Beralih jadi Bebek

"Kok malah ninggalin gue sih?" kesal, Syafa setelah mensejajarkan langkahnya dengan, Bian

"Loh kalau ngomong cepat banget kayak rel kereta api. Giliran jalan lambat banget kayak siput" ketus, Bian yang terus berjalan menuju kelasnya

Syafa memukul lengan, Bian, "Ish. Ngaco" kesalnya

"Emang benar kok" sahut, Bian yang tekekeh

"Nyebelin" gerutu, Syafa yang terus mencebikkan bibirnya

"Loh mau beralih jadi Bebek sekarang?" ledek, Bian

"Bebek apaan? Ngomongnya ngaco terus ah. Ngga mau ah, gue kesal sama loh" Syafa terus berceloteh

"Ingat. Loh kan Jangkrik, masa sekarang nambah jadi Bebek?" tukas, Bian yang tertawa pelan

"Ih" Syafa mencubit lengan, Bian "Apaan sih, Bian. Ngga mau" ketusnya namun malah ikut tertawa

"Yah makanya bibir loh ngga usah manyung gitu. Udah kayak Bebek"

"Ngaco" sekali lagi, Syafa memukul lengan, Bian "Bibir gue yang cantik kayak gini loh kata Bebek"

"Loh hobi banget mukul yah" ujar, Bian yang mengusap lengannya

"Biarin aja. Suka-suka gue dong. Kan tangan, yah tangan gue sendiri"

"Ya udah kalau gitu gue juga pengen nyubit loh" Bian sudah memposisikan tangannya ke lengan, Syafa

"Stop. Jangan nyentuh-nyentuh gue" Syafa menghindar dan memberi peringatan pada, Bian

"Gue ngga boleh nyentuh loh, tapi loh boleh nyentuh gue? Enak banget" Bian menyentil kening, Syafa lalu segera mungkin berjalan cepat untuk menjauh sebelum gadis itu mengamuk

"Bian" seru, Syafa yang justru mengejar, Bian

Sedari tadi selama mereka melewati beberapa kelas, semua pasang mata tengah mengarah ke mereka. Namun keduanya tidak memperhatikan sama sekali. Sebab keduanya malah sibuk berdebat. Banyak menyimpulkan bahwa keduanya adalah sepasang kekasih. Mengingat pria itu bisa tertawa bersama gadis yang tadi. Padahal pria itu dikenal begitu dingin dan cuek, terlebih pada gadis-gadis di kampusnya

***

"Syafa!" seru, Icha yang melambaikan tangannya dan sudah mempersiapkan kursi setelah melihat sepupunya itu masuk ke dalam kelas bersama, Bian

Syafa tersenyum "Ayo duduk disana" ucapnya dengan pelan pada, Bian

"Ngga mau" tolak, Bian yang masih sibuk mencari kursi yang sekiranya bisa membuatnya nyaman

Syafa mundur perlahan dan mendorong punggung, Bian dari belakang, "Jangan banyak protes" bisiknya

Bian menghela napas dengan berat. Dengas langkah malas ia menghampiri kursi yang sudah disiapkan oleh, Icha

"Kok duduknya disitu? Disini aja" tunjuk, Syafa pada kursi yang tepat di samping, Icha

"Ngga mau. Loh aja" Bian lebih memilih duduk di kursi ujung dan membiarkan, Syafa yang duduk di samping, Icha dan di sampingnya

"Dasar" ketus, Syafa yang mulai duduk di kursi tersebut

"Datang bareng, Bian?" tanya, Icha

"Pertanyaannya bisa yang lebih berbobot dikit ngga, Cha? Konyol banget nanyanya" gerutu, Syafa

"Yaelah. Apa salahnya nanya doang, Sya. Emosi mulu. PMS loh?" seru, Icha dengan suara yang lumayan nyaring hingga mengundang beberapa pasang mata

