Senjata Makan Tuan

Hari yang sangat melelahkan, pekerjaan yang menumpuk, ditambah harus menemani calon istrinya berbelanja perlengkapan ruang seninya, membuat Satria ingin segera merebahkan tubuhnya di ranjang. 

Mobilnya kembali melesat bersama mobil-mobil lain di jalanan ibukota yang selalu padat. 

"Percuma memiliki mobil dengan kecepatan setara zet, jika tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya." Satria merutuki keadaan dirinya yang terjebak di kemacetan. 

Dia pun menyalakan tombol autopilot yang terdapat di fitur mobil pintarnya, yang artinya mobil tersebut bisa masih bisa berjalan walau tanpa supir. Satria merebahkan tubuhnya, memeriksa beberapa pesan yang masuk ke ponsel miliknya. Benar saja ada pesan dari salah seorang sahabatnya Gery yang mengirimnya foto-foto Wanita Malam yang terlihat menggoda imannya yang cetek. 

Satria langsung mengatur arah GPS mobil pintarnya menuju tempat kedua sahabatnya berada. 

Dentuman musik yang memekakkan telinga langsung menghantam gendang telinga pria bersuara berat itu, saat dia memasuki klub malam tersebut. Matanya langsung mencari keberadaan kedua sahabatnya, dan tak lama diapun langsung mendapatkan target yang ia cari. 

"Kita kira lu kagak bakal datang Bing," ucap Gery dengan tatapan mengejek. 

"Sebenernya sih males, tapi ya, gimana, gue kan pengen nganter kalian ke pintu neraka," jawab Satria. 

"Heh Kambing! Elu jadi bikin mood kita anjlok tau!" Gery geram mendengar celetukan sahabatnya. 

"Lagian sebelum kita, elu duluan kali yang nyemplung ke sana. Kita mah maen sama pacar-pacar kita, lah elu?" ejek Thomas yang juga geram. 

"Semoga kalian segera diberi hidayah buat tobat!" Satria menimpali ucapan kedua pria yang terlihat kesal kepadanya. 

"Sebelum lu ngedoain kita, lu do'ain diri lu sendiri gih sonoh! Keseringan maen Barbie, jadi konslet kayaknya otaknya."

"Kalau gue sih nanti-nanti aja tobatnya." Seraya menarik salah seorang wanita malam ke pangkuannya. 

Sang Onta dan Monyet hanya menggelengkan kepalanya. 

"Lu darimana aja sih?  Tadi sore gue nyamperin ruangan lu, kata sekretaris lu, lu dah balik. Sekarang gue liat elu masih pake setelan kerja. Berarti elu belum balik dong?" selidik Thomas. 

"Abis nemenin si Bocil belanja sore tadi gue." Kemudian bangkit dari duduknya. "Gue ke toilet dulu."

Gery dan Thomas yang salah mengartikan belanja, langsung saling berpandangan. 

"Nyet, kayaknya kita beneran harus cepet tobat. Kiamat bentar lagi datang," celetuk Gery. Sedang Thomas hanya manggut-manggut kepala, menyetujui ucapan sahabatnya. 

Saat mereka masih syok mendengar ucapan Satria, ponsel milik Satria yang tergeletak di meja berbunyi. Gery melihat nama si penelepon.

"Siapa?" tanya Thomas. 

"Kikim," jawab Gery. 

"Siapa Kikim?"

"Satpam di rumah barunya kali, soalnya dia dari kemaren lagi sibuk renovasi rumah barunya." Gery salah mengira. 

Tak lama kemudian Si Pemilik ponsel tersebut kembali. 

"Bing, dari tadi hape lu bunyi tuh," ujar Gery. 

"Dari siapa?" Satria meneguk minuman salah seorang sahabatnya. 

"Kikim," jawab Thomas. "Kayaknya penting deh, dia nelpon berkali-kali."

Satria menaikan sebelah alisnya. "Ngapain dia nelpon gue?"

"Mana gue tau." Gery masih mengira jika Kikim adalah nama penjaga rumah baru Satria. 

Satria menatap layar ponselnya, kemudian menelpon orang yang tadi menelponnya, hanya sekedar ingin tahu, apa yang ingin Kimy sampaikan kepadanya. 

"Halo?" jawab perempuan di seberang sana dengan suara serak. 

"APAAN CIL?" Satria menyuruh wanita yang kembali ke pangkuannya untuk pergi. 

"Cil?" tanya Gery pada Thomas. "Maksud dia si Bocil calon bininya kan?"

Thomas hanya mengangkat bahunya, mereka berdua pun kembali terdiam untuk mencuri dengar. 

