Ganteng dari lahir

"Semangat, Gita" teriak, Syafa untuk menyemangati, Gita yang menjadi perwakilan dari timnya

"Namanya, Gita?" tanya, Niko yang sama sekali belum tau nama-nama di timnya

"Ia namanya, Gita" jawab, Syafa dengan biasa aja karna takut, Bian akan mengadukannya pada kakaknya

"Ohh. Hmmm" sahut, Niko

"Mabuk" teriak salah satu dari tim 4 setelah, Gita mulai memperagakan judul lagu tersebut

Gita mengacungkan jempolnya, dan kembali memperagakan kata yang kedua

"Cinta" Gita kembali mengacungkan jempolnya dan menyuruh mereka menggabungkan dua kata tersebut

"Mabuk cinta" seru salah satu dari mereka dan, Gita menyilangkan kedua tangannya

"Dimabuk cinta" seru, Syafa dan Niko bersamaan hingga mereka saling menoleh satu sama lain dan mendapat ledekan dari seisi ruangan tersebut

"Yeeeeeeeaaay" teriak, Gita yang kegirangan tanpa peduli pada mereka yang meledek, Syafa dan Niko

Syafa yang salah tingkah mengalihkan pandangannya dan kembali melirik ke arah, Bian. Benar saja, laki-laki itu tengah menatapnya, bahkan siap menerkamnya

"Mati gue" batin, Syafa

"Loh kenapa?" tanya, Niko yang tampak memucat

"Hmm. Ngga apa-apa kok" jawab, Syafa yang memaksakan senyumnya

Gelak tawa terus terdengar dan menggema seisi ruangan tersebut. Permaian tebak lagu dengan gerakan itu berakhir hanya tersisa 6 tim dalam 10 tim awalnya yang berhasil melaju ke game selanjutnya

"Beri sorakan riuh kepada ke-enam tim kita yang akan melalui ke game selanjutnya" teriak, Mahir

Tepuk tangan dan sorakan riuhpun kembali terdengar di ruangan tersebut beserta gelak tawa yang tercipta

"Baik. Untuk game selanjutnya, 'Tanya jawab'. Jadi permainan ini, nantinya tim yang bertahan akan saling memberikan 1 pertanyaan kepada semua pemain. Jika tidak bisa menjawab, maka tim itu akan gugur" tutur, Runi

"Maksudnya gimana sih?" tanya, Syafa pada, Gita

"Itu loh. Tiap perwakilan tim akan bertanya pada semua pemain. Terus nanti yang ngga bisa jawab, yah gagal" jawab, Gita

"Oh gitu. Terus yang jadi perwakilan siapa nih?" tanya kembali, Syafa

"Kenapa ngga loh aja?" tawar, Gita

"Gue belum terlalu ngerti gamenya sih. Jadi gue ngga mau" tolak, Syafa

"Kalau gitu biar gue aja" usul, Niko yang membuat, Syafa dan Gita menoleh padanya

"Serius loh mau?" tanya, Syafa

"Mau" ucap, Niko yang menganggukkan kepalanya

"Ok. Perwakilan tim kita loh yah berarti?" tanya, Gita untuk memastikan

"Ia"

Bian terus ditawari untuk ikut game ini namun ia sama sekali tidak mau ikut berpartisipasi hingga mengharuskan teman-temannya yang lain untuk ikut andil

"Bian kenapa sih? Kok ngga mau ikut?" tanya salah satu gadis dari timnya

"Ngga apa-apa" jawab, Bian dengan dingin tanpa menoleh ke arah gadis itu

"Loh ngga suka tim ini yah?" tanya gadis itu dengan pelan

"Biasa aja" sahut, Bian yang hanya menoleh sekilas

Ting

Dengan malas, Bian meraih ponselnya di saku almamaternya yang sempat terdengar notifikasi masuk

"Berani loh macam-macam. Gue aduin ke kakak. Dasar loh yah. Tadi ngancam-ngancam gue buat ngga dekat-dekat sama cowok. Ini malah loh yang ganjeng dekat-dekat sama cewek. Pengen gue timpuk muka loh pake sepatu gue. Jangan sok kecakepan kenapa sih?" - Syafa