"Suara loh o'on pelanin dikit" geram, Syafa

"Bikin malu" guman, Bian namun, Syafa tetap mendengarnya

"Icha nih. Bikin malu" timpal, Syafa

"Sorry, Sya. Habisnya loh sih. Marah-marah mulu" sahut, Icha

"Oh ia. Gita belum datang yah?" Susi mencoba mengalihkan perdebatan mereka yang duduk di samping, Icha

"Hai, Susi. Maaf, tadi gue ngga sempat nyapa loh" cetus, Syafa yang melambai pada, Susi

"Ngga apa-apa kok. Selow aja" jawab, Susi yang tersenyum

"Selow itu yang lagunya, Wahyu yah?" sahut, Icha lalu mulai bernyanyi "Karna ku selow, sungguh selow, sangat selow, tetap selow, santai-santai, jodoh ngga akan kemana"

"Loh. Bukannya itu lagunya, Via Vallen yah?" tanya, Syafa dengan wajah polosnya

"Dia mah cover doang kali. Penyanyi aslinya itu, Wahyu namanya" sahut, Icha dengan nyolot

"Eh seriusan. Gue baru tau loh" tukas, Syafa

"Helooowww. Kemana aja loh?" sewot, Icha

"Gue juga baru tau loh" cetus, Susi

"Nah kan. Ya kita mana tau itu cover" Syafa merasa mendapat pembelaan

"Kudet emang" bisik, Bian pada, Syafa yang berusaha menahan senyumnya

"Ngga usah loh ikut-ikutan" ketus, Syafa

"Loh ngomong sama siapa?" tanya, Icha karna, Syafa berbicara membelakanginya

"Ngga tau. Ngga nampak orangnya" jawab, Syafa

Bian berpura-pura menyenggol lengan, Syafa lalu menaruh kepalanya diantara kedua tangannya di meja

"Bian" geram, Syafa

"Apa? Gue ngga ngapa-ngapain?" jawab, Bian yang berpura-pura tidak tau apapun

"Ngga ngapa-ngapain. Ngga ngapa-ngapain. Terus. yang nyenggol tangan gue siapa? Setan?" celoteh, Syafa hingga beberapa pasang mata kembali mengarah ke mereka

"Gue kira loh ngga liat gue disini. Ternyata gue nampak" balas, Bian yang mengejek, Syafa

Syafa yang geram ingin sekali menggigit tangan pria di depannya itu. Rasanya, suasana paginya kembali dibuat kesal. Beruntung ada, Susi yang siap menjadi pelerai dengan bijak

"Syafa? Nanti mau minum es jeruk ngga? Soalnya vitamin C nya banyak. Kayaknya bisa bikin hari kita lebih sehat" cetus, Susi

"Boleh deh. Di kantin jurusan kita ada kan yah?" tanya, Syafa yang sudah perlahan mulai luluh

"Ada kok. Banyak jenis minuman. Tapi nanti kita minum es jerus aja dulu yah?" sahut, Susi

"Ok. Siap boss" tukas, Syafa yang mengacungkan jempolnya

"Ini gue ngga ada yang manggil gitu?" sindir, Icha yang merasa terbaikan

"Eh. Loh disini? Astaga. Lupa gue" ledek, Syafa

"Gitu yah loh sekarang. Gitu yah" balas, Icha dengan ancaman

"Bercanda kali, Cha. Dasar baperan" ketus, Syafa

"Itu, Gita" seru, Susi yang menunjuk, Gita

Sontak, Syafa dan Icha melihat ke arah pintu. Bian pun menoleh namun hanya sekilas

"Gita" Syafa melambaikan tangannya, "Sini-sini" panggilnya

Dengan langkah penuh semangat, Gita menghampiri ketiganya, "Duduk dimana nih gue?" tanyanya

"Di belakang gue sini" tawar, Syafa

"Masa gue sendirian" rengek, Gita

"Ya udah. Biar gue temenin di belakang" Susi mengalah untuk duduk di belakang, Icha agar, Gita ada yang menemani disana

