Sepanjang perjalanan, Bian sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia hanya fokus mengikuti 2 kendaraan di depannya yang dikendarai oleh teman-teman Syafa
"Bian. Kok diam aja sih?" tegur Syafa pada Bian
"Bukannya udah sering? Ngapain nanya" jawab Bian dengan cuek
"Ngga juga tuh. Biasanya juga rewel" balas Syafa
"Loh yang rewel" tukas Bian
"Biarin" ketus Syafa, "Oh ia Bi. Gue pengen nanya dong" lanjutnya
"Hmm Nanya apa" sahut Bian
"Loh liat tiga teman gue di depan kan?"
"Liat. Mata gue masih ada"
"Jangan bercanda dulu" Syafa mencubit perut Bian
"Jangan Sya" Bian memegang tangan Syafa "Nanti kalau jatuh gimana?"
"Loh sih" ketusnya
"Pertanyaan loh ada-ada aja. Ya jelas gue liat. Orang sekarang lagi ngikutin mereka mau kemana. Gerah gue" ucap, Bian yang setengah kesal
Syafa terkekeh dibuatnya "Namanya juga lagi ngikutin cewek. Pasrah aja udah"
"Jadi mau nanya apa?" Bian mengingatkan Syafa pada awal pembicaraan mereka
"Oh ia. Hampir gue lupa. Bi, diantara ketiga teman gue itu. Yang mana yang paling mendekati tipe loh?"
"Ngga ada" jawab Bian dengan cepat dan tetap fokus melihat ke depan
"Kok ngga ada sih. Ngga mungkinlah" protes Syafa
"Kenapa jadi loh yang ngatur? Kalau ngga ada yah mau gimana?"
"Yah bukan gitu sih maksud gue. Kira-kira aja gitu. Diantara ketiga teman gue itu mana yang jadi tipe loh gitu" ujar Syafa yang menyandarkan dagunya di pundak Bian
"Udah gue bilang ngga ada"
"Tapi loh normal kan Bi?"
Pertanyaan Syafa mendapat respon tajam dari Bian. Pria itu menoleh ke arah Syafa yang wajah gadis itu hanya beberapa senti dari wajahnya
"Bercanda. Sana fokus lagi" Syafa takut jika Bian marah. Ia pun menarik kepala Bian untuk kembali menghadap ke depan
"Sekali lagi ngomong aneh-aneh. Kita pulang" ancam Bian
"Ya jangan dong. Belum juga jalan-jalannya" gerutu Syafa
"Makanya jangan bawel"
"Ia ia. Jahat banget" ketus Syafa yang terus mencibirkan bibirnya di pundak Bian
Sesampainya di mall. Mereka memarkirkan kendaraan mereka di basement yang ada di mall tersebut
"Keliling jalan-jalan dulu atau langsung nonton nih?" seru Icha yang memulai pembicaraan setelah memarkirkan kendaraannya
"Gue sih ngikut aja" jawab Susi
"Gue juga" timpal Gita
"Loh gimana Bi?" tanya Syafa pada Bian
"Terserah loh" sahut Bian yang fokus mengedarkan pandangannya
"Nyari siapa sih? Ini parkiran. Ngga ada cewek cantik" cetus Syafa
"Otak loh" geram Bian yang menyentil pelipis Syafa
"Ya habisnya loh celingak-celinguk" tukas Syafa yang mengelus pelipisnya
"Gue mau ngopi dulu" seru Bian
"Ok. Jadi kita ngopi dulu" usul Icha
"Giliran Bian aja yang ngomong. Langsung mau" ketus Syafa
"Udah ayo" Susi menarik tangan Syafa untuk jalan lebih dulu
"Ayo" Gita menarik tangan Icha untuk mengikuti kedua teman mereka "Ayo Bian" dan tak lupa memanggil Bian
"Ayo Bian" ajak Icha
Bian mengikuti keempat gadis itu dengan pasrah. Mereka berkeliling untuk mencari kafe di dalam mall tersebutlah
"Mau disini aja ngga Bi?" tanya Syafa pada Bian yang menunjuk sebuah kafe unik dengan beberapa pengunjung
"Hmm. Ia" Bian mengangguk setuju
"Ayo"