Isi pesan dari, Syafa membuat, Bian terkekeh bahkan ingin sekali tertawa keras setelah membacanya. Ia berusaha menahan tawanya agar tidak lepas. Ia pun membalas pesan dari, Syafa

"Bukan gue yang deketin dia. Tapi dia yang deketin gue. Mata loh taro dimana? Perhatiin baik-baik atau mata loh udah minus? Bedain gitu aja ngga bisa. Dan satu lagi, gue ngga pernah sok kecakepan. Karna emang dari lahir gue udah ganteng" - Bian

Setelah, Syafa membaca isi pesan dari, Bian. Gadis itu merenggut kesal dan menatap tajam, Bian yang tersenyum penuh ledekan padanya

"Dasar, Bian manusia terkutuk jadi Singa dingin. Kualat loh awas. Siap-siap aja loh ntar kaos kaki sama sepatu gue udah siap nyerang loh. Berani loh dekat-dekat sama cewek lagi, gue pastiin loh nyesel" - Syafa

Bian memijat pelipisnya dan berusaha menahan tawa. Gadis cerewet itu kembali berulah dan sekarang kembali mengancam dirinya untuk tidak dekat dengan gadis manapun

"Loh kenapa jadi larang-larang gue?" - Bian

"Loh juga ngelarang gue" - Syafa

"Itu karna loh tanggung jawab gue sekarang. kalau loh kenapa-napa, gue yang disalahin" - Bian

"Ngga nyadar diri loh yah. Loh kenapa-napa juga gue yang repot. Dan kakak pasti juga nyalahin gue. Awas yah, Bian sekali lagi gue liat loh macam-macam. Loh bakal nyesal" - Syafa

Bian baru saja hendak membalas. Namun gadis di sebelahnya menegur dirinya karna sejak tadi bermain dengan ponselnya

"Bian. Loh diliatin terus sama Kak Mila. Jangan sampai loh ditegur karna main hp terus" bisik gadis itu

Bian menyimpan ponselnya kembali di saku almamaternya dan mengode, Syafa untuk melirik ke arah, Mila seniornya yang sejak tadi memperhatikan dirinya bermain ponsel. Syafa pun mengangguk dan memberikan gerakan 'OK' pada jarinya

"Ok. Ayo perwakilan teman-teman untuk game kedua ini silahkan maju ke depan" seru Hendra seraya bertepuk tangan

"Semangat, Niko" Syafa, Gita dan teman-teman setim lainnya menyemangati, Niko

"Doain gue yah" ucap, Niko

Niko dan semua perwakilan tim maju ke depan untuk memulai game kedua ini. Mereka membentuk sebuah lingkaran sesuai arahan seniornya

"Ok. Karna tim yang bertahan dari grup 3,4, 5, 7, 8 dan 10. Jadi, perwakilan tim 3 yang pertama kali akan memberikan pertanyaan kepada masing-masing perwakilan grup. Kalau ngga bisa jawab, dihitung 0 poinnya sampai babak akhir game ini. Paham?" tutur, Mahir

"Paham" seru mereka

"Siap, mulai" seru, Mahir

Tim 3 mulai memberikan pertanyaan kepada tim 4 terlebih dahulu, "Menurut loh, cewek yang paling cantik diruangan ini siapa? Loh bisa nunjuk kalau loh ngga tau namanya"

Niko menjadi kalang kabut dengan pertanyaan dari perwakilan tim 3. Ia mengedarkan pandangannya karna belum melihat semua gadis-gadis yang berada disana termasuk, Syafa dan Gita

"Harus jawab cepat. Dalam hitungan ketiga yah" ujar, Runi, "Ayo kita sama-sama hitung" lanjutnya

"1"

"2"

Tepat dihitungkan kedua, Niko memejamkan matanya untuk berpikir keras dan kini tatapannya mengarah ke arah, Syafa. Dengan berat, ia mulai menunjuk, Syafa dan menyerukan namanya, "Syafa"

Syafa membulatkan kedua matanya karna terkejut. Pun dengan teman-teman lain yang ada di ruangan tersebut. Tatapan semuanya mengarah ke arah, Syafa yang terbengong

