Di dalam sebuah kamar yang di dominasi warna putih dan gold, tampak seorang gadis cantik berparas barbie tengah memagut dirinya di depan cermin.
Tubuh rampingnya dalam balutan dress biru muda bermotif bunga. Rambut panjangnya yang berwarna coklat gelap di biarkan tergerai dengan jepitan berbentuk kelopak bunga sakura yang senada dengan anting dan kalungnya. Wajah cantiknya dipoles i make up tipis yang semakin memancarkan kecantikan alaminya.
Di rasa tidak ada yang kurang pada penampilannya. Jesslyn segera keluar meninggalkan kamarnya. Dengan langkah tenang , Jesslyn menuruni setiap anak tangga dan pergi ke lantai satu rumahnya.
Dari posisinya, Jesslyn melihat Lucas yang sedang menyantap sarapannya.
Jesslyn menghampiri pemuda itu kemudian duduk berhadapan dengannya, dengan sebuah meja yang menjadi pembatas diantara mereka berdua.
Jesslyn mengambil satu lembar roti tawar dan selai kacang kesukaannya, pagi ini pasangan pengantin baru itu memilih roti tawar sebagai sarapan paginya. Jesslyn bangun agak kesiangan hingga dia tidak sempat untuk memasak, dan untungnya Lucas tidak mempermasalahkannya.
Suasana hening menyelimuti kebersamaan mereka berdua di meja makan. Tak sepatah kata pun keluar dari bibir Lucas maupun Jesslyn, keduanya sama-sama diam dalam keheningan. Hanya terdengar denting suara pisau kecil dan piring yang saling bersentuhan.
Entah hanya perasaannya saja tau memang benar adanya, Lucas terlihat lebih dingin pagi ini. Tak satu kata pun keluar dari bibir Lucas, bahkan dia tidak menatap Jesslyn sama sekali. Seharusnya dia merasa biasa saja, tapi entah kenapa Jesslyn malah merasa tidak nyaman dengan suasana semacam ini.
Tapi Jesslyn tidak merasa heran apalagi tersinggung dengan sikap Lucas yang dingin, karna pemuda itu seperti memiliki dua kepribadian ganda. Terkadang Lucas bisa bersikap hangat tapi tak jarang dia bersikap dingin seperti pagi ini.
Ting..!
Perhatian Lucas teralihkan oleh dentingan pada ponselnya, ada sebuah pesan yang masuk dan menunggu untuk di baca.
Setelah membaca pesan itu, Lucas langsung meninggalkan meja makan dan pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua. Di tengah langkahnya ponsel miliknya berdering dan Lucas langsung menerimanya.
"Langsung kirimkan saja lewat email." ucap Lucas dan memutuskan sambungan telfonnya begitu saja.
Lucas duduk menghadap laptopnya lalu membuka emailnya. Dan benar saja, ada 3 email baru yang masuk dan salah satunya dari Tao. Lucas mengabaikan dua pesan email yang lain dan langsung membuka email dari Tao.
To: You
From: taoliepanda
subjeck: info
Boss, aku dan Kai sudah mendapatkan semua informasi yang kau butuhkan dan aku akan mengirimkan padamu dengan segera.
Lucas membuka email kedua dari Tao dan membacanya. Sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah seringai dingin yang sedikit mengerikan. Kemudian Lucas menopang dagunya dengan kedua tangannya yang ditakupkan dengan meja sebagai tumpuan sikunya,
"Kena kau, kau pikir bisa terus lari dan bersembunyi dariku. Baiklah, aku akan menemanimu sedikit bersenang-senang." ujar Lucas dengan seringai yang sama.
Ketukan pada pintu mengalihkan perhatian Lucas dari laptopnya. Pemuda itu mematikan laptopnya terlebih dulu dan beranjak dari duduknya lalu berjalan kearah pintu, "Ada apa?" tanya Lucas pada sosok gadis yang berdiri di depan kamarnya sedikit datar.
"Mama ,menghubungiku dan mengingatkan agar kita tidak datang terlambat malam ini." ucap Jesslyn menjawab.
"Aku tau, kau tidak perlu menungguku dan kita langsung bertemu di sana saja. Masih ada hal penting yang harus ku urus setelah ini." Jawab Lucas.
"Baiklah, selesaikan urusanmu dengan segera dan jangan sampai membuat Mama kecewa. Satu hal lagi, jas mu sudah aku siapkan dan aku letakkan ditempat pakaianmu. Aku pergi dulu." kemudian Jesslyn beranjak dan meninggalkan Lucas begitu saja.
