Konspirasi

"Ayah denger kamu ditolak kerja di kantor instansi pemerintah. Terus tadi kamu darimana aja? Kok kata ibu kamu pulang sore?" Rahardian memulai perbincangan di sela makan malam keluarga seperti biasa. 

"Abisin dulu makannya, nanti kalau aku kasih tau, makanan enak ini  jadi gak enak lagi." Kimy terlihat tak bersemangat menceritakan kejadian yang menimpanya hari ini, dia begitu lelah. Hampir seharian tadi Satria terus saja menggodanya. Kedatangan Wira ke kantor tadi juga tidak bermanfaat apa-apa, malah Kimy semakin terpojok karena Wira malah ikut memojokkannya. 

"Kakek gak nyuruh kamu menikah sama Satria, kamu yang mau, kalau kamu gak mau nikah sama Satria juga gak apa-apa, karena sepertinya punya menantu Amora lebih bermanfaat buat perusahaan kita," ujar Wira siang tadi. 

Nasi terlanjur jadi bubur, suka tidak suka Kimy harus tetap memakannya, mungkin dengan ditambah kecap, air kaldu juga suiran ayam, bubur tak berharga itu akan enak dimakan. 

"Maksud kamu?" Anggara sudah curiga dengan sikap cucu kesayangannya yang tiba-tiba murung. 

"Maksudnya aku laper. Pengen makan bubur dikecapin, pake kuah kaldu yang banyak sampe suiran-suiran ayamnya pada berenang di kuah kaldu, terus tambahin sambel dua sendok." Seraya mengambil dua potong ayam kecap kesukaannya. 

Semua orang dibuat bingung dengan ucapan gadis yang tengah banyak pikiran itu. Mereka makan dengan pikiran berkelana memikirkan gadis yang biasa cerewet itu kini hanya diam tanpa suara. Sedangkan objek yang menjadi pemikiran anggota keluarga sedang memutar otaknya agar bisa menjauh dari pria menyebalkan yang bernama Satria. 

Acara makan malam dibalut keheningan pun tercipta gara-gara ucapan Kimy yang aneh. 

"Dek!" Amora mengguncang tubuh adiknya setelah dua kali panggilannya tak dihiraukan.

"Eh, emmm— ada apa?" Gadis itu gelagapan.

"Elu lagi mikirin apa sih? Elu lagi pusing mikirin kantor buat tempat magang elu ya?" Amora berasumsi. "Gue tau nyari tempat magang di kantor bonafide itu gak mudah, jadi sebaiknya—" 

"Aku udah kerja." Kimy memotong ucapan Amora. 

"Dimana?" Amora sedikit mencibir seolah tak percaya ucapan si Bungsu. 

"Di kantor calon suami aku," jawab Kimy yang enggan menatap wajah kakaknya. 

Semua orang yang masih berada di ruang keluarga langsung menghentikan aktivitas mereka. Hening. 

Kimy pun menceritakan apa yang terjadi padanya hari ini, bagaimana dia ditolak di kantor yang sebelumnya menerima permohonan magang dirinya, bagaimana dia direkomendasikan masuk ke perusahaan Satria, dan bagaimana Wira menyambut kedatangannya di perusahaan miliknya. Tapi Kimy tak menceritakan bagaimana mengesalkan kelakuan calon suaminya itu. 

"Aku baik-baik aja kok, semua berjalan sebagaimana mestinya. Kak Satria juga baik sama aku." Hoek, hoek, hoek. Hatinya menentang ucapannya sendiri. 

"Kamu jangan suka nutup-nutupin kebejatan dia dari kita, Sayang!" ujar Dina sang Mama. 

"Serius, sejauh ini dia gak berbuat yang aneh-aneh nih sama aku!" Kimy berusaha tidak membuat khawatir keluarganya, toh cepat atau lambat pernikahan mereka pun akan segera terjadi. 

"Beneran?" Amora tidak sepenuhnya percaya ucapan sang adik. 

"Kakak lupa aku ini atlet menembak?" Dia membanggakan dirinya. 

"Tapi kan elu kagak tiap hari bawa senjata, atau jangan-jangan—" Amora curiga. 

"Kakek yang ngijinin aku, buat jaga-jaga katanya." Mata Kimy langsung meminta pertolongan Anggara. 

