Cerewet tapi penakut

Film pun sudah dimulai. Lampu-lampu mulai dipadamkan untuk membuat pengunjung merasakan fokus pada film tersebut

"Aaaaaaa"

Baru iklan saja. Syafa sudah berteriak karna terkejut dan mendengar suara yang begitu besar keluar dari layar bioskop itu hingga membuat Keempatnya merasa malu karna beberapa orang di sekitar mereka menoleh ke arahnya

"Astaga Syafa" geram Icha yang melototkan matanya

"Astaga. Malu gue" guman Syafa yang mengumpat di belakang Susi

Bian mendesis dan memalingkan wajahnya hingga membuat Syafa kesal. Wajahnya ditekuk karna kesal sekaligus malu

"Ngapain ketawa?" Syafa mencubit perut Bian dengan kesal namun pelan

"Siapa yang ketawa?" bantah Bian yang memegang tangan Syafa namun tetap menahan tawa

"Tuh kan" tukas Syafa yang menunjuk wajah Bian dengan tangan satunya

"Udah diam. Tuh udah mau mulai" Bian menunjuk layar lebar tersebut

"Gue takut tau" ketus Syafa

"Tutup muka" perintah Bian

"Jahat" Syafa memukul-mukul lengan Bian

"Syafa udah. Ngga malu diliatin banyak orang?" sergah Susi yang menunjuk beberapa orang tengah melihat mereka dengan ekor matanya

"Tau nih Syafa" cetus Icha

"Ok stop" titah Gita

Syafa mencibirkan bibirnya. Ia merasa tidak ada yang bisa mengerti perasaannya. Dengan pasrah, ia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi

Film sudah dimulai. Dan ketiga gadis itu memilih film horor dari luar. Karna tau tantangan film horor dari luar lebih serem dari film horor negara sendiri

Syafa beberapa kali menutup matanya jika hantu sedang nongol disana. Berbeda dengan ketiga temannya yang malah asik dan saling menunjuk satu sama lain. Bahkan sesekali tertawa bersama penonton yang lainnya

Syafa seperti merasa sendiri. Bian bahkan hanya terus menonton tanpa mempedulikan dirinya. Bahkan tidak mempedulikan jika seorang gadis yang berada di sampingnya tengah menatap kagum padanya

Syafa menutup wajahnya setelah merasa ada hawa-hawa hantu yang mengintai pemain film tersebut. Bahkan terdengar teriakan beberapa penonton tengah berteriak karna terkejut

Tangan Syafa tengah dipegang seseorang yang berada di wajahnya. Dengan penuh ketakutan, ia menutup rapat-rapat matanya tanpa berani berteriak

"Syafa?" suara laki-laki tengah memanggilnya dengan lembut. Dan Syafa sangat kenal pemilik suara itu

Dengan pelan, ia membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah Bian yang hanya beberapa senti saja dari wajahnya. Ketakutannya perlahan menghilang. Ia menghembuskan napas lega

"Kenapa?" tanya Bian yang mengerutkan keningnya

Syafa menggeleng "Ngga apa-apa" ia berusaha tegar untuk tidak menangis karna takut dan menegakkan tubuhnya

"Hey! Kenapa?" Bian menyentuh lengan Syafa dan tetap bertanya pada gadis itu

"Ngga apa-apa. Kalau gue bilang juga loh pasti ngga akan peduli" ketus Syafa yang menoleh ke arah tiga temannya yang masih fokus menonton

"Sini" Bian menarik kepala Syafa dan menyandarkannya di bahu miliknya

"Ngapain sih. Bukannya loh ngga peduli sama gue?" Syafa masih kesal dan berusaha memberontak. Namun tenaga Bian masih lebih kuat darinya

"Kalau ngga peduli. Ngapain gue disini?"