"Susi baik banget deh" puji, Syafa

"Biasa aja, Sya" balas, Susi

"Kok loh telat banget? Dosen hampir masuk loh" seru, Icha pada, Gita

"Ia nih. Tadi gue telat banget bangunnya. Kirain masih jam 5-an gitu. Eh ternyata udah jam 7. Efek mendung nih" tutur, Gita

"Sama banget kayak gue. Gue bangunnya jam 7 gara-gara mendung. Gue kira masih pagi banget. Tapi untung ngga telat" sahut, Syafa dengan heboh

"Apaan ngga telat" guman, Bian yang menggerutu

"Kan emang ngga telat kita" balas, Syafa pada, Bian

"Ia. Tapi gara-gara loh telat bangun, gue jadi ngga sempat sarapan" ketus, Bian

"Yaelah. Ntar kita makan bareng di kantin. Gitu aja repot" tukas, Syafa

"Dasar cewek" guman, Bian yang menggaruk kepalanya

Perbincangan mereka terhenti tatkala dosen pertama sudah masuk ke kelas. Namun perkuliahan belum dimulai. Sebab ini masih hari pertama. Jadi hanya proses perkenalan saja antar dosen dan para mahasiswa baru hingga jam perkuliahan telah berkahir selama hampir dua jam lamanya

"Ayo ke kantin" ajak, Icha

"Ayo. Ngga sempat sarapan juga gue" sahut, Gita dengan semangat

"Semangat banget" ledek, Susi

"Ia dong. Cacing-cacing di perut gue udah meronta dari tadi" balas, Gita lalu tertawa

"Ayo" ujar, Syafa yang menentang kotak makanan di tangannya

"Loh bawa bekal, Sya?" tanya, Icha yang mengerutkan keningnya

"Ia. Soalnya kan tadi ngga sempat sarapan. Jadi dibekalin sama Kak Syifa buat gue sama Bian. Lagian gue cuma pengen pesan es jeruk aja kok" jawab, Syafa

"Bian ini?" Gita menunjuk, Bian yang masih terduduk diam dengan tampang coolnya

"Gue duluan. Gue tunggu di kantin" ucap, Bian sebelum berlalu menuju kantin

"Ya ialah. Emang, Bian siapa lagi" jawab, Syafa

"Loh, kok bisa?" tanya, Gita dengan penasaran

"Nanti aja yuk di kantin ngobrolnya. Ntar kita susah nyari meja" sergah, Susi

"Sepakat. Ayo" ajak, Icha yang mendahului

Sesampainya mereka di kantin. Benar saja, semua meja hampir terlihat terisi semua. Mereka mencoba mengedarkan pandangannya untuk mencari meja kosong untuk bisa ditempati berempat

"Loh sih, Git. Banyak nanya tadi. Liat sekarang, mau duduk dimana coba kita" ketus, Syafa

"Loh, kok gue?" balas, Gita

Syafa melihat, Bian diantara kerumunan banyak gadis-gadis. Bahkan pria itu terlihat risih. Bian sudah sedari tadi melihat, Syafa dan teman-temannya. Namun gadis itu tak kunjung melihatnya. Bian mengode, Syafa untuk duduk di sampingnya

"Gimana dong nih?" tanya, Icha

"Ikut gue" perintah, Syafa yang berjalan mendahului mereka menuju meja, Bian berada

Gita, Susi dan Icha terkejut karna, Syafa mengajak mereka untuk duduk bersama, Bian. Terlebih duduk bersama beberapa gadis sejurusan mereka

"Udah pesan minum?" tanya, Syafa yang langsung duduk di samping, Bian dan membuat para gadis itu mengernyit heran

"Udah. Nih minuman loh" Bian menggeser es jeruk ke ke depan, Syafa

"Loh mesanin gue?" tanya, Syafa yang tidak percaya

"Kenapa? Loh ngga mau? Ya udah sini" Bian hendak menarik gelas tersebut

"Ngaco" Syafa dengan cepat memukul tangan, Bian "Maulah. Guys, kalian pesan aja yah. Ini gue udah di pesanin sama, Bian" ucapnya pada teman-temannya

Susi dan Gita menuju tempat pemesanan makanan dan minuman untuk mereka bertiga karna, Syafa sudah terlebih dahulu dipesankan minuman oleh, Bian

"Enak banget loh, Sya" cetus, Icha yang iri pada, Syafa

"Apaan? Ngga usah ngaco" balas, Syafa "Nih, bekal yang tadi" ia membuka penutup kotak makanan lalu menggesernya ke depan, Bian

"Loh ngga mau?" tanya, Bian

"Mau"

"Terus ngapain naro depan gue?"

