Tragedi

Kimy mengirimkan chat di grup chatnya yang berisi para sahabat Kimy. 

"Hari ini gak jadi jemput deh, gue bantuin senior-senior gue lembur kayaknya malam ini. Besok kalau udah ada waktu luang, baru gue ajak kalian ke tempat rahasia gue." Isi pesan yang Kimy kirim.

Kimy memilih berbohong kepada para sahabatnya, karena sampai detik ini dia belum memberitahukan perihal yang terjadi pada dirinya. Dengan langkah gontai, dia berjalan ke luar kantor. 

Sore yang cukup terik ditambah dengan polusi yang mengotori udara, membuat Kimy semakin terhimpit kegalauan. 

Hari masih terlalu sore, pulang ke rumah bukan ide yang baik juga, karena sampai hari itu, ia masih belum bertegur sapa dengan kakek dan ayahnya. Akan semakin bosan saja Kimy jika dia hanya berdiam diri di kamar, Amora semakin sibuk saja belakangan ini, sibuk dengan sang kekasih maksudnya. 

Dan akhirnya dia memilih untuk pergi ke calon rumahnya, melanjutkan melukis sepertinya ide yang lebih baik.

Hari sudah sangat petang saat Kimy tiba di perumahan elit tersebut. 

Ternyata pintu pagar tidak terkunci, mungkin Mang Asep sedang pergi, tapi lampu di rumah terlihat menyala. 

Apa Satria kesini juga ya? pikir gadis itu. 

"Kak?" ucap Kimy saat membuka pintu depan. Tak ada jawaban, tapi dia melihat satu kotak  hitam dan beberapa peralatan listrik tergeletak di ruang depan. "Mang Asep?"

"Mbak siapa?" Suara pria mengagetkannya dari arah belakang.

Kimy terhenyak, segera dia menoleh ke sumber suara pria tadi. "Kamu siapa?" Kimy balik bertanya. 

"Saya lagi masang CCTV. Tuh!" Pria berkaus hitam itu menunjuk ke arah sudut ruangan yang sudah di pasang kamera. 

"Oh." Kimy mundur saat melihat tatapan aneh dari pria tersebut. "Mang Asep kemana?"

"Beli makan," jawabnya dengan senyum yang sulit Kimy artikan. 

"Oh." Kimy semakin gugup, dia mundur beberapa langkah. "Saya permisi dulu. Silahkan lanjutkan pekerjaannya." Dia pun bergegas naik ke ruang seninya, berusaha menaikan moodnya, yang tadi jatuh karena ulah Satria. 

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pria berperawakan tinggi dengan mata hazel yang diturunkan oleh Sang Ibu itu memasuki ruangan dengan dentuman musik yang memekakkan gendang telinganya. 

Pokoknya apapun yang terjadi, malam ini gue harus ganti oli. Pikir pria blasteran Ceko itu. 

Kedua sahabat sablengnya ternyata lebih dahulu datang darinya, dilihatnya ada tiga orang wanita berpakaian minim duduk diantara mereka, dan senyum penuh kemesuman pun langsung terbit dari pria tampan tersebut. 

"Pokoknya acara malam ini gak boleh keganggu. Awas elu-elu pada ganggu ritual suci gue, gue gantung di Monas lu pada!" ancamnya, seraya menarik salah satu wanita malam itu ke pangkuannya. 

Keduanya langsung menghadiahi Satria toyoran di kepalanya. "Sebelah mana yang suci Pea?"

"Si Kambing kekenyangan liat angka-angka pendapatan perusahaannya kayaknya, makanya dia oleng!" sindir Thomas. "Lagian, emang kemaren yang ganggu Ente siapa? Elu yang milih dengerin ocehan Barbie lu daripada ganti oli."

Satria langsung teringat sesuatu saat Thomas membahas Kimy. "Si Bocil jadi bawa temen-temennya ke rumah gak ya?" Dia pun menyuruh wanita di pangkuannya untuk pergi, kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi Kimy. 

"Bentar gue telpon si Bocil dulu." Dia pun pergi ke sudut ruangan agar tak terganggu bisingnya suara musik. 

"Belum sadar dia!" ucap Thomas kepada Gery. 

"Biarin aja, sesadar-sadarnya aja tuh orang. Paling sekalinya sadar udah kagak doyan jajan sembarangan dia. Kesengsem Bocil."

Kedua pria mesum itu pun tergelak, dengan pikiran mereka masing-masing. 

Sudah lebih dari tiga kali Satria menghubungi Kimy, tapi masih tak ada jawaban dari Kimy. Kemudian dia pun segera menghubungi Mang Asep, dan untungnya dia langsung mengangkat panggilan Satria. 

"Ada apa Mas?"

"Kimy sama temen-temennya udah datang?" tanya Satria. 