"Kesal tau dicuekin kalian" suara Syafa sudah bergetar menahan tangis "Udah tau gue penakut, ditinggal sendiri pula. Sibuk banget sama dunia masing-masing" ketusnya

"Lebih baik loh nonton juga. Biar tau rasanya gimana. Kalau loh mau teriak ngga apa-apa. Wajar orang nonton horor teriak" nasihat Bian karna tidak tega melihat gadis itu ketakutan seorang diri

"Ngga mau. Ntar yang ada gue malah bikin kalian malu" tolak Syafa yang memilih menunduk

"Tadi loh ngga dengar orang-orang teriak?"

"Dengar kok. Kan gue masih punya telinga"

"Mereka juga takut, tapi masih tetap nonton. Kalau kaget yah teriak"

"Emang boleh gitu?" Syafa mendongak menatap Bian

"Boleh. Kalau loh ngga nonton dan terus nunduk. Gunanya kita beli popcorn sama minuman apa? Kan loh mau ngerasain makan popcorn sambil nonton film"

Syafa sejenak berpikir "Benar juga sih. Tapi tanggung jawab loh yah kalau gue teriak-teriak ngga jelas" ancamnya

"Ia bawel" Bian mengacak rambut Syafa

"Bian ih. Rambut gue berantakan" ketus Syafa dengan merapikan rambutnya

"Tuh nonton" Bian menunjuk pelipis Syafa dan mengarahkannya ke layar lebar

"Awas yah. Tanggung jawab loh" ancam Syafa sekali lagi dan menunjuk Bian sebelum dirinya memberanikan diri menatap layar lebar untuk ikut menonton

Beberapa saat, Syafa terlihat mulai menikmati karna hanya ada para pemain disana. Ia bahkan ikut tersenyum jika pemeran pria memberikan kesan romantis kepada gadisnya

Bian terus mengawasi Syafa sesekali. Takut jika gadis itu ketakutan dan tidak bisa mengontrol dirinya. Ia menyandarkan tubuhnya agar lebih leluasa memperhatikan gadis cerewet tapi penakut itu

Saat pemeran pria mendekatkan wajahnya ke wajah pasangannya, Syafa tidak bereaksi dan tetap menonton. Namun Bian dengan cepat menarik tangan Syafa untuk mundur dan menutup kedua mata gadis itu

"Bian. Kenapa?" Syafa berusaha melepas tangan Bian

"Jangan dilepas" perintah Bian

"Dikit lagi" heboh Icha bersama Gita

"Baper gue" timpal Gita

"Astaga kalian yah" tegur Susi

Beberapa penonton berteriak histeris tatkala kedua pemain utama dalam film itu tengah menyatukan bibir mereka

"Bian itu kenapa? Gue pengen liat" Syafa berusaha memberontak

"Adegan dewasa" ucapan yang terlontar dari mulut Bian membuat Syafa berhenti memberontak

Susi tidak sengaja menoleh ke arah Syafa yang kini matanya tengah ditutup oleh telapak tangan Bian. Menurutnya, itu jauh lebih romantis dari adegan di film yang baru saja terjadi. Ia menyenggol lengan Gita dan mengode ke arah Bian dan juga Syafa. Hampir saja Gita berteriak karna terkejut dengan keduanya. Namun Susi dengan cepat menutup mulut gadis itu

"Gita" geram Susi

"Gue kaget sumpah" ucap Gita yang melepas tangan Susi dan menatap kedua temannya itu dengan kagum

"Jangan sampai Icha liat ini. Ok?" usul Susi

"Ok" Icha menaikkan tangannya dan membentuk huruf OK pada jari-jarinya

Setelah adegan dewasa menurut Bian itu selesai, barulah ia melepaskan tangannya dari mata Syafa

"Udah?" tanya Syafa yang masih mengerjap-erjapkan matanya

"Ia" hanya kata itu yang dilontarkan oleh Bian

"Berapa lama lagi sih?" tanya Syafa pada Susi

"Satu jam lagi" jawab Susi yang melihat jam di pergelangan tangannya

"What? Satu jam lagi?" pekik Syafa yang menutup mulutnya sendiri

"Ini hampir dua jam Sya mainnya" sahut Susi

"Gila. Lama banget" tukas Syafa

"Nikmati Aja. Ntar juga ngga kerasa kok" ujar Susi yang berusaha menenangkan

Syafa mengangguk dan mencebikkan bibirnya "Ya udah deh" ia kembali menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi

Bian menyodorkan popcorn untuk Syafa. Dan Syafa seketika teringat pada film-film romantis yang ia nonton di tv. Dimana si cowok akan memberikan popcorn ke ceweknya ketika mereka sedang menonton di bioskop

"Aaaa. Hidup gue jadi penuh drama. Tapi gue suka" batin Syafa yang tersipu malu ketika mendapat perlakuan yang ingin sekali ia rasakan sejak dulu

"Kenapa loh" tegur Bian yang merasa aneh dengan gadis itu hingga membuat Syafa tersadar dan malu

*

*

*

Jangan lupa like dan beri tipnya yah. Terima kasih semuanya ❤

Terpopuler

Comments

natasya_army💜

natasya_army💜

ekspektasi ku tak sesuai 😂

2020-12-02

1

queenmi ndo

queenmi ndo

yaahhh begini nasib jofis mah 😂😂
ada adegan romance aja udah gereget baper senyum2 sendiri 😁😁
pengen donk di posisi kyk syafa d saat nonton film horor ada bian 😍😍

gmana nih aku jiwa jomblo ku meronta ronta 😃😃😃😃

2020-11-29

2

Rivanki Palit

Rivanki Palit

😎😎❤️❤️

2020-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 Hari yang menyebalkan
2 Tinggal serumah?
3 Dasar Jangkrik
4 Siap-siap melayang
5 Ganteng dari lahir
6 Singa dan Jangkrik
7 Adegan apa ini?
8 Suster Ngesot
9 Suka belum tentu sayang
10 Beralih jadi Bebek
11 Bahas cowok heboh
12 PDKT? Kecuali Bian
13 Yah! Ducekin
14 Kayak Obat Nyamuk
15 Ngedate bareng pacar
16 Cerewet tapi penakut
17 Rasanya Nano-nano
18 Kalian berdua jadian?
19 Ngegosipin Syafa
20 Adik-kakak lamban
21 Pacaran yang wajar
22 Merasa tersentuh
23 Jadi ikut sakit (Bian)
24 Ternyata malah zonk
25 Secerah mentari
26 Mencuri pandang
27 Pelukan pria dingin
28 Lagi jatuh cinta
29 Drama keributan
30 Perasaan terbalas?
31 Dasar terkutuk (Syafa)
32 Jangan kecewain Kakak
33 Gue cantik? Makasih!
34 Ekspresi malas hidup
35 Bukan Shirayuki, tapi Roka
36 Menerkam hidup-hidup
37 Merusak suasana
38 Loh cemburu?
39 Sang Pujaan Hati
40 Berdebar kencang
41 Menutupi semuanya
42 Kecuali sama Syafa
43 Sepucuk surat
44 Semoga selalu terbaik
45 Jangan dipaksa
46 Dasar ngga peka
47 Tanamam dimakan pagar
48 Perlengkapan bayi
49 Benar-benar gila
50 Api yang berkobar
51 Berusaha menebak
52 Jadi suami-istri dulu
53 Nikah dulu sama gue
54 Nanti jadi janda
55 Suami Istri & Anak
56 Bian kena marah
57 Ditakdirkan saling menjaga
58 Ketakutan Syafa
59 Jangan sentuh Syafa!
60 Perlakuan manis Bian
61 Kecebong dan Kampret
62 Rekaman CCTV
63 Mega pelakunya?
64 Ada yang aneh
65 Kalian akan aman
66 Berpencar
67 Syafa diculik
68 Menjerit kesakitan
69 Menemukan Syafa
70 Debaran jantung Syafa
71 Menjadi canggung
72 Jadi gue cantik? (Syafa)
73 Valid no debat
74 Mendiamkan Bian
75 Nikah sama gue? (Bian)
76 Menanti ulang tahun Bian
77 Bertengkar hebat?
78 Terus mencari masalah
79 Happy birthday Bi
80 Perayaan ulang tahun
81 Pelukan Bian
82 Abi-Umi?