"Yah emang kenapa?"

Bian tidak menjawab, ia hanya langsung mengambil roti dari kotak makanan tersebut dan memakannya. Ia tau, energinya akan terkuras banyak jika harus menghadapi, Syafa si gadis cerewet

"Kalian berdua pacaran?" salah satu dari gadis di depan mereka berani bertanya

Syafa dan Bian tidak langsung menjawab. Mereka saling menatap dengan heran atas pertanyaan konyol gadis itu

*

*

*

Jangan lupa like dan votenya yah tmn2 ❤

Terpopuler

Comments

Rivanki Palit

Rivanki Palit

kapan up nya ...?

2020-11-08

2

rara16

rara16

lanjutt thorr 💚💚

2020-11-07

2

Rivanki Palit

Rivanki Palit

cepat sembuh thor 😇 supaya up nya banyak 😍😍😍😀

2020-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 Hari yang menyebalkan
2 Tinggal serumah?
3 Dasar Jangkrik
4 Siap-siap melayang
5 Ganteng dari lahir
6 Singa dan Jangkrik
7 Adegan apa ini?
8 Suster Ngesot
9 Suka belum tentu sayang
10 Beralih jadi Bebek
11 Bahas cowok heboh
12 PDKT? Kecuali Bian
13 Yah! Ducekin
14 Kayak Obat Nyamuk
15 Ngedate bareng pacar
16 Cerewet tapi penakut
17 Rasanya Nano-nano
18 Kalian berdua jadian?
19 Ngegosipin Syafa
20 Adik-kakak lamban
21 Pacaran yang wajar
22 Merasa tersentuh
23 Jadi ikut sakit (Bian)
24 Ternyata malah zonk
25 Secerah mentari
26 Mencuri pandang
27 Pelukan pria dingin
28 Lagi jatuh cinta
29 Drama keributan
30 Perasaan terbalas?
31 Dasar terkutuk (Syafa)
32 Jangan kecewain Kakak
33 Gue cantik? Makasih!
34 Ekspresi malas hidup
35 Bukan Shirayuki, tapi Roka
36 Menerkam hidup-hidup
37 Merusak suasana
38 Loh cemburu?
39 Sang Pujaan Hati
40 Berdebar kencang
41 Menutupi semuanya
42 Kecuali sama Syafa
43 Sepucuk surat
44 Semoga selalu terbaik
45 Jangan dipaksa
46 Dasar ngga peka
47 Tanamam dimakan pagar
48 Perlengkapan bayi
49 Benar-benar gila
50 Api yang berkobar
51 Berusaha menebak
52 Jadi suami-istri dulu
53 Nikah dulu sama gue
54 Nanti jadi janda
55 Suami Istri & Anak
56 Bian kena marah
57 Ditakdirkan saling menjaga
58 Ketakutan Syafa
59 Jangan sentuh Syafa!
60 Perlakuan manis Bian
61 Kecebong dan Kampret
62 Rekaman CCTV
63 Mega pelakunya?
64 Ada yang aneh
65 Kalian akan aman
66 Berpencar
67 Syafa diculik
68 Menjerit kesakitan
69 Menemukan Syafa
70 Debaran jantung Syafa
71 Menjadi canggung
72 Jadi gue cantik? (Syafa)
73 Valid no debat
74 Mendiamkan Bian
75 Nikah sama gue? (Bian)
76 Menanti ulang tahun Bian
77 Bertengkar hebat?
78 Terus mencari masalah
79 Happy birthday Bi
80 Perayaan ulang tahun
81 Pelukan Bian
82 Abi-Umi?
83 Para Emak-Emak
84 Sekolah khusus kepekaan
85 Ngga punya kandang
86 Mengungkapkan perasaan
87 Natural dan manis
88 Tetap cantik (Bian)
89 Pipi gadis cerewet
90 Biasanya berakhir cinta