Ledekan demi ledekan terus, Syafa dan Niko dengar. Syafa tidak lagi bisa berfikir dengan jernih. Terlebih tatapan, Bian yang tanpa bisa ia simpulkan tengah menatap dirinya

"Cieeee, Syafa" ledek, Gita yang menyenggol, Syafa yang masih terdiam bersitatap dengan, Bian

"Syafa" seru, Icha "Cieee" ledeknya

Permainan kembali di mulai. Namun, Syafa tidak lagi bisa memperhatikan hal tersebut. Pikirannya masih dipenuhi pernyataan, Niko barusan yang mengatakan dirinya paling cantik

"Bian pasti marah ini. Dia pasti ngaduin gue yang ngga-ngga ke kakak. Yaa Tuhan. Tuh, Niko kenapa juga sih ngomong kek tadi. Meskipun gue senang dikata paling cantik, seenggaknya jangan disini dong. Mana ada Manusia terkutuk itu pula"

Syafa terus ngedumel dalam batinnya. Ia perlahan melirik ke arah, Bian yang tidak lagi terlihat disana. Pandangannya ia arahkan ke segala tempat, namun tetap tidak melihat pria itu

"Kemana dia? Apa dia beneran marah? Apa dia bakal ngaduin gue ke kakak? Mati gue" batin, Syafa yang terus mencari keberadaan, Bian dengan cemas

"Loh nyari siapa sih? Tuh, Niko disana" tanya, Gita sekaligus meledeknya

"Loh mah" jawab, Syafa yang menyenggol, Gita. "Git, gue keluar bentar yah?" cetusnya

"Loh mau kemana?" tanya, Gita

"Mau ke toilet. Bentar yah" ujar, Syafa yang hendak berdiri

"Mau gue temenin?" tawar, Gita

"Ngga usah ngga apa-apa. Gue cuma bentar kok" pamit, Syafa pada Gita

Syafa melewati beberapa bahu mahasiswa baru yang memadati ruangan tersebut. Icha yang melihatnya langsung menegur dirinya

"Loh mau kemana?" tanya, Icha

"Ke toilet dulu" ucap, Syafa yang sampai pada barisan mahasiswa akhir

"Gue harus cepat-cepat nyari, Bian nih" cetusnya yang keluar dari ruangan tersebut setelah mendapat izin dari seniornya

"Bian kemana sih?" tanyanya pada diri sendiri setelah mengelilingi tempat itu, "Daritadi gue cari-cari kok ngga ada sih"

Satu tarikan kuat seseorang yang berada di balik tembok besar pada lengan, Syafa membuat gadis itu terlonjak kaget dan hampir saja berteriak keras jika saja mulutnya tidak langsung dibekap

"Loh ngapain disini?" tanya, Bian yang ternyata ia yang menarik lengan, Syafa

"Bian" karna, Syafa sempat terkejut dan takut, ia memukul dada, Bian "Dasar loh yah. Bikin jantungan aja" gerutunya sambil memegang dadanya

"Siapa yang mau bikin loh jantungan. Loh yang daritadi ngintip-ngintip"

"Sembarangan. Siapa yang ngintip"

"Loh lah. Hmmm. Ngapain loh kesini?"

"Nyariin loh. Loh ngapain coba keluar dari ruangan ngga bilang-bilang?" tanya, Syafa yang melipat kedua tangannya di atas perut

"Ngapain nyariin gue?"

"Buat nyegah loh lah. Kali aja loh mau ngaduin gue ke kakak"

"Siapa yang mau ngaduin? Orang gue ke toilet"

"Bisa aja kan loh ngaduin gara-gara, Niko tadi bilang gue yang paling cantik"

"Jadi loh mau pamer maksudnya?"

