...ILMU TUJUH GERBANG ALAM SEMESTA ...
...Episode 5...
Di sebuah tanah lapang salah satu tempat di Lembah Neraka, tampak beberapa orang sedang mengepung seorang pemuda berpakaian serba merah. Pemuda itu tak lain adalah ketua Perkumpulan Istana Lembah Neraka. Sedangkan yang mengepungnya adalah anak buahnya sendiri para anggota tingkat kedua, atau yang disebut Empat Naga Penjaga. Mereka adalah Pendekar Tongkat Emas, Dewi Pedang Khayangan, Datuk Sesat Seribu Wisa, dan Iblis Kecapi. Keempatnya merupakan orang-orang hebat di dunia persilatan yang jarang ada tandingannya.
Anggota tingkat kedua dari Istana Lembah Neraka ini terdiri dari enam orang sakti. Dua orang lainnya adalah dua Iblis Pelebur Sukma. Dua tokoh sesat itu menempati kedudukan sebagai hakim atau penegak aturan di perkumpulan tersebut. Sedangkan yang berada ditingkat pertama, atau tingkat tertinggi di keanggotaan Perkumpulan Istana Lembah Neraka tidak lain adalah Empat Sakti Dunia Persilatan.
Di tempat itu terlihat Empat Naga Penjaga mulai kewalahan. Beberapa kali mereka terpental saat mendekati Rajawali merah. Padahal anak muda itu masih diam dan memejamkan mata. Namun yang menakjubkan keadaan anak muda itu seperti melayang di udara. Dari badannya memancar uap berbentuk embun halus. Hawa di tempat itu pun berubah menjadi dingin sekali.
Tak lama kemudian Raja Iblis Bukit Tengkorak bersama kedua orang muridnya berada di tempat itu.
Tring… Tring…
Raja Iblis Bukit Tengkorak membunyikan loncengnya. Sekelebat Tiga Dewa Dunia Persilatan pun tiba di tempat itu. Sekali lagi Raja Iblis Bukit Tengkorak membunyikan loncengnya. Ketiga tokoh sakti yang berada di bawah pengaruh lonceng itupun melesat ke arah Rajawali Merah. Serentak mereka menyerang memberikan totokan ketitik lumpuh anak muda itu. Namun tanpa membuka mata, Rajawali Merah bergerak indah menghindar.
Raja Iblis Bukit Tengkorak bersama kedua muridnya turut turun membantu. Satu orang dikeroyok sepuluh orang tokoh sakti, tapi tak sedikitpun anak muda itu kelihatan terdesak. Serangan tokoh-tokoh sakti itu semakin hebat, terlihat mereka tak berniat melukai pemuda itu. Serangan serangan mereka hanya berniat melumpuhkan. Namun karena itulah mereka sering kali harus bergulingan menghindari serangan balasan dari Rajawali Merah.
“Hahaha...” tawa menggelegar keluar dari mulut pemuda itu. Gerakan dan kecepatan pemuda itu mulai meningkat. Kali ini serangannya mulai sangat membahayakan. Butiran embun yang keluar dari tubuh pemuda itu kian menebal, namun hawa di sekitar yang tadinya dingin berubah menjadi panas.
Dukk..
“Ukh,” Datuk Sesat Seribu Wisa terjengkang sejauh tiga tombak. Dari mulutnya menyembur darah segar. Nampak dia terluka dalam. Tubuhnya lemas tak mampu berdiri. Diapun pingsan.
“Akkhh!”
Satu orang lagi yang terkena tendangan Rajawali Merah. Orang itupun terlempar menimpa pohon yang ada di sana. Pohon seketika tumbang. Tak berbeda dengan Datuk Sesat Seribu Wisa, lelaki yg ternyata Pendekar Tongkat Emas itupun pingsan seketika.
“Guru, kalau seperti ini terus bisa tumbang semua kita ini,” teriak salah seorang murid Raja Iblis Bukit Tengkorak.
“Ketua! Sadarlah!” teriak Raja Iblis Bukit Tengkorak.
Wush...
Sambil tertawa-tawa seperti orang gila, Rajawali Merah mengibaskan tangannya ke arah Raja Iblis Bukit Tengkorak. Dari kibasan itu meluncur serangkum angin kuat yang cepat sekali menyerang ke arah lelaki tua itu. Tanpa sempat menghindar Raja Iblis Bukit Tengkorak terkena angin tersebut.
“Akh!”
Raja Iblis Bukit Tengkorak terlempar sejauh tujuh tombak. Pakaiannya di bagian dada nampak bolong, gosong terbakar. Dari mulutnya keluar darah kehitaman menandakan dia mengalami luka dalam yang hebat. Iapun segera duduk mengatur pernapasan untuk memulihkan diri.
“Hati-hati, ketua sudah menggunakan ilmu tujuh gerbang Alam semesta tingkat dua!” teriak lelaki tua itu mengingatkan yang lainnya.
Satu persatu pengeroyok Rajawali Merah terjengkang roboh. Untung saja mereka hanya pingsan ataupun lemas karena luka dalam, tak sampai merenggut nyawa. Kini yang tersisa hanya Tiga Dewa Dunia Persilatan saja. Hal ini bukan saja karena kemampuan mereka yang hebat, tapi karena pengaruh lonceng di tangan Raja Iblis Bukit Tengkorak yang membuat mereka tak bisa berhenti bertarung. Tidak sekali dua mereka terlempar. Bahkan sebenarnya keadaan ketiganya sudah sangat menggenaskan penuh dengan luka. Namun pengaruh lonceng pengikat jiwa itu membuat mereka tak pernah merasakan kesakitan walau raga mereka sudah terluka parah.
