Rasanya Nano-nano

Dengan malu, Syafa berdehem dan menegakkan tubuhnya sambil mengambil popcorn yang diberikan oleh Bian "Ngga apa-apa"

"Cih. Aneh" guman Bian

"Loh yang aneh" ketus Syafa karna mendengar Bian mengatai dirinya aneh

Bian tidak membalas. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi dan melihat kedua tangannya di atas perut sambil pandangannya tetap menatap layar lebar

Syafa menoleh ke arah Bian dan tanpa sengaja melihat gadis di samping pria itu yang tengah menatap Bian dengan mata yang penuh pancaran binar-binar

"Gila nih cewek ngeliatin Bian terus" batin Syafa yang merenggut dan ia tidak tinggal diam. Ia menyandarkan tubuhnya dan menyandarkan kepalanya di bahu Bian

Bian sedikit terkejut dengan kehadiran Syafa namun tidak berkata apapun. Ia merasa hal ini sudah biasa dilakukan oleh gadis cerewet itu. Itu sebabnya ia hanya diam dan kembali fokus menatap layar lebar

"Untung si manusia es ini ngga nanya kenapa gue tiba-tiba nyandar" Syafa menghela napas lega "Tapi cewek di samping Bian ini masih ngeliatin Bian terus ngga sih?"

Syafa yang penasaran mengintip dari balik bahu Bian dan ternyata gadis di samping Bian itu masih tetap memperhatikan Bian dan sesekali menoleh ke arah Syafa yang berani-beraninya bersandar di bahu Bian

"Kok dia masih ngeliatin sih? Biasanya kan kalau ada cewek yang naksir cowok, tapi kalau udah tau cowok itu punya pacar, langsung nyerah. Eh ini malah tambah diliatin. Kan kesel gue. Eh tunggu, tapi kan gue bukan pacarnya Bian. Hmmm, tapi kan siapa yang tau kalau gue bukan pacarnya. Aaaaaa, gue kenapa sih?"

Syafa menjerit dalam batinnya. Ia bahkan menggeleng untuk mengusir rasa tidak masuk akal dalam pikirannya itu hingga membuat Bian menoleh padanya

"Kenapa?"

Syafa hanya mendongak sedikit untuk menjangkau wajah Bian. Namun ia justru tidak menjawab pertanyaan Bian. Hingga akhirnya pria itu berasumsi jika gadis itu saat ini tengah ketakutan. Jelas saja, karna sejak tadi Syafa terus mengomel tentang rasa takutnya

Bian yang merasa kasian, ia mengebelakangkan tangannya dan menjangkau pundak Syafa hingga gadis itu semakin merapat ke tubuhnya

Syafa membulatkan kedua matanya dengan terkejut "Bentar. Ini Bian sekarang lagi meluk gue?" batinnya dengan rasa tidak percaya

"Jangan takut. Sebentar lagi filmnya selesai" ucap Bian yang berusaha membuat Syafa lebih tenang karna ia merasa gadis itu sedang takut dengan film yang di tontonnya saat ini

"Tunggu. Jangan bilang kalau Bian ngira gue takut karna filmnya? Oh my no" Syafa ingin sekali berteriak untuk mengatakannya. Tapi ia lebih memilih untuk mengangguk

"Ya ampun. Ternyata si manusia es terkutuk ini bisa romantis juga yah. Aaaaaa. Gue berasa lagi di posisi cewek-cewek yang main film adegan romantis gini. Sumpah, jadi rasanya nano-nano gini?"

Syafa tidak berhenti berbicara dengan batinnya sendiri. Sejak tadi ingin sekali ia berteriak untuk mengungkapkan rasa senangnya. Bukan senang karna Bian yang memeluknya. Tapi akhirnya ia bisa merasakan apa yang selama ini ia tonton di tv.

Nonton di bioskop, makan popcorn, nyandar di bahu laki-laki, dan yang lebih membuatnya serasa terbang, adalah dipeluk ketika sedang ketakutan. Syafa akhirnya bisa merasakan seperti di film-film

"Masih takut?" Bian membuyarkan lamunan Syafa dengan memegang kepala gadis itu

Syafa menarik napas untuk bisa lebih leluasa mengontrol dirinya agar tidak bertingkah aneh di depan Bian "Ngga kok" ia menggeleng

Bian malah kembali menyandarkan kepala Syafa di bahunya. Ia merasa jika gadis itu berpura-pura tidak takut padahal sedang takut. Itu terbukti dari cara gadis itu menghela napas

"Apa muka gue semengerikan ini yah? Bian sampai khawatir banget kalau gue takut nonton filmnya. Tuhannnnn. Kok gue malah terjebak di keadaan begini sih? Niat mau senang-senang juga"

