Anak Magang

Satu bulan telah berlalu sejak pertemuan menyebalkan dengan Satria, sejak saat itu Kimy tak pernah lagi mendengar namanya disebut di keluarganya, Satria seolah tak pernah ada dan takkan pernah ada dalam keluarga Rahardian. Saat ini mereka lebih sering membahas kisah cinta Amora dengan Andre yang rencananya akan segera melangsungkan pernikahan pada pertengahan tahun ini. 

Kimora pun tengah disibukkan dengan persiapan magangnya di salah satu instansi pemerintah yang direkomendasikan oleh salah seorang sahabatnya. Pagi itu dengan pakaian kerja bernuansa putih dan merah muda Kimy begitu bersemangat untuk mulai magang di hari pertamanya bekerja. Dia terlihat sangat cantik dengan polesan sedikit make-up sebagai penunjang penampilannya. 

Tapi tak seorangpun manusia bisa melawan takdir, sama seperti saat mereka melawan jodoh yang telah Tuhan pilihkan untuk umatNya. 

Tanpa kabar pemberitahuan terlebih dahulu, tiba-tiba saja perusahaan yang kemarin telah menerimanya bekerja, membatalkan penerimaan kerja dirinya. 

"Gue harus gimana?" Kimy menangis, mengadukan nasib naas yang menimpanya. Padahal jelas-jelas minggu lalu kepala bagian HRD telah menyambut dirinya dengan sukacita. 

"Lagian elu mah aneh, bokap punya perusahaan gede sok-sok an magang di perusahaan orang." Elsa malah menyalahkan sahabatnya yang sedang tertimpa musibah itu. 

"Elu kan tau sendiri bokap gue kayak gimana, dia perfeksionis banget, semua kudu berjalan sebagaimana mestinya. Bisa setres tiap hari gue urusannya, di kantor ditindas, di rumah diceramahin." Derai air mata gadis berwajah imut itu semakin manjadi-jadi. 

Tak bisa dibayangkan olehnya dirinya harus bekerja di perusahaan keluarganya, sudah berbayang olehnya orang-orang akan membanding-bandingkan dirinya dengan Amora yang juga bekerja disana. 

Dengan semangat yang masih tersisa Kimy pergi menuju perusahaan yang direkomendasikan oleh Kepala Bagian HRD yang menolaknya sebelum dia pergi tadi. 

Perusahaan yang begitu familiar di telinganya, tapi dia tak ingat perusahaan siapa atau perusahaan apa itu. 

"Cil?" tegur Satria pada gadis cantik yang sedang duduk di trotoar jalan. 

Entah pura-pura atau memang tak mendengar suara Satria dari dalam mobil, gadis yang sepertinya habis menangis itu terlihat acuh. 

"Kikim!" Kali ini dia memanggil seraya membuka kaca mobilnya. 

Benar saja, seperti saat pertama bertemu, gadis itu langsung menoleh dengan raut wajah tak suka. 

"Lewat, lewat aja, jangan peduliin aku!" jawab gadis itu. "Maen seenaknya aja gonta-ganti nama aku!"

"Gue cuma kasian aja sih sama elu, gue takut elu kena razia sama satpol PP. Ini harus Senin, biasanya mereka merazia anak-anak yang bolos sekolah. Gue takut mereka salah paham ngira elu masih bocah." Satria seperti sedang menguji tingkat kesabaran boneka mainnya. 

Kimy yang terpancing bualan Satria langsung bergegas masuk ke dalam mobil pria yang begitu ia hindari.

"Uh, pinternya." Sambil mengelus rambut Kimy. 

"Kak, jangan pegang-pegang!" Gadis itu kembali marah.

"Ups, sorry! Gue lupa kalo elu cuma Boneka India."

"Maksudnya?"

"Boleh dilirik, tak boleh dipegang!" Seraya menyanyikan sebaik lagu yang familiar di telinga masyarakat itu. 

Kimy tak berkomentar, dia memilih untuk duduk anteng di dalam mobil yang sport yang berbeda dengan yang Satria bawa bulan lalu. 

"Elu ngapain duduk di trotoar tadi? Kalau niat mau jadi pengemis jalan di situ, jarang ada pejalan kaki yang lewat." Sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Kimy. 

"KAKAK MAU NGAPAIN?" Refleks Kimy langsung menyilangkan kedua tangannya di dada seraya melipat bibir kecilnya ke dalam. 

