"Jadi benar-benar dia....?"
Sunny menatap tak percaya pada sosok pria yang baru saja berjalan melewati dirinya. Laki-laki itu berjalan tenang menuju ruangan CEO. Melihat kedatangannya membuat Sunny tak meragukannya lagi jika dia dan sahabatnya benar-benar sudah menikah sah secara agama.
Sunny Lee adalah sahabat terdekat Jesslyn, dia dan Jesslyn telah bersahabat lebih dari dua puluh tahun. Usia Jesslyn dan Sunny hanya terpaut satu bulan, Sunny sedikit lebih tua dari Jesslyn.
Mereka berdua tidak hanya terlahir di tahun yang sama, hari yang sama, jam yang sama, tanggal yang sama, tapi mereka juga terlahir di rumah sakit yang sama. Sungguh sebuah kebetulan yang tak terduga-duga. Jesslyn dan Sunny mulai bersahabat sejak mereka berdua duduk di bangku sekolah dasar.
Jesslyn menoleh saat mendengar suara decitan pintu terbuka. Tak lama berselang terlihat sosok tampan berwajah dingin memasuki ruangannya dan berjalan menghampirinya.
"Kau benar-benar datang?" kemudian Jesslyn berdiri dan menghampiri Lucas ,"Duduklah dulu, aku akan meminta asistenku menyiapkan kopi untukmu."
"Tidak perlu!" Lucas menyela cepat. "Kita langsung saja pada inti permasalahannya." lanjutnya "Apa kau menemukan sesuatu yang kemungkinan besar adalah milik pelaku?" tanya Lucas memastikan.
Jesslyn mengangguk. Wanita itu kembali kemejanya untuk mengambil anting yang dia temukan secara tidak sengaja, "Anting ini, aku tidak sengaja menemukannya tergeletak di bawah kaki meja dan aku yakin jika anting ini adalah milik si pelaku."
"Selain sketsa dan desain pakaian dan uangmu, apa lagi yang hilang?"
"Tidak ada, hanya itu saja."
Lucas menyapukan pandangannya ke segala penjuru ruangan dan menemukan sesuatu tertanam di balik bunga hias yang tergantung di dinding. Penasaran benda apa itu, Lucas beranjak dari hadapan Jesslyn untuk memeriksanya,
"CCTV...." ucapnya membuat Jesslyn menoleh seketika. Jesslyn menghampiri Lucas kemudian berdiri bersebelahan dengannya.
"Bagaimana mungkin bisa ada CCTV di sini? Seingat ku, aku tidak pernah memasangnya di situ apalagi menyembunyikannya." Ucap Jesslyn terheran-heran.
"Memang bukan kau, tapi aku yang memasangnya di sana." sahut Sunny dari arah belakang
"Benarkah?" ucap Jesslyn memastikan.
Sunny mengangguk. "Aku lupa kalau sudah memasang CCTV di sana. Aku memang sengaja memasang CCTV di balik buket bunga itu karna aku ingin menangkap basah tiang gila itu saat mengambil makanan-makananku yang aku sembunyikan di sini, tapi siapa sangka kalau CCTV itu malah berfungsi untuk hal lain."
Jesslyn tersenyum dan berhambur memeluk sahabatnya tersebut. "Kkkyyyyaa! Kau memang pahlawanku, Sunny Jiang, berkat aksi konyol mu itu kita bisa mengetahui siapa pelakunya." ujar Jessica kegirangan.
Sunny mendengus geli, melepaskan pelukan Jesslyn lalu menjitak keningnya dengan gemas. "Yakk! Kenapa malah menjitakku." omel Jesslyn sambil mengusap keningnya yang baru saja di jitak oleh Sunny.
"Dasar bocah, tidak bisakah kalian bersikap lebih dewasa." kata Lucas sinis.
Jesslyn mendecih seraya menatap sebal suaminya tersebut. "Ck, memangnya siapa yang meminta pendapatmu."
Lucas memutar mata jengah. Mengabaikan Jesslyn yang masih mengomel, ia beranjak untuk memeriksa CCTV tersebut.
Penasaran dengan hasil yang ditangkap oleh CCTV itu. Jesslyn dan Sunny menghampiri Lucas kemudian berdiri di belakang pemuda bermarga Xiao tersebut.