"Saya lagi ada di luar Mas, lagi ngantri pecel ayam, sekalian buat si Mas yang lagi pasang CCTV," jawab Mang Asep. 

"Ada berapa orang yang pasang CCTV di rumah?"

"Tadi siang sih ada  tiga orang, tapi sekarang tinggal satu, yang dua udah duluan pulang."

"Oke, kalau udah sampai rumah, tolong suruh pulang aja tukang yang pasang CCTV, besok lagi aja gitu." Satria memiliki firasat yang tak baik mengenai orang tersebut.

"Baik Mas."

Satria kembali dengan perasaan aneh yang membuatnya tak nyaman. 

"Gimana? Barbie lu baik-baik aja kan?" ejek Gery. 

"Gak diangkat, mungkin mereka lagi seru-seruan gibahin gue sama temen-temennya." Satria menutupi perasaannya. 

Mata Satria langsung terpaku kala melihat salah seorang sahabat Kimy yang sedang berkumpul dengan teman-temannya di salah satu sudut meja klub. Perasaan tak nyaman pun kembali menghampiri.

"Dia temen si Bocil kan?" Satria menunjuk Leo. 

"Kayaknya sih iya, si Drummer. Emang kenapa?"

Tanpa menjawab pertanyaan Gery dia langsung menghampiri Leo. 

"Kimy dimana? Bukannya kalian mau ke kumpul ke rumah?" Satria terlalu tegang untuk sekedar basa-basi. 

Leo terkejut melihat pria tinggi yang Kimy sebut Sopir itu menghampirinya dan langsung menanyakan keberadaan Kimy. 

"Tadinya kita emang mau kumpul tapi Kimy ngebatalin janjinya, katanya lembur malam ini."

"Brengs*k!" Satria kembali ke mejanya dan langsung menyambar kunci mobil berbentuk kartu, miliknya. 

"Kemana lu?" tanya Gery. "Gak jadi nyelup?" lanjutnya, mengejek. 

Satria tidak menggubris ucapan sahabatnya, dia yang memang selalu mengkhawatirkan orang-orang disekitarnya, manjadi sangat khawatir dengan kondisi Kimy. 

Dengan kecepatan di atas rata-rata Satria mengendarai mobil pintarnya, dia tidak mengindahkan pemberitahuan di mobilnya agar dia mengurangi kecepatan. 

Dua kali Satria membunyikan klakson, tapi tanda-tanda Mang Asep akan membukakan gerbang masih tak terlihat. Satria langsung bergegas keluar dari mobilnya. Dia masuk begitu saja tanpa memperdulikan mobil mewahnya yang terparkir asal di depan gerbang. 

Masih ada peralatan listrik yang tergeletak di ruang depan, yang artinya si petugas pemasang CCTV masih ada di rumahnya. 

"CIL?" Mata Satria langsung tertuju ke pintu ruang seni calon istrinya yang terbuka. 

"DUDUK!" Terdengar suara Kimy memerintahkan seseorang untuk duduk dengan paksa. 

Satria langsung berlari, kakinya yang panjang langsung melewati dua anak tangga sekaligus, dan betapa terkejutnya Satria saat melihat seorang pria tengah duduk dengan tubuh gemetar di dalam ruangan itu dengan Kimy yang menodongkan senjata api ke arahnya. 

"Kakak?" seru Kimy melihat Satria yang masih terengah-engah itu berdiri di depan pintu.

Satria bisa melihat jelas sisa-sisa lelehan airmata di wajah Kimy, dan pastinya karena ulah pria yang sedang berlutut di hadapannya itu. 

"Cil, turunin senjata lu!" Satria berjalan perlahan menghampiri gadis itu. 

"Dia jahat! Dia sentuh-sentuh aku. Aku gak suka!" Kimy betul-betul murka, matanya memandang jijik kepada pria berkaus hitam tersebut. 

"Ok, sekarang kan ada gue, ayo turunin senjata lu. Dia gak akan macem-macem lagi sama elu, oke!" Satria masih berusaha menenangkan gadis cantik itu. 

"Ampun!" Pria itu mengiba dengan suara bergetar. 

"Gak, aku gak mau lepasin dia, dia udah sentuh-sentuh aku!" Lelehan airmata Kimy kembali membasahi pipinya. 

"Biar gue yang hukum dia, elu mau berurusan sama pihak berwajib?" Satria berusaha menakut-nakuti lawan bicaranya. 

Akhirnya Kimy meluluh, dia pun terlihat menurunkan senjatanya. 

"Aku mau Kakak pukul dia! Aku jijik!" pintanya. 

Seperti permintaan Kimy, pria tinggi itu langsung menghadiahi b*jingan itu beberapa pukulan hingga membuatnya tersungkur. 