Sepanjang film itu berlangsung. Syafa bahkan beberapa kali sempat berteriak jika hantunya tiba-tiba terlihat. Bian harus beberapa kali mengusap telinganya karna suara teriakan gadis itu. Namun ia tetap setia mengusap kepala gadis itu dan bahunya untuk sekedar menenangkannya

Bahkan sampai film itu selesai, Syafa masih tidak henti-hentinya mengumpat pada hantu yang tiba-tiba nongol tanpa aba-aba dan harus membuatnya berteriak karna terkejut

"Sumpah yah. Tuh film bikin gue jantungan" Syafa terus berceloteh panjang kali lebar

"Jantungan apaan. Orang seru banget juga" protes Icha

"Ia seru. Bagi kalian yang ngga peduliin gue sama sekali" balas Syafa dengan sewot

"Tapi kan ada Bian yang daritadi ngejagain loh" cetus Gita

"Maksudnya gimana?" tanya Icha yang ingin diperjelas

"Maksudnya kan, Bian selalu ngejagain Syafa. Kan emang itu tujuan Bian kesini. Buat nemenin dan jaga Syafa" Susi buru-buru menjawab

"Ia. Loh kayak ngga tau aja. Kan harusnya loh yang lebih tau" tukas Gita

"Ayo pulang" seru Bian yang wajah dan suara dinginnya mulai kembali

"Ayo" ajak Syafa pada ketiga temannya

"Cieee. Yang tadi ehem-ehem sama Bian" ledek Susi dengan berbisik agar tidak ada yang mendengarnya

"Maksud loh apa?" Syafa terlihat khawatir dan berusaha menutupi rasa gugupnya

"Gue liat semuanya kok" jawab Susi dengan pelan

"Se.... Serius?" Syafa terkejut dan langsung menutup mulutnya ketika Bian, Icha dan Gita menoleh padanya "Sorry" ia meminta maaf pada temannya dengan menggigit bibir bawahnya

"Loh kenapa Sya?" tanya Icha dengan heran

"Palingan diceritain tentang hantu sama Susi" seru Gita

Susi tertawa "Tau aja loh Git" Susi dan Gita saling mengode satu sama lain

"Ngga usah diceritain. Ntar yang ada malah tambah takut dia" cegah Icha yang percaya pada dua gadis itu

"Ia nih Susi. Ngga usah cerita lagi" Syafa buru-buru berjalan hingga membuat Bian mengernyit heran

Sesampainya diluar. Ternyata hujan sangat deras. Mereka pun ke basement untuk mengambil kendaraan mereka

"Pake jaket gue" Bian melepaskan jaketnya dan memberikannya pada Syafa. Ia bahkan memakaikannya sendiri ke tubuh gadis mungil itu

"So sweet banget" ledek Gita

"Apaan sih Git" ujar Syafa yang terlihat malu. Namun tidak dengan Bian yang raut wajahnya tetap dingin

"Jadi pulangnya gimana nih kalau hujan gini?" cetus Susi

"Deras banget pula" sahut Icha yang melirik ke arah Bian. Namun pria itu bahkan sama sekali tidak menoleh padanya

"Gue juga harus nganterin loh dulu ke rumah Syafa kan?" tukas Gita

"Astaga ia. Gue bahkan sampai ngga kepikiran itu" Syafa menepuk jidatnya

"Terus gue gimana dong?" ujar Icha dengan manja

"Atau gini aja. Kalian berdua mau nginap di rumah gue ngga?" Syafa bertanya pada Susi dan Gita

"Gue sih kayaknya ngga bisa deh. Orang-orang rumah pasti lagi nungguin gue sekarang" sahut Susi

"Gue juga kayaknya ngga bisa. Kakak gue ntar marah-marah gimana?" timpal Gita

"Terus gimana dong Bi?" tanya Syafa pada Bian yang diam saja

"Ngga tau" jawab Bian dengan singkat

"Ih" Syafa memukul pelan lengan Bian "Bantuin mikir kek, apa kek gitu" ketusnya

"Atau kalian gotig aja kali yah?" usul Gita

"Gotig?" ulang Susi

"Ia gotig" jawab Gita

"Gotig apaan?" tanya Syafa

"Sazkia Gotik maksud loh?" perjelas Icha

"Ngaco" tukas Syafa pada Icha

"Terus gotig itu apa?" tanya ulang Susi

"Gonceng tiga" jawab Gita

"What?" Syafa, Icha dan Susi terkejut mendengar penuturan dari Gita. Bian bahkan sedikit terkejut