Jesslyn menyipitkan matanya melihat sosok wanita dalam rekaman CCTV tersebut, ia mengenali wanita itu begitu pula dengan Sunny. Kedua gadis itu saling bertukar pandang kemudian.... "BIBI QIAN!" memekik sekencang-kencangnya.
"Kalian mengenalinya?" Lucas memicingkan mata kirinya dan menatap kedua gadis itu penasaran.
Jesslyn mengangguk. "Dia adalah salah satu pelanggan VIP di Boutique ini, dan dia juga cukup tau seluk beluk tempat ini, dia sering keluar masuk ruangan ini untuk mendiskusikan tentang rancangan pesanan gaunnya denganku." tutur Jesslyn.
Lucas mengambil nafas panjang dan menghelanya. "Itu sih salahmu, siapa suruh membebaskan para pelanggan untuk keluar masuk ruangan mu. Kau tau di mana tempat tinggal wanita itu? Kita harus ke sana untuk mendapatkan kembali desain rancanganmu itu. Jika tidak bisa dengan cara baik-baik, kita bisa menempuh jalur hukum. Bersiaplah, aku akah menunggumu di luar." Lucas memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan pergi begitu saja.
Selepas kepergian Lucas, di dalam ruangan hanya tersisa Jesslyn dan Sunny. Sunny senyum-senyum sendiri sambil menyenggol lengan Jesslyn membuat gadis itu mengernyit kebingungan,
"Ada apa?"
"Ternyata suamimu keren juga ya? Lihat saja bagaimana cara dia berbicara dan saat menatapmu dengan wajah serius. Kkkyyyaaa..! Dia sangat tampan dan cool, apalagi saat dia meninggalkan tempat ini sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Meskipun penampilannya sedikit serampangan, tapi dia sangat tampan."
Jesslyn mendengus melihat penyakit lama sahabatnya kambuh lagi. "Kalau kau sangat menyukainya, ambil saja dia untukmu, aku tidak akan keberatan." ucap Jesslyn dan meninggalkan Sunny begitu saja.
"Aku tidak mau. Yakk..! Jesslyn Xiao, tunggu aku...."
.
.
Lucas menghentikan mobilnya di halaman luas sebuah rumah yang memiliki dua lantai. Jesslyn segera keluar diikuti Sunny juga Lucas, gadis itu menghentikan langkahnya melihat sebuah mobil mewah yang tak asing terparkir di samping mobil sang empunya rumah. Bukan hanya Jesslyn yang mengenali mobil itu tapi Sunny juga.
"Jess, bukankah ini mobil Hanna." ucap Sunny, "Sedang apa dia di sini dan bagaimana bisa dia kenal dengan bibi Qian?" Jesslyn menggeleng.
"Aku sendiri tidak tau. Dan kita akan mengetahuinya setelah kita masuk ke dalam." ucap Jesslyn lalu meninggalkan mereka berdua begitu saja.
Setibanya di teras, samar-samar Jesslyn mendengar perbincangan antara Qiao Song dengan seorang perempuan. Jesslyn tidak langsung masuk karna dia ingin mendengarkan apa yang mereka bicarakan serta tujuan Hanna mendatangi kediaman Song.
"Bibi, kita bersulang untuk kemenangan kita. Hahahha, pasti sekarang gadis itu sedang menangis dan merengek seperti bayi karena kehilangan desain-desain musim panasnya."
"Tapi untuk apa desain-desain itu, Hanna Lim? Bukanlah kau bukan seorang desainer jadi tidak mungkin untuk kau gunakan sendiri bukan?"
"Tentu saja tidak. Aku ingin menjual desain-desain itu pada desainer lain dengan harga yang sangat tinggi dan keuntungannya akan kita bagi dua. Kau empat puluh persen dan aku yang enam puluh. Dan aku ingin melihat bagaimana reaksi dia saat tau desainnya di gunakan oleh desainer lain."
Wanita Song itu tersenyum lebar "Tidak di sangka kau begitu cerdik, Hanna Lim. Aku tidak menyesal sudah membantu mu karena kerjasama ini sangat menguntungkan bagiku."
Gyuttt..!
