"Apa?" Bian mengernyit heran pada tatapan Syafa yang ditunjukkan untuknya
"Apa?" balas Syafa dengan nada sewotnya lalu memalingkan wajahnya
"Icha sekarang punya pacar ngga?" tanya Syifa
"Ngga. Icha jomblo" jawab Icha yang melirik Bian
"Tumben loh jomblo? Biasanya punya pacar punya gebetan juga" ledek Syifa
"Gimana ngga jomblo kak. Si doi ngga peka-peka" Icha kembali melirik Bian yang sama sekali tidak tertarik untuk melihat ke arahnya
"Makanya. Nyarinya tuh yang pasti. Bukan sekedar ngeliat tampang doang" seru Syafa yang paham doi yang dimaksud sepupunya
"Ngga apa-apa dong. Gue kan juga cantik, haruslah pacar gue yang sepadam" tukas Icha dengan super PD
"Tapi kalau cowok yang benar-benar tulus, itu ngeliat cewek dari kepribadiannya. Bukan wajahnya" cetus Luthfi yang memperingati Icha
"Tuh dengerin Cha kata kakak ipar gue" ujar Syafa dengan penuh penekanan
"Ini gue udah dengerin. Loh pikir gue budeg apa" ketus Icha
"Cewek tuh juga gitu. Selain liat tampangnya, kita juga ngeliat kepribadiannya. Bisa nuntun kita apa engga" sahut Syifa
"Benar kak. Syafa setuju banget itu. Kayak Kak Reza kan? Ah, selain ganteng, baik lagi" heboh Syafa yang memuji-muji teman kakaknya itu
"Loh belum kenal baik udah muji-muji" cetus Bian
"Siapa bilang? Gue kenal kok. Kak Reza tuh baik banget sama gue. Waktu pernikahan Kak Risa sama Kak Viona aja. Dia ngelus kepala gue. Sumpah, ramah banget" protes Syafa pada Bian
"Ya ialah dia ngelus kepala loh. Kan dia nganggap loh bocah" tukas Syifa
"Ih. Kakak apaan sih. Bilang aja iri" gerutu Syafa
"Dih. Ngapain gue iri? Sorry yah. Kalau gue mau, gue bisa dapetin dia" jawab Syifa dengan songong
"Sombong amat" seru Syafa, Bian, Icha dan suaminya sendiri, Luthfi
Syifa tertawa dengan seruan mereka yang begitu kompak. Bahkan yang lainnya pun ikut tertawa
"Nah. Kek gini nih, definisi sombong yang kebangetan. Udah punya suami sama anak juga" celoteh Syafa
"Eh bocah nakal. Gue ngomongin waktu belum nikah. Senang loh yah bikin gue sama Luthfi bermasalah?" cercah Syifa yang justru membuat semua yang ada disana tertawa termasuk Luthfi sendiri
"Kak. Pengen tau dong kehidupan berumah tangga itu gimana?" tanya Icha
"Udah mau nikah loh?" tukas Syafa
"O'on loh. Gue nanya bukan berarti udah mau" seru Icha dengan kesal
"Eh santai dong. Ngegas banget loh" balas Syafa
"Nih anak berdua juga. Kerjaannya ribut aja" tegur Syifa
"Kayak kamu kalau ketemu sama Risa" cetus Luthfi yang menggeleng
"Sembarangan. Ngapain bawa-bawa nama aku sama Risa" protes Syifa yang cemberut
"Emang kalau udah nikah tuh, ngomongnya harus pake kata 'aku-kamu' gitu?" tanya Icha dengan polos
"Yah masa mau manggil 'loh-gue' sama suami sendiri" ujar Syafa yang memotong
"Gue ngga nanya sama loh. Gue nanya sama Kak Syifa. Lagian loh kenapa sih ngoceh terus? PMS loh?" kesal Icha yang menautkan kedua alisnya
Bian mendesah keras, "Kenapa Bian harus ada di posisi ini?" ketusnya
"Emang posisi loh kenapa? Perasaan gue ngga dekat-dekat amat ke loh" Syafa malah mengira jika Bian merasa sempit karna sofa itu di huni bertiga dengan Icha juga
"Terus loh ngapain jauh-jauh?" tegur Bian saat Syafa sedikit menjauh darinya
"Bukannya loh ngerasa sempit? Ya udah gue minggir dikit" jawab Syafa dengan polos
Bian menatap nanar pada Syafa yang terkesan lamban menurutnya. Luthfi tidak bisa menahan tawanya. Begitu pun dengan Icha. Namun tidak dengan Syifa maupun Syafa
"Ini adik ipar kakak?" saking jengkelnya, Bian menunjuk Syafa di hadapan Luthfi
Luthfi terus tertawa, "Selamat menjaganya" ucapnya dengan tawa yang belum reda
"Bisa gila gue lama-lama" guman Bian
"Emang apa yang salah sama jawaban Syafa?" Syifa sama lambannya dengan adiknya itu