"Kok pamer sih?" ketus, Syafa yang menanggalkan tangannya, "Tau ah. Kesal gue. Mau balik" celotehnya dan meninggalkan, Bian disana

"Loh kenapa jadi marah-marah" balas, Bian yang terus mengikuti, Syafa untuk kembali ke ruangan

Sesampainya di ruangan. Syafa dan Bian saling menatap heran, pasalnya semua tim yang berada di depan tadinya sudah kembali masing-masing bergabung dengan timnya. Ada yang bersorak gembira, ada yang menyemangati, dan macam-macam ekspresi dari mereka

"Udah selesai yah?" tanya, Syafa pada, Bian namun tatapannya mengarah ke orang-orang yang berada di ruangan itu

"Loh nanya gue?" tanya balik, Bian yang membuat, Syafa merenggut kesal

"Itu, Syafa. Syafa, sini" teriak, Gita setelah melihat, Syafa berdiri di ambang pintu bersama, Bian

Syafa menoleh ke arah, Bian "Gue duluan yah?" Bian hanya mengangguk tanpa bersuara

"Syafa. Tim kita menang" seru, Gita dengan penuh kegirangan, "Niko berhasil menjawab semua pertanyaan" pujinya

"Wah keren" puji, Syafa pada, Niko "Tapi, cuma tim kita yang menang?" tanyanya

"Tim 5 juga menang. Dan sekarang, tim kita akan melawan tim 5 sebagai penutup game ini" jawab, Niko

"Ohhh" Syafa mengangguk mengerti, "Timnya si Singa dingin juga menang dong"

"Sekarang loh yang jadi perwakilan kita yah?" cetus salah satu dari mereka

"What? Gue?" tunjuk, Syafa pada dirinya sendiri

"Ia. Ini yang terakhir. Loh aja yah?" pinta mereka

Syafa benar-benar merasa bimbang. Dan mau tidak mau ia harus menyetujui permintaan teman-temannya. Lain halnya dengan, Bian yang berulang kali didesak oleh timnya untuk menjadi perwakilan tim mereka, namun ia bersikokoh tidak mau

"Perwakilan tim 4 ada, Syafa lagi" cetus salah satu dari mereka yang menyebut nama, Syafa karna, Niko tadi menyebut nama gadis itu hingga menjadi terkenal namanya dikalangan mereka

Bian menarik matanya untuk menoleh ke arah, Syafa yang cemberut karna mengiyakan permintaan teman-temannya menjadi perwakilan timnya

"Bian. Ayolah, please. Ini yang terakhir, Bian" pinta gadis yang sejak tadi terus menempel pada, Bian

"Ia, Bian. Loh aja yah"

Bian mendesah dan tidak tau harus mengatakan apa lagi kepada teman-temannya untuk menolak. Ia pun mengangguk dengan malas hingga membuat semua temannya bersorak gembira

"Ayo-ayo. Perwakilan untuk tim 4 dan tim 5 silahkan maju ke depan" seru, Runi

Syafa dan Bian pun mulai bangkit dan berjalan ke depan. Syafa terkejut karena melihat, Bian yang menjadi perwakilan untuk tim 5. Mereka berdua berdiri menghadap ke teman-temannya

"Loh yang jadi perwakilan tim 5?" bisiknya dengan begitu pelan

"Mata loh masih berfungsi kan?" balas, Bian yang tidak kalah pelan suaranya

Syafa yang kesal mendengar jawaban, Bian menjadi geram. Ia berinisiatif mengerjai, Bian dengan mencubit perutnya. Ia pun pelan-pelan menggerakkan tangannya untuk mencubit, Bian hingga pria itu mengaduh kesakitan

"Eh, loh kenapa?" tanya, Syafa yang berpura-pura, bahkan gadis itu kini tengah menahan tawanya melihat raut wajah, Bian yang menatap nanar dirinya

"Ada apa?" tanya, Mila yang mendekati, Bian

"Ngga apa-apa" jawab, Bian yang kembali menampakkan wajah dinginnya

"Mulai deh sifat songong dan dinginnya keluar" batin, Syafa

"Sengaja yah loh, Sya. Awas aja, gue balas loh" dendam, Bian yang membatin menoleh pada, Syafa yang menampakkan wajah penuh ledekan disana

"Ya udah. Ayo lanjutin" ucap, Mila

Baru saja kembali mereka berdua berdiri berdampingan, Bian mengebelakangkan tangannya dan menarik lengan, Syafa yang berada di ujung hingga gadis itu merasa tertarik dan kakinya tersandung hingga posisinya menggeser dan hampir jatuh