"Ayo kita nikah secepatnya!" Kimy melanjutkan ucapannya. 

"WHAT?" Satria terlihat terkejut mendengar ucapan perempuan yang beberapa waktu lalu lari terbirit-birit saat Satria mengajaknya menikah. "Nikah?"

"Nikah?" Gery dan Thomas kompak, dan saling berpandangan. 

"Heh, Cil, elu kejedot apaan tadi pas masuk rumah?"

Kimy tak menjawab, dia malah terdengar menagis dan itu kembali membuat Satria bingung. 

"Cil, jangan bilang elu naksir sama gue karena gue nemenin elu belanja tadi ya!"

"Ih najis!" jawab Kimy. Jawaban yang membuat Satria terbahak-bahak. 

"Lah elu ngajak gue kawin tiba-tiba kenapa? Dapet hidayah dari mana lu?"

Kimy terdengar kembali menangis. Dia kemudian menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi kepadanya beberapa saat lalu. Bagaimana Ayah dan kakeknya begitu marah saat mengetahui semua yang ia sembunyikan dari mereka selama ini. Hingga akhirnya dia membantah semua ucapan Ayah dan kakeknya. 

Satria terus mendengarkan dengan khusyuk semua cerita calon istrinya, hingga dia melupakan Wanita Malam yang sedang menunggunya. 

Melihat sahabatnya terlihat anteng dan nyaman mendengarkan curhatan dari calon istrinya, Gery langsung mengusir wanita malam yang terabaikan itu, setelah sebelumnya memberikan beberapa lembar rupiah sebagai kompensasi. 

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Satria kembali menunggu calon istrinya untuk melanjutkan acara belanja mereka.

"Cil!" Satria melambaikan tangannya ke arah Kimy yang baru keluar dari lift.

Kimy menghampirinya tanpa ekspresi.

"Ngapa tuh muka? Gak jadi belanja tali sama benang buat gantung diri?" tanya Satria yang langsung berdiri sebelum Kimy mendekatinya.

"Cih!" Kimy tak menjawab, wajahnya malah terlihat bingung. 

"Kayaknya aku pulang aja deh, aku masih badmood."

"Oh, mau mewek-mewekan lagi kayak semalem?" sindir Satria. 

"Ih apaan sih?"

"Lah terus?"

"Gak tau, aku juga bingung." Kimy benar-benar tak terlihat bersemangat.

"Yaudah, gimana kalau kita periksa barang-barang yang lu beli kemaren? Kata Pak Asep, barang-barang lu udah dateng tadi siang."

Kimy sedikit bersemangat mendengar ajakan Satria. "Yuk!"

"Pinter!" Satria mengacak-acak rambut berjepit bunga itu. 

Mobil yang mereka tumpangi kembali ke hiruk-pikuk jalanan ibukota yang padat. Jam pulang kantor, selalu membuat jalanan selalu dipadati kendaraan. 

"Kok kesini?"

"Beli makanan dulu, gue laper," jawab Satria, sambil mengantri pesanan Burger dan potongan ayam krispi di drive-thru salah satu restoran cepat saji. 

"Kak, aku ngerasa bersalah gitu sekarang sama Ayah and Kakek. Tapi aku gak nyesel udah ngungkapin perasaan aku." Kimy mencurahkan perasaannya. 

"Bagus deh kalau elu nyesel, tapi elu juga gak salah-salah amat sih, setiap manusia kan boleh melakukan apa yang mereka ingin lakukan."

"Bener kan? Padahal apa yang aku lakuin kan gak melanggar hukum dan norma agama,"

"Wih, bahasa lu kayak guru PKN. Ngeri gue kalau udah bahas norma agama." Satria tertawa mengejek. 

"Kalau orang banyak dosa emang gitu tuh. Kesinggungan," cicit Kimy.

"Wah mulai nantangin berantem rupanya nih orang."

"Enggak!"

"Itu tadi."

"Aku gak ngomong apa-apa. Kakak aja yang baperan."

"Mulai ngeselin, lu ya!" ucap Satria sambil mengambil pesanannya, dan itu berhasil membuat pramusaji yang melayaninya menjadi salah sangka. 

"Maaf Pak, atas pelayanan kami yang kurang memuaskan Anda!" ucapnya sambil sedikit membungkukkan badannya. 

"Hah? Oh. Iya!" jawab Satria bingung. 

Kimy cekikikan melihatnya. "Marah-marah aja sih, orang ampe ketakutan gitu liat Kakak marah."

"Ini semua gara-gara elu tau." Mobil kembali memasuki kemacetan. 

