Jesslyn merinding sendiri melihat banyaknya mayat bergelimpangan di sepanjang lorong dengan luka tembak pada dada dan kepalanya.
Rasanya sulit untuknya percaya jika pelakunya hanya satu orang, Lucas. Dalam hatinya, Jesslyn terus bertanya-tanya bagaimana Lucas bisa melakukannya dan bagaimana cara dia menghabisi mereka dalam waktu yang begitu singkat tanpa menimbulkan keributan sedikit pun.
Darah menggenang di mana-mana membuat Jesslyn merasa seperti uji nyali, bulu kuduknya benar-benar berdiri. Tiba-tiba gadis itu merasa pusing dan matanya terasa berkunang-kunang, gadis itu berjalan sedikit sempoyongan sampai akhirnya....
'Bruggg'
Jesslyn jatuh pingsan. Beruntung Lucas bisa langsung menangkap tubuhnya sebelum tubuh gadis itu menyentuh lantai yang penuh dengan genangan darah.
Lucas mengangkat tubuh Jesslyn bridal style dan membawanya meninggalkan hotel. Tidak akan ada yang mencurigainya apalagi memburu dan berusaha menangkapnya karna Lucas sudah membereskan semuanya.
Mobil sport hitam milik Lucas mulai melaju pada jalanan beraspal yang tampak legang. Tak banyak kendaraan yang berlalu lalang mengingat jika ini masih jam kerja. Dan keadaan jalanan yang legang akan menguntungkan Lucas karena dia tidak perlu membuang terlalu banyak waktu hanya untuk berkendara di jalanan.
Tiga puluh menit kemudian mereka tiba di rumah. Lucas mengangkat tubuh Jesslyn yang masih tak sadarkan diri dan membawanya ke kamarnya yang berada di lantai dua. Membaringkan itu itu dengan perlahan dan hati-hati.
Lucas duduk di samping Jesslyn berdiri dan menatapnya mulai dari mata, hidung sampai bibir ranumnya, tidak dapat Lucas pungkiri bila Jesslyn begitu cantik, dan dia menemukan sebuah ketenangan yang lama tidak pernah dia rasakan ketika berada didekatnya.
"Jesslyn Xiao, bangun. Hei, buka matamu." Lucas menepuk pipi Jesslyn, gadis itu masih belum sadarkan diri.
Kedua mata Jesslyn perlahan-lahan terbuka dan hal pertama yang tertangkap oleh sepasang iris hazel nya adalah wajah tampan Lucas. "Kita ada di mana?" Jesslyn memperhatikan sekelilingnya.
Matanya menyapu kesegala penjuru arah."Rumah? Apakah kita sudah ada di rumah?" Lucas mengangguk. "Dan apa yang sudah terjadi padaku?" tanyanya memastikan.
"Kau tadi pingsan, untuk itu aku langsung membawamu pulang. Kembalilah istirahat, aku masih ada urusan dan mungkin aku akan pulang agak malam, jadi tidak usah menungguku untuk makan malam." kemudian Lucas beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja. meninggalkan Jesslyn yang masih belum beranjak sedikit pun dari posisi berbaringnya.
xxx
Lucas menghentikan mobil mewahnya di halaman sebuah bangunan megah yang memiliki dua lantai. Laki-laki itu segera turun dan masuk ke dalam bangunan itu, di dalam sana terlihat beberapa pria tengah sibuk bermain kartu, beberapa pria lain bermain game di ponsel masing-masing, ada juga yang melakukan percintaan bebas di sofa sudut ruangan.
"BOSS!" salah seorang dari mereka memekik keras melihat ke datangan Lucas di sana. Membuat semua langsung berdiri dari posisi masing-masing.
"Kai, Tao, ikut denganku." ucap Lucas pada kedua orang kepercayaannya.
"Baik, Boss."
Lucas mendaratkan pantatnya pada sofa di ruangan pribadinya, iris kirinya menatap serius dua laki-laki yang berdiri dihadapannya.
"Aku memiliki tugas untuk kalian berdua." kemudian Lucas melemparkan sebuah map ke atas meja, Kai mengambil map itu dan membuka isinya "Selidiki tentang pria di dalam foto itu, namanya Peter Gade, aku ingin tau apakah dia benar-benar CEO dari Q&Q GROUP atau bukan, dan aku ingin laporan itu sampai ke tanganku malam ini juga."
"Baik Boss,"
"Kalian boleh keluar." Pinta Lucas.
Selepas kepergian Tao dan Kai, di dalam ruangan itu hanya menyisakan Lucas seorang diri. Laki-laki itu bangkit dari duduknya dan berjalan lurus menuju jendela kaca di belakang sofa. Iris mata kirinya menatap langit dengan pandangan datar.
Lucas begitu penasaran dengan pria yang Jesslyn temui hari ini, entah kenapa dia tidak merasa yakin jika pria itu adalah CEO dari Q&Q GROUP, Lucas menaruh kecurigaan besar padanya. Dan jika dugaannya memang benar, Lucas tidak akan melepaskannya.
Bayangan Jesslyn saat tersenyum tiba-tiba melintas begitu saja dipikirannya. Entah sejak kapan Lucas mulai menyukai senyum manis gadis itu. Dan tanpa sadar, Lucas ikut menarik sudut bibirnya dan mengurai senyum setipis kertas.
