"Bisa diam ngga sih loh?" geram Syafa pada Icha yang masih terus ia bekap mulutnya menggunakan telapak tangannya
Bian terlihat cuek saja bahkan ia sama sekali tidak melihat ke arah Icha maupun teman perempuan lainnya yang sejurusan dengannya. Memberikan minuman saja kepada Syafa saja hanya menoleh sekilas
"Lepasin dulu" seru Icha setelah berhasil melepaskan tangan Syafa
"Mulut loh bocor banget yah. Gimana kalau sampai yang lain dengar dan mikir yang macam-macam?" ketus Syafa
"Eh. Gue aja sepupu loh bisa mikir yang macam-macam. Gimana mereka yang emang dari awal ngga tau apa-apa" sahut Icha yang terus bergantian menatap Syafa dan Bian
"Seenggaknya suara loh kecilin" tukas Syafa
"Ok. Jelasin ke gue? Apa maksud loh tadi? Loh sama Febian ini tinggal serumah? Gimana ceritanya? Loh kan tinggal bareng Kak Syifa sama suaminya?" cercah Icha dengan bertubi-tubi pertanyaan
"Nanyanya pelan-pelan bisa ngga sih? Gimana mau gue jelasin kalau loh dari tadi ngoceh mulu kek bebek" sergah Syafa
"Enak aja loh ngatain gue bebek" protes Icha
Bian menggaruk kepalanya dan meminum minuman yang masih tersisa dalam botol tersebut. Ia sebenarnya malas berada diantara kedua gadis yang super cerewet itu. Namun ia terpaksa harus berada disana jika tidak ingin beberapa gadis lainnya mendekatinya seperti di kantin tadi. Untung saja Syafa tadi menelpon untuk dibelikan minuman. Dan itu membuat Bian berhasil lolos dari mereka yang membuatnya terganggu
"Bian. Ngga apa-apa kan kalau gue ngasih tau Icha kita tinggal serumah? Icha ini sepupu gue kok. Biar nanti kalau ada yang mikir macam-macam. Ada Icha yang ngebelain kita" cetus Syafa pada Bian yang merasa bodo amat dengan keduanya
"Terserah loh. Itu ngga guna bagi gue. Dan gue juga ngga akan perduli omongan orang lain nantinya" jawab Bian dengan tampang dinginnya hingga membuat Syafa ingin sekali mencakar wajahnya itu
"Bisa ngga sih depan gue ngga usah pasang wajah sok cool gitu?" ketus Syafa
"Muka gue emang gini. Kenapa? Ngga suka?" tukas Bian masih dengan wajah dinginnya
"Dih. Terserah loh deh. Ngga guna juga tuh buat gue" ujar Syafa dengan sewot
"Kok kalian malah berantem? Jadi hubungan kalian itu apa?" sergah Icha
"Dia adiknya kakak ipar tersayang gue" jawab Syafa hingga membuat Icha tersedak dengan air liurnya
"Santai dong Cha. Kenapa sih loh? Kaget banget" seru Syafa membantu Icha memukul punggungnya karna tiba-tiba terbatuk
"Keselek air liur gue" sahut Icha lalu terkekeh
"Icha. Jorok ah" jijik Syafa
"Jadi Febian ini adiknya kakak ipar loh?" tunjuk Icha pada Bian setengah percaya
"Santai dong" tukas Syafa menurunkan telunjuk Icha, "Panggil aja dia Bian. Kepanjangan kalau Febian"
"Pantesan cakep. Suaminya Kakak Syifa aja cakep banget" ucap Icha dengan polos
Satu jitakan mendarat di kepala Icha. "Bisa ngga sih mata loh dikontrol dikit hah?"