Lucas kembali ke dalam untuk mengambil jaket dan kunci mobilnya. Setibanya di lantai satu, Lucas melihat Jesslyn yang tengah berbicara serius dengan seseorang melalui sambungan telfon sambil berjalan keluar.
Gadis itu terlihat sedikit kerepotan karena banyaknya barang yang dia pegang di salah satu tangannya karna tangan lain memegangi ponselnya.
Brugg..!
Akibatnya barang-barang itu berhamburan di lantai, "Nanti aku akan menghubungimu lagi, aku benar-benar sangat kerepotan sekarang." ucap Jesslyn dan memutuskan sambungan telfonnya begitu saja. Gadis itu segera berlutut untuk memunguti barang-barangnya yang ada di lantai dan segera melanjutkan langkahnya.
Suara deru mobil milik Jesslyn mulai meninggalkan halaman luas rumah mereka, mobil itu melaju kencang pada jalanan yang legang. Dan tak lama setelah Jesslyn pergi, mobil milik Lucas juga terlihat meninggalkan halaman rumah dan mereka pergi ke arah yang berbeda. Jesslyn akan pergi ke boutique sedangkan Lucas pergi untuk menemui kawan lamanya.
Tiba-tiba ponsel milik Lucas berdering yang menandakan ada panggilan masuk. Pemuda itu segera menghubungkan ponselnya dengan handset Bluetooth yang terpasang di telinga kanannya.
"Ada apa, Kai?" tanya Lucas masih tetap fokus pada jalanan didepannya.
'Boss, kami menemukan seorang penyusup. Kami harus bagaimana? Langsung di habisi atau....?'
"Tahan saja dia sampai aku datang, sepuluh menit lagi aku akan segera tiba di sana." ucap Lucas.
'Baik, boss.'
Lucas melirik kebelakang melalui spion mobilnya, saat di rasa aman. Ia menambah kecepatan pada mobilnya dan menyalip beberapa kendaraan yang ada didepannya.
.
Jesslyn menghempaskan pantatnya pada kursinya, entah kenapa moodnya hari ini benar-benar buruk. Jesslyn memiliki sebuah firasat buruk akan dirinya sendiri. Ia merasa seperti akan terjadi sesuatu, tapi Jesslyn tidak ingin berfikir yang tidak-tidak dan tetap berpikir positif.
Ketukan pada pintu mengalihkan perhatiannya. Gadis itu mengangkat wajahnya dan mendapati kedatangan salah seorang pegawainya,
"Miss, ini laporan keuangan bulan ini yang anda minta. Omset kita bulan ini naik sebanyak 10%," lapor pegawai itu seraya menyerahkan map yang dia bawa pada Jesslyn.
"Bagus sekali, segera hubungi bagaian keuangan untuk menyiapkan gaji para pegawai plus bonus bulan ini." Ucap Jesslyn
"Baik, Miss."
Selepas kepergian pegawai itu. Sunny datang dan menghampiri Jesslyn yang terlihat sibuk dengan sketsa gaun rancangannya. Sunny meletakkan secangkir kopi di depan Jesslyn,
"Thanks," ucapnya tersenyum.
Sunny memperhatikan sahabatnya itu dengan seksama. Wajahnya tidak secerah biasanya. Wajahnya suram seperti langit yang tertutup awan hitam. Kemudian Sunny duduk berhadapan dengan Jesslyn,
"Ada apa lagi sekarang? Aku lihat sejak tiba sampai sekarang kau hanya menekuk wajahmu saja, apa terjadi sesuatu?" tanya Sunny memastikan.
Jesslyn menggeleng. "Tidak ada, mungkin aku hanya sedikit kelelahan saja."
"Mungkin itu karna kau terlalu sibuk bekerja, Jesslyn Xiao, sekali-kali kau juga membutuhkan sebuah hiburan. Sekali-kali pergilah untuk berlibur, kau ini manusia, bukan robot. Kau tidak bisa terus menerus memeras tenagamu secara berlebihan." tutur Sunny memberi saran.
"Ya, nanti akan ku coba."
.
.
.
BERSAMBUNG.
Thanks , buat like nya riders. jangan bosan dan masih like biar Author makin semangat buat lanjutannya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Bianca Wein
boom like and rate buatmu kak
2020-11-01
0
Zhoumi76
semangat selalu
2020-10-30
0
Goldenstar
ajak aja lucas berlibur bersama, siapa tau dapat baby 😂😂
2020-10-30
0