Raja Pengemis Selatan jadi salah tingkah sendiri dengan sikap Bayu. Kalau saja ia tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa, tentu akan dipukulnya pemuda itu karena sedari tadi seolah-olah mempermainkannya. Disambarnya ayam yang disodorkan Bayu dengan bibir mencibir, Bayu pun melihat itu hanya tersenyum geli.
"Namaku Ramdanu, orang-orang biasa memanggilku ki Ramdanu. Di dunia persilatan orang-orang memberikanku gelar Raja Pengemis Selatan. Hampir semua orang di dunia persilatan ini mengenal dan segan padaku. Tapi rasa-rasanya setelah bertemu denganmu semua jadi sia-sia," keluh Raja Pengemis Selatan
Bayu yang ditatap sedemikian rupa hanya tersenyum sambil tetap bermain-main dengan rajawalinya.
"Baik lah kek, aku pamit dulu. Kelak kita akan bertemu lagi," ucap Bayu. Dalam sekejap saja pemuda itu hilang dari pandangan mata Ki Ramdanu.
"Seperti Iblis saja, lenyap tanpa bekas,” gumam Raja Pengemis Selatan sambil menggeleng-gelengkan kepala antara kagum dan ngeri melihat kesaktian Rajawali Merah.
Sementara itu di Istana Lembah Neraka, semenjak kepergian Rajawali Merah terjadi kehebohan. Beberapa orang anggota tingkat Empat Istana Lembah Neraka nampak tergeletak tewas dengan kepala pecah di sebuah ruangan rahasia yang biasa dijadikan tempat pertemuan orang-orang tertentu anggota Istana Lembah Neraka.
"Dasar tidak berguna! Mengawasi bocah ingusan satu orang saja tidak becus," ucap Raja Iblis Bukit Tengkorak setelah mengetahui Rajawali Merah pergi dari rumah. Padahal dia telah menugaskan beberapa anak buahnya berjaga di kamar sang ketua dan beberapa orang lagi mengikuti kemanapun pemuda itu pergi.
"Kek, saya pergi dulu ingin melihat keramaian. Segala sesuatu urusan di istana saya serahkan ke kakek. Persiapkan saja segala sesuatunya untuk penyerangan ke Benteng Dewa. Tepat pada hari yang ditentukan saya akan tiba di sana."
Secarik kertas yang berisi pesan Rajawali Merah sebelum meninggalkan tempat, diremas Raja Iblis Bukit Tengkorak hingga hancur menjadi debu. Nampak sekali kekesalan pada diri iblis tua tersebut. Empat orang anggota tewas menjadi korban kemarahannya.
"Suwung Panca, cepat suruh orang mencari keberadaan Rajawali Merah. Bila bertemu suruh lekas kembali untuk melakukan persiapan penyerangan," perintah Raja Iblis Bukit Tengkorak kepada murid tertuanya.
"Baik guru," sahut Suwung Panca. Kemudian lelaki itupun bergegas meninggalkan tempat. Lalu dipanggilnya para Empat Naga Penjaga. Diperintahkannya Iblis Kecapi membawa beberapa orang anak buah untuk mencari sang ketua. Setelah melakukan sedikit persiapan, Iblis Kecapi bersama empat orang anggota tingkat keempat meninggalkan Lembah Neraka mencari keberadaan ketua mereka.
Di tempat lain, Bayu Aruna tiba di sebuah danau kecil yang begitu indah. Terdapat bebatuan bersusun rapi di tepi danau sebelah kanan. Di sekitar danau ditumbuhi pohon bambu yang lebat. Di sudut bagian kirinya terdapat tanaman anggrek yang indah, seolah taman yang dipelihara. Setelah menengok kesana kemari pemuda itu melepas seluruh pakaiannya lalu menceburkan diri ke dalam danau. Seketika dari dalam danau muncul gelembung-gelembung air cukup besar. Seandainya ada orang di sana, tentu orang itu akan mengira Bayu sedang kentut di dalam air. Padahal sebenarnya ini disebabkan tenaga sakti di dalam tubuh pemuda itu memancar secara alami.
"Hei! Siapa kau berani tanpa izin mandi di tempatku?" tiba-tiba saja Bayu dikejutkan teriakan suara seorang perempuan yang menegurnya mandi di tempat itu. Dengan cepat pemuda itu berkelebat mengambil pakaian lalu pergi ke pohon bambu yang rindang untuk memakainya.
