Jangan Pegang-pegang!

Di hari yang sama Anggara datang ke kediaman sahabat Wiratmaja untuk membahas kelanjutan hubungan cucu-cucu mereka, walaupun tujuan sebenarnya adalah berusaha membujuk Wira agar mau membatalkan perjodohan beda kualitas ini. Bukan kualitas hidup ataupun perbedaan kesenjangan sosial diantara keduanya, tapi perbedaan kualitas dari kedua cucu mereka. Kimy si Lugu yang belum pernah tersentuh oleh pria manapun, harus berhubungan dengan pria yang memiliki dengan jam terbang tinggi di bidang s*ks.

"Aku tau maksudmu datang ke tempatku apa," ujar Wira setelah mendengar basa-basi sahabatnya yang cukup lama. 

"Kalau kamu tau kenapa tidak kamu kabulkan permohonanku?" Suara Anggara mulai meninggi. "Kamu tau cucuku itu gadis polos, seperti mata air yang belum pernah terjamah siapapun. Tapi tidak dengan cucumu, ck," Anggara berdecak. "Bukan maksud aku menghinamu, tapi kamu juga pasti tau kelakuan bejadnya di luaran sana."

Wira hanya mendengarkan ocehan sahabatnya tanpa satu katapun yang ia sangkal. 

"Ternyata kamu sudah menyelidiki latar belakang kehidupan cucuku." Dengan sedikit tertawa dia berbicara seraya menyodorkan cangkir berisi teh yang belum disentuh. 

"Aku harus memastikan kualitas calon suami cucu-cucuku. Aku hanya ingin mereka mendapatkan pria baik yang bisa memberikan kasih sayang yang tulus seperti kasih sayang yang selama ini kami berikan kepada mereka," jawab Anggara, seraya menyeruput teh yang mulai mendingin itu. 

"Begitupun aku," jawab Wira dengan suara pelan. 

"Kumohon, untuk terakhir kali ini aku meminta, batalkan perjodohan ini."

...🌹Flashback On🌹...

Sudah hampir tiga dia menyelidiki kehidupan pribadi cucu kesayangannya, sebenarnya tadinya dia ingin mengetahui siapa wanita yang sedang dekat dengan cucunya, karena sudah hampir kepala tiga, tapi cucunya masih belum pernah membawa seorang wanita pun yang ia bawa untuk diperkenalkan sebagai calon pendamping hidupnya. 

"Bagaimana?" tanyanya pada suruhannya. "Siapa perempuan yang sedang dekat dengan anak itu?" lanjutnya. 

Bola mata pria yang menjadi suruhannya itu terlihat langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, seperti bingung harus menjawab apa. 

"Kenapa?" Wira khawatir. 

"Sejauh ini saya tak pernah melihat dia jalan dengan seorang wanita, tapi—" Dia ragu untuk melanjutkannya. 

"Tapi apa? JELASKAN SEMUANYA!" Pria tua yang masih disegani banyak orang itu terlihat murka. Dia langsung curiga ada yang tidak baik-baik saja dengan cucu kebanggaannya itu. 

"Maaf Pak!" Dia menundukkan kepalanya. "Sejauh ini saya tidak pernah melihat cucu Anda jalan apalagi berkencan dengan perempuan, tapi saya dia sering terlihat tidur dengan wanita-wanita berbeda yang dia pilih di klub." Dengan sedikit ragu dia menyerahkan amplop berukuran coklat kepada pria tua yang duduk di atas singgasananya. 

Perlahan Wira membuka amplop coklat yang ada dihadapannya, menarik perlahan isi yang sepertinya berisi lembaran-lembaran foto yang menunjukkan aktivitas cucunya selama tiga bulan ini. 

Benar saja, banyak foto kegiatan-kegiatan cucunya, dari mulai berangkat kerja, makan dengan kliennya, fitnes, sampai kegiatannya berbelanja kebutuhan hidupnya pun ada membuat Wira menyunggingkan senyumnya tanpa ia sadari, karena cucu kesayangan yang ia rawat dari kecil kini sudah tumbuh besar menjadi pria tampan nan rupawan, tapi wajah Wira langsung berubah raut saat melihat kelakuan cucu yang ia didik dengan sepenuh hati sedang duduk di klub malam dikelilingi oleh beberapa orang wanita dari kelas rendahan. Ada sekitar lima wanita berbeda yang terlihat ia bawa ke kamar hotel dan itu semakin membuat Wira geram dibuatnya. 

Pria tua itu langsung membuka laci meja, merogoh dengan gerakan kasar benda yang ia cari. 

"Anda baik-baik saja Pak?" Pria bertubuh kecil yang menjadi suruhannya itu terlihat khawatir saat melihat pria tua di hadapannya langsung menegak pil dan minum dengan tangan gemetar. 

