Jesslyn dan Sunny tidak dapat berkata apa-apa saat melihat boutique milik mereka berdiri kembali dengan kokoh setelah insiden kebakaran satu bulan yang lalu. Bahkan boutique itu kini jauh besar dan lebih megah dari boutique mereka yang sebelumnya.
Dan boutique itu memiliki dua lantai, Jesslyn sungguh tidak menyangka bila Lucas akan menepati ucapannya.
Air mata haru mengalir dari sudut mata Jesslyn yang kemudian turun dan membasahi wajah cantiknya.
"Lucas, ini....?"
"Anggap saja sebagai kado ulang tahun dariku, bukankah hari ini adalah ulang tahunmu yang ke 23?" Ucap Lucas.
Sontak Jesslyn menoleh, menatap Lucas tak percaya. "Kau tau hari ini ulang tahunku?" Lucas mengangguk.
"Dan bisakah kita masuk sekarang? Aku sudah sangat penasaran." Ucap Sunny begitu antusias.
"Masuklah."
Tanpa menghiraukan Jesslyn yang belum beranjak satu inci pun dari tempatnya berdiri, Sunny langsung nyelonong masuk tanpa menghiraukan sahabatnya tersebut. Jesslyn menghela nafas, menggelengkan kepala melihat Sunny yang begitu antusias.
"Aaaahhh...."
Dengan sigap Lucas menahan tubuh Jesslyn yang nyaris terjungkal karna tidak sengaja tersandung kakinya sendiri. Salah satu tangan Lucas melingkari punggung Jesslyn sedangkan tangan Jesslyn memeluk leher Lucas, iris berbeda warna milik mereka saling bersirobok untuk beberapa saat.
Lucas merasakan debaran aneh saat menatap sepasang iris bening yang memantulkan sinar matahari tersebut. Keduanya terpaku, seolah-olah terserap pada keindahan mata masing-masing. Waktu seakan berhenti, dan teriknya matahari seolah terlupakan.
Jesslyn segera tersadar dan buru-buru mengakhiri kontak mata itu. Antara gugup dan malu, wajahnya memerah dengan degupan jantung menggila. Lucas melepaskan pelukannya pada punggung Jesslyn,.
"Terimakasih, mungkin aku sudah terjatuh jika kau tidak menangkap ku." Ucap Jesslyn sambil memalingkan wajah.
"Bukan hal besar." Jawab Lucas datar.
Kemudian mereka melangkahkan kakinya dan berjalan beriringan memasuki boutique. Jessline menghentikan langkahnya dan iris hazel nya menyapu pada setiap sudut ruangan.
Puluhan bahkan ratusan pakaian wanita mulai dari gaun pesta, dress, blus berenda sampai pakaian casual hasil rancangan Desainer ternama memenuhi boutique barunya. Antara terharu dan tidak percaya jika Lucas melakukan semua ini untuk dirinya, dan Jesslyn tidak tau berapa banyak uang yang harus Lucas keluarkan untuk semuanya.
Jesslyn berjalan menuju deretan gaun pesta yang berada di sebuah ruangan dengan kaca bening sebagai pembatasnya. Gaun-gaun itu terpajang pada sebuah Mannequin dan tergantung di beberapa titik, pandangannya kembali menyapu, tampak sebuah lampu kristal menggantung di langit-langit ruangan.
"Kau merasa menyukainya?" ucap Lucas yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Jesslyn.
Gadis itu kemudian menoleh dan menatap Lucas dengan tatapan tak terbaca, kemudian sudut bibirnya tertarik ke atas. "Ya, aku sangat menyukainya." Jawabnya dengan senyum yang sama.
"Kau tidak perlu mencemaskan hal serupa akan kembali terulang karna tempat ini sudah di lindungi dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi. Dua orang di sana itu bernama Tao dan Kai, mereka berdua adalah orang-orang ku yang bisa diandalkan. Dan jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan mereka jika kau maupun sahabatmu itu sedang mengalami kesulitan." Tutur Lucas panjang lebar.
Jesslyn mengangguk. "Baiklah, aku mengerti."
"Aku masih ada urusan, aku pergi dulu." Lucas menepuk bahu Jesslyn dan meninggalkan gadis itu begitu saja. Kemudian Jesslyn berjalan menuju ruang kerjanya, dia sudah sangat tidak sabar untuk melihat ruangan barunya.
Jesslyn membuka pintu berpelitur elegant itu dengan perlahan. Matanya tak berkedip dengan mulut setengah terbuka melihat bagaimana mewahnya ruangan barunya.
Ruangan itu dua kali lebih besar dari ruangan Jesslyn yang sebelumnya dengan berbagai fasilitas yang akan membuatnya tidak merasa bosan meskipun seharian berada di ruang kerjanya apalagi dengan taman mawar di depan jendela kacanya.
"JESSLYN!"
Jesslyn terlonjak kaget karna ulan Sunny yang datang-datang membuat keributan. Bahkan gadis bereyesmile itu tidak peduli dengan tatapan tajam sahabatnya tersebut.
"Apa kau ingin membuatku tuli, eo?" amuk Jesslyn namun dihiraukan oleh Sunny.
"Jesslyn, katakan jika semua ini mimpi? Katakan jika kita sedang bermimpi dan bisakah kau mencubitku agar aku yakin jika semuanya nyata."