"Pasang seatbelt doang Cil, elu kak denger apa itu alarm bunyi terus, nyuruh lu pasang seatbelt lu? Norak deh."

"Tapi kan Kakak tinggal bilang aja ke aku, gak usah Kakak yang pasangin juga. Aku takut tau!" Gadis itu terlihat begitu gugup, "liat nih aku merinding!" Kimy memamerkan tangan kecilnya ke arah Satria. 

"Masa sih badan gue beneran banyak setannya? Apa karena gue terlalu ganteng ya, Ampe setan aja betah tinggal di badan gue?" Satria malah terdengar bangga akan hal memalukan itu. 

Tak jauh dari tempat Kimy duduk tadi, mobil Satria berbelok ke arah sebuah perusahaan besar yang akan Kimy datangi tadi. Dan hal itu sontak membuat Kimy terkejut. 

"Kok Kakak tau aku mau kesini?" Dia menengadahkan wajahnya melihat betapa megah dan menjulang gedung perusahaan yang membuatnya minder beberapa saat lalu. 

Satria melirik ke arah wanita yang sedang mengagumi perusahaan yang sebentar lagi akan diwariskan kepadanya. 

"Maksud loh?" 

Kimy tak menjawab, dia melirik ke arah sekitar parkiran yang hanya diisi beberapa mobil mewah. 

"Kok parkirannya sepi?" Dia memicingkan matanya, "Kakak jangan macem-macem ya sama aku!"

"Heh, Bocil! Kagak selera gue sama elu Cil." Dia pun keluar dari dalam mobilnya dengan begitu elegan.

"Kakak emang tau aku mau ngelamar magang di perusahaan ini?"

Satria menghentikan langkahnya dan berbalik menatap wajah mungil yang seingatnya masih berstatus calon istri. Bagaimana tidak, hampir setiap hari Wira mencekokinya dengan apapun yang berhubungan dengan Kimy. 

"Elu magang disini?" Satria memastikan. 

"Baru mau ngelamar sih, tapi—" 

"Tapi apaan?" Satria menunggu gadis ber rok merah muda itu mendekat.

"Aku gak pede," jawabnya. 

"Maksud loh?" 

"Aku ngelamar di instansi pemerintah aja ditolak, apalagi di perusahaan segede gini. Hati aku langsung ciut tadi pas liat perusahaan ini. Makanya aku langsung balik arah, gak jadi masuk." Kimy pun menceritakan semua tragedi yang menimpanya hari ini. 

Satria menyelaraskan langkahnya dengan perempuan yang ia temukan dengan tak sengaja di jalan tadi. Otak dengan kecerdasan di atas rata-rata itu langsung menyimpulkan jika Wiratmaja adalah dalang di balik semua tragedi yang menimpa calon istrinya itu. Semua kebetulan ini sudah tak wajar. 

Mereka memasuki lobby perusahaan, dan aura kepemimpinan pun langsung terpancar dari setiap inci tubuh pria ber stelan biru tua itu saat dia memasukinya, para karyawan yang berpapasan dengannya langsung menundukkan kepala mereka dengan hormat, bahkan beberapa orang sengaja menghentikan langkahnya agar tak berjalan beriringan dengan pria yang mereka tahu adalah cucu tunggal pewaris kerajaan bisnis keluarganya tersebut. 

Kimy langsung menyimpulkan jika pria yang sedang berjalan beriringan dengannya itu adalah salah satu orang dengan jabatan yang tinggi di perusahaan tempat ia berpijak sekarang. 

"Kakak kerja disini juga?" 

"He'em!" Satria terus berjalan dengan sesekali membalas senyum para karyawan yang memberi hormat kepadanya.

Kimy langsung mundur dua langkah dari samping Satria, bukannya senang atau bangga bisa memiliki calon suami dengan jabatan tinggi dengan tampang yang rupawan seperti Satria, Kimy malah terlihat minder. 

"Kayaknya aku gak jadi deh mau ngelamar kerja disini," ucap Kimy perlahan, tapi Satria masih bisa mendengar jelas ucapan gadis yang kini berjarak dua langkah di belakangnya. 

"Elu ngomong apa sih?" Satria malah mencengkram tangan bagian atas Kimy dan menggiringnya masuk ke dalam lift yang dikhususkan untuk para petinggi perusahaan. 

