"Dokter, bagaimana keadaannya?"
Sunny bangkit dari duduknya melihat dokter yang menangani Jesslyn keluar dari ruang UGD. Lucas beranjak dan menghampiri dokter tersebut guna mengetahui keadaan gadis itu saat ini. "Apa dia baik-baik saja?" tanya Lucas memastikan.
"Kalian tidak perlu cemas, nona muda Xiao, baik-baik saja. Dia tak sadarkan diri karna terlalu banyak menghirup asap dan beruntung tidak ada luka sedikit pun pada tubuhnya. Dan dia bisa langsung pulang malam ini juga setelah beristirahat selama beberapa saat."
Lucas dan Sunny bisa menghela nafas lega setelah mengetahui keadaan Jesslyn baik-baik saja. Dan Sunny sudah siap untuk membuat perhitungan dengan sahabatnya itu karna sudah membuat panik semua orang.
Setelah mendapatkan ijin pada dokter, Lucas dan Sunny segera menemui Jesslyn yang masih tak sadarkan diri.
Lucas merasakan sesuatu yang salah dengan perasaannya. Hatinya terasa ngilu melihat gadis itu terbaring tak berdaya, dan sebuah penyesalan terlihat pada mata kirinya. Jika saja dia datang lebih cepat, mungkin Jesslyn akan baik-baik saja.
Ponsel dalam saku vest denimnya yang tiba-tiba berdering menyita perhatian Lucas. Pemuda itu beranjak dari ruangan UGD untuk menerima panggilan tersebut.
"Bagaimana hasil penyelidikkan kalian? Apa kalian sudah berhasil menemukan dan menangkap pelakunya?" tanya Lucas pada seseorang yang menghubunginya.
'Kami sudah mengantongi nama pelakunya tapi belum berhasil menangkapnya. Beruntung ada rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, dan kami masih menunggu interupsi darimu, boss.'
"Segera tangkap orang-orang itu dan bawa mereka ke markas, jangan bertindak apapun tanpa perintah dariku. Dan malam ini juga aku ingin kalian menangkap mereka." Tegas Lucas.
'Baik Boss."
Lucas kembali ke dalam dan mendapati ruangan itu telah kosong, tidak ada Jesslyn di sana. Kemudian Lucas bertanya pada seorang suster yang ada di ruangan tersebut dan mengatakan bila Jesslyn baru saja dipindahkan ke ruang inap.
"Nona Xiao , berada di ruangan Rose nomor 307." Ucap suster tersebut memberi tau. Dan Lucas pun bergegas ke sana untuk menemui Jesslyn.
Sesampainya di sana, Lucas melihat Jesslyn yang telah sadar dan tengah mengobrol dengan Sunny. Lucas memasuki ruangan dan menghampiri mereka berdua.
"Lucas, kau-?"
Plakkk...
Ucapan Jesslyn terpotong oleh tamparan Lucas. Tiba-tiba Lucas menampar pipinya dan membuat Jesslyn terkejut setengah mati, bukan hanya Jesslyn saja yang terkejut, tapi Sunny juga.
"Puas kau? Apa kau sekarang merasa puas setelah membuat panik semua orang, Jesslyn Xiao? Berhentilah melalukan tindakkan yang membuat dirimu sendiri berada dalam bahaya. Dan jika sekali lagi kau berani mengulanginya, maka dengan tanganku sendiri aku akan menghabisi mu!" Ucap Lucas memberikan ancaman.
Bukannya merasa marah meskipun Lucas telah menamparnya , Jesslyn malah menarik sudut bibinya dan tersenyum simpul. Dia tau jika kemarahan Lucas adalah bentuk dari perhatiannya. "Baiklah, aku berjanji."
"Em, sepertinya keberadaanku disini sudah tidak di butuhkan lagi, kalau begitu sebaiknya aku pergi saja. Oke, aku titip gadis ini , ya. Bye Bye." Sunny bangkit dari duduknya dan meninggalkan pasangan itu begitu saja.
Di dalam ruangan itu hanya menyisakan Jesslyn dan Lucas saja yang diliputi keheningan. Jesslyn mengangkat wajahnya dan baru sadar ada perban yang melingkari kening Lucas dengan bercak darah tepat di atas alis kanannya. Gadis itu mengangkat sebelah tangannya yang kemudian dia arahkan pada kening Lucas.
"Luka ini pasti karena diriku, maaf," ucapnya penuh sesal.
"Sekarang kau tau kan, betapa berbahayanya tindakanmu itu. Bukan hanya keselamatanmu sendiri yang bisa terancam, tapi orang lain juga," tegas Lucas menuturkan.
Jesslyn mengusap lengannya seraya memalingkan wajahnya. "Aku tidak memiliki pilihan lain, semua dokumen dan data-data penting milikku berada di dalam boutique. Aku masuk ke sana demi menyelamatkan semua yang berharga yang kami dapatkan dengan kerja keras dan penuh perjuangan."