"Kenapa loh yang marah sih?" gerutu Icha
"Mata loh tuh" tukas Syafa
Baru saja Icha hendak membalas. Para senior mereka sudah kembali memasuki ruangan tersebut sebagai pertanda waktu istirahat mereka telah berakhir
"Ayo semuanya kumpul kembali" seru Hendra
"Bian. Loh duduk bareng kita aja disini" tawar Icha pada Bian
Bian hanya menoleh sekilas namun tidak menjawab. Ia mengedarkan pandangannya dan melihat beberapa gadis tengah tersenyum padanya hingga membuat dirinya risih. Ia pun terpaksa mengikuti Syafa dan Icha untuk duduk bersama daripada harus duduk dikelilingi gadis-gadis yang membuatnya muak berada disana
"Loh beneran mau duduk disini?" tanya Syafa yang memastikan setelah, Bian duduk di sampingnya
"Kenapa? Ngga boleh?" tanya ulang Bian
"Boleh-boleh aja sih. Tapi tuh liat, cewek-cewek disana pada ngeliatin loh" sahut, Syafa yang menunjuk beberapa gadis tengah menatap, Bian dengan ekor matanya
"Itu yang bikin gue malas" balas, Bian dengan pelan
"Cieee, Bian jadi rebutan" ledek Syafa dengan pelan
Bian melirik Syafa dengan tajam hingga membuat Syafa menyengir karna takut dengan tatapan tajam laki-laki tersebut
"Bercanda Bian. Ngga usah marah-marah" Syafa menyapu wajah Bian agar tidak terus menatapnya
"Bagaimana waktu istirahatnya teman-teman semua?" seru Mahir
"Cukup" teriak mereka semua
"Kalau begitu. Bisa kita lanjut acara kita?" seru Hendra kembali
"Lanjut"
Baik. Mari kita lanjut acara kita semua" sahut Hendra
"Kita akan memainkan beberapa game untuk seru-seruan. Bisa?" seru Mila sebagai senior tercantik yang ada disana
"Bisa"
"Kita mulai game yang pertama yah. Ini game tatap mata gue" seru Mahir
"Maksudnya gimana?" tanya Syafa
"Ia. Ngga ngerti gue" sahut Icha
"Gamenya gimana kak?"
"Ia kak. Kita belum ngerti"
"Ok. Biar gue jelasin dulu aturan permainannya. Nah, masing dari kalian akan saling bertatap-tatapan sampai salah satunya nyerah. Pasangan kalian dalam game ini adalah teman duduk kalian, yang mulai dihitung dari paling ujung kanan" tutur Hendra yang menunjuk orang yang paling berada di ujung
"Semoga gue sama loh deh" ucap Syafa pada Icha
"Maksudnya biar loh bisa kalah?" ledek Icha
"Gue ngga akan kalah dari loh" tegas Syafa
Hitungan demi hitungan terus berlanjut sampai pada Icha yang ternyata harus berpasangan dengan seorang gadis juga yang duduk di sebelahnya. Dan Syafa harus berpasangan dengan Bian
"Masa sama loh sih?" gerutu Syafa
"Sana protes ke senior" sahut Bian dengan santai
"Mana berani gue" ketus Syafa
"Loh mau gue yang protes?" tawar Bian
"Ngga" jawab Syafa dengan tegas, "Ngga usah. Yang ada loh malah bikin ribut" sergahnya
"Loh yang mau juga" keluh Bian
"Tapi nanti loh ngalah yah sama gue?" pinta Syafa dengan sangat manis untuk merayu Bian
"Ngapain?" ketus Bian
"Biar gue bisa menanglah. Yah? Yah? Bian? Yah? Ntar ngalah yah?" bujuk, Syafa dengan lembut
"Giliran punya maksud loh baik-baikin gue yah" tukas Bian
"Jelas lah. Ya udah kalau ngga mau" rajuk Syafa
"Dasar cewek" keluh Bian yang menggeleng
"Semuanya sudah mendapatkan pasangan?" tanya Runi salah satu senior cewek
"Sudah kak"
"Febian mana?" tanya Mila yang tidak melihat Bian berada dimana
Semua ekor mata pun mencari keberadaan sosok pria tampan yang menjadi idaman cewek-cewek disana termasuk seniornya Mila. Bian mengangkat tangannya pertanda ia berada disana