"Makanya jangan baperan!" Sang Kucing terus menggoda. "Apa faktor usia bikin Kakak jadi baperan gini ya?"

Satria langsung menekan tombol autopilot kemudian melepaskan seatbelt-nya. 

"Kakak ngapain?" Kimy ketakutan saat Satria secepat kilat pindah ke kursi penumpang yang Kimy duduki, hingga menindihnya.

"Ngasih lu pelajaran biar lu gak songong!" Satria mencondongkan wajahnya seraya mengatur sandaran kursi hingga Kimy terjerab. 

"IBUUUU!"

Satria tak perduli, dia semakin bersemangat menjahili calon istrinya yang terus meronta dalam himpitannya, hingga akhirnya dia merasakan sesuatu yang tiba-tiba meronta di balik celananya.

Oh, shit, kenapa jadi gue yang kepancing si Bocil? 

...Omegaaaaaattt.....

...Kira-kira apaan sih yang meronta di balik celana?...

...Otor Soleha kan otaknya suci, jadi gak tau.. 🤭...

Terpopuler

Comments

She Imoed

She Imoed

makanya jgn suka mancing²😅😅😅

2024-01-19

0

Fatim Ummu Ayes

Fatim Ummu Ayes

si anabul🤭🤭🤭

2023-08-03

1

Wiek Soen

Wiek Soen

si rudal 🤣🤣🤣🤣🤣

2023-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 Permohonan Pembatalan Perjodohan
2 Berkorban
3 Pengganti
4 Calon Teman Hidupmu
5 Kikim?
6 Sang Gitaris
7 Jangan Pegang-pegang!
8 Anak Magang
9 Ayo Kita Nikah Secepatnya!
10 Menyebalkan
11 Konspirasi
12 Negosiasi
13 Bertemu Dengan Calon Mertua
14 Mengunjungi Rumah Baru
15 Ayo Kita Nikah Secepatnya!
16 Senjata Makan Tuan
17 My First Love
18 Ih, Najis!
19 Tragedi
20 Bertemu Calon Ibu Mertua
21 Bobo Siang
22 Rencana Wiratmaja
23 Patah Hati Kimy
24 Penyesalan Kimy
25 Fitting Baju Pengantin
26 Burung Satria
27 Sebuah Tamparan Yang Memalukan
28 Sebuah Penawaran
29 Kimy Menghilang
30 Menikmati Kebebasan
31 Hari Bersejarah
32 First Kiss
33 Digrebek
34 Perfect
35 Kedatangan Pras
36 Strategi
37 Frustasi
38 Sarapan Yang Menggelora
39 Pengganggu
40 Ibu, sih!
41 Enak
42 Ancaman Rahardian
43 Kompetisi
44 Bocil????
45 My Sweet Dream
46 I want you
47 Mantan Perawan
48 "Ya Allah, Gustiiiii!"
49 Awal Dari Sebuah Perdebatan Sengit
50 Amarah Kimy
51 Maaf
52 "Aku belum siap!"
53 Delena
54 Tak Sengaja Berjumpa
55 Grand final
56 Teror
57 "Oppa!"
58 Ungkapan Rasa
59 Menegangkan
60 Ancaman Kimy
61 Persekongkolan
62 Pernikahan Amora
63 Cintai Aku Dengan Sederhana!
64 Perdebatan Sengit
65 Terlanjur Sayang
66 Rahardian
67 Pesta Barbeque
68 Curahan Hati Kimy
69 Alasan Menunda Kehamilan
70 Balon?????
71 Happy Holiday
72 Kimy Diculik????
73 Aku Diculik!
74 Kebodohan Satria
75 Malam Tahun Baru
76 Album Kenangan
77 Mama Delena!
78 25 tahun silam
79 25 tahun untuk Edwin
80 "Aku mau pulang!"
81 Interogasi
82 Titisan Malin Kundang
83 Hamil????
84 "Minta maaflah kepada Cintaku!"
85 Remedial Tes
86 Amora dan Andre
87 Fakta dari Thomas
88 Pemeriksaan Kandungan
89 Sehari Bersama Somay
90 Akhir Cinta Amora
91 Hari Patah Hati Thomas
92 Menyakitkan
93 Rencana Bertemu Mama Mertua
94 Firasat Dina
95 Hari Kelabu
96 Salah Faham
97 "Aku suaminya!"
98 Kimy VS Thomas
99 Depresi
100 Pertemuan
101 Obrolan Sebelum Tidur
102 Kemarahan Satria
103 Pelukan Seorang Ibu