"Sepertinya aku dan Sunny harus memulai semuanya dari nol lagi karena kami sudah kehilangan segalanya." Jesslyn menutup matanya, setitik kristal bening tampak mengalir dari sudut matanya.
"Maksudmu ini?" Sontak Jesslyn mengangkat wajahnya, matanya membelalak melihat apa yang Lucas tunjukkan padanya. "Salah seorang pemadam kebakaran-lah yang berhasil menemukannya. Aku sudah memeriksanya dan semua masih aman." Terang Lucas menuturkan.
Dan sekarang Jesslyn bisa menghela nafas lega. "Aku pikir aku sudah kehilangan segalanya." Ucapnya lega.
"Aku minta seseorang untuk mengurus segalanya dan rekanku sudah berhasil menemukan para pelakunya. Dan masalah boutique mu yang hangus terbakar, aku akan mengembalikan semua seperti sedia kala. Dalam waktu kurang dari satu bulan, kau bisa menggunakannya kembali." Tutur Lucas.
"Lucas," menatap Lucas penuh rasa haru. Dia tidak menyangka bila Lucas akan melakukan semua itu untuk dirinya.
"Dokter sudah mengijinkan mu untuk pulang. Bersiaplah, aku akan menunggumu di luar. Dan aku sudah menyiapkan pakaian ganti untukmu." kemudian Lucas beranjak dan meninggalkan Jesslyn begitu saja.
Jesslyn meraih kotak biru yang berada di atas meja lalu membuka tutupnya. Sudut bibirnya tertarik ke atas melihat sebuah dress yang sangat cantik di dalam kotak tersebut.
"Tidak di sangka, patung es berjalan itu ternyata memiliki selera yang bagus juga." Kemudian Jesslyn membawa dress itu ke kamar mandi untuk kemudian dia pakai.
****
"Tuan...."
Perhatian Eric dari tumpukan dokumen di depannya sedikit teralihkan. CEO muda itu mengangkat wajahnya dan mendapati asisten pribadinya memasuki ruangan dan berjalan menghampirinya. "Ada apa?" tanya Eric datar.
"Boutique milik, nona Kim, terbakar. Seseorang membakarnya semalam."
"Apa? Boutique milik Jesslyn terbakar?" pria itu mengangguk , "Bagaimana bisa?" tanya Eric kebingungan
"Menurut informasi yang saya dapatkan. Dini hari tadi ada beberapa pria yang mendatangi boutique milik, nona Kim , dan langsung membakarnya. Nona Kim , sempat masuk rumah sakit karena terjebak di dalam api saat mencoba menyelamatkan semua dokumen penting miliknya. Tapi seorang pemuda datang dan langsung menyelamatkannya." Ujar pria berjas itu.
"Pasti orang itu adalah, Lucas Xiao. Segera cari tau dan temukan para pelakunya, aku ingin mereka semua di adili dan di beri pelajaran yang setimpal." Pinta Eric.
"Baik, Tuan."
Eric tau jika boutique itu adalah segalanya untuk Jesslyn. Gadis itu membangun boutique tersebut dengan susah payah dan penuh dengan perjuangan. Eric akan mengusut masalah ini sampai tuntas dan menemukan para pelakunya dengan segera.
****
Jennifer mengerutkan dahinya melihat wajah sumringah putrinya. Tidak biasanya dia melihat melihat Hanna seperti itu. Jennifer menghampiri Hanna yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Apa yang membuatmu begitu bahagia, Hanna Lim?" tanya Jennifer penasaran. Kemudian Hanna mengangkat ponselnya dan menunjukkan berita yang sedang hangat dibicarakan pada sang ibu, "Boutique milik Jesslyn terbakar?" Hanna mengangguk.
"Dan aku sangat berterimakasih pada pelakunya karena sudah membatu kita menghancurkan dia. Aku berani bersumpah jika sekarang dia begitu terpukul atas peristiwa ini, dan untuk itu aku berencana untuk merayakannya." Ucap Hanna.
"Kau sangat bahagia dengan peristiwa ini?" Tanya Jennifer
"Tentu saja." Hanna menganggu.
Hanna terlihat bangkit dari duduknya, gadis itu pergi ke kamarnya dan meninggalkan Jennifer begitu saja.
Dalam hatinya Jennifer terus bertanya-tanya mengenai pelaku di balik insiden kebakaran itu. Dan di sisi lain dia juga sangat berterimakasih pada pelakunya karna sudah membantunya membalaskan rasa sakit hatinya pada putri tirinya.
.
.
.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
10 like sampai sini dulu ya😍
2020-11-14
0
Uswatun chasanah
jangan lupa semangat
2020-11-01
0
Sakura
Aku suka
2020-10-31
0