91 Kekesalan Bian
92 Kadang-kadang rindu
93 Penjagaan Bian
94 kenangan malam minggu
95 Andaikan....... (Syafa)
96 cukup gue (Syafa)
97 Membuatnya nyaman
98 Menang nih Bian (Luthfi)
99 Tetaplah bersamaku
100 Boleh peluk ngga?
101 Label putri dingin
102 Pasangan paling romantis
103 Senyum dari Syafa
104 Bergandengan tangan
105 Bertingkah menyebalkan
106 Untung sayang (Syafa)
107 Udah main KDRT
108 Ngga boleh luluh
109 Berdua di kamar
110 Gue akan nikahin lo
111 Menikahlah (Luthfi)
112 Belum Siap kehilangan
113 Menyatukan karakter
114 Terjadi Sesuatu
115 Tersenyum hangat
116 Calon pengantin
117 Bau-bau bucin
118 menaklukkan hati istri
119 Esnya membeku lagi
120 Pernikahan Syafa dan Bian
121 SAH!!!!!!!
122 Mencium pipi
123 Suamiku mulai romantis
124 Malam pertama
125 Pengen banget ketemu?
126 Bibir merah jambu
127 Cantik! (Bian)
128 Mencintai istrinya
129 Cemburu? (Syafa)
130 I love U suamiku
131 Perlakuan manis Syafa
132 Suka panggilan itu
133 Kembali merah merona
134 Aku butuh Syafa
135 Status jomblo
136 Kisah memilukan
137 Ngga mau ngaku
138 Melepaskan kerinduan
139 Pacaran setelah nikah
140 Tiap hari juga gue mau
141 Aku sayang sama kamu
142 Panggil sayang
143 Berbalik menggoda
144 Anak siapa sih ini?
145 Berarti tanpa disadari
146 Demi liat kalian bahagia
147 Kehidupan pernikahan
148 Pengakuan (Syafa)
149 Tingkah menyebalkan Syafa
150 Rezeki ngga akan kemana
151 Sekalian buat anak
152 Terlalu cantik (Syafa)
153 Suami-istri yang bego
154 kebahagiaan lo bukan di gue (Reza pada Susi)
155 Bian jadi makin perhatian
156 Acara dadakan malam ini (Luthfi)
157 End (Sampai jumpa lagi readersku )
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Hari yang menyebalkan
2
Tinggal serumah?
3
Dasar Jangkrik
4
Siap-siap melayang
5
Ganteng dari lahir
6
Singa dan Jangkrik
7
Adegan apa ini?
8
Suster Ngesot
9
Suka belum tentu sayang
10
Beralih jadi Bebek
11
Bahas cowok heboh
12
PDKT? Kecuali Bian
13
Yah! Ducekin
14
Kayak Obat Nyamuk
15
Ngedate bareng pacar
16
Cerewet tapi penakut
17
Rasanya Nano-nano
18
Kalian berdua jadian?
19
Ngegosipin Syafa
20
Adik-kakak lamban
21
Pacaran yang wajar
22
Merasa tersentuh
23
Jadi ikut sakit (Bian)
24
Ternyata malah zonk
25
Secerah mentari
26
Mencuri pandang
27
Pelukan pria dingin
28
Lagi jatuh cinta
29
Drama keributan
30
Perasaan terbalas?
31
Dasar terkutuk (Syafa)
32
Jangan kecewain Kakak
33
Gue cantik? Makasih!
34
Ekspresi malas hidup
35
Bukan Shirayuki, tapi Roka
36
Menerkam hidup-hidup
37
Merusak suasana
38
Loh cemburu?
39
Sang Pujaan Hati
40
Berdebar kencang
41
Menutupi semuanya
42
Kecuali sama Syafa
43
Sepucuk surat
44
Semoga selalu terbaik
45
Jangan dipaksa