"BAPAK!" Rahardian tak percaya dengan apa yang Anggara lakukan kepada cucunya itu. Mengizinkannya menyimpan senjata api? Walaupun tujuannya adalah untuk melindungi putrinya tapi tetap saja hal itu terlalu berlebihan. 

"Agar terhindar dari hujan saja kita harus menyiapkan payung, apalagi ini untuk melindungi cucu berhargaku." Anggara terlihat biasa saja, tak terlihat merasa bersalah sedikitpun. 

"Tapi Kim, kamu harus—"

"Aku tau lah apa yang harus aku lakukan, sejauh ini gak ada yang tau kalau aku bawa senjata di dalam tas." Gadis itu langsung beranjak pergi menuju kamarnya. "Eh iya, kata Kakek Wira minggu depan dia mau beliin rumah buat aku nanti," ucapnya sebelum mengunci pintu kamarnya. 

Ucapan terakhir Kimy membuat seluruh anggota keluarganya dibuat sulit memejamkan mata malam itu. Pernyataan Kimy tadi seolah mengartikan jika pernikahan yang tak semestinya terjadi itu akan segera berlangsung dalam waktu dekat. 

Satu minggu berlalu, Kimy mulai terbiasa dengan suasana kantor, walaupun dia tidak mempunyai ketertarikan di bidang bisnis, tapi suasana kantor yang nyaman serta para staf karyawan yang ramah kepadanya membuat Kimy mulai menikmati menjadi seorang karyawan. 

Kimy di tempatkan di devisi yang dekat dengan ruangan Satria, seperti permintaan Wira, tapi Kimy selalu berhasil menghindar untuk tidak bertatap muka dengan calon suaminya itu. 

Tapi tidak dengan hari ini, karena sepertinya nasib sial sedang mengunjungi gadis cantik berkulit putih itu. Saat dirinya sedang menunggu taksi untuk pergi ke kafe tempat dia dan teman-temannya ngamen, hujan deras mengguyur kota. Sialnya lagi ponselnya kehabisan daya, tak ada yang bisa ia hubungi. 

Sebuah mobil sport dengan merk ternama tiba-tiba berhenti tepat di tempat ia berdiri dengan beberapa karyawan lainnya. 

"Kikiiiiiiiim!" Suara itu lagi, suara berat yang begitu dihindari Kimy, walaupun Satria memanggilnya dengan begitu mesra.

Beberapa orang karyawan yang kebetulan sedang menunggu kendaraan umum di halte itu langsung menengok ke arah mobil Satria kemudian melirik lawan bicara atasannya, tapi tidak dengan gadis berjepit rambut kupu-kupu itu. Kimy tak peduli, dia seolah tak mendengar apapun. 

"Mau ke Kafe kan? Yuk bareng!" Ajak pria berkemeja navi yang membuat pancaran wajahnya semakin mempesona.

Kimy masih tak bergeming, dia tak memperdulikan ucapan pria yang sedang mengajaknya bicara. 

"Pak Satria ngajak kamu bicara tuh!" ucap salah seorang dari mereka, yang malah merasa tak enak hati dengan tingkah anak magang itu. 

"Masuk ke mobil atau gue bilangin ke Ayah lu, kalau anaknya masih ngamen di kafe?" ancam Satria. 

Sial untuk kesekian kali, Satria tahu kelemahan Kimy sekarang. Karena dia memang menyembunyikan kegiatan ngamennya di kafe-kafe kepada seluruh anggota keluarganya terutama Sang Ayah, yang selalu menentang semua kegiatannya.

Tanpa berfikir panjang gadis yang tadinya angkuh itu langsung berlari menerobos hujan menuju mobil pria menyebalkan yang bernama Satria. 

Hati Satria riang bukan kepalang, Kimy sekarang ada di bawah perintahnya. Tak sia-sia dirinya menyuruh orang menyelidiki latar belakang calon istrinya tersebut. 

"Apa kabar Calon Istri?" goda Satria seperti biasa. 

"Hisss. Gak lucu!" ketusnya. 

"Lah emang elu calon bini gue, emang apaan lagi? Calon duet?"

Kimy mengernyitkan kening. "Calon duet?"

"Calon duet di ranjang." Dengan sebuah kerlingan mesum yang berhasil membuat bulu-bulu Kimy meremang. 

"Otak Kakak kayaknya kudu dilondri deh!" Sudut bibir Kimy terus saja naik saat melihat calon suaminya. 

Tapi apa yang ia lihat, Satria malah terbahak-bahak, mendengar ucapannya. 