83 Para Emak-Emak
84 Sekolah khusus kepekaan
85 Ngga punya kandang
86 Mengungkapkan perasaan
87 Natural dan manis
88 Tetap cantik (Bian)
89 Pipi gadis cerewet
90 Biasanya berakhir cinta
91 Kekesalan Bian
92 Kadang-kadang rindu
93 Penjagaan Bian
94 kenangan malam minggu
95 Andaikan....... (Syafa)
96 cukup gue (Syafa)
97 Membuatnya nyaman
98 Menang nih Bian (Luthfi)
99 Tetaplah bersamaku
100 Boleh peluk ngga?
101 Label putri dingin
102 Pasangan paling romantis
103 Senyum dari Syafa
104 Bergandengan tangan
105 Bertingkah menyebalkan
106 Untung sayang (Syafa)
107 Udah main KDRT
108 Ngga boleh luluh
109 Berdua di kamar
110 Gue akan nikahin lo
111 Menikahlah (Luthfi)
112 Belum Siap kehilangan
113 Menyatukan karakter
114 Terjadi Sesuatu
115 Tersenyum hangat
116 Calon pengantin
117 Bau-bau bucin
118 menaklukkan hati istri
119 Esnya membeku lagi
120 Pernikahan Syafa dan Bian
121 SAH!!!!!!!
122 Mencium pipi
123 Suamiku mulai romantis
124 Malam pertama
125 Pengen banget ketemu?
126 Bibir merah jambu
127 Cantik! (Bian)
128 Mencintai istrinya
129 Cemburu? (Syafa)
130 I love U suamiku
131 Perlakuan manis Syafa
132 Suka panggilan itu
133 Kembali merah merona
134 Aku butuh Syafa
135 Status jomblo
136 Kisah memilukan
137 Ngga mau ngaku
138 Melepaskan kerinduan
139 Pacaran setelah nikah
140 Tiap hari juga gue mau
141 Aku sayang sama kamu
142 Panggil sayang
143 Berbalik menggoda
144 Anak siapa sih ini?
145 Berarti tanpa disadari
146 Demi liat kalian bahagia
147 Kehidupan pernikahan
148 Pengakuan (Syafa)
149 Tingkah menyebalkan Syafa
150 Rezeki ngga akan kemana
151 Sekalian buat anak
152 Terlalu cantik (Syafa)
153 Suami-istri yang bego
154 kebahagiaan lo bukan di gue (Reza pada Susi)
155 Bian jadi makin perhatian
156 Acara dadakan malam ini (Luthfi)
157 End (Sampai jumpa lagi readersku )
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Hari yang menyebalkan
2
Tinggal serumah?
3
Dasar Jangkrik
4
Siap-siap melayang
5
Ganteng dari lahir
6
Singa dan Jangkrik
7
Adegan apa ini?
8
Suster Ngesot
9
Suka belum tentu sayang
10
Beralih jadi Bebek
11
Bahas cowok heboh
12
PDKT? Kecuali Bian
13
Yah! Ducekin
14
Kayak Obat Nyamuk
15
Ngedate bareng pacar
16
Cerewet tapi penakut
17
Rasanya Nano-nano
18
Kalian berdua jadian?
19
Ngegosipin Syafa
20
Adik-kakak lamban
21
Pacaran yang wajar
22
Merasa tersentuh
23
Jadi ikut sakit (Bian)
24
Ternyata malah zonk
25
Secerah mentari
26
Mencuri pandang
27
Pelukan pria dingin
28
Lagi jatuh cinta
29
Drama keributan
30
Perasaan terbalas?
31
Dasar terkutuk (Syafa)
32
Jangan kecewain Kakak
33
Gue cantik? Makasih!
34
Ekspresi malas hidup
35
Bukan Shirayuki, tapi Roka
36
Menerkam hidup-hidup
37
Merusak suasana
38
Loh cemburu?
39
Sang Pujaan Hati
40
Berdebar kencang
41
Menutupi semuanya