46
Dasar ngga peka
47
Tanamam dimakan pagar
48
Perlengkapan bayi
49
Benar-benar gila
50
Api yang berkobar
51
Berusaha menebak
52
Jadi suami-istri dulu
53
Nikah dulu sama gue
54
Nanti jadi janda
55
Suami Istri & Anak
56
Bian kena marah
57
Ditakdirkan saling menjaga
58
Ketakutan Syafa
59
Jangan sentuh Syafa!
60
Perlakuan manis Bian
61
Kecebong dan Kampret
62
Rekaman CCTV
63
Mega pelakunya?
64
Ada yang aneh
65
Kalian akan aman
66
Berpencar
67
Syafa diculik
68
Menjerit kesakitan
69
Menemukan Syafa
70
Debaran jantung Syafa
71
Menjadi canggung
72
Jadi gue cantik? (Syafa)
73
Valid no debat
74
Mendiamkan Bian
75
Nikah sama gue? (Bian)
76
Menanti ulang tahun Bian
77
Bertengkar hebat?
78
Terus mencari masalah
79
Happy birthday Bi
80
Perayaan ulang tahun
81
Pelukan Bian
82
Abi-Umi?
83
Para Emak-Emak
84
Sekolah khusus kepekaan
85
Ngga punya kandang
86
Mengungkapkan perasaan
87
Natural dan manis
88
Tetap cantik (Bian)
89
Pipi gadis cerewet
90
Biasanya berakhir cinta
91
Kekesalan Bian
92
Kadang-kadang rindu
93
Penjagaan Bian
94
kenangan malam minggu
95
Andaikan....... (Syafa)
96
cukup gue (Syafa)
97
Membuatnya nyaman
98
Menang nih Bian (Luthfi)
99
Tetaplah bersamaku
100
Boleh peluk ngga?
101
Label putri dingin
102
Pasangan paling romantis
103
Senyum dari Syafa
104
Bergandengan tangan
105
Bertingkah menyebalkan
106
Untung sayang (Syafa)
107
Udah main KDRT
108
Ngga boleh luluh
109
Berdua di kamar
110
Gue akan nikahin lo
111
Menikahlah (Luthfi)
112
Belum Siap kehilangan
113
Menyatukan karakter
114
Terjadi Sesuatu
115
Tersenyum hangat
116
Calon pengantin
117
Bau-bau bucin
118
menaklukkan hati istri
119
Esnya membeku lagi
120
Pernikahan Syafa dan Bian
121
SAH!!!!!!!
122
Mencium pipi
123
Suamiku mulai romantis
124
Malam pertama
125
Pengen banget ketemu?
126
Bibir merah jambu
127
Cantik! (Bian)
128
Mencintai istrinya
129
Cemburu? (Syafa)
130
I love U suamiku
131
Perlakuan manis Syafa
132
Suka panggilan itu
133
Kembali merah merona
134
Aku butuh Syafa
135
Status jomblo
136
Kisah memilukan
137
Ngga mau ngaku
138
Melepaskan kerinduan
139
Pacaran setelah nikah
140
Tiap hari juga gue mau
141
Aku sayang sama kamu
142
Panggil sayang
143
Berbalik menggoda
144
Anak siapa sih ini?
145
Berarti tanpa disadari
146
Demi liat kalian bahagia
147
Kehidupan pernikahan
148
Pengakuan (Syafa)
149
Tingkah menyebalkan Syafa
150
Rezeki ngga akan kemana
151
Sekalian buat anak
152
Terlalu cantik (Syafa)
153
Suami-istri yang bego
154
kebahagiaan lo bukan di gue (Reza pada Susi)
155
Bian jadi makin perhatian
156
Acara dadakan malam ini (Luthfi)
157
End (Sampai jumpa lagi readersku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!