"Gila kali loh ngasih saran kek gitu" Protes Syafa

"Itu jalan satu-satunya. Lagian kan, sekarang hujan. Jadi bakal aman, ngga ada polisi" jelas Gita

"Gue setuju sih" sahut Icha

"Emang loh pengen" tukas Syafa. "Tapi ni yah menurut gue. Ada atau ngganya polisi. Kita sebagai warga negara yang baik itu, harus selalu mentaati peraturan. Benar ngga Bi?" seru Syafa dan Bian hanya mengangguk membenarkan

"Tapi ini lagi dalam keadaan genting Sya" seru Icha

"Gimana yah?" Susi berusaha mencari jalan keluar

"Makin lama kita disini. Yang ada malah makin lama pulangnya" tegur Gita

"Benar juga sih. Bi, loh mau ngga kita bertiga naik motor loh?" Syafa terlebih dahulu menanyakannya pada Bian sebelum mengambil keputusan

Bian sejenak berpikir. Sebenarnya ia tidak mau. Terlebih gadis itu adalah Icha. Tapi ia juga kasian jika kedua gadis yang harus mengantar Icha bolak balik ditengah guyuran hujan

Dengan napas berat, Bian mengangguk "Ya udah. Ayo pulang"

"Yes" Icha berucap dengan heboh hingga membuat Syafa memicingkan matanya

"Udah-udah ayo" Susi menarik tangan Syafa untuk menghampiri Bian yang sedang memanaskan motornya

"Hati-hati yah Si, Git. Makasih buat waktunya hari ini" Syafa berpelukan pada kedua temannya sebelum berpisah malam ini

Setelah saling berpamitan, Syafa naik lebih dulu ke motor untuk berada di tengah lalu kemudian memanggil Icha yang masih berpelukan pada keduanya

"Loh. Kok malah loh yang di tengah?" protes Icha

"Terus yang di tengah harusnya loh gitu? Ngga bisa lah. Ayo cepetan naik. Sebelum Bian ngamuk" perintah Syafa

Dengan wajah yang di tekuk, Icha naik ke motor itu. Hayalannya tentang ia bisa memeluk Bian dari belakang sirna. Ini semua gara-gara Syafa yang menghalangi jalannya

"Pelan-pelan Bi" seru Syafa ketika mereka sudah berada di luar dan mulai diguyur hujan

"Jangan banyak protes. Pegangan" perintah Bian yang jika sudah seperti itu tidak lagi ingin dibantah

Syafa mencibir namun tetap berpegangan ke perut Bian dan menyandarkan kepalanya di punggung pria itu

"Jadi maksudnya gue disini ngga dianggap gitu?" batin Icha dengan kesal

*

*

*

Jangan lupa like dan beri tipnya. Terima kasih untuk yang semuanya ❤

Terpopuler

Comments

Eva

Eva

hahaha kasian s icha

2020-11-28

1

Aquine

Aquine

Teman2 mohon maaf. Hari ini Author gk bisa nulis. dikarenakan sedang kurang sehat (maag kambuh). Mohon doanya biar cpt pulih dan bisa nulis lagi bsk 🙏🏻