Satria menghubungi Mang Asep, dan ternyata si Penjaga Rumah sedang di minimarket membeli rokok, pesanan b*jingan tadi. 

Setelah mengikat pria itu dengan benang dan tali yang Kimy beli untuk kerajinan tangannya, kini Satria mulai menginterogasi calon istrinya. 

"Elu dapet senjata itu darimana?" selidik Satria. 

"Dari Kakek. Tenang Kak, aku ini ahli menggunakan senjata api, aku kan atlet menembak." Kini Kimy tau apa kelebihannya. 

"Jangan boong!" Satria tak mudah percaya pada perempuan secantik boneka Barbie itu. 

"Ih gak percaya! Nih ya, aku buktiin." Kimy mengokang senjatanya dan mengarahkan ke pajangan kristal yang ada di atas nakas di ruang seninya. 

"Jangan itu!" Satria langsung menepis menggeser arah tangan Kimy dan suara letupan senjata tajam itu menggema, membuat jantung siapapun yang mendengarnya menciut. 

"Kakak!" Kimy berlari menghampiri lukisannya yang menjadi sasaran tembaknya. "Liat mata Mas Kai aku jadi bolong, gara-gara Kakak!"

"Kristal itu mahal tau harganya! Kan elu bisa ngelukis dia lagi nanti."

Dan akhirnya Kimy kembali menangisi lukisan Mas Kai-nya yang cacat. 

Terpopuler

Comments

Wiek Soen

Wiek Soen

cil kok mainan nya pistol sih...tp bagus juga Kimmy biar tobat tuh orang

2023-06-23

1

ReD

ReD

Wkwkwkwkwkwk mainannya pistoll cui

2023-06-12

0

She Imoed

She Imoed

kasian amat ma Kai matanya bolong,tanggung jaeab lu Sat,cariin donor mata bwt mas Kai🤣🤣🤣

