Mendengar ejekan Raja Pengemis dari Selatan yang menyebut mereka dua lalat busuk sontak membuat Betina Pemangsa Kumbang dan Maung hitam menggebrak meja secara bersamaan dengan marah.
"Bedebah kau pengemis bau! Bosan hidup kau rupanya hingga berani menghina kami!" bentak Maung Hitam yang lebih emosi dari adik seperguruannya. Lelaki brewokan itupun melempar guci araknya ke arah pengemis tua. Benda itu meluncur dengan amat cepat.
Pranggg...
Guci arak yang dilempar menggunakan tenaga dalam itupun pecah terkena hantaman tongkat Raja Pengemis Selatan. Sengaja lelaki itu menghantam guci itu saat dekat dengannya, dengan tujuan isi di dalamnya tumpah dan mengenai pemuda di dekatnya itu untuk memberi sedikit pelajaran. Agak dongkol juga pengemis itu yang menganggap Rajawali Merah tak memandang sedikitpun keberadaannya. Padahal bisa saja ia menangkap guci itu tanpa memecahkannya.
Namun apa yang terjadi malah membuat Pengemis tua itu terkejut setengah mati. Arak yang memercik ke arah pemuda tersebut memang mengenai hidangan yang ada di depannya, namun tak sedikitpun mengenai pemuda tersebut. Arak yang memancar seolah-olah terlihat menghantam sebuah tembok yang tak terlihat, sehingga nampak berhenti sebelum mengenai pemuda tersebut. Sekejap Raja Pengemis Selatan sempat melihat kilat di mata si pemuda, dengan cepat dia menyimpulkan si pemuda bukanlah orang sembarangan, bahkan memiliki ilmu yang sulit diukur ketinggiannya.
Raja Pengemis pun dengan wajah pucat bangkit dari tempat duduknya. Setelah memberi hormat ke arah Rajawali Merah yang disimpulkannya merupakan tokoh kosen yang sedang menyamar, iapun pergi meninggalkan tempat itu sekelebat menggunakan ilmu meringankan tubuhnya.
“Hahaha...”
Kedua bersaudara nyi Lasmi dan Maung Hitam yang tak mengetahui kejadian sebenarnya, mengira si Raja Pengemis takut akan kehebatan Maung Hitam, tertawa mengejek kepergian pengemis tua.
Rajawali Merah yang sudah sejak tadi dongkol dengan perlakuan orang-orang kepadanya. Dengan hanya mengibaskan tangannya ke arah dua orang gembong aliran hitam itu, membuat keduanya tiba-tiba roboh tewas tanpa diketahui penyebabnya. Setelah meninggalkan lima keping perak di mejanya, pemuda itupun melesat meninggalkan tempat itu.
Tak berapa lama setelah kepergian Rajawali Merah, Raja Pengemis Selatan itu muncul kembali di tempat itu. Rupanya ia tidak benar-benar pergi, melainkan hanya bersembunyi, mengintip tak jauh dari tempat itu.
"Sudah kuduga, pemuda itu bukan orang biasa, bahkan kemampuan yang dimilikinya sungguh sangat mengerikan. Hanya dengan dua butir nasi mampu membinasakan Betina Pemangsa Kumbang dan Maung Hitam ini. Padahal jarak pemuda itu dengan kedua orang ini cukup jauh. Aku sendiri belum tentu mampu mengimbangi salah satu dari mereka." gumam Raja Pengemis Selatan setelah melihat keadaan mayat kedua orang itu. Pada tenggorokan mereka melesak sebutir nasi, bukan hanya itu, pembuluh darah pada kedua mayat tersebut tampak pecah di semua tempat, sehingga dari pori-pori mereka merembes darah.
Sesaat Raja Pengemis Selatan menengok ke sana kemari. Takut juga orang tua itu kalau-kalau si Pemuda datang kembali. Setelah dirasa aman, diapun juga melesat meninggalkan tempat itu. Tak berapa lama kemudian rumah makan itu heboh dengan ditemukan dua mayat dalam keadaan sangat mengerikan.
Setelah keluar dari rumah makan, Raja Pengemis Selatan berlari sekencang-kencangnya dengan perasaan cemas. Tak lama laki-laki itu berlari menggunakan ilmu meringankan tubuhnya, sekelebatan dilihatnya bayangan putih berada di sisinya terus bergerak cepat ke arah mana pengemis itu berlari. Bayangan itu selalu berada disisi kanannya. secepat apapun dia berlari, secepat itu juga bayangan itu menyertainya. Dengan rasa penasaran dan mengesampingkan ketakutannya Raja Pengemis Selatan menghentikan larinya. Namun bayangan yang dilihatnya selalu menyertainya di sebelah kanan, sudah tidak ada. Lelaki tua itu berlari, seketika bayangan putih itu kembali menyertainya.