2020-11-28

14

Lina Ibuk'e Aisha

Lina Ibuk'e Aisha

wkwkwk 🤣

2020-11-28

1

lihat semua
Episodes
1 Hari yang menyebalkan
2 Tinggal serumah?
3 Dasar Jangkrik
4 Siap-siap melayang
5 Ganteng dari lahir
6 Singa dan Jangkrik
7 Adegan apa ini?
8 Suster Ngesot
9 Suka belum tentu sayang
10 Beralih jadi Bebek
11 Bahas cowok heboh
12 PDKT? Kecuali Bian
13 Yah! Ducekin
14 Kayak Obat Nyamuk
15 Ngedate bareng pacar
16 Cerewet tapi penakut
17 Rasanya Nano-nano
18 Kalian berdua jadian?
19 Ngegosipin Syafa
20 Adik-kakak lamban
21 Pacaran yang wajar
22 Merasa tersentuh
23 Jadi ikut sakit (Bian)
24 Ternyata malah zonk
25 Secerah mentari
26 Mencuri pandang
27 Pelukan pria dingin
28 Lagi jatuh cinta
29 Drama keributan
30 Perasaan terbalas?
31 Dasar terkutuk (Syafa)
32 Jangan kecewain Kakak
33 Gue cantik? Makasih!
34 Ekspresi malas hidup
35 Bukan Shirayuki, tapi Roka
36 Menerkam hidup-hidup
37 Merusak suasana
38 Loh cemburu?
39 Sang Pujaan Hati
40 Berdebar kencang
41 Menutupi semuanya
42 Kecuali sama Syafa
43 Sepucuk surat
44 Semoga selalu terbaik
45 Jangan dipaksa
46 Dasar ngga peka
47 Tanamam dimakan pagar
48 Perlengkapan bayi
49 Benar-benar gila
50 Api yang berkobar
51 Berusaha menebak
52 Jadi suami-istri dulu
53 Nikah dulu sama gue
54 Nanti jadi janda
55 Suami Istri & Anak
56 Bian kena marah
57 Ditakdirkan saling menjaga
58 Ketakutan Syafa
59 Jangan sentuh Syafa!
60 Perlakuan manis Bian
61 Kecebong dan Kampret
62 Rekaman CCTV
63 Mega pelakunya?
64 Ada yang aneh
65 Kalian akan aman
66 Berpencar
67 Syafa diculik
68 Menjerit kesakitan
69 Menemukan Syafa
70 Debaran jantung Syafa
71 Menjadi canggung
72 Jadi gue cantik? (Syafa)
73 Valid no debat
74 Mendiamkan Bian
75 Nikah sama gue? (Bian)
76 Menanti ulang tahun Bian
77 Bertengkar hebat?
78 Terus mencari masalah
79 Happy birthday Bi
80 Perayaan ulang tahun
81 Pelukan Bian
82 Abi-Umi?
83 Para Emak-Emak
84 Sekolah khusus kepekaan
85 Ngga punya kandang
86 Mengungkapkan perasaan
87 Natural dan manis
88 Tetap cantik (Bian)
89 Pipi gadis cerewet
90 Biasanya berakhir cinta
91 Kekesalan Bian
92 Kadang-kadang rindu
93 Penjagaan Bian
94 kenangan malam minggu
95 Andaikan....... (Syafa)
96 cukup gue (Syafa)
97 Membuatnya nyaman
98 Menang nih Bian (Luthfi)
99 Tetaplah bersamaku
100 Boleh peluk ngga?
101 Label putri dingin
102 Pasangan paling romantis
103 Senyum dari Syafa
104 Bergandengan tangan
105 Bertingkah menyebalkan
106 Untung sayang (Syafa)
107 Udah main KDRT
108 Ngga boleh luluh
109 Berdua di kamar
110 Gue akan nikahin lo
111 Menikahlah (Luthfi)
112 Belum Siap kehilangan
113 Menyatukan karakter
114 Terjadi Sesuatu
115 Tersenyum hangat
116 Calon pengantin
117 Bau-bau bucin
118 menaklukkan hati istri
119 Esnya membeku lagi
120 Pernikahan Syafa dan Bian
121 SAH!!!!!!!
122 Mencium pipi
123 Suamiku mulai romantis
124 Malam pertama
125 Pengen banget ketemu?
126 Bibir merah jambu
127 Cantik! (Bian)
128 Mencintai istrinya
129 Cemburu? (Syafa)
130 I love U suamiku
131 Perlakuan manis Syafa
132 Suka panggilan itu
133 Kembali merah merona
134 Aku butuh Syafa
135 Status jomblo
136 Kisah memilukan
137 Ngga mau ngaku
138 Melepaskan kerinduan
139 Pacaran setelah nikah
140 Tiap hari juga gue mau
141 Aku sayang sama kamu
142 Panggil sayang
143 Berbalik menggoda
144 Anak siapa sih ini?
145 Berarti tanpa disadari
146 Demi liat kalian bahagia
147 Kehidupan pernikahan
148 Pengakuan (Syafa)
149 Tingkah menyebalkan Syafa
150 Rezeki ngga akan kemana
151 Sekalian buat anak
152 Terlalu cantik (Syafa)
153 Suami-istri yang bego
154 kebahagiaan lo bukan di gue (Reza pada Susi)
155 Bian jadi makin perhatian
156 Acara dadakan malam ini (Luthfi)
157 End (Sampai jumpa lagi readersku )