Tokk..! Tokk..! Tokk..!
Cklekk....
Ketukan keras pada pintu yang diikuti suara decitan pada pintu mengalihkan perhatian Lucas dari langit biru, laki-laki itu menoleh untuk melirik sekilas pada pria yang berjalan menghampirinya. "Ada apa?" tanya Lucas datar.
"Boss, nona Meng kemarin datang dan menitipkan sesuatu untuk Anda."
"Hn, letakkan saja di meja dan kau keluarlah." pria itu membungkuk dan melenggang pergi.
Lucas menoleh sebentar pada kotak merah yang tergeletak di meja tanpa berniat untuk mengambil apalagi melihat isinya.
Itu adalah benda ke lima yang wanita itu berikan padanya dalam kurun waktu satu tahun belakangan ini, tapi tak satu pun pemberian wanita itu ada yang Lucas keluarkan dari kotaknya dan dia tidak peduli dengan isi didalamnya.
Sheila Meng adalah gadis blasteran Inggris yang merupakan sahabat terdekat Serra, mantan kekasih Lucas yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Lucas tau jika sejak lama Sheila menaruh hati padanya, tapi Lucas tidak pernah peduli dan mengabaikan perasaan gadis itu padanya.
Tapi Sheila baru menunjukkan perasaannya secara terang-terangan setelah Serra meninggal, lebih tepatnya satu tahun kemudian, dan lagi-lagi Lucas mengabaikannya, tak peduli pada perasaan Sheila padanya.
Ting..!
Sebuah pesan tiba-tiba masuk ke dalam ponsel milik Lucas. Menyadarkan laki-laki itu dari lamunan panjangnya. Kemudian Lucas beranjak untuk melihat siapa yang mengiriminya pesan lalu membacanya.
'Malam ini aku akan menginap di rumah , Papa. Aku merindukannya, jadi kau tidak perlu menungguku.'
Lucas mendesah berat. Bila Jesslyn tidak ada di rumah, lalu untuk apa dia pulang? Mungkin akan lebih baik malam ini dia menginap dan tidak pulang. Apalagi sudah sejak lama Lucas tidak menginap di markasnya, tapi tiba-tiba Lucas berubah pikiran. Laki-laki itu menyeringai tipis, sedikit memberikan kejutan pada Jesslyn mungkin tidak ada salahnya.
***
Malam yang dingin telah berlalu dan pagi yang hangat datang menjelang, sang malam telah kembali ke peraduannya dan mentari menggantikan untuk mendampingi bumi.
Di sebuah ruangan yang di dominasi warna putih dan gold, seorang gadis masih terlelap dalam mimpi indahnya, bahkan ketika mentari telah membumbung tinggi dan merajai langit, dia tetap tidak peduli.
"Hhhmm. Hentikan, jangan meniup tengkukku, aku masih mengantuk jadi jangan menggangguku." rancau Jesslyn dengan kedua mata masih tertutup rapat.
Namun Jesslyn merasa ada yang aneh, tiba-tiba tubuhnya sulit untuk digerakkan seperti ada sesuatu yang menahan pergerakannya. Kedua matanya terbuka, kemudian Jesslyn menurunkan pandangannya dan mendapati sebuah lengan kekar melingkari perutnya. Kedua matanya membelalak sempurna, sontak dia berbalik dan....!
"KKYYYYAAAA...!"
Jesslyn berteriak sekencang-kencangnya, dia terkejut setengah mati mendapati Lucas tiba-tiba berbaring di sampingnya dalam keadaan bertelanjang dada.
"Me-mesum, apa yang kau lakukan di ranjang ku? Kenapa tiba-tiba kau bisa berada di sini?" panik Jesslyn seraya menjauh dari Lucas, berkali-kali Jesslyn mengintip ke dalam selimut hanya untuk memastikan apakah dia masih berpakaian lengkap atau tidak, dan Jesslyn mendesah lega melihat seluruh pakaiannya masih melekat lengkap ditubuhnya.
"Hn."
"Hn, apa? Jangan menggunakan bahasa yang tidak aku mengerti, sebaiknya sekarang kau jelaskan padaku, kenapa tiba-tiba kau bisa berada di sini dan berbaring di kasurku? Memangnya siapa yang mengizinkanmu?" ucap Jesslyn
"Kita adalah suami-istri, jadi apakah aku membutuhkan sebuah ijin? Dan lagi pula ini adalah kediaman ,ayahmu, jadi aku tidak mungkin meminta kamar yang berbeda denganmu, bisa-bisa penyakit ayahmu kambuh jika dia mengetahui kebenarannya. Untuk itu, bekerja samalah denganku, setidaknya sampai kita pergi dari rumah ini. Aku akan mandi sekarang, jadi siapkan sarapan dan kopi pahit untukku." ucap Lucas dan berlalu.
"LUCAS XIAO, KAU MENYEBALKAN, AKU MEMBENCIMU!"
.
.
.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Bianca Wein
lanjut lah
2020-11-01
0
Zhoumi76
makin seru
2020-10-30
0
Goldenstar
hayoo, lucas ngambil kesempatan dalam kesempitan ya 😂😂
2020-10-30
0