Dasar orang gila. 

Mobil sport itu terus berjalan di derasnya hujan, bersama kedua orang yang masih belum menemukan ketertarikannya satu dengan lain. 

"Gue mau nawarin kesepakatan yang akan nguntungin kita berdua, gimana?" ucap Satria tiba-tiba. 

"Maksudnya?"

"Dengerin gue baik-baik ya Cil!" Di bawah derasnya hujan yang mengguyur muka bumi sore itu, Satria memberitahukan ide-idenya yang beberapa hari ini otak cerdasnya pikirkan. 

Sebuah konspirasi yang akan membuat mereka semakin dekat tanpa mereka sadari. Dan akhirnya membuat keduanya terjebak dalam suatu ikatan pernikahan. 

...Yaaaa,,, gantung lagi aja🤭...

Terpopuler

Comments

Adelia Yahya

Adelia Yahya

cerita ini terdebes pokoknya 😍😍

2023-10-26

3

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

.

2023-06-29

0

Wiek Soen

Wiek Soen

mw diapain tuh bocil

2023-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 Permohonan Pembatalan Perjodohan
2 Berkorban
3 Pengganti
4 Calon Teman Hidupmu
5 Kikim?
6 Sang Gitaris
7 Jangan Pegang-pegang!
8 Anak Magang
9 Ayo Kita Nikah Secepatnya!
10 Menyebalkan
11 Konspirasi
12 Negosiasi
13 Bertemu Dengan Calon Mertua
14 Mengunjungi Rumah Baru
15 Ayo Kita Nikah Secepatnya!
16 Senjata Makan Tuan
17 My First Love
18 Ih, Najis!
19 Tragedi
20 Bertemu Calon Ibu Mertua
21 Bobo Siang
22 Rencana Wiratmaja
23 Patah Hati Kimy
24 Penyesalan Kimy
25 Fitting Baju Pengantin
26 Burung Satria
27 Sebuah Tamparan Yang Memalukan
28 Sebuah Penawaran
29 Kimy Menghilang
30 Menikmati Kebebasan
31 Hari Bersejarah
32 First Kiss
33 Digrebek
34 Perfect
35 Kedatangan Pras
36 Strategi
37 Frustasi
38 Sarapan Yang Menggelora
39 Pengganggu
40 Ibu, sih!
41 Enak
42 Ancaman Rahardian
43 Kompetisi
44 Bocil????
45 My Sweet Dream
46 I want you
47 Mantan Perawan
48 "Ya Allah, Gustiiiii!"
49 Awal Dari Sebuah Perdebatan Sengit
50 Amarah Kimy
51 Maaf
52 "Aku belum siap!"
53 Delena
54 Tak Sengaja Berjumpa
55 Grand final
56 Teror
57 "Oppa!"
58 Ungkapan Rasa
59 Menegangkan
60 Ancaman Kimy
61 Persekongkolan
62 Pernikahan Amora
63 Cintai Aku Dengan Sederhana!
64 Perdebatan Sengit
65 Terlanjur Sayang
66 Rahardian
67 Pesta Barbeque
68 Curahan Hati Kimy
69 Alasan Menunda Kehamilan
70 Balon?????
71 Happy Holiday
72 Kimy Diculik????
73 Aku Diculik!
74 Kebodohan Satria
75 Malam Tahun Baru
76 Album Kenangan
77 Mama Delena!
78 25 tahun silam
79 25 tahun untuk Edwin
80 "Aku mau pulang!"
81 Interogasi
82 Titisan Malin Kundang
83 Hamil????
84 "Minta maaflah kepada Cintaku!"
85 Remedial Tes
86 Amora dan Andre
87 Fakta dari Thomas
88 Pemeriksaan Kandungan
89 Sehari Bersama Somay
90 Akhir Cinta Amora
91 Hari Patah Hati Thomas
92 Menyakitkan
93 Rencana Bertemu Mama Mertua
94 Firasat Dina
95 Hari Kelabu
96 Salah Faham
97 "Aku suaminya!"
98 Kimy VS Thomas
99 Depresi
100 Pertemuan
101 Obrolan Sebelum Tidur
102 Kemarahan Satria
103 Pelukan Seorang Ibu
104 Rindu
105 Let's Get Party Till Dawn, Baby!
106 Kembalinya Memori Yang Hilang
