ingin melihat wajahmu

Happy reading...

"Mas Riko," panggil Anna. Ia berjalan perlahan mencoba untuk menggapai suara Riko.

"Mas," panggilnya pelan. Raut wajahnya menegang saat ia meraba tubuh Riko yang terbaring.

"Ini benar kamu, Mas?" tanya Anna lagi.

"Iya, Sayang. Ini aku," sahut Riko menggenggam tangan Anna lalu mengecupnya pelan.

Anna tampak bingung, ia menoleh ke kiri dan kekanan seolah mencari sesuatu. Tak lama ia berkata, " Ma, Pa, mas Riko kenapa? Mas Riko sakit apa?" tanya Anna mulai terlihat panik.

Tidak ada sahutan dari siapapun, hanya bunyi detakan yang entah apa Anna tak tahu.

"Ma, Pa, jawab Anna! Mas, kamu kenapa?" pekiknya dengan wajah yang mulai memerah menahan tangisan.

"Anna, mas tidak apa-apa. Mas hanya kelelahan saja," sahut Riko terdengar semakin lemah.

"Lelah," ucap Anna lirih.

Tak. Tak. Tak.

"Ma, Pa!" sapa seorang pria dari arah pintu.

"Niko!" Viona berseru seraya memeluk Niko.

"Niko?" gumam Anna dalam hati.

"Bagaimana keadaanmu sekarang, Rik? Apa yang di katakan dokter? Hai, Pa!" tanya Niko sambil menyapa papanya. Sesaat pria itu melirik ke arah Anna, namun kemudian tak mengacuhkannya.

"Aku baik-baik saja," dusta Riko.

Niko menatap aneh pada adik juga pada orang tuanya.

"Anna, Sayang. Kenalkan ini kakakku, Niko. Nik, ini istriku, Anna," ucap Riko memperkenalkan dengan suara yang terdengar pelan.

"Mas.."

Riko meminta Niko menjulurkan tangannya. Kemudian pria itu membantu Anna menyalami kakaknya.

"Istri Riko seorang perempuan buta?" batin Niko terkejut.

"Anna, mas bisa minta tolong sebentar?" tanya Riko.

"Bisa, Mas. Mas ingin Anna melakukan apa?" sahut Anna antusias.

"Ikut Dea sebentar, ya. Mas ingin bicara dengan Niko. Kamu sudah makan? Dea akan menemanimu makan, oke?" ucap Riko.

Walaupun terselip rasa kecewa, Anna mencoba untuk mengerti. Niko memang jarang pulang kecuali sekitar dua bulan lalu ia pulang itupun tidak lama.

Dea menuntun Anna ke kantin dekat rumah sakit. Hening dan canggung hanya itu yang terasa diantara mereka. Anna bahkan enggan menyentuh makanannya. Pikirannya berkecamuk mempertanyakan kondisi suaminya.

**

"Apa? Kau sudah gila, Riko!" seru Niko dengan raut wajah menegang.

"Niko, jaga ucapanmu!" hardik Rian, papanya.

Niko mendengus kesal lalu berujar, "Apa-apaan ini, Pa? Disana Niko dipaksa menikahi Alexa oleh kakek. Dan disini... Shit!" umpatnya dengan wajah frustasi.

"Kumohon, Niko!" pinta Riko memelas.

Niko menatap manik Riko untuk sesaat. Tatapan sendu adiknya meluruhkan arogansi dalam dirinya.

"Jadi dia sedang hamil?" tanya Niko.

Riko mengangguk pelan.

"Maaf, karena membebanimu," ucapnya.

"Apa kau akan tenang bila aku mau melakukannya?" tanya Niko.

"Iya," jawab Riko.

"Baiklah. Aku akan mengambil tanggung jawab itu karena kau yang memintanya," ucap Niko pada akhirnya.

"Terima kasih, Kak," ucap Riko sambil meneteskan air mata.

Disisi lain ruangan itu, Viona terisak pilu dalam dekapan suaminya. Rian mengusap-usap punggung Viona dengan tangannya yang bergetar.

Riko mengusap air matanya bersamaan dengan terbukanya pintu ruangan tersebut.

"Kenapa Anna? Makanannya tidak enak?" tanya Riko melihat raut wajah Anna yang di tekuk.

"Neng Anna tidak mau makan, Den," ucap Dea.

" Lho, kenapa sayang? Sini, duduk disamping mas," pinta Riko.

"Anna boleh menginap disini, Mas?" tanya Anna penuh harap.

"Boleh dong, Sayang. Tempat tidur ini cukup untuk kita berdua," sahut Riko yang menghadirkan senyuman di wajah istrinya.