Syafa memilih meja yang paling ujung dan dekat dengan jendela agar Bian tidak terlalu terganggu dengan suara bising pengunjung lain. Maklum saja, pria itu tidak begitu suka di tempat penuh keramaian
"Mau pesan apa?" seorang pelayan yang datang menghampiri mereka
"Loh mau pesan apa Bian?" tanya Icha
Bian masih sibuk melihat-lihat menu yang ada di depannya tanpa menjawab pertanyaan Icha
"Yah. Dicuekin" ledek Gita
"Dia lagi sibuk mau pesan apa. Bukan sengaja nyuekin gue" protes Icha yang tidak ingin terlihat salah
Susi terkekeh "Pintar banget nyari pembelaan"
"Bian mau Americano?" tawar Syafa
"Ia" Bian mengangguk dan menutup buku menu tersebut
"Americano dua yah. Satu panas, satu dingin" ucap Syafa pada pelayan itu
"Ia baik" jawab pelayan itu
"Tau banget Bian suka Americano" ledek Gita
"Taulah. Tiap kita diluar juga pesannya pasti itu" jawab Syafa
"Udah. Cepetan kalian pesan apa?" tanya Icha pada Susi dan Gita
"Yang jealous mah beda" ledek Susi sambil menahan senyumnya
"Gue pesan Latte aja deh. Ngga suka yang pahit-pahit" cetus Gita
"Karna hidup loh udah pahit yah?" ledek Syafa
"Enak aja. Nggalah" sahut Gita
"Pesan Americano yah mbak" seru Icha
"Yang panas atau yang dingin?"
"Yang..... Hmmm" Icha melirik ke arah Bian dan Syafa yang duduk berdua di depannya, "Hmmm. Dingin"
"Gue pesan Latte juga deh" cetus Susi
"Saya ulangi pesanannya yah? 2 Latte, 2 Ice Americano, dan 1 Hot Americano" seru pelayan itu
Pelayan itu pun pergi setelah mereka mengiyakan pesanan mereka berempat
"Sejak kapan loh suka Ice Americano?" tanya Syafa pada Icha yang ia tau sepupunya itu sama sekali tidak menyukai kopi
"Yah.... Sejak detik ini" jawab Icha dengan gugup
"Sejak tau Bian suka Americano lebih tepatnya" ledek Gita yang dibarengi tawa kecil dari Susi
"Eh. Sembarangan kalau ngomong" Icha menyenggol lengan Gita yang duduk di samping kanannya, karna Susi duduk di samping kirinya
"Oh ia. Main yuk. Sambil nunggu pesanan datang" usul Susi
"Boleh. Mau main apa?" sahut Syafa dengan antusias
"Gue sih ngga pengen main. Cuma pengen ngetes kekompakan Syafa sama Bian aja" tukas Gita
"Kok jadi ke mereka?" protes Icha
"Emang selain mereka berdua. Siapa lagi yang berpasangan disini?" balas Gita
Bian menghela napas dan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Kafe itu begitu unik dari dalam. Bahkan tempat duduknya menggunakan sofa agar pengunjung terlihat nyaman
"Kenapa?" tanya Syafa yang juga ikut menyandarkan tubuhnya
"Ngga apa-apa" jawab Bian dengan pelan
"So sweet banget sih mereka" bisik Gita pada kedua teman di sampingnya
"So sweet apanya. Biasa aja kali" protes Ich yang tidak senang
Susi mengode Gita lalu mereka tertawa, "Cemburu mah jangan keliatan banget kali" bisik Susi
"Siapa yang cemburu" protes Icha
Disaat ketiganya sibuk berdebat. Pemandangan di depan mereka membuatnya terkejut. Pasalnya, Syafa sudah bersandar di bahu Bian sambil memainkan ponselnya. Bahkan sesekali memperlihatkan sesuatu pada Bian dari ponselnya
"Duh. Yang lagi kasmaran serasa dunia milik berdua yah" sindir Gita yang yang mesem-mesem pada Susi
"Siapa yang loh maksud?" seru Syafa yang mengalihkan ponselnya
