie
238
CH-100 Bertemu Aldric
239
CH-101 Bertemu Aldric ( part 2 )
240
CH-102 Menyusul Valerie
241
CH-103 Bertemu Valerie
242
CH-104 Bayiku masih hidup
243
CH-105 Insiden di rumah Darren
244
CH-106 Kembali ke rumah
245
CH-107 Pengakuan Ny.Grace
246
CH-108 Kehamilan Jeni ( part 1 )
247
CH-109 Kehamilan Jeni ( Part 2 )
248
CH-110 Senjata makan Tuan
249
CH-111 Jordan juga bayi kami
250
CH-112 Pulang kampung ( The End )
251
Author
252
Season 3
253
SS3 - CH-01 Perjalanan keluar kota
254
Buat yang tidak suka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!