Dea menuntun Anna duduk di bagian kosong tempat tidur di samping Riko. Orang tuanya seakan mengerti pasangan suami istri itu membutuhkan privasi. Mereka pun pamit. Sedangkan Niko sekilas menatap Anna yang sedang meraba wajah Riko dengan senyum hangat diwajahnya.

"Perempuan bod*h!" umpatnya dalam hati.

**

"Kau yakin dengan semua ini, Rian?" tanya Seto, dokter sekaligus sahabatnya.

Mereka sedang berada di ruangan dokter Seto yang berada di salah satu rumah sakit swasta ternama di kota itu.

"Aku bisa apa, To. Anak itu sudah mengambil keputusan. Aku juga kasihan padanya yang sudah lelah menjalani semua ini," sahut Rian pelan.

Pandangannya mengarah pada layar monitor laptop dokter Seto. Dari layar itu ia bisa melihat kebahagian singkat putranya yang sedang di peluk erat Anna. Juga tawa renyah Riko saat Anna menggelitikinya pelan.

Rian meneteskan air mata melihat semua itu. Ingin rasanya ia menghentikan waktu agar kebahagiaan putranya tidak hilang.

Di ruang rawat yang di tempati Riko, pria itu tengah terlentang menatap langit-langit ruangan tersebut. Di dadanya, Anna yang sedang memeluknya tengah menggerak-gerakkan jarinya membentuk abstrak hingga suaminya menahan geli.

"Mas, alat apa itu yang bunyi?" tanya Anna.

"Itu hanya alat yang memang sengaja di pasang disini, Anna."

"Untuk apa?"

"Mas juga tidak tahu," dustanya.

"Anna, dokter bilang akan ada donor mata dalam waktu dekat ini. Mas ingin kamu melakukan pemeriksaan besok. Mudah-mudahan cocok," ucap Riko.

"Tapi, Mas. Anna takut. Kenapa mas Riko ngotot ingin Anna menerima donor itu? Apa mas malu punya istri seperti Anna?" tanya Anna pelan.

"Mas nggak suka ya kalau kamu bicara begitu. Sekarang mas tanya, apa kamu tidak ingin melihat wajah masmu ini?"

"Ingin sekali."

"Apa kamu ingin melihat wajah jelekmu itu di cermin?"

"Ingin, Mas. Iish, Anna nggak jelek. Lagian biar aja jelek, Anna kan sudah punya suami."

Riko terkekeh pelan mendengar jawaban istrinya.

"Mungkin untuk beberapa hari kedepan kita tidak akan bertemu. Kamu harus diperiksa untuk kesiapan operasi nanti."

"Apa harus seperti itu, Mas?"

"Hmm. Kamu jangan khawatir, Dea akan menemanimu sampai operasinya selesai bahkan sampai pemulihannya selesai."

"Kenapa harus Dea, Mas? Kenapa nggak mas aja? Aku maunya mas yang nemenin," rengek Anna.

"Maafkan mas, Sayang. Kali ini mas nggak bisa menemanimu," ucap Riko berat. Suaranya seakan tertahan di tenggorokan.

Anna terlihat kecewa. Namun saat ia membayangkan bisa melihat wajah suaminya, raut wajah itu berganti. Ia memeluk erat suaminya dengan senyum terulas di wajahnya. Sedangkan Riko sekuat yang ia bisa menahan air mata yang siap meluncur menbasahi pipinya.

**

"Gila! Gila!" umpat Niko berulang-ulang.

"Aku datang kesini agar pikiranku tenang dari tekanan kakek tentang pernikahan itu. Tapi sampai disini aku di minta menikahi perempuan buta itu. Aaarrgghh, sial!" pekiknya.

Berkali-kali Niko menghentakkan kedua kaki di atas tempat tidur. Bahkan ia sampai menjambak rambutnya sendiri berharap pening di kepalanya menghilang.

Setelah agak tenang, ia turun dari tempat tidurnya lalu berjalan ke arah lemari untuk mengambil baju ganti. Pandangannya tertuju pada laci dalam lemari pakaiannya. Tubuhnya tiba-tiba bergetar, menatap laci tersebut. Dalam laci itu, ia pernah menyimpan sesuatu beberapa bulan yang lalu.

Dengan ragu di bukanya laci itu. Ia tertegun saat maniknya melihat benda itu masih disana. Benda yang di dapatnya saat melakukan aksi bejatnya.

 

Hai readers!

Semoga kalian suka ya, jangan lupa tinggalkan jejak kalian😊

Terima kasih, salam hangat!

Terpopuler

Comments

Sofi Saja

Sofi Saja

sedih banget ngebayangin Riko../Cry/

2023-10-26

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sehat

2022-11-02

0

Iqlima Syalima

Iqlima Syalima

😭😭😭😭😭😭 padahal cuma novel... kok bisa cedih begini gara2 kak riko...