"Eh, loh kenapa?" Bian pun berpura-pura seraya menahan tawanya melihat raut wajah, Syafa yang sudah ingin menerkam dirinya hidup-hidup

"Loh" geram, Syafa dengan pelan

"Ada apa ini?" kini giliran, Mahir yang menghampiri keduanya

"Ngga apa-apa kak. Maaf. Kaki kiri saya kesandung sama kaki kanan saya" ucap, Syafa yang membuat, Bian memalingkan wajahnya dengan tertawa pelan

"Tersandung kaki sendiri?" tanya, Mahir yang mengerutkan keningnya

"Hmm. Ia kak" jawab, Syafa dengan menggigit bibir bawahnya

"Astaga. Sebego ini yah gue? Alasan macam apa coba itu. Dasar si Bian Manusia terkutuk. Bikin gue malu" batin, Syafa yang terus menggerutu menatap geram pada, Bian yang juga kini tengah menampakkan wajah penuh ledekan padanya

*

*

*

Maaf karna 2 hari ini gk bisa up. Ada mslah dan itu bkin aku gk fokus buat nulis. Btw, part ini panjang banget loh yah, bisa bkin 2 eps ini, sebagai permintaan maaf krn kemarin gk bisa up. jangan lupa untuk selalu like dan beri tipnya yah. Thank U All 😍

Terpopuler

Comments

lilio

lilio

semangat kak,aku selalu mendukung karya kaka🤗

jangan lupa mampir juga hehe
"Badboy and Badgirl"