Percuma, semua yang akan elu lakuin juga akan tetap membawa lu kembali kesini. Ingin sekali Satria mengutarakan isi hatinya.

"KAKAK!"

"Apa?" Tantang Satria. 

"Jangan pegang-pegang aku! Aku jadi merinding." Kimy kembali mengingatkan pria yang dengan mudahnya menyentuh dirinya tanpa permisi. 

"Kayaknya gue beneran kudu diruqyah nih." Sambil melepaskan cengkraman tangannya dari Kimy. 

...Hello readers ku yang setia.....

...Jangan lupa tinggalkan jejak langkahmu di hatiku ya!!!...

...Eaaaaaa....

...🤭🤭...

Terpopuler

Comments

Yanti Handayani

Yanti Handayani

kangen, jd baca lagii

2024-02-18

3

Rahma Inayah

Rahma Inayah

nyimak smpe sni spt bgus.ceritanya ...ad komedinya jg ...lnjut

2023-08-19

2

Fatim Ummu Ayes

Fatim Ummu Ayes

spa tau pas abis ruqiah si satria bisa tobat

2023-08-03

0

lihat semua
Episodes
1 Permohonan Pembatalan Perjodohan
2 Berkorban
3 Pengganti
4 Calon Teman Hidupmu
5 Kikim?
6 Sang Gitaris
7 Jangan Pegang-pegang!
8 Anak Magang
9 Ayo Kita Nikah Secepatnya!
10 Menyebalkan
11 Konspirasi
12 Negosiasi
13 Bertemu Dengan Calon Mertua
14 Mengunjungi Rumah Baru
15 Ayo Kita Nikah Secepatnya!
16 Senjata Makan Tuan
17 My First Love
18 Ih, Najis!
19 Tragedi
20 Bertemu Calon Ibu Mertua
21 Bobo Siang
22 Rencana Wiratmaja
23 Patah Hati Kimy
24 Penyesalan Kimy
25 Fitting Baju Pengantin
26 Burung Satria
27 Sebuah Tamparan Yang Memalukan
28 Sebuah Penawaran
29 Kimy Menghilang
30 Menikmati Kebebasan
31 Hari Bersejarah
32 First Kiss
33 Digrebek
34 Perfect
35 Kedatangan Pras
36 Strategi
37 Frustasi
38 Sarapan Yang Menggelora
39 Pengganggu
40 Ibu, sih!
41 Enak
42 Ancaman Rahardian
43 Kompetisi
44 Bocil????
45 My Sweet Dream
46 I want you
47 Mantan Perawan
48 "Ya Allah, Gustiiiii!"
49 Awal Dari Sebuah Perdebatan Sengit
50 Amarah Kimy
51 Maaf
52 "Aku belum siap!"
53 Delena
54 Tak Sengaja Berjumpa
55 Grand final
56 Teror
57 "Oppa!"
58 Ungkapan Rasa
59 Menegangkan
60 Ancaman Kimy
61 Persekongkolan
62 Pernikahan Amora
63 Cintai Aku Dengan Sederhana!
64 Perdebatan Sengit
65 Terlanjur Sayang
66 Rahardian
67 Pesta Barbeque
68 Curahan Hati Kimy
69 Alasan Menunda Kehamilan
70 Balon?????
71 Happy Holiday
72 Kimy Diculik????
73 Aku Diculik!
74 Kebodohan Satria
75 Malam Tahun Baru
76 Album Kenangan
77 Mama Delena!
78 25 tahun silam
79 25 tahun untuk Edwin
80 "Aku mau pulang!"
81 Interogasi
82 Titisan Malin Kundang
83 Hamil????
84 "Minta maaflah kepada Cintaku!"
85 Remedial Tes
86 Amora dan Andre
87 Fakta dari Thomas
88 Pemeriksaan Kandungan
89 Sehari Bersama Somay
90 Akhir Cinta Amora
91 Hari Patah Hati Thomas
92 Menyakitkan
93 Rencana Bertemu Mama Mertua
94 Firasat Dina
95 Hari Kelabu
96 Salah Faham
97 "Aku suaminya!"
98 Kimy VS Thomas
99 Depresi
100 Pertemuan
101 Obrolan Sebelum Tidur
102 Kemarahan Satria
103 Pelukan Seorang Ibu
104 Rindu
105 Let's Get Party Till Dawn, Baby!
106 Kembalinya Memori Yang Hilang
107 Bertualang Menemukanmu