2022-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Menikahlah denganku!
3 pengakuan Riko
4 hari pernikahan
5 kamar pengantin
6 pindah
7 emosi yang mudah berubah
8 siapa yang sakit?
9 ingin melihat wajahmu
10 penyakit Riko
11 melihat dunia
12 kesedihan Anna
13 lukisan pernikahan
14 permintaan terakhir Riko
15 berpamitan
16 penolakan (bagian 1)
17 penolakan (bagian 2)
18 kegundahan hati Anna
19 kebencian Alexa
20 sandiwara Alexa
21 keputusan Rahardian
22 guru private
23 memeriksakan kandungan
24 Central Park
25 Nenek vs Anna
26 kenangan Niko (bagian 1)
27 kenangan Niko (bagian 2)
28 penuturan Viona (bagian 1)
29 penuturan Viona (bagian 2)
30 salad buah
31 perdebatan di ruang makan
32 bertemu kembali
33 persalinan Anna
34 keras kepala
35 wanita misterius
36 Mama?
37 keinginan Anna
38 menikah?
39 Helena
40 mirip?
41 serangan mendadak
42 americano
43 Niko vs Alexa
44 kenangan Helena
45 kegelisahan hati Niko
46 minuman apa ini?
47 ruang perapian
48 Anna vs Niko (bagian 1)
49 Anna vs Niko (bagian 2)
50 apa itu?
51 Niko vs Bima
52 salju
53 eggnog
54 kebersamaan (bagian 1)
55 kebersamaan (bagian 2)
56 amarah Siska
57 persiapan pulang
58 parfum
59 pulang
60 dejavu
61 hari pertama
62 50 juta
63 masa lalu yang terkuak (bagian 1)
64 masa lalu yang terkuak (bagian 2)
65 kembalinya Bima
66 bertemu
67 kejutan (bagian 1)
68 kejutan (bagian 2)
69 mengetahui kebenaran (bagian 1)
70 koma
71 mengetahui kebenaran (bagian 2)
72 amarah Rian
73 pengakuan Bima (bagian 1)
74 pengakuan Bima (bagian 2)
75 Ma-ma...
76 Anna siuman
77 penjelasan Niko
78 bimbang
79 pulang ke rumah
80 persalinan Alexa
81 berkunjung ke Lapas
82 cerita Niko
83 sudah memaafkan
84 Pa-pa..
85 Clara (tamat)
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Prolog
2
Menikahlah denganku!
3
pengakuan Riko
4
hari pernikahan
5
kamar pengantin
6
pindah
7
emosi yang mudah berubah
8
siapa yang sakit?
9
ingin melihat wajahmu
10
penyakit Riko
11
melihat dunia
12
kesedihan Anna
13
lukisan pernikahan
14
permintaan terakhir Riko
15
berpamitan
16
penolakan (bagian 1)
17
penolakan (bagian 2)
18
kegundahan hati Anna
19
kebencian Alexa
20
sandiwara Alexa
21
keputusan Rahardian
22
guru private
23
memeriksakan kandungan
24
Central Park
25
Nenek vs Anna
26
kenangan Niko (bagian 1)
27
kenangan Niko (bagian 2)
28
penuturan Viona (bagian 1)
29
penuturan Viona (bagian 2)
30
salad buah
31
perdebatan di ruang makan
32
bertemu kembali
33
persalinan Anna
34
keras kepala
35
wanita misterius
36
Mama?
37
keinginan Anna
38
menikah?
39
Helena
40
mirip?
41
serangan mendadak
42
americano
43
Niko vs Alexa
44
kenangan Helena
45
kegelisahan hati Niko
46
minuman apa ini?
47
ruang perapian
48
Anna vs Niko (bagian 1)
49
Anna vs Niko (bagian 2)
50
apa itu?
51
Niko vs Bima
52
salju
53
eggnog
54
kebersamaan (bagian 1)
55
kebersamaan (bagian 2)
56
amarah Siska
57
persiapan pulang
58
parfum
59
pulang
60
dejavu
61
hari pertama
62
50 juta
63
masa lalu yang terkuak (bagian 1)
64
masa lalu yang terkuak (bagian 2)
65
kembalinya Bima
66
bertemu
67
kejutan (bagian 1)
68
kejutan (bagian 2)
69
mengetahui kebenaran (bagian 1)
70
koma
71
mengetahui kebenaran (bagian 2)
72
amarah Rian
73
pengakuan Bima (bagian 1)
74
pengakuan Bima (bagian 2)
75
Ma-ma...
76
Anna siuman
77
penjelasan Niko
78
bimbang
79
pulang ke rumah
80
persalinan Alexa
81
berkunjung ke Lapas
82
cerita Niko
83
sudah memaafkan
84
Pa-pa..
85
Clara (tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!