2020-12-26

1

Umi Yan

Umi Yan

Semangat kak..., ditunggu lagi up terbarunya😊

Salam manis dari "Cinta Sang Desainer" terimakasih🙏

2020-10-26

3

its.tikaaa._

its.tikaaa._

up nya jgn lama² dong

2020-10-26

3

lihat semua
Episodes
1 Hari yang menyebalkan
2 Tinggal serumah?
3 Dasar Jangkrik
4 Siap-siap melayang
5 Ganteng dari lahir
6 Singa dan Jangkrik
7 Adegan apa ini?
8 Suster Ngesot
9 Suka belum tentu sayang
10 Beralih jadi Bebek
11 Bahas cowok heboh
12 PDKT? Kecuali Bian
13 Yah! Ducekin
14 Kayak Obat Nyamuk
15 Ngedate bareng pacar
16 Cerewet tapi penakut
17 Rasanya Nano-nano
18 Kalian berdua jadian?
19 Ngegosipin Syafa
20 Adik-kakak lamban
21 Pacaran yang wajar
22 Merasa tersentuh
23 Jadi ikut sakit (Bian)
24 Ternyata malah zonk
25 Secerah mentari
26 Mencuri pandang
27 Pelukan pria dingin
28 Lagi jatuh cinta
29 Drama keributan
30 Perasaan terbalas?
31 Dasar terkutuk (Syafa)
32 Jangan kecewain Kakak
33 Gue cantik? Makasih!
34 Ekspresi malas hidup
35 Bukan Shirayuki, tapi Roka
36 Menerkam hidup-hidup
37 Merusak suasana
38 Loh cemburu?
39 Sang Pujaan Hati
40 Berdebar kencang
41 Menutupi semuanya
42 Kecuali sama Syafa
43 Sepucuk surat
44 Semoga selalu terbaik
45 Jangan dipaksa
46 Dasar ngga peka
47 Tanamam dimakan pagar
48 Perlengkapan bayi
49 Benar-benar gila
50 Api yang berkobar
51 Berusaha menebak
52 Jadi suami-istri dulu
53 Nikah dulu sama gue
54 Nanti jadi janda
55 Suami Istri & Anak
56 Bian kena marah
57 Ditakdirkan saling menjaga
58 Ketakutan Syafa
59 Jangan sentuh Syafa!
60 Perlakuan manis Bian
61 Kecebong dan Kampret
62 Rekaman CCTV
63 Mega pelakunya?
64 Ada yang aneh
65 Kalian akan aman
66 Berpencar
67 Syafa diculik
68 Menjerit kesakitan
69 Menemukan Syafa
70 Debaran jantung Syafa
71 Menjadi canggung
72 Jadi gue cantik? (Syafa)
73 Valid no debat
74 Mendiamkan Bian
75 Nikah sama gue? (Bian)
76 Menanti ulang tahun Bian
77 Bertengkar hebat?
78 Terus mencari masalah
79 Happy birthday Bi
80 Perayaan ulang tahun
81 Pelukan Bian
82 Abi-Umi?
83 Para Emak-Emak
84 Sekolah khusus kepekaan
85 Ngga punya kandang
86 Mengungkapkan perasaan
87 Natural dan manis
88 Tetap cantik (Bian)
89 Pipi gadis cerewet
90 Biasanya berakhir cinta
91 Kekesalan Bian
92 Kadang-kadang rindu
93 Penjagaan Bian
94 kenangan malam minggu
95 Andaikan....... (Syafa)
96 cukup gue (Syafa)
97 Membuatnya nyaman
98 Menang nih Bian (Luthfi)
99 Tetaplah bersamaku
100 Boleh peluk ngga?
101 Label putri dingin
102 Pasangan paling romantis
103 Senyum dari Syafa
104 Bergandengan tangan
105 Bertingkah menyebalkan
106 Untung sayang (Syafa)
107 Udah main KDRT
108 Ngga boleh luluh
109 Berdua di kamar
110 Gue akan nikahin lo
111 Menikahlah (Luthfi)
112 Belum Siap kehilangan
113 Menyatukan karakter
114 Terjadi Sesuatu
115 Tersenyum hangat
116 Calon pengantin
117 Bau-bau bucin
118 menaklukkan hati istri
119 Esnya membeku lagi
120 Pernikahan Syafa dan Bian
121 SAH!!!!!!!
122 Mencium pipi
123 Suamiku mulai romantis
124 Malam pertama
125 Pengen banget ketemu?
126 Bibir merah jambu
127 Cantik! (Bian)
128 Mencintai istrinya
129 Cemburu? (Syafa)
130 I love U suamiku
131 Perlakuan manis Syafa
132 Suka panggilan itu
133 Kembali merah merona
134 Aku butuh Syafa
135 Status jomblo
136 Kisah memilukan
137 Ngga mau ngaku
138 Melepaskan kerinduan
139 Pacaran setelah nikah
140 Tiap hari juga gue mau
141 Aku sayang sama kamu
142 Panggil sayang
143 Berbalik menggoda
144 Anak siapa sih ini?
145 Berarti tanpa disadari
146 Demi liat kalian bahagia
147 Kehidupan pernikahan
148 Pengakuan (Syafa)
149 Tingkah menyebalkan Syafa
150 Rezeki ngga akan kemana
151 Sekalian buat anak
152 Terlalu cantik (Syafa)
153 Suami-istri yang bego
154 kebahagiaan lo bukan di gue (Reza pada Susi)
155 Bian jadi makin perhatian