108 The Happy Family
109 Pagi Yang Indah
110 The Next Calon Mantu
111 Terima Kasih dan Selamat Jalan
112 Dejavu
113 Nasihat Bijak Ibu Dina
114 Lembaran Baru Amora
115 Sasa
116 Nasi Bebek
117 Persiapan Diri Menuju Restu
118 Persiapan Syukuran Empat Bulanan
119 52 Hari Menanti
120 Pengumuman
121 Cuma Sekedar Ngasih Tau
122 Cuma Menyapa
123 Awal Mula Takdir Bekerja
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Permohonan Pembatalan Perjodohan
2
Berkorban
3
Pengganti
4
Calon Teman Hidupmu
5
Kikim?
6
Sang Gitaris
7
Jangan Pegang-pegang!
8
Anak Magang
9
Ayo Kita Nikah Secepatnya!
10
Menyebalkan
11
Konspirasi
12
Negosiasi
13
Bertemu Dengan Calon Mertua
14
Mengunjungi Rumah Baru
15
Ayo Kita Nikah Secepatnya!
16
Senjata Makan Tuan
17
My First Love
18
Ih, Najis!
19
Tragedi
20
Bertemu Calon Ibu Mertua
21
Bobo Siang
22
Rencana Wiratmaja
23
Patah Hati Kimy
24
Penyesalan Kimy
25
Fitting Baju Pengantin
26
Burung Satria
27
Sebuah Tamparan Yang Memalukan
28
Sebuah Penawaran
29
Kimy Menghilang
30
Menikmati Kebebasan
31
Hari Bersejarah
32
First Kiss
33
Digrebek
34
Perfect
35
Kedatangan Pras
36
Strategi
37
Frustasi
38
Sarapan Yang Menggelora
39
Pengganggu
40
Ibu, sih!
41
Enak
42
Ancaman Rahardian
43
Kompetisi
44
Bocil????
45
My Sweet Dream
46
I want you
47
Mantan Perawan
48
"Ya Allah, Gustiiiii!"
49
Awal Dari Sebuah Perdebatan Sengit
50
Amarah Kimy
51
Maaf
52
"Aku belum siap!"
53
Delena
54
Tak Sengaja Berjumpa
55
Grand final
56
Teror
57
"Oppa!"
58
Ungkapan Rasa
59
Menegangkan
60
Ancaman Kimy
61
Persekongkolan
62
Pernikahan Amora
63
Cintai Aku Dengan Sederhana!
64
Perdebatan Sengit
65
Terlanjur Sayang
66
Rahardian
67
Pesta Barbeque
68
Curahan Hati Kimy
69
Alasan Menunda Kehamilan
70
Balon?????
71
Happy Holiday
72
Kimy Diculik????
73
Aku Diculik!
74
Kebodohan Satria
75
Malam Tahun Baru
76
Album Kenangan
77
Mama Delena!
78
25 tahun silam
79
25 tahun untuk Edwin
80
"Aku mau pulang!"
81
Interogasi
82
Titisan Malin Kundang
83
Hamil????
84
"Minta maaflah kepada Cintaku!"
85
Remedial Tes
86
Amora dan Andre
87
Fakta dari Thomas
88
Pemeriksaan Kandungan
89
Sehari Bersama Somay
90
Akhir Cinta Amora
91
Hari Patah Hati Thomas
92
Menyakitkan
93
Rencana Bertemu Mama Mertua
94
Firasat Dina
95
Hari Kelabu
96
Salah Faham
97
"Aku suaminya!"
98
Kimy VS Thomas
99
Depresi
100
Pertemuan
101
Obrolan Sebelum Tidur
102
Kemarahan Satria
103
Pelukan Seorang Ibu
104
Rindu
105
Let's Get Party Till Dawn, Baby!
106
Kembalinya Memori Yang Hilang
107
Bertualang Menemukanmu
108
The Happy Family
109
Pagi Yang Indah
110
The Next Calon Mantu
111
Terima Kasih dan Selamat Jalan
112
Dejavu
113
Nasihat Bijak Ibu Dina
114
Lembaran Baru Amora
115
Sasa
116
Nasi Bebek
117
Persiapan Diri Menuju Restu
118
Persiapan Syukuran Empat Bulanan
119
52 Hari Menanti
120
Pengumuman
121
Cuma Sekedar Ngasih Tau
122
Cuma Menyapa
123
Awal Mula Takdir Bekerja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!