104 Rindu
105 Let's Get Party Till Dawn, Baby!
106 Kembalinya Memori Yang Hilang
107 Bertualang Menemukanmu
108 The Happy Family
109 Pagi Yang Indah
110 The Next Calon Mantu
111 Terima Kasih dan Selamat Jalan
112 Dejavu
113 Nasihat Bijak Ibu Dina
114 Lembaran Baru Amora
115 Sasa
116 Nasi Bebek
117 Persiapan Diri Menuju Restu
118 Persiapan Syukuran Empat Bulanan
119 52 Hari Menanti
120 Pengumuman
121 Cuma Sekedar Ngasih Tau
122 Cuma Menyapa
123 Awal Mula Takdir Bekerja
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Permohonan Pembatalan Perjodohan
2
Berkorban
3
Pengganti
4
Calon Teman Hidupmu
5
Kikim?
6
Sang Gitaris
7
Jangan Pegang-pegang!
8
Anak Magang
9
Ayo Kita Nikah Secepatnya!
10
Menyebalkan
11
Konspirasi
12
Negosiasi
13
Bertemu Dengan Calon Mertua
14
Mengunjungi Rumah Baru
15
Ayo Kita Nikah Secepatnya!
16
Senjata Makan Tuan
17
My First Love
18
Ih, Najis!
19
Tragedi
20
Bertemu Calon Ibu Mertua
21
Bobo Siang
22
Rencana Wiratmaja
23
Patah Hati Kimy
24
Penyesalan Kimy
25
Fitting Baju Pengantin
26
Burung Satria
27
Sebuah Tamparan Yang Memalukan
28
Sebuah Penawaran
29
Kimy Menghilang
30
Menikmati Kebebasan
31
Hari Bersejarah
32
First Kiss
33
Digrebek
34
Perfect
35
Kedatangan Pras
36
Strategi
37
Frustasi
38
Sarapan Yang Menggelora
39
Pengganggu
40
Ibu, sih!
41
Enak
42
Ancaman Rahardian
43
Kompetisi
44
Bocil????
45
My Sweet Dream
46
I want you
47
Mantan Perawan
48
"Ya Allah, Gustiiiii!"
49
Awal Dari Sebuah Perdebatan Sengit
50
Amarah Kimy
51
Maaf
52
"Aku belum siap!"
53
Delena
54
Tak Sengaja Berjumpa
55
Grand final
56
Teror
57
"Oppa!"
58
Ungkapan Rasa
59
Menegangkan
60
Ancaman Kimy
61
Persekongkolan
62
Pernikahan Amora
63
Cintai Aku Dengan Sederhana!
64
Perdebatan Sengit
65
Terlanjur Sayang
66
Rahardian
67
Pesta Barbeque
68
Curahan Hati Kimy
69
Alasan Menunda Kehamilan
70
Balon?????
71
Happy Holiday
72
Kimy Diculik????
73
Aku Diculik!
74
Kebodohan Satria
75
Malam Tahun Baru
76
Album Kenangan
77
Mama Delena!
78
25 tahun silam
79
25 tahun untuk Edwin
80
"Aku mau pulang!"
81
Interogasi
82
Titisan Malin Kundang
83
Hamil????
84
"Minta maaflah kepada Cintaku!"
85
Remedial Tes
86
Amora dan Andre
87
Fakta dari Thomas
88
Pemeriksaan Kandungan
89
Sehari Bersama Somay
90
Akhir Cinta Amora
91
Hari Patah Hati Thomas
92
Menyakitkan
93
Rencana Bertemu Mama Mertua
94
Firasat Dina
95
Hari Kelabu
96
Salah Faham
97
"Aku suaminya!"
98
Kimy VS Thomas
99
Depresi
100
Pertemuan
101
Obrolan Sebelum Tidur
102
Kemarahan Satria
103
Pelukan Seorang Ibu
104
Rindu
105
Let's Get Party Till Dawn, Baby!
106
Kembalinya Memori Yang Hilang
107
Bertualang Menemukanmu
108
The Happy Family
109
Pagi Yang Indah
110
The Next Calon Mantu
111
Terima Kasih dan Selamat Jalan
112
Dejavu
113
Nasihat Bijak Ibu Dina
114
Lembaran Baru Amora
115
Sasa
116
Nasi Bebek
117
Persiapan Diri Menuju Restu
118
Persiapan Syukuran Empat Bulanan
119
52 Hari Menanti
120
Pengumuman
121
Cuma Sekedar Ngasih Tau
122
Cuma Menyapa
123
Awal Mula Takdir Bekerja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!