Jesslyn mengepalkan tangannya dengan erat. Dengan emosi yang berapi-api, gadis itu menendang pintu dihadapannya membuat keduanya terkejut bukan main. Wajah Hanna memucat seketika melihat kedatangan Jesslyn di sana,
"Oh, jadi semua ini rencanamu, Hanna Lim!" ucap Jesslyn dengan mata berkilat marah. Jesslyn menghampiri Hanna dan langsung menamparnya dengan sangat keras, saking kerasnya sampai membuat wajah Hanna menoleh ke samping, sudut bibirnya robek dan mengeluarkan darah.
"Hanna Lim! Jesslyn Kim, apa yang kau lakukan pada adik tirimu?" bentak Qian Song. Wanita itu menghampiri Jesslyn dan lngsung melayangkan tangan pada wajahnya, bermaksud untuk menampar gadis bermarga Kim tersebut dan.....
Seseorang menahan tangan Qian sebelum tangan itu menyentuh wajah Jesslyn. "Aku akan membawa masalah ini ke jalur hukum, kalian berdua harus mem-pertanggung jawabkan perbuatan kalian ini di kantor polisi." ucap orang itu yang pastinya adalah Lucas.
"Kalian berdua kembali saja, mereka biar aku yang mengurusnya." ucap Lucas yang kemudian di balas anggukan oleh Jesslyn dan Sunny.
Ponsel milik Jesslyn tiba-tiba berdering yang menandakan ada panggilan masuk. Nama Ibu mertuanya menghiasi layar ponselnya yang menyala, Jesslyn menerima panggilan itu tanpa menghentikan langkahnya.
"Ada apa, Ma? Tumben menghubungiku jam segini?" tanya Jesslyn.
'Sayang, malam ini Mama ingin supaya kau dan Lucas pulang ke rumah. Mama merindukan kalian berdua.'
"Baiklah, Ma. Aku akan memberitahunya nanti. Mama ingin aku bawakan apa nanti?" tanya Jesslyn memastikan.
"Tidak perlu repot-repot, Sayang, cukup kau dan Lucas datang saja sudah cukup untuk, Mama."
"Baiklah, Ma. Aku tutup dulu telfonnya." kemudian Jesslyn memutuskan sambungan telfonnya. Gadis itu mengetik pesan untuk suaminya dan memberitahunya bila Min Jia meminta mereka berdua untuk pulang malam ini.
.
Lucas memicingkan mata kirinya melihat Jesslyn yang tengah sibuk merangkai bunga di ruang keluarga. Jari-jarinya begitu cekatan dalam menyusun mawar-mawar itu sehingga membentuk sebuah buket yang sangat indah, "Untuk apa bunga-bunga itu?" tanyanya memastikan.
"Aku dengar Mama sangat menyukai mawar, jadi aku menyiapkan buket mawar ini untuknya. Dan lagi pula mana mungkin aku datang tanpa membawa apapun." ujar Jesslyn tanpa menatap lawan bicaranya.
Jesslyn mengangkat wajahnya dan menatap Lucas yang tengah bersandar pada tembok sambil bersidekap dada.
Gadis itu memperhatikan penampilan Lucas dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan mendesah berat. Tidak ada yang istimewa pada penampilan suaminya. Lucas hanya memakai kaos tanpa lengan serta celana jeans belel hitam.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Jesslyn menggeleng, "Sebaiknya kau segera bersiap, aku akan menunggumu di luar." kemudian ia beranjak dan meninggalkan Jesslyn begitu saja. Gadis itu mendecih, rasanya dia ingin sekali merebus Lucas di dalam air yang mendidih untuk mencairkan sikap dinginnya.
"Dasar patung es menyebalkan. seenaknya saja dia memerintahku, dia fikir dia itu siapa, mematang-mentang sudah menjadi suamiku jadi dia bisa seenaknya menyuruh-nyuruh diriku? Yang benar saja." Jesslyn terus menggerutu, merutuki sikap menyebalkan Lucas dan menghujaninya dengan berbagi sumpah serapah.
.
.
.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
lime like dulu nanti mampir lagi😍 plus rate 5
2020-11-14
0
Bianca Wein
Jeti, jd kangen mrreka
2020-11-01
0
Zhoumi76
jangan kasih kendor
2020-10-30
0