"Dasar bodoh, tentu saja semuanya nyata. Keluarlah, aku harus menyelesaikan pekerjaanku." Usir Jesslyn seraya mendorong tubuh Sunny menuju pintu. Gadis itu mendesah berat, ini adalah awal dari segalanya dan dia harus memulainya dengan penuh semangat.
.
Hanna menghentikan mobilnya saat melewati Boutique milik Jesslyn. Hanna begitu terkejut saat melihat Boutique itu sudah kembali seperti semula hanya dalam hitungan hari saja, bahkan boutique itu jauh lebih besar dan megah dari Boutique Jesslyn yang sebelumnya.
Karna terlalu larut dalam pemikirannya, sampai-sampai Hanna tidak menyadari kedatangan seseorang di sana. "Apa yang sedang kau lakukan di sini? Apa kau datang hanya untuk memata-matai Boutique milik kakakmu?" tanya orang itu dan membuat Hanna terkejut.
"Kakak ipar!" pekiknya kaget. "A-apa maksudmu? Ja-jangan sembarangan menuduh, lagi pula siapa juga yang ingin memata-matai tempat ini dan kebetulan aku tidak sengaja lewat." Jelas Hanna.
"Kalau begitu untuk apa lagi kau masih di sini? Pergilah, karna keberadaan mu di sini hanya merusak pemandangan." Sinis Lucas dengan nada ketus.
"Kau .... benar-benar menyebalkan." Hanna menghidupkan kembali mesin mobilnya, dan dalam hitungan detik, mobil itu melesat jauh meninggalkan Boutique milik Jesslyn.
Dan sepanjang perjalanan Hanna terus saja ngomel-ngomel tidak jelas, antara kesal dan marah bercampur menjadi satu. Hanna menambah kecepatan pada mobilnya, dia terlalu malas untuk pergi ke mana pun dam Hanna memutuskan untuk langsung pulang ke rumah.
BRAKKK...
Dobrakan keras pada pintu membuat Jennifer terlonjak kaget, dan nyaris saja vas bunga mahal kesayangannya terjatuh jika dia tidak lebih sigap lagi. Jennifer menoleh dan mendapati Hanna tengah marah-marah. Penasaran dengan apa yang terjadi pada putrinya, Jennifer menghampiri Hanna untuk bertanya secara langung.
"Ada apa? Kenapa kau terlihat kesal sekali?" tanya Jennifer penasaran.
"Ini semua karena, Jesisline dan suaminya." ucap Hanna.
"Ada apa lagi dengan dia? Dan memangnya apa yang sudah mereka berdua lakukan padamu?" tanya Jennifer.
"Apa, Mami, tau hal gila apa yang aku lihat hari ini? Boutique milik Jesslyn yang semula terbakar dan hangus menjadi tanah. Tiba-tiba hari ini bisa kembali kokoh dan Boutique itu jadi lebih besar dan lebih megah dari boutique milik dia sebelumnya. Saat aku memperhatikan Boutique itu, tiba-tiba Lucas datang dan memarahiku. Aku benar-benar kesal , Mam."
"Apa? Bagaimana bisa? Bukankah kau sendiri yang bilang pada, Mami , jika Boutique milik Jesslyn baru bulan kemarin terbakar? Atau jangan-jangan karna campur tangan keluarga Xiao?" tebak Jennifer.
"Entahlah, aku tidak tau. Aku tidak ingin memikirkannya lagi." Hanna beranjak dari hadapan Ibunya dan pergi begitu saja. Hanna benar-benar tidak mengerti kenapa Jesslyn bisa selalu lebih beruntung dari pada dirinya.
.
CKIIITTTT....
Lucas mengerem mendadak karena kemunculan beberapa pria yang menghadang mobilnya dan semua bersenjata. Pemuda itu mendesah berat. Dengan tenang, Lucas turun dari mobilnya dan menghampiri ketujuh orang itu dengan raut wajah datar tanpa ekspresi.
"Kau yang bernama, Lucas Xiao?" tanya seorang dari ke tujuh pria itu.
"Hn."
"Jadi benar kau orangnya? Apa yang kalian tunggu? Cepat hajar dan habisi bocah sombong itu!"
Perkelahian pun tidak dapat terhindarkan lagi. Lucas yang hanya seorang diri dikeroyok tujuh orang bersenjata. Namun hal itu tidak lantas membuat Lucas menjadi gentar dan takut karna baginya menghadapi mereka bukanlah sesuatu yang sulih, dan dengan senang hati dia meladeni ketujuhnya.
Lucas menghindari setiap serangan yang mengarah pada tubuhnya , dia tidak membiarkan satu pun dari mereka menyentuh tubuhnya. Dan hanya dalam hitungan menit saja, Lucas dapat menumbangkan mereka semua tanpa satu luka pun di tubuhnya. Pemuda itu menyeringai sinis.
"Dasar cacing-cacing tidak berguna, berani-beraninya mereka membuat masalah dengan Iblis yang sedang kelaparan." kemudian Lucas kembali pada mobilnya dan dalam hitungan detik mobil itu melaju kencang dan merajai jalanan.
.
.
.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
richiyyih
10 comment
2020-11-07
0
Zhoumi76
next ya
2020-11-01
0
Athor gagal kontrak
hadir lagi..
2020-11-01
1