Setelah mengenakan pakaiannya yang berwarna merah kesukaannya, pemuda itu celingukan mencari datangnya suara. Walau menggunakan baju merah, pemuda itu masih menyembunyikan identitasnya, dengan tidak menggunakan jubah dan baju yang berlambang Istana Lembah Neraka. Saat pandangannya tertuju pada taman anggrek yang tak jauh berada dari danau tempat ia mandi, di sana telah berdiri gadis tanggung berusia sekitar empat belas tahun dengan mata mendelik ke arah Bayu.
"Siapa kau bocah cabul? Mandi di tempat orang tanpa izin, tak berpakaian pula," tanya gadis itu galak.
Bayu yang diejek sebagai bocah cabul mukanya langsung memerah antara jengah dan marah. Sesaat ditatapnya wajah gadis yang mengatakannya sebagai bocah cabul itu sejenak, lalu melesat meninggalkan tempat itu tanpa sepatah kata.
"Hei!" seru gadis itu tertahan, karena tiba-tiba orang yang dipergoki mandi di tempatnya itu telah lenyap. Sambil menghentak-hentakan kaki, gadis itu bersungut-sungut kesal. Namun tak lama kemudian ia pun tersenyum geli mengingat kejadian tadi di mana wajah pemuda yang dikata-katainya memerah seperti kepiting rebus menahan marah dan malu. Lalu gadis itupun mulai bernyanyi-nyanyi sambil merawat kebun anggreknya.
Bayu yang sebenarnya agak kesal dengan ucapan gadis itu, tidak benar-benar pergi meninggalkan tempat itu. Ia hanya bersembunyi tak jauh dari sana sambil memandangi gadis yang sudah membuatnya malu. Harga dirinya terasa terusik. Hanya saja melihat lawannya adalah seorang gadis yang lebih muda darinya, pemuda itu enggan memperpanjang urusan.
“Hahaha...”
Baru saja Rajawali merah hendak angkat kaki dari tempat itu, tiba-tiba terdengar suara tawa menggelegar menyakitkan telinga. Terlihat gadis yang sedang merawat tanaman anggrek itu menutupi telinganya terlihat seperti orang kesakitan. Bayu pun tak jadi meninggalkan tempat itu. Ia tetap berdiam di tempatnya melihat keadaan. Walaupun suara tawa itu mengandung pengerahan tenaga dalam yang tinggi tapi tak sedikitpun ia terpengaruh.
"Ayaahhh... Tolong!" teriak si gadis merasa sudah tak sanggup lagi menahan serangan berupa tawa yang mengandung tenaga dalam.
Tak lama kemudian terdengar suara suling yang merdu. Suara suling itu bahkan menindih suara tawa sehingga membuat pengaruh serangan menghilang. Lalu muncul seorang lelaki dengan menggunakan baju dalaman biru dan baju luarnya berwarna hitam sehingga menampakkan kegagahannya. Orang itupun menghampiri si gadis yang sedang menutup telinganya.
"Ayah," seru gadis itu seraya menghampiri dan memeluk lelaki yang baru datang. Sang ayah pun tersenyum.
"Kala Geni, keluarlah! Jangan hanya bisa menindas orang muda, kecuali nyalimu sudah terbang bila berhadapan denganku si Seruling Maut," teriak lelaki itu.
Tak lama berdatangan lima orang di sana. Tampang mereka terlihat lucu dan juga menyeramkan. Ada yang rambut, jambang, dan jenggotnya berwarna kemerahan. Kumis tebalnya pun berwarna merah. Lelaki di sebelahnya terlihat lucu, tingginya hanya seukuran bocah lima tahun, tapi tampangnya terlihat seperti kakek-kakek. Orang ketiga terlihat sangat jangkung, mungkin tingginya lebih dari dua meter. Hanya saja wajahnya seperti anak-anak sehingga terlihat sangat lucu. Orang ke empat hanya memiliki tubuh sebatas paha, kakinya buntung keduanya, namun wajahnya terlihat cukup tampan. Lelaki buntung itu di gendong oleh orang kelima seorang perempuan yang matanya buta. Penampilannya seperti orang tidak terurus. Dengan rambut riap-riapan mirip seperti dedemit. Merekalah yang dalam dunia persilatan dikenal dengan sebutan Lima Manusia Aneh dari gunung larangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Lonely One
sekali sekali tokohnya dari dunia hitam
2023-04-29
1
Ayi Hadi
lanjuuuuuut
2022-11-12
0
Lingga Pacina
💪👍🙏💯
2022-03-01
0