156 Acara dadakan malam ini (Luthfi)
157 End (Sampai jumpa lagi readersku )
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Hari yang menyebalkan
2
Tinggal serumah?
3
Dasar Jangkrik
4
Siap-siap melayang
5
Ganteng dari lahir
6
Singa dan Jangkrik
7
Adegan apa ini?
8
Suster Ngesot
9
Suka belum tentu sayang
10
Beralih jadi Bebek
11
Bahas cowok heboh
12
PDKT? Kecuali Bian
13
Yah! Ducekin
14
Kayak Obat Nyamuk
15
Ngedate bareng pacar
16
Cerewet tapi penakut
17
Rasanya Nano-nano
18
Kalian berdua jadian?
19
Ngegosipin Syafa
20
Adik-kakak lamban
21
Pacaran yang wajar
22
Merasa tersentuh
23
Jadi ikut sakit (Bian)
24
Ternyata malah zonk
25
Secerah mentari
26
Mencuri pandang
27
Pelukan pria dingin
28
Lagi jatuh cinta
29
Drama keributan
30
Perasaan terbalas?
31
Dasar terkutuk (Syafa)
32
Jangan kecewain Kakak
33
Gue cantik? Makasih!
34
Ekspresi malas hidup
35
Bukan Shirayuki, tapi Roka
36
Menerkam hidup-hidup
37
Merusak suasana
38
Loh cemburu?
39
Sang Pujaan Hati
40
Berdebar kencang
41
Menutupi semuanya
42
Kecuali sama Syafa
43
Sepucuk surat
44
Semoga selalu terbaik
45
Jangan dipaksa
46
Dasar ngga peka
47
Tanamam dimakan pagar
48
Perlengkapan bayi
49
Benar-benar gila
50
Api yang berkobar
51
Berusaha menebak
52
Jadi suami-istri dulu
53
Nikah dulu sama gue
54
Nanti jadi janda
55
Suami Istri & Anak
56
Bian kena marah
57
Ditakdirkan saling menjaga
58
Ketakutan Syafa
59
Jangan sentuh Syafa!
60
Perlakuan manis Bian
61
Kecebong dan Kampret
62
Rekaman CCTV
63
Mega pelakunya?
64
Ada yang aneh
65
Kalian akan aman
66
Berpencar
67
Syafa diculik
68
Menjerit kesakitan
69
Menemukan Syafa
70
Debaran jantung Syafa
71
Menjadi canggung
72
Jadi gue cantik? (Syafa)
73
Valid no debat
74
Mendiamkan Bian
75
Nikah sama gue? (Bian)
76
Menanti ulang tahun Bian
77
Bertengkar hebat?
78
Terus mencari masalah
79
Happy birthday Bi
80
Perayaan ulang tahun
81
Pelukan Bian
82
Abi-Umi?
83
Para Emak-Emak
84
Sekolah khusus kepekaan
85
Ngga punya kandang
86
Mengungkapkan perasaan
87
Natural dan manis
88
Tetap cantik (Bian)
89
Pipi gadis cerewet
90
Biasanya berakhir cinta
91
Kekesalan Bian
92
Kadang-kadang rindu
93
Penjagaan Bian
94
kenangan malam minggu
95
Andaikan....... (Syafa)
96
cukup gue (Syafa)
97
Membuatnya nyaman
98
Menang nih Bian (Luthfi)
99
Tetaplah bersamaku
100
Boleh peluk ngga?
101
Label putri dingin
102
Pasangan paling romantis
103
Senyum dari Syafa
104
Bergandengan tangan
105
Bertingkah menyebalkan
106
Untung sayang (Syafa)
107
Udah main KDRT
108
Ngga boleh luluh
109
Berdua di kamar
110
Gue akan nikahin lo
111
Menikahlah (Luthfi)
112
Belum Siap kehilangan
113
Menyatukan karakter
114
Terjadi Sesuatu
115
Tersenyum hangat
116
Calon pengantin
117
Bau-bau bucin
118
menaklukkan hati istri
119
Esnya membeku lagi
120
Pernikahan Syafa dan Bian
121
SAH!!!!!!!
122
Mencium pipi
123
Suamiku mulai romantis
124
Malam pertama
125
Pengen banget ketemu?
126
Bibir merah jambu
127
Cantik! (Bian)
128
Mencintai istrinya
129
Cemburu? (Syafa)
130
I love U suamiku
131
Perlakuan manis Syafa
132
Suka panggilan itu
133
Kembali merah merona
134
Aku butuh Syafa
135
Status jomblo
136
Kisah memilukan
137
Ngga mau ngaku
138
Melepaskan kerinduan
139
Pacaran setelah nikah
140
Tiap hari juga gue mau
141
Aku sayang sama kamu
142
Panggil sayang
143
Berbalik menggoda
144
Anak siapa sih ini?
145
Berarti tanpa disadari
146
Demi liat kalian bahagia
147
Kehidupan pernikahan
148
Pengakuan (Syafa)
149
Tingkah menyebalkan Syafa
150
Rezeki ngga akan kemana
151
Sekalian buat anak
152
Terlalu cantik (Syafa)
153
Suami-istri yang bego
154
kebahagiaan lo bukan di gue (Reza pada Susi)
155
Bian jadi makin perhatian
156
Acara dadakan malam ini (Luthfi)
157
End (Sampai jumpa lagi readersku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!