"Jangan pedulikan aku!" Dia mengibas-ngibaskan tangannya melihat suruhannya berdiri dan seperti akan menghampirinya. "Apa B*jingan itu selalu seperti ini tiap malamnya?" Sambil melempar beberapa foto Satria yang sedang masuk ke kamar hotel bersama seorang wanita bayaran. 

"Tidak Pak, sepertinya dia hanya bersenang-senang saat pikirannya sedang kacau, karena selama tiga bulan saya mengikutinya dia hanya terlihat lima kali pergi ke klub," jawabnya sungguh hati-hati.

"Kamu boleh pergi," ujar pria tua yang masih terlihat gagah di usia senjanya. 

"Aku gagal merawat cucu kesayanganmu. Maafkan aku!" Wira berbicara pada bingkai foto kecil istrinya. "Aku harus bagaimana? Andai kamu masih disini, tak mungkin dia akan seperti itu." Tetes air matanya mengalir tak tertahankan. 

Sejak saat itu Wira terus memikirkan cucu kebanggaannya tersebut, pria muda yang terkenal sangat handal di bidang bisnis itu ternyata menyimpan kehidupan yang kelam. Pikir Wira. 

Hingga akhirnya dia teringat pada perbincangannya dengan sahabatnya dulu yang akan menjodohkan cucu-cucu mereka, saat dia bertemu dengan Kimy di rumah Anggara. 

Gadis ceria dan manja itu mengingatkannya pada kelakuan Satria saat kecil dulu. Dan ide untuk menagih janji itu pun datang saat itu juga, ia pun tahu, Amora gadis yang ia jodohkan dengan cucunya dulu pasti menolak permintaannya, hingga ia pun meminta ditukar dengan Kimy, karena memang itulah keinginannya. 

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Gery menyemburkan kopinya saat melihat perempuan berwajah seperti boneka itu duduk tanpa permisi bersama mereka, dia pun langsung menyadari kekeliruannya. 

"Kenapa lu?" Satria langsung memberikan botol air mineral kepada Gery yang masih terbatuk-batuk.

"Barbie Idup ini calon lu?" ucapnya sambil terbatuk-batuk. 

"Kan tadi udah gue kasih tau ke elu." Satria mengingatkan Gery. 

Gery berusaha mengatur nafasnya dan kembali melirik ke arah perempuan yang terlihat kesal saat menatapnya. Dan kemudian terbahak-bahak entah karena apa. 

"Ada yang aneh sama muka aku?" Kimy bingung, tapi pertanyaan itu membuat Gery semakin terbatuk-batuk. "Apa salahnya sih punya muka cantik kayak aku?" Kali ini Kimy geram. 

"Kagak ada yang salah Neng, cuma lucu aja kalo diajak bobo, berasa ngelonin Barbie." Gery kembali tertawa, bahkan kali ini Satria ikut tersenyum menahan tawanya. 

"Diem lu, entar dia mewek gimana?" Satria pura-pura meninju lengan Gery yang tak kalah berotot dengannya.

"Kalian pada nyebelin tau." Kimy langsung menyambar tasnya agar bisa segera pergi dari para pria mesum itu. 

"Mau kemana Cil?" Satria menahan lengan kecil Kimy. 

"Lepasin! Aku mau pulang!" Kimy berusaha melepaskan cengkraman tangan Satria. 

"Kamu gak mau pamit sama Bos kamu?" Gery menggerak-gerakan alisnya. 

"Maksudnya?" Kimy masih meronta. 

"Dia ini pemilik kafe tempat elu sama temen-temen ngamen Cil. Masa lu kagak tau?" ucap Satria. 

Kimy mendelik ke arah pria yang tak kalah menyebalkan dengan calon suaminya itu. "Bodo amat." Kimy tak peduli. "Awas Kak, aku mau pulang!"

"Elu datang sama gue, balik juga kudu sama gue!" Satria menarik tangan Kimy dan memaksanya duduk. 

"Aku mau pulang sendiri, emang aku anak kecil apa?" ucap Kimy dengan mata melotot ke arah Satria. 

"Emang elu masih kecil, buktinya, noh!" Mata Satria tertuju ke bagian dada gadis bergaun merah muda itu. "Tapi sabar dulu! Kita kan belum foto-foto."

Kimy mengernyit mendengar ucapan Satria. "Ogah!"

"Fotoin kita Nyet!" Dia menyerahkan ponselnya pada Gery, tanpa memperdulikan wajah protes Kimy.

"Siapa juga yang mau foto bareng sama orang mesum kayak kamu?" Kimy meronta saat Satria merangkulnya. 