Kekhawatiran mulai merayapi benak Raja Pengemis Selatan, dengan sekuat tenaga lelaki tua itu berlari menggunakan ilmu meringankan tubuhnya pada tingkat tertinggi yang dimilikinya. Namun tak sedikitpun bayangan putih itu berubah jaraknya. Setelah begitu lama dia berlari, iapun mulai kelelahan, tiba tiba...
Tap tap...
Bayangan putih itu menyambar tubuh Raja Pengemis Selatan dengan sangat cepat. Tanpa sempat mengelak tubuhnya dibawa orang bayangan putih dengan cepat sekali. Dengan kemampuannya tergolong tokoh persilatan angkatan tua, masih belum bisa melihat ke depan, saking cepatnya orang itu membawanya. Hampir sesak nafasnya melawan laju angin yang diakibatkan kecepatan itu. Sampai akhirnya Raja Pengemis Selatan pingsan dibawa bayangan putih berlari dengan sangat cepatnya.
Raja Pengemis Selatan mulai tersadar betapa kagetnya ketika ia melihat bumi yang dilihatnya terbalik berada di atas. Ternyata lelaki itu sedang terikat di salah satu pohon, dengan posisi terbalik. Kakinya diikat menggantung pada salah satu dahan. Sejenak ia mengingat-ingat kembali kejadian sebelum dia terikat. Terakhir yang dapat ia ingat dibawa oleh seseorang yang entah siapa berlari secepat kilat.
"Sudah siuman Kek?" tegur seseorang mengejutkan lamunan kakek pengemis itu. Betapa kagetnya dia ternyata tepat di samping kanannya seorang pemuda berbaju putih sedang duduk bermain dengan seekor rajawali di tangannya. Raja Pengemis Selatan sontak menggigil ketakutan ketika tahu bahwa orang yang mengajaknya berbicara adalah pemuda yang ditemuinya di rumah makan tadi. Ia khawatir nyawanya tak akan lama lagi berada di tubuh tuanya.
"Bunuh lah aku anak muda, jangan kau hina aku seperti ini. Begini-begini aku adalah Ketua Perkumpulan Pengemis yang dihormati,” rengeknya yang sangat penasaran atas perlakuan orang terhadap dirinya.
Tap...
Slurp...
Sebuah potongan ayam melayang dan menyumpal pengemis itu.
“Uhuk uhuk...”
“Puihh...”
Raja Pengemis Selatan tersedak oleh potongan ayam yang tiba-tiba masuk ke mulutnya, kakek tua itupun menyemburkan ayam dari mulutnya dengan kalap.
"Hehehe..." kekeh pemuda itu renyah. "Kau seperti pengemis mabuk, Kakek,” canda pemuda itu. Dari sikapnya, nampak Rajawali Merah tidak berniat membunuh kakek itu. Terlihat dia hanya mempermainkan Raja Pengemis Selatan.
Buk..
Dengan melempar selembar daun kering di dekatnya, pemuda itu memutuskan tali yang mengikat Raja Pengemis Selatan. Setelah tali itu putus sontak ia jatuh. Memang ia tak menduga akan dilepaskan pemuda itu hingga tidak siap saat tali yang mengikat kakinya putus. Perlahan kakek tua itu bangkit dan duduk menghampiri Rajawali Merah.
"Siapakah kau anak muda?" mengapa kau tidak membunuhku malah melepaskanku" tanya Raja Pengemis Selatan penasaran.
"Namaku Bayu Aruna. Aku juga tidak tahu mengapa tidak membunuhmu saja," sahutnya tersenyum geli seperti masih mempermainkan kakek itu. Namun ia sendiri sebenarnya tidak habis pikir malah merasa iba dengan kakek pengemis tersebut. Bahkan tanpa segan menyebutkan nama aslinya.
"Bukan namamu yang ku maksud, tapi gelar atau apa saja yang bisa membuat aku yang tua ini mengenali latar belakangmu. Kulihat ketinggian ilmu yang kau miliki mencapai tarap kesempurnaan yang sulit untuk diukur ketinggiannya,” sahut Raja Pengemis Selatan
"Siapa namamu Kek?" tanya Bayu tanpa menghiraukan pertanyaan Raja Pengemis Selatan sambil menyodorkan sepotong paha ayam sisa makanan yang ia santap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Ayi Hadi
lanjuuuut up
2022-11-12
0
shadow life
yes
2022-08-30
0
shadow life
ya
2022-08-30
0