Tenaga yang dipancarkan Rajawali Merah semakin hebat, beberapa pepohonan dan rumput di sekitar Rajawali Merah mulai terbakar tersambar hawa panas yang keluar dari tubuh Rajawali Merah.
Tiga Dewa Dunia Persilatan sudah sangat terdesak, walau mereka berjumlah tiga orang, tapi merekalah yang jadi bulan-bulanan Rajawali Merah. Kalau tidak segera diakhiri, tiga orang sakti itu pasti akan tewas.
“Aaaaakkhh!”
Tiba-tiba Rajawali Merah memekik keras seperti orang kesakitan, tubuhnya melambung ke udara dan berhenti di atas sekitar tiga tombak dari tanah. Tubuhnya melayang bagaikan terbang. Butiran embun yang keluar dari tubuhnya semakin banyak dan deras. Namun kali ini hawa yang dipancarkan bukan hanya hawa panas tapi bercampur dengan hawa dingin.
Hawa panas dan dingin yang keluar dari tubuh Rajawali Merah semakin hebat, kini perpaduan dua hawa itu menimbulkan getaran listrik. Sesekali dari tubuh Rajawali merah yang diliputi embun tipis itu memancarkan gelombang listrik. Semakin lama semakin sering tenaga sakti itu memancarkan gelombang listrik, sehingga membuat tubuh Rajawali Merah diliputi embun dan geledek.
Ctarrr...
Blarrr...
Gelombang listrik yang keluar dari tubuh ketua Istana Lembah Neraka itu mulai menyambar-nyambar apa yang ada di sekitarnya. Beberapa pohon dan batu yang tersambar langsung hancur berkeping-keping. Bahkan gelombang listrik itu sesekali menyambar ke arah tokoh-tokoh Istana Lembah Neraka yang ada di sana. Tak pelak mereka harus jumpalitan menghindari sambaran tenaga dahsyat tersebut.
Mata Rajawali Merah mulai memancarkan kilat. Sekilas terlihat sangat menakutkan. Sedangkan di tempat itu mulai berdatangan orang-orang Istana Lembah Neraka. Sedikitnya ada lima puluhan orang berkumpul di sana, mendengar suara ribut-ribut dan pertarungan di tempat itu sehingga pimpinan kelompok mereka berinisiatif untuk menyerbu tempat itu. Alangkah terkejutnya mereka saat tiba di sana ternyata yang sedang bertarung adalah ketua mereka sendiri, yang mereka kenali dari pakaian dan topeng yang dikenakan.
“Hati-hati, ketua sedang mencoba kekuatannya, jangan mendekat!” teriak Raja Iblis Bukit Tengkorak. Orang tua itu sengaja mnagatakan hal itu supaya para anggota yang lain tidak ada yang menduga bahwa ketua mereka sedang lepas kendali dan tak sadarkan diri. Tentu ini akan menjadi pertanyaan para anggotanya. Serentak orang-orang yang baru datang mundur menjauh dari tempat itu. Selain mendengar perintah sang pelindung perkumpulan yaitu Raja Iblis Bukit Tengkorak, mereka juga keder melihat petir yang menyambar-nyambar dari ketua mereka.
Tring... Tring...
Raja Iblis Bukit Tengkorak kembali membunyikan lonceng pengikat jiwanya. Serentak tiga orang sakti yang bergelar Tiga Dewa Dunia Persilatan itu, menjauh dari Rajawali Merah dan melesat ke belakang. Nampak keadaan mereka penuh dengan luka-luka. Namun pengaruh lonceng pengikat jiwa membuat mereka tak merasakannya sama sekali.
“Guru, apakah ketua tidak bisa dikendalikan dengan lonceng pengikat jiwa?” tanya orang kedua dari dua iblis pelebur sukma.
“Tak akan mempan, Darma Pati. Orang yang menguasai ilmu tujuh gerbang lingkaran semesta tak akan mempan oleh pengaruh racun dan sihir ataupun lonceng pengikat jiwa. Ilmu ini hanya bisa dikalahkan oleh orang yang memiliki ilmu serupa dengan tingkatan yang lebih tinggi,” jawab Raja Iblis Bukit Tengkorak. “Sekarang ketua sedang menggunakan tingkat ke tiga dari ilmu tersebut, akan sangat sulit kita menghentikannya,” tambahnya.
Sementara itu, kekuatan yang dipancarkan Rajawali Merah semakin kuat. Bahkan orang-orang yang ada di sana harus menjauh sekitar sepuluh tombak. Kali ini bukan hanya gelombang berkekuatan listrik yang muncul. Bahkan angin kencang mulai melanda tempat itu. Angin yang seperti badai topan itu memancar keluar dari pancaran kekuatan Rajawali Merah. Pohon-pohon di tempat itu mulai tercabut hingga akarnya, beterbangan. Orang-orang Istana Lembah Neraka mundur semakin jauh. Beberapa orang anggota tingkat ke empat yang memiliki kemampuan rendah, terbawa sapuan badai yang diciptakan kekuatan Rajawali Merah. Tubuh mereka terombang ambing layaknya kapas.
“Tingkat ke empat ilmu tujuh gerbang Alam semesta,” gumam Raja Iblis Bukit Tengkorak.
Bersambung...
...---- ILMU TUJUH GERBANG ALAM SEMESTA ----...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
guntur moch
Terus Musuhnya Nanti Sekuat Apa
2024-09-09
0
Ayi Hadi
lanjuuuut
2022-11-12
0
Iing Nasikhin
aku gk paham alur ceritaya
2022-06-23
0