"Oh. Febian berpasangan sama siapa?" tanya Mila dengan begitu lembut
"Jelas-jelas dia ngeliat gue di dekat Bian" gerutu batin Syafa
"Ditanyain" ucap, Bian yang sangat pelan pada, Syafa
"Ngga mau. Malas" balas, Syafa yang tak kalah pelan
Tanpa menunggu aba-aba. Bian mengangkat tangan, Syafa untuk menunjukkan bahwa gadis itulah yang menjadi pasangannya dalam game tersebut
Sorakan riuh terdengar meledek mereka. Pasalnya, genggaman tangan, Bian begitu erat mengangkat tangan, Syafa
"Bian" geram, Syafa yang menarik paksa tangannya, "Kalau sampai ada rumor apa-apa tentang kita, gue makan mentah-mentah loh" lanjutnya dengan pelan
"Sudah-sudah. Kalau begitu, silahkan kalian berhadap-hadapan dengan pasangan masing-masing" perintah, Runi
Kini semuanya tengah berhadapan dengan pasangan game mereka masing-masing. Syafa dengan cemberut menghadap ke arah, Bian dengan malas
"Kenapa loh?" tanya, Bian dengan mengerutkan keningnya melihat tingkah, Syafa yang cemberut
"Ngga tau. Udah diem aja deh" ketus, Syafa
Dengan malas, Bian memutar malas bola matanya. Ia sama sekali tidak bisa mengerti apa yang dimau oleh para cewek-cewek. Terlebih pada gadis yang ada di hadapannya kini
"Siap......... Mulai" seru, Hendra
Semuanya kini tengah saling bertatap-tatapan untuk mematikan lawannya. Ada yang sudah menyerah karna langsung tertawa, ada yang sudah berkaca-kaca dan tidak lagi sanggup.
"Bian, ngalah dong" ucap, Syafa dengan memelas
Bian tidak menghiraukannya. Ia terus menatap kedua mata, Syafa tanpa ekspresi apapun. Sedangkan, Syafa sudah setengah mati untuk bertahan menatap balik kedua bola mata, Bian yang berbinar terang
"Bian, please ngalah. Gue udah ngga kuat" pinta, Syafa dengan mata yang mulai terlihat berair disana. Namun, Bian tetap tidak mau mengalah
Kedua bola mata, Syafa sudah mulai hampir digenani air mata karna pedih terlalu lama tidak berkedip. Ia mulai merasakan pedih pada bola matanya. Baru saja ia hendak berkedip, Bian sudah mengalihkan pandangan. Dan seketika itu juga, Syafa berkedip dan berhamburlah air matanya yang tertahan
"Bian sialan. Ngapain ngalah disaat udah mulai kepedisan mata gue" celoteh, Syafa yang membatin menerkam wajah, Bian dengan matanya yang ia tajamkan
"Tuh, air mata loh jatuh. Lap sana. Ngapain ngeliatin gue" cetus, Bian dengan tampang sok dinginnya
"Gue aduin loh ke kakak. Loh udah bikin gue nangis" ancam, Syafa yang menyapu air matanya
"Dasar jangkrik" ketus, Bian
"Bian" teriak, Syafa yang membuat semua Pasang mata tertuju padanya
*
*
*
Maaf yah lama. Ngga tau kenapa selama 3 hari ini, sinyal buruk banget. Mau buka novel ini aja susah. Harus diulang-ulang terus. Ini bikin aktivitas aku yg lain terganggu terutama buat nulis. maaf yah semua. Ngirim eps ini aja luamaaaa bangeeettttt prosesnya
Jgn lupa untuk selalu meninggalkan jejak likenya, komen positifnya, dan beri tipnya juga sebagai dukungan untuk author. Makasih semua 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Nur Janna
lanjut thoor 😘😘
2021-04-22
1
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
Lo dan loh .... beda arti gk sih
2021-01-20
1
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
tanda titik koma nya gk tepat n kebanyakan, ganggu banguet tolong d kondisi kan LG thorr,
2021-01-20
1