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Hari yang menyebalkan
2
Tinggal serumah?
3
Dasar Jangkrik
4
Siap-siap melayang
5
Ganteng dari lahir
6
Singa dan Jangkrik
7
Adegan apa ini?
8
Suster Ngesot
9
Suka belum tentu sayang
10
Beralih jadi Bebek
11
Bahas cowok heboh
12
PDKT? Kecuali Bian
13
Yah! Ducekin
14
Kayak Obat Nyamuk
15
Ngedate bareng pacar
16
Cerewet tapi penakut
17
Rasanya Nano-nano
18
Kalian berdua jadian?
19
Ngegosipin Syafa
20
Adik-kakak lamban
21
Pacaran yang wajar
22
Merasa tersentuh
23
Jadi ikut sakit (Bian)
24
Ternyata malah zonk
25
Secerah mentari
26
Mencuri pandang
27
Pelukan pria dingin
28
Lagi jatuh cinta
29
Drama keributan
30
Perasaan terbalas?
31
Dasar terkutuk (Syafa)
32
Jangan kecewain Kakak
33
Gue cantik? Makasih!
34
Ekspresi malas hidup
35
Bukan Shirayuki, tapi Roka
36
Menerkam hidup-hidup
37
Merusak suasana
38
Loh cemburu?
39
Sang Pujaan Hati
40
Berdebar kencang
41
Menutupi semuanya
42
Kecuali sama Syafa
43
Sepucuk surat
44
Semoga selalu terbaik
45
Jangan dipaksa
46
Dasar ngga peka
47
Tanamam dimakan pagar
48
Perlengkapan bayi
49
Benar-benar gila
50
Api yang berkobar
51
Berusaha menebak
52
Jadi suami-istri dulu
53
Nikah dulu sama gue
54
Nanti jadi janda
55
Suami Istri & Anak
56
Bian kena marah
57
Ditakdirkan saling menjaga
58
Ketakutan Syafa
59
Jangan sentuh Syafa!
60
Perlakuan manis Bian
61
Kecebong dan Kampret
62
Rekaman CCTV
63
Mega pelakunya?
64
Ada yang aneh
65
Kalian akan aman
66
Berpencar
67
Syafa diculik
68
Menjerit kesakitan
69
Menemukan Syafa
70
Debaran jantung Syafa
71
Menjadi canggung
72
Jadi gue cantik? (Syafa)
73
Valid no debat
74
Mendiamkan Bian
75
Nikah sama gue? (Bian)
76
Menanti ulang tahun Bian
77
Bertengkar hebat?
78
Terus mencari masalah
79
Happy birthday Bi
80
Perayaan ulang tahun
81
Pelukan Bian
82
Abi-Umi?
83
Para Emak-Emak
84
Sekolah khusus kepekaan
85
Ngga punya kandang
86
Mengungkapkan perasaan
87
Natural dan manis
88
Tetap cantik (Bian)
89
Pipi gadis cerewet
90
Biasanya berakhir cinta
91
Kekesalan Bian
92
Kadang-kadang rindu
93
Penjagaan Bian
94
kenangan malam minggu
95
Andaikan....... (Syafa)
96
cukup gue (Syafa)
97
Membuatnya nyaman
98
Menang nih Bian (Luthfi)
99
Tetaplah bersamaku
100
Boleh peluk ngga?
101
Label putri dingin
102
Pasangan paling romantis
103
Senyum dari Syafa
104
Bergandengan tangan
105
Bertingkah menyebalkan
106
Untung sayang (Syafa)
107
Udah main KDRT
108
Ngga boleh luluh
109
Berdua di kamar
110
Gue akan nikahin lo
111
Menikahlah (Luthfi)
112
Belum Siap kehilangan
113
Menyatukan karakter
114
Terjadi Sesuatu
115
Tersenyum hangat
116
Calon pengantin
117
Bau-bau bucin
118
menaklukkan hati istri
119
Esnya membeku lagi
120
Pernikahan Syafa dan Bian
121
SAH!!!!!!!
122
Mencium pipi
123
Suamiku mulai romantis
124
Malam pertama
125
Pengen banget ketemu?
126
Bibir merah jambu
127
Cantik! (Bian)
128
Mencintai istrinya
129
Cemburu? (Syafa)
130
I love U suamiku
131
Perlakuan manis Syafa
132
Suka panggilan itu
133
Kembali merah merona
134
Aku butuh Syafa
135
Status jomblo
136
Kisah memilukan
137
Ngga mau ngaku
138
Melepaskan kerinduan
139
Pacaran setelah nikah
140
Tiap hari juga gue mau
141
Aku sayang sama kamu
142
Panggil sayang
143
Berbalik menggoda
144
Anak siapa sih ini?
145
Berarti tanpa disadari
146
Demi liat kalian bahagia
147
Kehidupan pernikahan
148
Pengakuan (Syafa)
149
Tingkah menyebalkan Syafa
150
Rezeki ngga akan kemana
151
Sekalian buat anak
152
Terlalu cantik (Syafa)
153
Suami-istri yang bego
154
kebahagiaan lo bukan di gue (Reza pada Susi)
155
Bian jadi makin perhatian
156
Acara dadakan malam ini (Luthfi)
157
End (Sampai jumpa lagi readersku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!