107 Bertualang Menemukanmu
108 The Happy Family
109 Pagi Yang Indah
110 The Next Calon Mantu
111 Terima Kasih dan Selamat Jalan
112 Dejavu
113 Nasihat Bijak Ibu Dina
114 Lembaran Baru Amora
115 Sasa
116 Nasi Bebek
117 Persiapan Diri Menuju Restu
118 Persiapan Syukuran Empat Bulanan
119 52 Hari Menanti
120 Pengumuman
121 Cuma Sekedar Ngasih Tau
122 Cuma Menyapa
123 Awal Mula Takdir Bekerja
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Permohonan Pembatalan Perjodohan
2
Berkorban
3
Pengganti
4
Calon Teman Hidupmu
5
Kikim?
6
Sang Gitaris
7
Jangan Pegang-pegang!
8
Anak Magang
9
Ayo Kita Nikah Secepatnya!
10
Menyebalkan
11
Konspirasi
12
Negosiasi
13
Bertemu Dengan Calon Mertua
14
Mengunjungi Rumah Baru
15
Ayo Kita Nikah Secepatnya!
16
Senjata Makan Tuan
17
My First Love
18
Ih, Najis!
19
Tragedi
20
Bertemu Calon Ibu Mertua
21
Bobo Siang
22
Rencana Wiratmaja
23
Patah Hati Kimy
24
Penyesalan Kimy
25
Fitting Baju Pengantin
26
Burung Satria
27
Sebuah Tamparan Yang Memalukan
28
Sebuah Penawaran
29
Kimy Menghilang
30
Menikmati Kebebasan
31
Hari Bersejarah
32
First Kiss
33
Digrebek
34
Perfect
35
Kedatangan Pras
36
Strategi
37
Frustasi
38
Sarapan Yang Menggelora
39
Pengganggu
40
Ibu, sih!
41
Enak
42
Ancaman Rahardian
43
Kompetisi
44
Bocil????
45
My Sweet Dream
46
I want you
47
Mantan Perawan
48
"Ya Allah, Gustiiiii!"
49
Awal Dari Sebuah Perdebatan Sengit
50
Amarah Kimy
51
Maaf
52
"Aku belum siap!"
53
Delena
54
Tak Sengaja Berjumpa
55
Grand final
56
Teror
57
"Oppa!"
58
Ungkapan Rasa
59
Menegangkan
60
Ancaman Kimy
61
Persekongkolan
62
Pernikahan Amora
63
Cintai Aku Dengan Sederhana!
64
Perdebatan Sengit
65
Terlanjur Sayang
66
Rahardian
67
Pesta Barbeque
68
Curahan Hati Kimy
69
Alasan Menunda Kehamilan
70
Balon?????
71
Happy Holiday
72
Kimy Diculik????
73
Aku Diculik!
74
Kebodohan Satria
75
Malam Tahun Baru
76
Album Kenangan
77
Mama Delena!
78
25 tahun silam
79
25 tahun untuk Edwin
80
"Aku mau pulang!"
81
Interogasi
82
Titisan Malin Kundang
83
Hamil????
84
"Minta maaflah kepada Cintaku!"
85
Remedial Tes
86
Amora dan Andre
87
Fakta dari Thomas
88
Pemeriksaan Kandungan
89
Sehari Bersama Somay
90
Akhir Cinta Amora
91
Hari Patah Hati Thomas
92
Menyakitkan
93
Rencana Bertemu Mama Mertua
94
Firasat Dina
95
Hari Kelabu
96
Salah Faham
97
"Aku suaminya!"
98
Kimy VS Thomas
99
Depresi
100
Pertemuan
101
Obrolan Sebelum Tidur
102
Kemarahan Satria
103
Pelukan Seorang Ibu
104
Rindu
105
Let's Get Party Till Dawn, Baby!
106
Kembalinya Memori Yang Hilang
107
Bertualang Menemukanmu
108
The Happy Family
109
Pagi Yang Indah
110
The Next Calon Mantu
111
Terima Kasih dan Selamat Jalan
112
Dejavu
113
Nasihat Bijak Ibu Dina
114
Lembaran Baru Amora
115
Sasa
116
Nasi Bebek
117
Persiapan Diri Menuju Restu
118
Persiapan Syukuran Empat Bulanan
119
52 Hari Menanti
120
Pengumuman
121
Cuma Sekedar Ngasih Tau
122
Cuma Menyapa
123
Awal Mula Takdir Bekerja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!