2023-06-11

0

lihat semua
Episodes
1 Permohonan Pembatalan Perjodohan
2 Berkorban
3 Pengganti
4 Calon Teman Hidupmu
5 Kikim?
6 Sang Gitaris
7 Jangan Pegang-pegang!
8 Anak Magang
9 Ayo Kita Nikah Secepatnya!
10 Menyebalkan
11 Konspirasi
12 Negosiasi
13 Bertemu Dengan Calon Mertua
14 Mengunjungi Rumah Baru
15 Ayo Kita Nikah Secepatnya!
16 Senjata Makan Tuan
17 My First Love
18 Ih, Najis!
19 Tragedi
20 Bertemu Calon Ibu Mertua
21 Bobo Siang
22 Rencana Wiratmaja
23 Patah Hati Kimy
24 Penyesalan Kimy
25 Fitting Baju Pengantin
26 Burung Satria
27 Sebuah Tamparan Yang Memalukan
28 Sebuah Penawaran
29 Kimy Menghilang
30 Menikmati Kebebasan
31 Hari Bersejarah
32 First Kiss
33 Digrebek
34 Perfect
35 Kedatangan Pras
36 Strategi
37 Frustasi
38 Sarapan Yang Menggelora
39 Pengganggu
40 Ibu, sih!
41 Enak
42 Ancaman Rahardian
43 Kompetisi
44 Bocil????
45 My Sweet Dream
46 I want you
47 Mantan Perawan
48 "Ya Allah, Gustiiiii!"
49 Awal Dari Sebuah Perdebatan Sengit
50 Amarah Kimy
51 Maaf
52 "Aku belum siap!"
53 Delena
54 Tak Sengaja Berjumpa
55 Grand final
56 Teror
57 "Oppa!"
58 Ungkapan Rasa
59 Menegangkan
60 Ancaman Kimy
61 Persekongkolan
62 Pernikahan Amora
63 Cintai Aku Dengan Sederhana!
64 Perdebatan Sengit
65 Terlanjur Sayang
66 Rahardian
67 Pesta Barbeque
68 Curahan Hati Kimy
69 Alasan Menunda Kehamilan
70 Balon?????
71 Happy Holiday
72 Kimy Diculik????
73 Aku Diculik!
74 Kebodohan Satria
75 Malam Tahun Baru
76 Album Kenangan
77 Mama Delena!
78 25 tahun silam
79 25 tahun untuk Edwin
80 "Aku mau pulang!"
81 Interogasi
82 Titisan Malin Kundang
83 Hamil????
84 "Minta maaflah kepada Cintaku!"
85 Remedial Tes
86 Amora dan Andre
87 Fakta dari Thomas
88 Pemeriksaan Kandungan
89 Sehari Bersama Somay
90 Akhir Cinta Amora
91 Hari Patah Hati Thomas
92 Menyakitkan
93 Rencana Bertemu Mama Mertua
94 Firasat Dina
95 Hari Kelabu
96 Salah Faham
97 "Aku suaminya!"
98 Kimy VS Thomas
99 Depresi
100 Pertemuan
101 Obrolan Sebelum Tidur
102 Kemarahan Satria
103 Pelukan Seorang Ibu
104 Rindu
105 Let's Get Party Till Dawn, Baby!
106 Kembalinya Memori Yang Hilang
107 Bertualang Menemukanmu
108 The Happy Family
109 Pagi Yang Indah
110 The Next Calon Mantu
111 Terima Kasih dan Selamat Jalan
112 Dejavu
113 Nasihat Bijak Ibu Dina
114 Lembaran Baru Amora
115 Sasa
116 Nasi Bebek
117 Persiapan Diri Menuju Restu
118 Persiapan Syukuran Empat Bulanan
119 52 Hari Menanti
120 Pengumuman
121 Cuma Sekedar Ngasih Tau
122 Cuma Menyapa
123 Awal Mula Takdir Bekerja
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Permohonan Pembatalan Perjodohan
2
Berkorban
3
Pengganti
4
Calon Teman Hidupmu
5
Kikim?
6
Sang Gitaris
7
Jangan Pegang-pegang!
8
Anak Magang
9
Ayo Kita Nikah Secepatnya!
10
Menyebalkan
11
Konspirasi
12
Negosiasi
13
Bertemu Dengan Calon Mertua
14
Mengunjungi Rumah Baru
15
Ayo Kita Nikah Secepatnya!
16
Senjata Makan Tuan
17
My First Love
18
Ih, Najis!
19
Tragedi
20
Bertemu Calon Ibu Mertua
21
Bobo Siang
22
Rencana Wiratmaja
23
Patah Hati Kimy
24
Penyesalan Kimy
25
Fitting Baju Pengantin
26
Burung Satria
27
Sebuah Tamparan Yang Memalukan
28
Sebuah Penawaran
29
Kimy Menghilang
30
Menikmati Kebebasan
31
Hari Bersejarah
32
First Kiss
33
Digrebek
34
Perfect
35
Kedatangan Pras
36
Strategi
37
Frustasi
38
Sarapan Yang Menggelora
39
Pengganggu
40
Ibu, sih!
41
Enak
42
Ancaman Rahardian
43
Kompetisi
44
Bocil????
45
My Sweet Dream
46
I want you
47
Mantan Perawan
48
"Ya Allah, Gustiiiii!"
49
Awal Dari Sebuah Perdebatan Sengit
50
Amarah Kimy
51
Maaf
52
"Aku belum siap!"
53
Delena
54
Tak Sengaja Berjumpa
55
Grand final
56
Teror
57
"Oppa!"
58
Ungkapan Rasa
59
Menegangkan
60
Ancaman Kimy
61
Persekongkolan
62
Pernikahan Amora
63
Cintai Aku Dengan Sederhana!
64
Perdebatan Sengit
65
Terlanjur Sayang
66
Rahardian
67
Pesta Barbeque
68
Curahan Hati Kimy
69
Alasan Menunda Kehamilan
70
Balon?????
71
Happy Holiday
72
Kimy Diculik????
73
Aku Diculik!
74
Kebodohan Satria
75
Malam Tahun Baru
76
Album Kenangan
77
Mama Delena!
78
25 tahun silam
79
25 tahun untuk Edwin
80
"Aku mau pulang!"
81
Interogasi
82
Titisan Malin Kundang
83
Hamil????
84
"Minta maaflah kepada Cintaku!"
85
Remedial Tes
86
Amora dan Andre
87
Fakta dari Thomas
88
Pemeriksaan Kandungan
89
Sehari Bersama Somay
90
Akhir Cinta Amora
91
Hari Patah Hati Thomas
92
Menyakitkan
93
Rencana Bertemu Mama Mertua
94
Firasat Dina
95
Hari Kelabu
96
Salah Faham
97
"Aku suaminya!"
98
Kimy VS Thomas
99
Depresi
100
Pertemuan
101
Obrolan Sebelum Tidur
102
Kemarahan Satria
103
Pelukan Seorang Ibu
104
Rindu
105
Let's Get Party Till Dawn, Baby!
106
Kembalinya Memori Yang Hilang
107
Bertualang Menemukanmu
108
The Happy Family
109
Pagi Yang Indah
110
The Next Calon Mantu
111
Terima Kasih dan Selamat Jalan
112
Dejavu
113
Nasihat Bijak Ibu Dina
114
Lembaran Baru Amora
115
Sasa
116
Nasi Bebek
117
Persiapan Diri Menuju Restu
118
Persiapan Syukuran Empat Bulanan
119
52 Hari Menanti
120
Pengumuman
121
Cuma Sekedar Ngasih Tau
122
Cuma Menyapa
123
Awal Mula Takdir Bekerja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!