"Ini tuh sebagai bukti kalau hari ini gue beneran ketemuan sama Lu Cil." Satria memasang senyumnya ke arah kamera. "Bisa diem gak sih lu? Apa lu minta gue c*pok biar sekalian lebih bagus hasilnya?"

"Iya, iya, tapi jangan pegang-pegang aku gini napa, bulu-bulu aku merinding nih jadinya." Kimy memperlihatkan tangannya yang dengan bulu-bulu halus yang berdiri. 

"Badan dia emang penuh setannya!" sambung Gery. 

"****** lu Monyet!" Satria melemparkan sedotan ke arah pria yang sedang memegang ponselnya. 

"Kaaak!" rengek Kimy. "Jangan pegang-pegang!" Dia yang tak biasa disentuh pria menjadi tak nyaman saat Satria dengan santainya menyentuh kulitnya. 

"Elah nih Bocil kayak pajangan musium aja, kagak boleh disentuh." Seraya melepaskan tangannya dari Kimy. 

"Senyum dong! Kayak lagi bikin KTP aja," sindir Gery. 

"Siapa juga yang bisa senyum deket sama orang yang nyebelin gini," jawab Kimy. 

"Wah beneran nantangin gue cip*k nih bocah!" Kembali merangkul tubuh Kimy agar mendekat ke arahnya. 

"IBUUUUU!" Teriak Kimy yang terkejut dengan kelakuan Satria. 

Dan akhirnya senyum keterpaksaan pun terbit dari wajah si cantik Kimy saat Satria memaksanya untuk berfoto dengannya.

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

tapi sayang othor ggak ngadain visual..

2023-06-14

2

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

.

