Sedih ,dan menyakitkan....
Itulah yang akan terjadi saat kau menikah dan tinggal satu atap dengan pria yang sama sekali tidak kau cintai ataupun mencintaimu. Dan hal itu pula yang dirasakan oleh Jesslyn saat ini.
Jesslyn di paksa menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia cintai. Karena pernikahan tersebut, dia harus merelakan hubungannya dan Eric berakhir. Dan lebih parahnya lagi, Jesslyn masih belum tau sebenarnya dia menikahi pria seperti apa.
Malam sudah semakin larut tapi Jesslyn masih tetap terjaga. Mata Hazel-nya seakan kosong, menerawang jauh pada langit gelap tak berbintang, pikirannya masih tertuju pada peristiwa yang terjadi hari ini.
Semua yang terjadi seperti sebuah mimpi buruk yang dia alami di siang hari. Jesslyn menutup matanya dan mendesah berat, tidak ada gunanya lagi menyesali apa yang sudah terjadi, karna nasi sudah menjadi bubur.
Setelah menikah, mereka berdua memutuskan untuk tinggal terpisah dari orang tua dan semua menyetujuinya. Jesslyn dan Lucas tinggal di rumah yang telah disiapkan oleh keluarga Xiao dan keluarga Kim sebagai hadiah pernikahan mereka berdua.
Jesslyn beranjak dari taman belakang dan mendapati lampu ruang keluarga masih menyala. Di sana, dia melihat suaminya tengah duduk termenung sambil memandangi gelas berisi wine ditangannya.
"Kau belum tidur?" tanya Jesslyn seraya menghampiri Lucas.
Lucas mengangkat wajahnya dan menatap datar gadis dihadapannya. "Aku memiliki beberapa peraturan di rumah ini. Mulai malam ini kita akan tidur di kamar terpisah, kau boleh menempati kamar utama dan aku akan menempati kamar tamu. Sebaiknya kita saling bersikap realistis dan tidak saling mencampuri urusan masing-masing apalagi itu menyangkut privasi."
"Aku tidak akan melarang mu untuk bertemu dengan kekasihmu itu tapi dengan satu syarat, jangan pernah membawanya menginjakkan kaki di rumah ini karena aku tidak suka orang lain menginjakkan kakinya di sini. Dan aku harap kau tidak akan merasa keberatan dengan peraturan itu." Ucap Lucas tanpa menatap lawan bicaranya.
"Tentu saja tidak, karena peraturan mu itu menguntungkan bagiku...." ucap Jesslyn.
"Baguslah kalau kau setuju. Sudah larut malam sebaiknya pergi ke kamarmu dan segera tidur, besok pagi kau masih harus menyiapkan sarapan, dan aku harap kau tidak pernah melupakan tugasmu sebagai seorang Istri." tegas Lucas seraya bangkit dari duduknya
"Tentu saja tidak, karena aku tidak pikun!" jawab Jesslyn lalu meninggalkan Lucas begitu saja.
Lucas menarik nafas panjang lalu menghelanya. Laki-laki itu beranjak dari ruang keluarga dan pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua.
.
Menjalani biduk rumah tangga tanpa ikatan cinta tentu bukanlah perkara yang mudah. Dan hal itu pula yang kini dialami oleh Lucas dan Jesslyn, tak jarang mereka saling bersikap dingin dan canggung saat bersama, entah itu di meja makan atau saat menonton televisi.
Pernikahan mereka sudah memasuki minggu pertama, namun masih belum ada perubahan apapun pada hubungan mereka berdua. Lucas yang dingin dan Jesslyn yang cuek, dua sifat yang saling berbenturan membuat mereka seperti minya dan air, meskipun bersama namun tidak pernah bisa menyatu.
Seperti pagi-pagi sebelumnya. Jesslyn selalu bangun lebih pagi dari Lucas untuk menyiapkan sarapan.
Meskipun tak pernah mencintai suaminya, tapi Jesslyn tidak pernah melepaskan tanggung jawabnya sebagai sebagai seorang istri. Setiap hari dia selalu menyiapkan sarapan dan makan malam untuk Lucas juga secangkir kopi sudah tersedia setiap kali Lucas membuka matanya.
Lucas memicingkan mata kirinya melihat rumah dalam keadaan sepi, dia tidak menemukan Jesslyn di mana pun. Kemudian Lucas berjalan menuju meja makan dan menemukan secarik kertas yang diletakkan di sana, Lucas mengambil kertas tersebut lalu membacanya.
'Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Maaf aku harus pergi, terjadi masalah di boutiqueku.'
Kemudian Lucas meletakkan kertas itu diatas meja lalu membuka tudung saji di depannya. Di sana sudah tersedia semangkuk nasi dan beberapa lauk. Dan tak ketinggalan secangkir kopi pahit yang masih mengepul di samping mangkuk nasi. Dan itu artinya, Lucas harus menyantap sarapannya hanya seorang diri.
****
Semalam boutique milik Jesslyn kemalingan, beberapa hasil rancangannya hilang serta sejumlah uang yang sebenarnya tidak seberapa jumlahnya. Jesslyn tidak mempermasalahkan mengenai uang itu, tapi yang menjadi masalahnya adalah hasil rancangan gaun untuk musim panas tahun ini.
Tidak ada jejak apapun yang bisa ditemukan di sana, CCTV di rusak sehingga tidak ada sedikit pun petunjuk yang bisa mengungkap siapa pelakunya.
Jesslyn duduk di kursinya sambil memijit pelipisnya. Kepalanya benar-benar pening, dia berharap ada petunjuk yang bisa mengungkap kasus pencurian tersebut.
"Apa itu?"
Jesslyn beranjak dari duduknya saat melihat sesuatu yang berkilauan tergeletak di dekat kaki meja. Sebuah anting berlian dia temukan di sana, mata Jesslyn memicing, ia seperti mengenali anting tersebut dan pernah melihatnya di suatu tempat, tapi sayangnya dia tidak ingat kapan dan di mana.
"Sudah menemukan petunjuk?" tanya Sunny memastikan.
"Belum, tapi aku menemukan ini, dan aku rasa anting ini adalah milik pelaku itu."
Sunny mengambil anting di tangan Jesslyn lalu memeriksanya. "Sepertinya tidak asing. Aku yakin pernah melihatnya, tapi aku tidak ingat kapan dan di mana. Sebaiknya kau simpan saja baik-baik, mungkin ini adalah sebuah petunjuk untuk kita bisa mengungkap masalah ini," ujarnya panjang lebar.
Ponsel milik Jesslyn tiba-tiba bergetar menandakan ada panggilan yang masuk. Kedua mata Jesslyn memicing melihat siapa yang sedang menghubunginya, kemudian ia menggeser tombol hijau dan menerima panggilan tersebut, "Ada apa kau menghubungiku?" tanya Jesslyn to the poin.
'Aku dengar dari Ken boutique mu kemalingan, apa itu benar?"
"Ya, beberapa rancangan musim panasku raib di curi orang dan aku sekarang bingung harus bagaimana karna tidak ada petunjuk apapun mengenai pencuri itu. CCTV di dalam dan di luar boutique berhasil di rusak oleh pelaku."
'Aku akan segera ke sana dan membantumu menemukan pelakunya.' kemudian Lucas memutuskan sambungan telfonnya begitu saja.
"Dari siapa?" tanya Sunny setelah Jesslyn meletakkan ponselnya.
Jesslyn mengangkat wajahnya dan menatap datar gadis bertubuh mungil dihadapannya. Haruskah ia bercerita pada Sunny yang sebenarnya mengenai dirinya dan Lucas? Dan Jesslyn tidak bisa membayangkan bagaimana terkejutnya Sunny jika sampai dia benar-benar memberitahunya. "Bukan siapa-siapa." dustanya.
"Oya, Jess, aku jarang melihatmu bersama Eric akhir-akhir ini. Apakah kalian berdua sedang bertengkar?" tanya Sunny penasaran.
Alih-alih menjawab, Jesslyn malah menunduk sedih, pertanyaan Sunny membuatnya teringat kembali pada Eric, orang yang sangat ia rindukan. "Aku dan dia tidak bertengkar. Tapi ... Kami berdua sudah putus."
Sontak kedua mata Sunny membelalak "Apa? Putus?" Jesslyn mengangguk, seketika Sunny teringat sesuatu. "Omo! Jangan bilang jika gosip yang aku dengar itu memang benar, jika kau menikahi pria cacat bermarga Xiao?" tebak Sunny yang lagi-lagi di balas anggukan oleh Jesslyn.
"Ya, itu memang benar. Aku ... Menikah dengan pria cacat!"
.
.
.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
mbuh
idih jess
yg cacat atas doang,bawah mah kaga
2020-11-10
0
Bianca Wein
biarpun cacat tp tampannya gak ketulungan
2020-11-01
0
Bianca Wein
biarpun cacat tp tampannya gak ketulungan
2020-11-01
0