"Biasa. Yang lagi pacaran" sindir Gita
"Oh. Kirain apaan. Biasa aja kali" Syafa malah tidak peka jika Gita sedang menyindir dirinya dan Bian
"Astaga. Dia ngga ngerasa" Gita menarik tangan Susi dari belakang dan berbisik pada gadis itu
"Udah. Ngga usah disindir lagi. Ntar ada yang makin sakit hati" ledek Susi di belakang Icha yang ia yakini temannya itu bisa mendengar obrolan mereka
"Oh ia Bian. Gue mau nanya dong" ujar Gita
Bian tidak langsung menjawab. Beberapa detik setelahnya, ia pun mengangguk pasrah
"Kita kan udah liat nih tadi, kalau Syafa tau loh suka minum apa. Sekarang kita pengen tau dong. Kebiasaan yang paling sering dilakuin Syafa kalau sama loh apa?" tanya Gita yang menopang dagunya dengan telapak tangannya
"Pertanyaan loh kenapa gitu sih?" protes Icha secara terang-terangan
"Emang pertanyaan Gita kenapa? Ada yang salah?" ledek Susi
"Ya ngga apa-apa" ucap Icha dengan malu
"Ayo Bian jawab" desak Gita
Syafa mendongak untuk menatap Bian yang diberi pertanyaan oleh temannya. Bian sejenak berpikir dan sedikit menunduk untuk dapat menjangkau wajah Syafa
"Suka nyandar" jawab Bian yang masih melihat Syafa
"Emang pada dasarnya Syafa suka nyandar ke siapapun" potong Icha
"Ngaco" protes Syafa yang meluruskan tubuhnya, "Ngga yah. Ngomong jangan asal yah, Cha"
"Sampai bangun loh Syafa" ujar Susi
"Icha nih. Ngomongnya ngaco. Gue emang suka nyandar. Tapi ngga ke semua orang juga. Yakali gue nyandar ke orang yang ngga gue kenal" celoteh Syafa
"Ke orang tertentu aja berarti?" pancing Gita
"Ya ialah. Gue mah ngga sembarangan juga kali. Kalau dah gue kenal lama dan udah sering sama-sama, baru deh kebiasaan gue itu muncul" jelas Syafa
"Harus nyaman?" tanya Susi dengan serius
"Haruslah. Kalau ngga nyaman kan bahaya juga" ketus Syafa
"Berarti sama Bian nyaman dong?" Gita kembali memancing
"Plus aman. Kalau ada dia mah udah pasti gue aman. Ngga ada yang berani macam-macam"
"Emang loh pikir Bian bodyguard loh?" tukas, Icha
"Tepat" Syafa menunjuk Icha lalu tertawa saat melihat ke arah Bian yang memasang wajah kesal
"Ngga-ngga. Bercanda doang. Jangan marah" Syafa menarik-narik lengan Bian
Tepat saat itu. Seorang pelayan tengah membawakan pesanan mereka. Gita menyodorkan satu Ice Americano kepada Icha dan satu Latte kepada Susi
Bian pun memberikan Ice Americano kepada Syafa. Dan ia sendiri menarik Hot Americano pesanannya
"Tunggu. Bukan loh yang pesan Ice Americano?" Tanya Icha pada Bian
Bian mengerutkan kening, "Bukan. Gue Hot Americano. Syafa yang pesanannya sama kayak loh"
"Waduh. Ada yang salah paham ternyata" ledek, Gita
"Gita?" sergah Susi
"Jangan bilang. Loh pesan Ice Americano karna loh pikir Bian pesan itu juga?" tebak Syafa yang membuat Icha tak berkutik
*
*
*
Jangan lupa like dan beri tipnya. Makasih semuanya 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
❃.✮:▹ ρєямαтα ◃:✮.❃
kasian icha udah di skak mat ama temennya sendiri😂😂😂😂😂
2021-02-04
2
mintil
bian judes tapi sweetnya gak ketulungan. jadi inget mantan. aw aww
2021-01-30
1
Nanad
kok gua jdi deg deg an nih thor ngeliat kelakuan mereka kek pacaran aja dehh 😂 😅
2021-01-04
1