2023-05-03

0

lela94

lela94

aku marahton bc ini😁

2023-03-01

0

lihat semua
Episodes
1 Permohonan Pembatalan Perjodohan
2 Berkorban
3 Pengganti
4 Calon Teman Hidupmu
5 Kikim?
6 Sang Gitaris
7 Jangan Pegang-pegang!
8 Anak Magang
9 Ayo Kita Nikah Secepatnya!
10 Menyebalkan
11 Konspirasi
12 Negosiasi
13 Bertemu Dengan Calon Mertua
14 Mengunjungi Rumah Baru
15 Ayo Kita Nikah Secepatnya!
16 Senjata Makan Tuan
17 My First Love
18 Ih, Najis!
19 Tragedi
20 Bertemu Calon Ibu Mertua
21 Bobo Siang
22 Rencana Wiratmaja
23 Patah Hati Kimy
24 Penyesalan Kimy
25 Fitting Baju Pengantin
26 Burung Satria
27 Sebuah Tamparan Yang Memalukan
28 Sebuah Penawaran
29 Kimy Menghilang
30 Menikmati Kebebasan
31 Hari Bersejarah
32 First Kiss
33 Digrebek
34 Perfect
35 Kedatangan Pras
36 Strategi
37 Frustasi
38 Sarapan Yang Menggelora
39 Pengganggu
40 Ibu, sih!
41 Enak
42 Ancaman Rahardian
43 Kompetisi
44 Bocil????
45 My Sweet Dream
46 I want you
47 Mantan Perawan
48 "Ya Allah, Gustiiiii!"
49 Awal Dari Sebuah Perdebatan Sengit
50 Amarah Kimy
51 Maaf
52 "Aku belum siap!"
53 Delena
54 Tak Sengaja Berjumpa
55 Grand final
56 Teror
57 "Oppa!"
58 Ungkapan Rasa
59 Menegangkan
60 Ancaman Kimy
61 Persekongkolan
62 Pernikahan Amora
63 Cintai Aku Dengan Sederhana!
64 Perdebatan Sengit
65 Terlanjur Sayang
66 Rahardian
67 Pesta Barbeque
68 Curahan Hati Kimy
69 Alasan Menunda Kehamilan
70 Balon?????
71 Happy Holiday
72 Kimy Diculik????
73 Aku Diculik!
74 Kebodohan Satria
75 Malam Tahun Baru
76 Album Kenangan
77 Mama Delena!
78 25 tahun silam
79 25 tahun untuk Edwin
80 "Aku mau pulang!"
81 Interogasi
82 Titisan Malin Kundang
83 Hamil????
84 "Minta maaflah kepada Cintaku!"
85 Remedial Tes
86 Amora dan Andre
87 Fakta dari Thomas
88 Pemeriksaan Kandungan
89 Sehari Bersama Somay
90 Akhir Cinta Amora
91 Hari Patah Hati Thomas
92 Menyakitkan
93 Rencana Bertemu Mama Mertua
94 Firasat Dina
95 Hari Kelabu
96 Salah Faham
97 "Aku suaminya!"
98 Kimy VS Thomas
99 Depresi
100 Pertemuan
101 Obrolan Sebelum Tidur
102 Kemarahan Satria
103 Pelukan Seorang Ibu
104 Rindu
105 Let's Get Party Till Dawn, Baby!
106 Kembalinya Memori Yang Hilang
107 Bertualang Menemukanmu
108 The Happy Family
109 Pagi Yang Indah
110 The Next Calon Mantu
111 Terima Kasih dan Selamat Jalan
112 Dejavu
113 Nasihat Bijak Ibu Dina
114 Lembaran Baru Amora
115 Sasa
116 Nasi Bebek
117 Persiapan Diri Menuju Restu
118 Persiapan Syukuran Empat Bulanan
119 52 Hari Menanti
120 Pengumuman
121 Cuma Sekedar Ngasih Tau
122 Cuma Menyapa
123 Awal Mula Takdir Bekerja
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Permohonan Pembatalan Perjodohan
2
Berkorban
3
Pengganti
4
Calon Teman Hidupmu
5
Kikim?
6
Sang Gitaris
7
Jangan Pegang-pegang!
8
Anak Magang
9
Ayo Kita Nikah Secepatnya!
10
Menyebalkan
11
Konspirasi
12
Negosiasi
13
Bertemu Dengan Calon Mertua
14
Mengunjungi Rumah Baru
15
Ayo Kita Nikah Secepatnya!
16
Senjata Makan Tuan
17
My First Love
18
Ih, Najis!
19
Tragedi
20
Bertemu Calon Ibu Mertua
21
Bobo Siang
22
Rencana Wiratmaja
23
Patah Hati Kimy
24
Penyesalan Kimy
25
Fitting Baju Pengantin
26
Burung Satria
27
Sebuah Tamparan Yang Memalukan
28
Sebuah Penawaran
29
Kimy Menghilang
30
Menikmati Kebebasan
31
Hari Bersejarah
32
First Kiss
33
Digrebek
34
Perfect
35
Kedatangan Pras
36
Strategi
37
Frustasi
38
Sarapan Yang Menggelora
39
Pengganggu
40
Ibu, sih!
41
Enak
42
Ancaman Rahardian
43
Kompetisi
44
Bocil????
45
My Sweet Dream
46
I want you
47
Mantan Perawan
48
"Ya Allah, Gustiiiii!"
49
Awal Dari Sebuah Perdebatan Sengit
50
Amarah Kimy
51
Maaf
52
"Aku belum siap!"
53
Delena
54
Tak Sengaja Berjumpa
55
Grand final
56
Teror
57
"Oppa!"
58
Ungkapan Rasa
59
Menegangkan
60
Ancaman Kimy
61
Persekongkolan
62
Pernikahan Amora
63
Cintai Aku Dengan Sederhana!
64
Perdebatan Sengit
65
Terlanjur Sayang
66
Rahardian
67
Pesta Barbeque
68
Curahan Hati Kimy
69
Alasan Menunda Kehamilan
70
Balon?????
71
Happy Holiday
72
Kimy Diculik????
73
Aku Diculik!
74
Kebodohan Satria
75
Malam Tahun Baru
76
Album Kenangan
77
Mama Delena!
78
25 tahun silam
79
25 tahun untuk Edwin
80
"Aku mau pulang!"
81
Interogasi
82
Titisan Malin Kundang
83
Hamil????
84
"Minta maaflah kepada Cintaku!"
85
Remedial Tes
86
Amora dan Andre
87
Fakta dari Thomas
88
Pemeriksaan Kandungan
89
Sehari Bersama Somay
90
Akhir Cinta Amora
91
Hari Patah Hati Thomas
92
Menyakitkan
93
Rencana Bertemu Mama Mertua
94
Firasat Dina
95
Hari Kelabu
96
Salah Faham
97
"Aku suaminya!"
98
Kimy VS Thomas
99
Depresi
100
Pertemuan
101
Obrolan Sebelum Tidur
102
Kemarahan Satria
103
Pelukan Seorang Ibu
104
Rindu
105
Let's Get Party Till Dawn, Baby!
106
Kembalinya Memori Yang Hilang
107
Bertualang Menemukanmu
108
The Happy Family
109
Pagi Yang Indah
110
The Next Calon Mantu
111
Terima Kasih dan Selamat Jalan
112
Dejavu
113
Nasihat Bijak Ibu Dina
114
Lembaran Baru Amora
115
Sasa
116
Nasi Bebek
117
Persiapan Diri Menuju Restu
118
Persiapan Syukuran Empat Bulanan
119
52 Hari Menanti
120
Pengumuman
121
Cuma Sekedar Ngasih Tau
122
Cuma Menyapa
123
Awal Mula Takdir Bekerja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!