Tentu saja hal itu membuat Bian tertawa, "Dan itu istri kakak" ujarnya
"Adik kakak sama aja lambannya" seru Icha yang terus tertawa
"Ngaco loh" protes Syafa
"Sembarangan loh" Syifa pun memprotes
***
Rintik hujan di pagi hari berhasil menghalangi terbitnya sang surya yang akan menyinari alam semesta. Dua gadis yang masih terbalut selimut tebal super empuk itu tidak berniat untuk bangkit dari tempat tidur
"Syafa..... Icha.... Bangun. Udah pagi" Syifa menggedor pintu kamar adiknya yang tertutup rapat sambil meneriakkan nama keduanya
Syafa dengan kesal terbangun "Kenapa sih? Pagi-pagi udah buat keributan. Masih ngantuk juga" serunya
"Eh. Loh ngga mau kuliah? Udah pagi. Cepetan siap-siap. Sarapan dulu sebelum berangkat" teriak Syifa dari arah luar
"Ia ia. Syafa udah bangun" Syafa pun ikut berteriak, "Ganggu tidur aja" ketusnya lalu bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi tanpa membangunkan Icha terlebih dahulu
Selama 10 menit Syafa berada di kamar mandi. Akhirnya ia keluar dan mencoba membangunkan Icha yang masih tertidur pulas
"Cha. Bangun Cha" Syafa menggoyangkan bahu gadis itu
"Apa sih Sya. Masih ngantuk" racau Icha
"Cepetan bangun. Yang lain udah nungguin di luar. Ayo, ntar kita telat ke kampus" Syafa menarik-narik tangan Icha agar gadis itu terbangun
"Ia ia gue bangun. Ngga usah narik-narik ah" Icha sangat kesal karna tidur nyenyaknya diganggu
"Ya udah cepetan. Ntar Bian ngamuk kalau gue gelat keluarnya"
"Ia nenek cerewet" gerutu Icha yang berlalu masuk ke dalam kamar mandi
"Terserah loh deh mau ngatain gue apa sekarang. Ya penting loh bangun" oceh Syafa yang kini tengah sibuk memilih pakaian di almarinya. Serta pakaian yang harus ia berikan kepada gadis di balik kamar mandi itu
***
"Jadi gimana Bi? Icha siapa yang nganterin ke kampus?" tanya Luthfi saat mereka sedang berada di meja makan untuk sarapan bersama sambil menunggu kehadiran dua gadis yang masi berada di dalam kamar
"Suruh naik ojek online aja" jawab Bian dengan tegas
"Bareng Syafa?" tanya Syifa yang menggedong sang anak
"Syafa kan sama Bian" sahut Bian
"Masa Icha sendiri" tukas Luthfi
"Ya udah. Kakak aja deh yang nganterin. Bian malas kalau ada dia" ujar Bian dengan malas
"Kenapa Bi? Loh ngga suka Icha?" tanya Syifa sambil bergerak ke kiri dan ke kanan untuk menenangkan anaknya
"Ngga. Bian ngga suka cewek banyak tingkah" jawab Bian dengan tegas
"Padahal kalau diliat-liat, Icha kayaknya naksir deh sama loh Bi" ledek Syifa
"Udah kak. Ngga usah bahas itu. Nafsu makan Bian jadi berkurang" ujar Bian
Luthfi dan Syifa tertawa mendengar penuturan adik mereka. Wajar saja, Icha selalu mencari-cari wajah di depan Bian. Padahal laki-laki itu tidak menyukai gadis yang banyak bertingkah
"Hai hai hai. Kami datang" heboh Syafa yang baru saja ikut bergabung ke meja makan
"Loh ngapain aja sih? Lama banget" mode dingin Bian sudah mulai terlihat
"Apa sih? Pagi-pagi udah ngoceh" ketus Syafa
"Apa sih? Pagi-pagi udah berantem" Syifa meniru gaya bicara adiknya
"Bian nih. Suka nyari masalah sama Syafa" gerutu Syafa
"Nanti kalian berdua kakak nikahin kalau berantem terus" seru Luthfi yang membuat semuanya terkejut dibuatnya
*
*
*
Jangan lupa like dan beri tipnya yah. Terima kasih semuanya ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
siti khodijah
nikahin aja lah biar tambah seru
biar si icha tambah panas😂😂😂
kira kira obat nyamuk cowok siapa yaa
apakah niko apa mahir ea🤣🤣
2020-12-03
5
swarii._
lanjut thor gk sabar nungguin episode slnjtnya wkwk
btw gmn kabar reza thor?
2020-12-03
4
queenmi ndo
nikahin aja lah ,, biar meredam tuh ribut nya hahahaha 😁😁😁😁😁
2020-12-03
2