42
Kecuali sama Syafa
43
Sepucuk surat
44
Semoga selalu terbaik
45
Jangan dipaksa
46
Dasar ngga peka
47
Tanamam dimakan pagar
48
Perlengkapan bayi
49
Benar-benar gila
50
Api yang berkobar
51
Berusaha menebak
52
Jadi suami-istri dulu
53
Nikah dulu sama gue
54
Nanti jadi janda
55
Suami Istri & Anak
56
Bian kena marah
57
Ditakdirkan saling menjaga
58
Ketakutan Syafa
59
Jangan sentuh Syafa!
60
Perlakuan manis Bian
61
Kecebong dan Kampret
62
Rekaman CCTV
63
Mega pelakunya?
64
Ada yang aneh
65
Kalian akan aman
66
Berpencar
67
Syafa diculik
68
Menjerit kesakitan
69
Menemukan Syafa
70
Debaran jantung Syafa
71
Menjadi canggung
72
Jadi gue cantik? (Syafa)
73
Valid no debat
74
Mendiamkan Bian
75
Nikah sama gue? (Bian)
76
Menanti ulang tahun Bian
77
Bertengkar hebat?
78
Terus mencari masalah
79
Happy birthday Bi
80
Perayaan ulang tahun
81
Pelukan Bian
82
Abi-Umi?
83
Para Emak-Emak
84
Sekolah khusus kepekaan
85
Ngga punya kandang
86
Mengungkapkan perasaan
87
Natural dan manis
88
Tetap cantik (Bian)
89
Pipi gadis cerewet
90
Biasanya berakhir cinta
91
Kekesalan Bian
92
Kadang-kadang rindu
93
Penjagaan Bian
94
kenangan malam minggu
95
Andaikan....... (Syafa)
96
cukup gue (Syafa)
97
Membuatnya nyaman
98
Menang nih Bian (Luthfi)
99
Tetaplah bersamaku
100
Boleh peluk ngga?
101
Label putri dingin
102
Pasangan paling romantis
103
Senyum dari Syafa
104
Bergandengan tangan
105
Bertingkah menyebalkan
106
Untung sayang (Syafa)
107
Udah main KDRT
108
Ngga boleh luluh
109
Berdua di kamar
110
Gue akan nikahin lo
111
Menikahlah (Luthfi)
112
Belum Siap kehilangan
113
Menyatukan karakter
114
Terjadi Sesuatu
115
Tersenyum hangat
116
Calon pengantin
117
Bau-bau bucin
118
menaklukkan hati istri
119
Esnya membeku lagi
120
Pernikahan Syafa dan Bian
121
SAH!!!!!!!
122
Mencium pipi
123
Suamiku mulai romantis
124
Malam pertama
125
Pengen banget ketemu?
126
Bibir merah jambu
127
Cantik! (Bian)
128
Mencintai istrinya
129
Cemburu? (Syafa)
130
I love U suamiku
131
Perlakuan manis Syafa
132
Suka panggilan itu
133
Kembali merah merona
134
Aku butuh Syafa
135
Status jomblo
136
Kisah memilukan
137
Ngga mau ngaku
138
Melepaskan kerinduan
139
Pacaran setelah nikah
140
Tiap hari juga gue mau
141
Aku sayang sama kamu
142
Panggil sayang
143
Berbalik menggoda
144
Anak siapa sih ini?
145
Berarti tanpa disadari
146
Demi liat kalian bahagia
147
Kehidupan pernikahan
148
Pengakuan (Syafa)
149
Tingkah menyebalkan Syafa
150
Rezeki ngga akan kemana
151
Sekalian buat anak
152
Terlalu cantik (Syafa)
153
Suami-istri yang bego
154
kebahagiaan lo bukan di gue (Reza pada Susi)
155
Bian jadi makin perhatian
156
Acara dadakan malam ini (Luthfi)
157
End (Sampai jumpa lagi readersku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!